Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SOLUTIO AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI Kenti Prahmanti, M.Biotek, Apt.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SOLUTIO AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI Kenti Prahmanti, M.Biotek, Apt."— Transcript presentasi:

1 SOLUTIO AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI Kenti Prahmanti, M.Biotek, Apt

2 PENDAHULUAN AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI

3 Pengertian AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI Menurut : FI Ed IV hal 15-16 Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia terlarut. Terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.

4 Pengertian AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI Karena molekul-molekul dalam larutan terdispersi secara merata, memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur.

5 TUGAS AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI KETENTUAN UMUM FARMAKOPE INDONESIA V TENTANG : 1.SEDIAAN CAIR 2.BAHAN TAMBAHAN 3.WADAH

6 JENIS LARUTAN larutan yang mengandung sejumlah kecil zat Aktif yang terlarut. LARUTAN ENCER larutan yang mengandung jumlah maksimum zat Aktif yang dapat larut dalam air pada tekanan dan temperatur tertentu. LARUTAN JENUH larutan yang mengandung jumlah zat Aktif yang terlarut melebihi batas kelarutannya di dalam air pada temperatur tertentu. LARUTAN LEWAT JENUH AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI

7 KELARUTAN AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI JUMLAH MAKSIMUM ZAT TERLARUT YANG DAPAT LARUT DALAM PELARUT

8 KELARUTAN AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI

9 KELARUTAN AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI Jika suatu zat mudah larut, artinya 1 gram zat dapat larut dalam < 1 ml air Jika suatu zat sangat sukar larut artinya 1 gram zat dapat larut dalam air 1000 – 10.000 ml air Kelarutan suatu zat 1: 70 artinya 1 gram zat larut dalam 70 ml air

10 CONTOH AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI Rx/ Paracetamol 1.5 kelarutan paracetamol 1:70 Maka air yang diperlukan untuk melarutkan Paracetamol dalam resep = 1.5 x 70 = 105 ml

11 CONTOH AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI Rx/ codein HCl 0.1 kelarutan codein HCl mudah larut (1:1-10) Maka air yang diperlukan untuk melarutkan Codein dalam resep = 0.1 x 1 ml hingga 0,1 x 10 ml atau 0,1 hingga 1 ml

12 Faktor yang mempengaruhi kelarutan AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI kelarutan polaritas Salting out Salting in Pembentukan kompleks kelarutan temperatur cosolvency

13 1. POLARITAS AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI Kelarutan suatu zat memenuhi aturan ”like dissolves like” artinya – solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar, solute yang non polar akan larut dalam solvent yang bersifat non polar. – Contoh : » Garam-garam anorganik larut dalam air » Alkaloid basa larut dalam kloroform

14 2. COSOLVENCY AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI Co-solvency adalah peristiwa kenaikkan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan pelarut lain atau modifikasi pelarut. – Contoh : Luminal tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air-gliserin

15 3. KELARUTAN AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI Kelarutan Larut dalam air - Garam klorida (kec. Ag, Pb, Hg) - Garam nitrat (kec. nitrat basa) - Garam Sulfat (kec. Ba, Pb, Ca) Tidak larut dalam air - Garam Karbonat (kec. K, Na, NH4 - Garam oksida dan hidroksida (kec. K, Na, Ba dan NH4) - Garam phospat (kec K, Na, NH4)

16 4. TEMPERATUR AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI zat terlarut + pelarut + panas  larutan Zat terlarut + pelarut  larutan + panas Contoh : K 2 SO 4, KOH, CaHPO 4, minyak atsiri, gas- gas yang larut ENDOTERM EKSOTERM

17 5. SALTING OUT AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. – Contoh : Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila ke dalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh. kelarutan NaCl dalam air > kelarutan minyak atsiri dalam air  minyak atsiri akan memisah.

18 6. SALTING IN AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI Peristiwa bertambahnya kelarutan dari suatu senyawa organik dengan penambahan suatu garam dalam larutannya. – Contoh : riboflavin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam larutan yang mengandung nicotinamidum karena terjadi penggaraman riboflavin + basa NH 4

19 7. PEMBENTUKAN KOMPLEK AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI Peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks. – Contoh : Iodium larut dalam KI atau NaI jenuh. KI + I 2  KI 3 HgI 2 + 2 KI  K 2 HgI 4

20 KECEPATAN KELARUTAN AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI UKURAN PARTIKEL MAKIN KECIL UKURAN PARTIKEL, MAKIN HALUS SOLUTE MAKIN LUAS SOLUTE YANG KONTAK DENGAN SOLVEN SOLUTE MAKIN CEPAT LARUT SUHU SUHU NAIKKELARULTAN SOLUTE NAIK PENGADUKAN PENGADUKAN TINGGI SOLUTE MAKIN CEPAT LARUT

21 KEUNTUNGAN SEDIAAN LARUTAN AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI Merupakan campuran homogen Dosis dapat mudah diubah-ubah dalam pembuatan Dapat diberikan dalam larutan encer kapsul Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat diabsorpsi Mudah diberi pemanis, bau-bauan & warna Untuk pemakaian luar, mudah digunakan

22 KERUGIAN SEDIAAN LARUTAN AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI Volume bentuk larutan lebih besar Ada obat yang tidak stabil dalam larutan Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan

23 JENIS –JENIS LARUTAN ORAL AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI LARUTAN ORAL GUTTAE ORIS POTIO ELIXIR SATURASI NETRALIS ASI POTIO EFFERVESCENT SIRUP

24 Potiones (Obat Minum) pemberian oral, Zat aktif Zat tambahan – bahan pengaroma, – pemanis, atau – pewarna yang larut dalam air atau Dapat berbentuk emulsi atau suspensi.

