Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Mikrofungi Kelompok 8 Juliana Anisa ( ) Ayunda Rizkha ( ) Talcha Ainun ( ) Pendidikan IPA C 2017.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Mikrofungi Kelompok 8 Juliana Anisa ( ) Ayunda Rizkha ( ) Talcha Ainun ( ) Pendidikan IPA C 2017."— Transcript presentasi:

1 Mikrofungi Kelompok 8 Juliana Anisa (17312244015) Ayunda Rizkha (17312244017) Talcha Ainun (17312244026) Pendidikan IPA C 2017

2 Diantara tumbuhan rendah, maka golongan ganggang (alga) dan golongan fungi merupakan kelanjutan dari golongan bakteri. Fungi untuk tingkat rendah (mikrofungi) masuk dalam bidang mikrobiologi (Lud, 2007:261). Ilmu yang mempelajari fungi disebut mikologi. Ilmu ini mempelajari struktur sebagai dasar identifikasi fungi, mengeksplorasi daur hidup fungi karena fungi diidentifikasi dari tahap seksual dari hidupnya, serta mempelajari kebutuhan nutrisi fungi. Pada fungi ada dua istilah,yaitu kapang (mold) yang merupakan fungi yang berfilamen dan multiseluler dan khamir (yeast) yaitu bentuk fungi yang berupa sel tunggal dengan pembelahan sel melalaui pertunasan.

3 Klasifikasi Fungi Klasifikasi fungi terutama berdasakan pada ciri-ciri spora seksual dan tubuh buah yang ada selama tahap-tahap seksual dalam daur hidupnya. Cendawan yang diketahui tingkat seksualnya disbut cendawan perfek/sempurna. Cendawan yang dbelum diktahui tingkat seksualnya dinamakan cendawan imperfek. Berdasarkan pada cara dan cirri reproduksinya terdapat empat kelas cendawan sejati atau berfilamen di dalam dunia Fungi yaitu: Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes (Pelczar, 1986). Fungi merupakan organisme eukariotik yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (1) mempunyai spora (2) memproduksi spora (3) tidak mempunyai klorofil sehingga tidak berfotosintesis (4) dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual (5) tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung kitin, glukan, selulosa, dan manan (Lud: 2007: 261). Menurut Subandi (2014:93), fungi berkembang biak dengan spora dan umumnya secara seksual atau aseksual. Semula fungi dianggap sebagai tumbuhan. Klasifikasi yang memasukkan fungi ke dalam dunia tumbuhan beralasan karena kesamaan dalam cara hidupnya, habitat hidupnya pada umumnya di tanah. Populasi fungi di dalam tanah menempati peringkat ketiga setelah Bacteria dan Actinomycetes.

4 Menurut Oetami (2012:39), istilah fungi tidak sama dengan jamur. Klasifikasi ilmiah: Domain : Eukaryota Regnum : Fungi Linnaeus Divisi : Chytridiomycota Deuteromycota Zygomycota Glomeromycota Ascomycota Basidiomycota

5 Klasifikasi fungi

6 Ciri-ciri itu mencakup morfologi spora aseksual dan miseliumnya. KELAS CIRI-CIRIPhycomycetesAscomycetesBasidiomycetes Deuteromycet es Miselium Aseptat atau senositik Septat Spora aseksual Sporangiospora, kadang-kadang konidia Konidia Spora seksual Zigospora, oospora AskosporaBesidiospora Tidak diketahui Habitat alamiah Air, tanah, hewan Tanah, tumbuhan, hewan Tanah, tumbuhan Tanah, tumbuhan, hewan

7 Secara alamiah jamur berkembangbiak dengan berbagai cara, baik secara aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora, dapat pula secara seksual dengan peleburan nucleus dari dua sel induknya. Pada pembelahan, suatu sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan, suatu sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya. Spora aseksual yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk dalam jumlah besar. Ada banyak macam spora aseksual : a. Konidiospora atau konidium b. Sporangiospora c. Oidium atau astrospora d. Klamidospora e.Blastospora

8 Jamur dapat tumbuh dalam kisaran suhu yang luas, dengan suhu optimum bagi kebayakan spesies saprofitik dari 22 sampai 30 derjat celcius, spesies patogenik mempunyai suhu optimum lebih tinggi, biasanya 30 – 37 derajat celcius. Beberapa jamur akan tumbuh pada atau mendekati 0 derajat celcius dan demikian dapat menyebabkan kerusakan pada daging atau sayur sayur dalam penyimpanan pendinginan.

