Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Oleh: Drs. Hanesman, MM. Ahmaddul Hadi, S.Pd. M.Kom. Padang

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Oleh: Drs. Hanesman, MM. Ahmaddul Hadi, S.Pd. M.Kom. Padang"— Transcript presentasi:

1 Modul Audio Video Kegiatan Belajar 4 - Pengiriman Gambar pada Sistem Siaran Televisi
Oleh: Drs. Hanesman, MM. Ahmaddul Hadi, S.Pd. M.Kom. Padang Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

2 SETELAH MEMPELAJARI KEGIATAN BELAJAR INI, PESERTA DAPAT:
Memahami prinsip kerja perangkat pemancar televisi Memahami prinsip kerja perangkat penerima televisi Memahami prinsip kerja siaran televisi digital Memahami konsep televisi satelit Memahami konsep sistem CATV

3 TELEVISI DI INDONESIA ASEAN Games IV 24 Agustus 1962
Menpen Maladi usul menghadirkan tv untuk media penyiaran di Indonesia karena kekuatan media membangun pola pikir, gaya hidup dll. Pemancar pertama di eks gedung Akademi Penerangan Monopoli sampai 1990 Booming Televisi mulai 1992  RCTI mengudara dengan bantuan decoder. TVRI + 10 TV Swasta Nasional dan seratus lebih televisi lokal.

4 Era Pembaruan Era Pembaruan Tahap I : Menata Penyelenggaraan Siaran Televisi. Era Pembaruan Tahap II : Aturan Baru Era Pembaruan Tahap III : Siaran saluran terbatas Era Pembaruan Tahap IV : Lahirnya SCTV, TPI, Antv dan Indosiar.

5 Era Pembaruan Tahap I 3 Mei 1971 Penyelenggaraan siaran Televisi di Indonesia. Wewenang ada di pemerintah/ Deppen Pembangunan stasiun relay Dikenal pula munculnya Closed circuit television (CCTV)- untuk keperluan khusus izin Deppen. Bertahan 15 tahun sampai 20 Agustus 1986

6 Era Pembaruan Tahap II Kep Menpen No 167/B/KEP/MENPEN/1986 tentang penyelenggaraan siaran televisi Indonesia 20 Agustus 1986, menghapus aturan lama. Perkembangan yang pesat teknologi komunikasi Perkembangan televisi Indonesia harus terintegrasi dengan pembangunan di segala bidang. Sebelum ada UU perlu penyempurnaan wewenang dan kebijaksanaan tentang siaran televisi di seluruh Indonesia. Keputusan Presiden 215 tahun 1963 tak ada pengaturan tentang materi siaran. Dengan Kep Menteri diperkenalkan lima hal baru yakni soal siaran televisi, stasiun relay, antena parabola, sistem distribusi dan sistem closed circuit.

7 SK Menpen Siaran televisi (siaran gambar dan suara) diterima masyarakat. Stasiun relay- meneruskan siaran Antena parabola perangkat telekomunikasi bukan milik TVRI penerima siaran yang dipancarkan lewat satelit. Sistem distribusi, sistem penyebarluasan siaran lewat pemancar ulang atau serat optik. Closed circuit siaran terbatas lewat kabel atau bangunan tertentu. Kewenangan ada di Deppen dan Pemda

8 ERA PEMBARUAN TAHAP III
Aturan siaran saluran terbatas TVRI, SK MENPEN 20 Oktober 1987 Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi, dana pembangunan terbatas, perlu peninjauan program siaran. Guna menunjang pembangunan dirasa perlu menambah siaran dengan saluran terbatas Perubahan sikap bahwa Dir Televisi Depen RI di samping menyelenggarakan siaran saluran umum (SSU), juga memberikan wewenang kepada Yayasan TVRI untuk menyelenggarakan Siaran Saluran Terbatas (SST). TVRI berhak kerjasama dengan pihak swasta maka lahirlah RCTI Rajawali Citra Televisi Indonesia dan berakhirlah monopoli TVRI (28 Oktober 1987)

9 ERA PEMBARUAN TAHAP IV Lahirnya SK Menpen No III/KEP/MENPEN/1990 tentang penyiaran televisidi Indonesia pada 24 Juli 1990 membuka keran lahirnya SCTV,TPI,ANTV dan Indosiar. Aturan pertimbangan: Kemampuan penyebaran yang lebih cepat dan lebih berdaya guna dalam pembangunan bangsa. Pembangunan bangsa mendorong tumbuh kembangnya televisi Pekrmbangan dunia pertelevisian harus dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan bangsa dan negara.

