Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan oleheka rahmi Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
Arsitektur Pohon 4 th Lecture
2
Arsitektur pohon adalah hasil dari pertumbuhan yang dilakukan oleh jaringan meristem apical yang membentuk pola-pola pada percabangan pohon dan pola-pola ini berlanjut dengan pengulangan yang sama. Jenis-jenis pohon tertentu akan memiliki pola- pola tertentu pula dalam pertumbuhan percabangan membentuk model-model tertentu (Tomlinson, 1986) Pohon-pohon yang berada pada kelompok biologi yang sama cemnderung memiliki kesamaan dalam bentuk dan pola arsitekturnya (Tomlinson, 1986). Arsitekstur Pohon
3
Bersifat mantap pada tingkat species dan penting untuk perisalahan. Arsitektur pohon merupakan abstraksi genetik oleh tumbuhan pada saat pertumbuhannya, arsitektur pohon berbeda pengertian dengan pola pertumbuhan, habitus dan bentuk- bentuk tajuk. Arsitektur adalah bentuk dari produk akhir dari suatu pola perilaku pertumbuhan meristem apical, ukuran atau habitus bukan merupakan faktor pembeda karena pohon dengan herba dapat saja memiliki hasil akhir pola perilaku pertumbuhan yang sama.
4
Perkembangan Batang Pokok Perkembangan simpodial: perkembangan batang pokok (utama) yang terbagi dua atau lebih, dikenal sebagai batang: simpodial Perkembangan monopodial: perkembangan batang pokok yang tidak terbagi, dikenal sebagai batang : monopodial
5
Letak Cabang 1. Percabangan ritmik: apabila beberapa cabang tumbuh pada ketinggian tertentu pada batang pokok secara berulang dengan jarak antara kelompok cabang yang satu dengan kelompok cabang berikutnya jelas terlihat. 2. Percabangan menerus: apabila satu cabang tumbuh pada ketinggian tertentu pada batang pokok diikuti cabang-cabang lain, demikian seterusnya dan tidak jelas berulangnya.
6
Arah Pertumbuhan Cabang Cabang ortotropik: arah pertumbuhannya menuju ke atas dan bagian kuncup ujung cabang ataupun ujung ranting tampak menghadap ke atas. Cabang plagiotropik: arah pertumbuhannya menuju ke samping dan kuncup ujung menghadap ke samping atau terkulai ke bawah.
7
Pembagian Ranting/Meristem Cabang 1. Cabang simpodial: Pertumbuhannya terbagi dua atau lebih pada setiap modul, atau cabang tumbuh terminal kemudian cabang berikutnya tumbuh pada bagian bawah ujungnya. 2. Cabang monopodial: pertumbuhan cabang terus berlanjut pada satu cabang, tanpa meristem yang terbagi.
8
Model-Model Arsitektur Pohon 1. Model Attims’s Batang monopodial, percabangan tidak ritmik (disebut cabang menerus) pada batang Cabang monopodial dan ortotropik Contoh: Cemara (Casuarina equisetifolia) Ekaliptus (Eucalyptus spp.) Bakau (Rhizophora spp.) Pedada (Sonneratia caseolaris)
9
2. Model Rauh‘s Batang monopodial, percabangan ritmik Cabang monopodial dan ortotropik Contoh:Tusam (Pinus merkusii), Benda (Artocarpus elasticus), Nangka (Artocarpus heterophyllus), Gymnostoma sumatranum, Karet (Hevea brasiliensis), Turi (Sesbania grandiflora), Quercus spp, Nyirih (Xylocarpus spp.)