9 Menurut Lud (2007:262), fungi dibedakan menjadi dua golongan yakni: kapang dan khamir. 1. Khamir (yeast) merupakan fungi bersel satu (uniseluler), tidak berfilamen, berbentuk oval atau bulat,tidak berflagela,dan berukuran lebih besar di banding sel bakteri, dengan lebar berkisar 5 - 30 mm. Pada kapang, tubuh kapang (thalus) dibedakan menjadi dua bagian yaitu miselium dan spora. Miselium merupakan kumpulan beberapa filament yang disebut hifa. Bagian dari hifa yang berfungsi untuk mendapatkan nutrisi disebut hifa vegetative. Sedangkan bagian hifa yang berfungsi sebagai alat reproduksi disebut hifa reproduktif atau hifa udara (aerial hypha) karena pemanjangan nya mencapai bagian atas permukaan media tempat fungi di tumbuhkan.Tiga macam morfologi hifa, yaitu: 1. Aseptat (coenocytic hypha),yaitu hifa yang tidak memilki dinding sekat (septa) 2. Septa hifa (hifa bersekat) dengan sel-sel uninukleat.sept membagi hifa menjadi ruang-ruang yang berisi satu inti,dan pada tiap sekat terdapat pori- pori yang memungkinkan untuk perpindahan inti dan sitoplasma dari satu ruang ke rusng lainnya. 3. Septa dengan ruang – ruang yang berisi lebih dari 1 inti (multinukleat).

10 2. Kapang Kapang merupakan fungi yang berfilamen atau mempunyai miselium. Kapang dapat dibendakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa yaitu hifa bersekat dan hifa tak bersekat.. Dinding penyekat pada kapang disebut dengan septum yang tidak bertututp rapat sehingga sitoplasma masih dapat bebas bergerak dari satu ruang ke ruang yang lainnya. Kapang bersepta yaitu terutama kelas ascomycetes, basidiomycetes dan deuteromycetes

11 Ascomycetes Ascomycetes menghasilkan dua macam spora, yang terbentuk secara aseksual disebut konidiam, berkembang di dalam rantai ujung hifa. Macam spora ke dua dihasilkan sebagai akibat reproduksi seksual. Empat atau delapan spora ini disebut askospora, terbentuk di dalam askus berupa kantung (kimball, 1999). Kebanyakan hidup sebagai saprofit. Banyak khamir termasuk kelas Ascomycetes karena membentuk askospora. Secara aseksual, genus khamir Schizosaccharomyces ini memperbanyak diri dengan pembelahan diri melintang (Pelczar, 1986).

12 Basidiomycetes Basidiomycetes merupakan pengurai penting bagi kayu dan bagian tumbuhan yang lainnya. Kelompok ini dicirikan oleh adanya basidiospora yang terbentuk di luar pada ujung atau sisi basidium. Basidiomycetes yang banyak dikenal meliputi jamur, cendawan papan pada pepohonan, dan cendawan karat serta cendawan gosong yang menghancurkan serealia. Jamur adalah tubuh buah, atau Basidiokarp yang mengandung basidia bersama basidiosporanya (Pelczar, 1986).

13 Deuteromycetes Kelas ini meliputi cendawan yang tingkat reproduksinya imperfek. Sebagian besar cendawan yang patogenik pada manusia adalah Deuteromycetes. Mereka seringkali membentuk spora aseksual beberapa macam di dalam spesies yang sama. Di samping fase saprofitik yang berbentuk miselium, banyak di antaranya parasitik seperti khamir. Salah satu spesies yang patogen adalah Histoplasma capsulatum (Pelczar, 1986).

14 Sedangkan kapang tak berseptat yakni kelas phycomycete. Sedangkan kapang yang tak bersepta intinya tersebar disepanjang septa. Phycomycetes Anggota kelas ini seringkali disebut sebagai cendawan tingkat rendah. Ciri yang umum pada spesies ini adalah tidak adanya septum di dalam hifa yang membedakan dengan tiga anggota yang lain. Phycomycetes mempunyai talus miselium yang berkembang dengan baik. Hifa fertile menghasikan sporangium pada ujung sporangiospora. Pada talus Rhizopus, disamping hifa vegetatif dan sporangium terdapat juga hifa seperti hifa pendek dan bercabang banyak yang disebut rizoid (Pelczar, 1986).

15 Secara alamiah kapang berkembangbiak dengan berbagai cara yaitu aseksual (pembelahan,penguncupan atau pembentukan spora), dapat pula secara seksual dengan peleburan nukleus dari kedua induknya.

16 Sifat Fisiologi Kapang 1.Kebutuhan air 2.Suhu pertumbuhan 3.Kebutuhan oksigen dan PH 4.Nutrisi 5.Komponen penghambar

17 Kapang yang merugikan Mikroorganisme yang tumbuh pada bahan pangan bisa menyebabkan intoksikasi karena racun yang dibentuk oleh mikroorganisme dalam bahan pangan yang meracuni manusia serta bisa menyebabkan infeksi, dimana keracunan terjadi setelah mikroorganisme masuk ke dalam perut dan berkembang biak sampai menyebabkan keracunan. Golongan pertama umumnya disebabkan oleh jenis mikotoksin (racun dari kapang, seperti: Aspergillus spp., Fusarium spp., dan Penicillium spp. (Oetami, 2012:125).

18 Tabel


Download ppt "Mikrofungi Kelompok 8 Juliana Anisa ( ) Ayunda Rizkha ( ) Talcha Ainun ( ) Pendidikan IPA C 2017."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google