10 REFORMASI Setelah lahirnya ANTV terjadi peralihan kekuasaan di Indonesia dengan lengsernya Soeharto dan digantikan Habibie munculah regulasi baru di bidang pengelolaan informasi dan komunikasi. Puncaknya pada pemerintahan Gus Dur Departemen Penerangan dilikuidasi dan berdirilah beberapa televisi swasta baru lainnya yakni Metro TV, Trans TV, Lativi, Global TV, TV -7.

11 LIPUTAN AWAL ASEAN GAMES – BERITA Tv pemerintah - seremonial
Informasi pesanan selama 32 tahun Reformasi mengubah pemberitaan tidak hanya yang seremonial saja. Masyarakat bisa memilih berita di sebelas stasiun televisi. Beraneka ragam berita dan tayangan.

12 PERKEMBANGAN STASIUN TV SWASTA
Saluran televisi lebih banyak Ancaman transnasional TV lewat parabola. Tumbuhnya bisnis penyewaan video (pemancar televisi ilegal) perlu program televisi alternatif di luar TVRI untuk acara yang bersifat hiburan. Perlu arena promosi untuk produk barang dan jasa melalui televisi swasta.

13 Atas dasar pemikiran tadi
Muncullah tiga stasiun swasta: RCTI di Jakarta dan Bandung, SCTV di Surabaya dan Denpasar, dan TPI di Jakarta dengan menggunakan saluran TVRI pada pagi hari yang menyiarkan program ke seluruh Indonesia. Iklan 20 % waktu siaran Investor asing dilarang Menyerahkan 15% perolehan bersih ke TVRI setiap tahun.

14 PRINSIP KERJA TELEVISI
Teknologi dan Rekayasa

15 Teknologi dan Rekayasa

16 BLOK PENERIMA TELEVISI HITAM PUTIH
Teknologi dan Rekayasa

17 BLOK PENERIMA TELEVISI BERWARNA
Teknologi dan Rekayasa

18 BLOK PENERIMA TELEVISI BERWARNA SECARA DETAIL
Teknologi dan Rekayasa

19 1. TUNER / PENALA Penala berfungsi menerima sinyal masukan (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF. Teknologi dan Rekayasa

20 BAGIAN-BAGIAN TUNER RF Amplifier : memperkuat sinyal yang diterima antena Lokal Osilator :membangkitkan sinyal frekuensi tinggi yang besarnya lebih besar dibandingkan frekuensi RF yang diterima antena (FO= frekuensi RF+IF). Mixer :Mencampurkan sinyal dari penguat RF dan osilator lokal sehingga menghasilkan frekuensi menengah (IF) sebesar (IF video PAL=38,9MHz, IF Sound = 33,4 MHz) dan NTSC= 42,75 MHz) Teknologi dan Rekayasa

21 2. AUDIO PROCESSING FUNGSI
Memisahkan sinyal informasi (audio) suara dari signal pembawa(carrier) suara serta menguatkannya sehingga menjadi sinyal audio yang dapat didengar oleh manusia. Teknologi dan Rekayasa

22 BAGIAN AUDIO PROCESSING
Sound IF (IF Suara)Amplifier : penguat sinyal suara yang termodulasi gelombang FM 5,5 MHz. FM (Frequency Modulation) Detector : Pemisah frekuensi suara dari pembawanya (carrier) yang termodulasi secara FM. Teknologi dan Rekayasa

23 Loudspeaker pengubah sinyal suara menjadi suara.
Power Amplifier (Sound Output) : Penguat sinyal suara sampai mampu menggetarkan loudspeaker. Loudspeaker pengubah sinyal suara menjadi suara. Teknologi dan Rekayasa

24 3. PEMROSESAN SINYAL VIDEO
Penguat IF (Intermediate Frequency) Detektor Video Video Amplifier AGC (Automatic Gain Control) Teknologi dan Rekayasa

25 RANGKAIAN VIDEO AMPLIFIER
Teknologi dan Rekayasa

26 PRINSIP KERJA RANGKAIAN AGC
Teknologi dan Rekayasa

27 MACAM-MACAM AGC AGC AVERAGE : AGC rata-rata
PICK LEVEL AGC : AGC level puncak KEYED AGC : AGC Terkunci Teknologi dan Rekayasa

28 4. SINKRONISASI dan DEFLEKSI
Rangkaian sinkronisasi Rangkaian defleksi horisontal Osilator Horisontal : pembangkit pulsa frekuensi horisontal (sistem CCIR Hz,FCC Hz). Horisontal Driver : Memperkuat Sinyal frekuensi horisontal dari osilator agar dapat menyediakan arus cukup untuk mendriver transistor horisontal output (HOT). Horisontal Output (HOT) : menyediakan power arus gigi gergaji untuk diumpankan ke kumparan defleksi horisontal. Teknologi dan Rekayasa