25 Elixir Zat aktif + bahan tambahan (pemanis, pengawet, pewangi)  bau dan rasa yang sedap Pelarut digunakan campuran air-etanol. – Etanol berfungsi untuk mempertinggi kelarutan obat. – Etanol yang digunakan etanol 70 % sebanyak 5-44% Dapat ditambahkan glycerol, sorbitol, atau propilenglikol.

26 Sirup mengandung 65 % gula dalam larutan nipagin 0,25 %b/v Sirup simplex mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan, digunakan untuk pengobatan Sirup Obat tidak mengandung obat mengandung zat pewangi atau penyedap lain. bertujuan untuk menutup rasa atau bau obat yang tidak enak Sirup Pewangi

27 Netralisasi Campuran asam dan basa bersifat netral. – Mis; solutio citratis magnesii.

28 Saturatio Campuran asam dan basa, gas yang terbentuk ditahan dalam wadah  larutan jenuh dengan gas. Asam + 2/3 air Basa + 1/3 air Sisa (1/3 asam), masuk ke botol, tutup dengan champagne knop 2/3 asam 1/3 asam Buang seluruh gas

29 Potio Effervescent Asam + 2/3 air Basa + 1/3 air Seluruh asam masuk ke basa. Tutup dengan champagne knop Definisi : Potio effervescent dimana CO2 lewat jenuh Gas CO2 umumnya digunakan untuk pengobatan menjaga stabilitas obat, untuk menyegarkan rasa minuman.

30 Hal yang harus diperhatikan pada Potio Effervescent : Diberikan dalam botol yang kuat Berisi kira-kira 9/10 bagian dan Wadahtertutup kedap dengan gabus atau karet yang rapat. Diikat dengan sampagne knop. Tidak boleh mengandung bahan obat yang sukar larut

31 Penambahan Bahan-bahan Zat-zat yang dilarutkan dalam bagian asam – Zat-zat mudah menguap. – Ekstrak dalam jumlah kecil dan alkaloid – Sirup – Zat netral dalam jumlah kecil. Hal yang harus diperhatikan pada Potio Effervescent :

32 Zat-zat yang dilarutkan dalam bagian basa – Garam dari asam yang sukar larut. Mis Natrii benzoas, Natrii salisilas. – Bila mengandung asam tartrat maka garam-garam kalium dan amonium harus ditambahkan ke dalam bagian basanya Hal yang harus diperhatikan pada Potio Effervescent :

33 Guttae (drop)  Pediatric drop Obat tetes : sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi, apabila tidak dinyatakan lain dimaksudkan untuk obat dalam.

34 Guttae (drop) Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan yang setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan dalam Farmakope Indonesia. Pediatric drop : obat tetes yang digunakan untuk anak-anak atau bayi.

35 Larutan obat luar AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI LARUTAN Topical GUTTAE OPTH GUTTAE NASAL GARGARISMA EPITHEMA INHALASI COLLYRIUM LITUS ORIS

36 AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI

37 Collyrium Sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing, isotonis digunakan untuk membersihkan mata, dapat ditambahkan zat dapar dan zat pengawet.

38 Collyrium Pada etiket harus tertera : Masa penggunaan setelah tutup dibuka dan ”obat cuci mata”. COLLYRIUM DENGAN PENGAWET BOLEH DIGUNAKAN PALING LAMA 7 HARI SETELAH BOTOL DIBUKA TANPA PENGAWET BOLEH DIGUNAKAN PALING LAMA 24 JAM SETELAH BOTOL DIBUKA

39 Guttae ophthalmicae Larutan steril bebas partikel asing merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada mata. Dalam bentuk suspensi, partikel dalam bentuk termikronisasi

40 Gargarisma (Gargle) sediaan berupa larutan umumnya dalam keadaan pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum digunakan. digunakan sebagai pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan. Penandaan : – Petunjuk pengencern sebelum digunakan – ”hanya untuk kumur, tidak ditelan”

41 Litus Oris Oles bibir adalah sediaan cair agak kental dan pemakaiannya secara disapukan pada mulut. – Cth: Lar 10 % borax dalam gliserin

42 Guttae Nasales obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat ke dalam rongga hidung, Dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet. Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh digunakan sebagai cairan pembawa.

43 Inhalationes Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot hidung atau mulut atau disemprotkan dalam bentuk kabut ke dalam saluran pernafasan. harus seragam dan sangat halus sehingga dapat mencapai bronkhioli. Inhalasi merupakan larutan dalam air atau gas. Penandaan : – ”Kocok dahulu”

44 Epithema/Obat Kompres Cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada tempat yang sakit dan panas karena radang atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose, digunakan untuk mengeringkan luka bernanah. – Cth : Sol Rivanol

45


Download ppt "SOLUTIO AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI Kenti Prahmanti, M.Biotek, Apt."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google