29 Pembangkit tegangan tinggi
Menghasil tegangan tinggi untuk mencatu (mengaktifkan) layar CRT sehingga dapat menghasilkan elektron-elektron untuk menampilkan gambar. Teknologi dan Rekayasa

30 Defleksi Yoke Horizontal
Menghasilkan arus defleksi yang cukup untuk digunakan menscanning electric beam arah horizontal. Membangkitkan tegangan tinggi melalui gulungan skunder fly back, untuk diumpankan ke elektroda anoda CRT dan elektroda fokus. Teknologi dan Rekayasa

31 Rangkaian defleksi vertikal
Osilator vertikal : pembangkit frekuensi vertikal (50 HZ) 2.Vertikal Driver : memperkuat sinyal dari osilator agar dapat menyediakan arus cukup untuk mendriver transistor vertikal output. 3.Vertikal Output : menguatkan sinyal dari Vertikal driver untuk diumpankan ke kumparan defleksi vertikal. Teknologi dan Rekayasa

32 5. Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
Catu Daya : mengubah tegangan AC menjadi DC untuk didistribusikan ke seluruh rangkaian Yang membutuhkan. Ada 2 sistem catu daya: Sistem Konvensional 2. Sitem Switching Teknologi dan Rekayasa

33 Teknologi dan Rekayasa

34 Siaran TV Digital Apa siaran TV Digital?
Adalah metode penyiaran televisi dalam format video dan audio digital dan di Transmisikan dengan metode digital juga. Kenapa harus migrasi ke TV Digital? Meningkatkan kualitas layanan Efisiensi penggunaan spektrum frekuensi Efisiensi penggunaan infrastruktur Menumbuhkan peluang bisnis baru yaitu penyelenggara infrastruktur Perangkat sistem TV analog sudah tidak diproduksi lagi oleh pabrik Apa Standar Siaran TV Digital di Indonesia? Standar Siaran TV Digital Di Indonesia adalah DVB-T2 Sistem Penyiaran DVB-T2 dan Kesiapan Teknis Siaran TV Digital p. 34

35 Standar Siaran TV Digital di Dunia
Teknologi DVB-T2 Sistem Penyiaran DVB-T2 dan Kesiapan Teknis Siaran TV Digital p. 35

36 Diagran sistem siaran TV Digital, DVB-T2
Antenna Penerima Antenna Pemancar Data EWS MPEG4 Encoder A/V in Multiplexer DVB-T2 STB DVB-T2 Transmitter PI/PSI Server EPG & Network Control Portable Receiver Sistem Penyiaran DVB-T2 dan Kesiapan Teknis Siaran TV Digital p. 36

37 Perangkat utama siaran TV Digital:
 Perangkat Utama dalam sistem penyiaran TV Digital terdiri dari: A. Head End       B. Pemancar TV Digital       C. Antenna Pemancar TV Digital D. Network Management System       E.  Set Top Box       F. EWS System Sistem Penyiaran DVB-T2 dan Kesiapan Teknis Siaran TV Digital p. 37

38 Head End Multiplexer MPEG4 Encoder
MPEG encoder berfungsi untuk mengubah sinyal video dan audio menjadi Paket data digital. Dan sekaligus mengkrompres data tersebut. Di bagian ini pula masing masing program diberikan ID digital yang biasa disebut dengan Program ID Multiplexer Multiplexer berfungsi untuk menggabungkan masing masing paket data program siaran dan middle ware menjadi satu paket data tunggal Di bagian ini pula masing masing channel diberikan ID digital yang biasa disebut dengan channel ID PI/PSI Server EPG & Network Control Alat ini digunakan untuk layanan grafis middle ware seperti EPG, game, layanan digital teletex dan lain lain Sistem Penyiaran DVB-T2 dan Kesiapan Teknis Siaran TV Digital p. 38

39 Head End DVB-T2 Transmitter
Paket data digital yang dihasilkan oleh multiplexer di modulasi, kemudian sinyal yang sudah termodulasi dikuatkan dan dipancarkan. Di bagian ini semua parameter siaran DVB T ditentukan atau di setting Antenna Pemancar UHF Parameter penting yang harus diperhatikan dalam memilih antenna adalah Gain dan Pola Radiasi Pola radiasi ini yang menentukan bentuk jangkauan siaran Sistem Penyiaran DVB-T2 dan Kesiapan Teknis Siaran TV Digital p. 39

40 STB adalah alat yang digunakan untuk menerima siaran TV digital
Set Top Box STB adalah alat yang digunakan untuk menerima siaran TV digital Spesifikasi basic STB yang bisa diterima di Indonesia: Bisa menerima siaran dengan standar DVB-T2 Decoder MPEG-4 Video Resolusi SD dan HDTV EPG EWS TKDN minimal 20%

41 Kapasitas DVB-T2 FEC Guard Interval Kapasitas DVB-T2 FFT Size Modulasi
QPSK, 16QAM, 64QAM, 256QAM FEC ½, 3/5, ¾, 2/3, 5/6 Guard Interval ¼, 1/8, 1/16, 1/32, dst Kapasitas DVB-T2 FFT Size 1k, 2k, 8k, 16k, 32k

42 Kapasitas DVB-T2 Band width Frekuensi 8 Mhz Modulasi 64 QAM
Guard Interval 1/32 FEC 3/4 FFT Size 8k Data Capacity 32,5 MB/s Kebutuhan Data/Program Siaran dengan Kompresi MPEG-4 SDTV 3 MB/s HDTV 8 MB/s

43 Pemenang Tender LP3M ZONA 4 ZONA 5 ZONA 6 ZONA 7 ZONA 15 1 TRANS TV 2
SCTV Group INDOSIAR 3 TVOne RCTI Group GLOBAL TV 4 METRO TV ANTV 5 BSTV

44

45

46

47 Perencanaan Kapasitas DVB T2
Guard interval (GI) selection is depending on frequency plan, with longer GI single frequency network (SFN) solution is possible, but with short GI and multi frequency network (MFN) capasity can be maximized

48 Lokasi Pemancar TV Digital dan Daya Pancar
ZONA 4 1 Jakarta 3,5 KW 2 Cilegon 1,2 3 Malingping 4 Pandeglang ZONA 6 1 Semarang 2,4 KW 2 Tegal 1,2 3 Purwokerto 4 Yogyakarta 5 Pati 6 Purworejo 7 Magelang 8 Blora dan Cepu ZONA 7 1 Surabaya 2,4 KW 2 Malang 1,2 3 Kediri 4 Madiun 5 Jember 6 Tuban 7 Banyuwangi 8 Pacitan 9 Pamekasan 10 Situbondo ZONA 5 1 Bandung 2,4 KW 2 Sukabumi 1,2 3 Cirebon 4 Garut 5 Purwakarta 6 Pelabuhan Ratu 7 Cianjur 8 Sumedang 9 Kuningan 10 Majalengka 11 Ciamis ZONA 15 1 Batam 1,2 KW 2 Tanjung Pinang

49 Coverage Area Siaran TV Digital Tahap I
P. Batam P. Jawa

50 Kesiapan SDM Pemancar Operator Pemancar:
Semua operator pemancar TV Analog siap mengoperasikan pemancar TV digital karena prosedur operasionalnya tidak jauh berbeda. Teknisi Maintenance Pemancar: Untuk maintenance exciter dan Power Amplifier sama dengan maintenance pemancar TV Analog Perlu tambahan keahlian dalam maintenance head end yang sebagian besar komputer base.

51 Kesiapan Set Top Box Pengadaan Set Top Box
Pada seleksi LP3M tahap pertama di peroleh komitmen kurang lebih 6 juta STB untuk 5 Zona dari seluruh pemenang LP3M yang akan dibagikan gratis kepada pemirsa. LP3M masih menunggu kesiapan industri dalam negeri untuk pengadaan STB terkait dengan syarat TKDN sebesar minimal 20% Pematangan standar EWS juga menjadi kendala dalam pengadaan STB LP3M juga menunggu aturan resmi distribusi STB

52 Kendala Teknis Implementasi Siaran TV Digital
Kendala yang ditemui dalam implementasi dalam siaran TV digital: Adanya interference Frekuensi dengan siaran TV analog di beberapa daerah Dalam beberapa ujicoba integrasi EWS dengan infrastruktur LP3M ditemukan masalah. Ketersediaan STB yang belum banyak di masyarakat terutama di kota kecil membuat investasi dan opex yang di keluarkan LP3M jadi tidak efektif.

53 Pemancar TV Analog bisa di konversi menjadi pemancar TV digital dengan mengganti exciternya

54 Antenna UHF Pemancar TV Analog bisa digunakan untuk antenna pemancar TV digital tanpa melakukan perubahan apapun juga. Antenna Pemancar TV Band UHF


Download ppt "Oleh: Drs. Hanesman, MM. Ahmaddul Hadi, S.Pd. M.Kom. Padang"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google