10
3. Model Aubreville’s Batang monopodial dengan pertumbuhan tahap demi tahap bersamaan dengan pertumbuhan cabang-cabang yang ritmik Cabang-cabangnya simpodial yang bersifat terminal. Perkembangan cabang plagiotropik Terkenal dengan istilah percabanganTerminalia / model Pagoda Contoh: Ketapang (Terminalia bellirica, T. catappa), Elaeocarpus spp; Sesendok (Endospermus diadenum), Tembesu (Fargraea fragrans); Tancang (Bruguiera sexangula); Sawo kecik (Manilkara kauki); Kayu merah (Palaquium gutta), Kepuh (Sterculia foetida)
11
4. Model Kwan Koriba’s Batang simpodial dengan beberapa bagian batang tumbuh secara plagiotropik kecuali satu diantaranya tumbuh ortotropik Batang plagiotropik cabang, dst Batang ortotropik batang kedua, dst Cabang pertama letaknya bertentangan dengan cabang kedua, dst zig-zag. Contoh: a. Alstonia macrophylla, b. Cerbera manghas, c. Homalanthus populneus
12
5. Model Scarrone’s Batang monopodial, percabangan ritmik Cabang simpodial dan ortotropik Contoh: mangga (Mangifera indica) sempur (Dillenia indica)
13
6. Model Massart’s Batang monopodial & ortotropik, percabangan ritmik Cabang monopodial dan plagiotropik Contoh: Agathis spp. Horsfieldia Knema Myristica Dipterocarpus spp. (keruing)
14
7. Model Roux’s Batang monopodial dan ortotropik Berbeda dengan model massart, pada model Roux cabang-cabang pohon tidak ritmik, tetapi menerus Pada batang Contoh: Kenanga (Cananga odorata) Durian (Durio zibethinus) Dryobalanops Hopea Shorea
15
7. Model Roux’s Batang monopodial dan ortotropik Berbeda dengan model massart, pada model Roux cabang-cabang pohon tidak ritmik, tetapi menerus Pada batang Contoh: Kenanga (Cananga odorata) Durian (Durio zibethinus) Dryobalanops Hopea Shorea
16
8. Model Prevost’s Batang simpodial dan ortotropik Ada batang yang tumbuh proleptik di bagian bawah percabangan batang utama Cabang simpodial dan plagiotropik Contoh: Pulai hitam (Alstonia angustiloba) Pulai (A. scholaris)
17
9. Model Troll Batang tumbuh plagiotropik Cabang-cabang monopodial dan plagiotropik Contoh: Sengon (Paraserianthes falcataria) Albizia spp. Angsana (Pterocarpus indicus) Flamboyan (Delonix regia) Belimbing (Averehoa carambola)
18
AZAZ-AZAZ TAKSONOMI TUMBUHAN
19
Taksonomi/Sistematika Tumbuhan Ilmu tentang klasifikasi (penggolongan), nomenklatur (tata nama), dan identifikasi (pengenalan) tumbuh-tumbuhan. Ilmu dasar bagi Dendrologi
20
Adalah mengelompokkan jenis-jenis tumbuhan kedalam golongan-golongan dari berbagai kategori. Klasifikasi dimulai dari jenis/species sebagai dasar satuannya. Dasar klasifikasi: Sifat-sifat yang bersamaan: sifat-sifat organ vegetatif dan reproduktif/generatif Penafsiran atas hubungan sifat-sifat yang dimiliki taksa tumbuhan. Klasifikasi Tumbuhan
21
Tujuan : 1. Menyediakan cara pengenalan dan komunikasi yang mudah. 2. Menemukan keseragaman di dalam. keanekaragaman 3. Mempelajari proses dan hasil evolusi. Klasifikasi Tumbuhan
22
Adalah kelompok populasi alami yang dapat saling mengawani dan secara reproduktif terasing dari kelompok serupa yang lain. Dalam jenis termasuk semua individu yang ciri-ciri utamanya sama satu dengan yang lain dan sama pula dengan ciri-ciri utama keturannya. Kemampuan untuk mengadakan perkawinan satu sama lain dengan menghasilkan keturunan yang subur (fertil) Terdapat jumlah dan susunan kromosom yang sama. Definisi Species
23
Konsep jenis merupakan penilaian pribadi yang mengandung unsur subyektivitas. Cotoh jumlah jenis dalam marga Agathis. Menurut Warburg ada 10 jenis, menurut Meijer Drees (1940) terdapat 13 jenis, sedangkan menurut Danser hanya ada 3 jenis, yaitu Agathis alba, A. borneensis, dan A. labilladieri. Definisi Species
24
Perbedaan penggolongan tumbuh- tumbuhan berbuah polongan KategoriLawrence (1951)Benson (1957)Becker & Bakhuizen van den Brink (1968) SukuLeguminosaeFabaceaeCaesalpiniaceae Mimosaceae Papilionaceae Anak SukuMimosoideae Caesalpinioidease Lotoideae Mimosoideae Caesalpinioidease Papilionaceae Kramerioideae
25
1. Periode Tertua (sd abad ke-4 SM), tumbuh-tumbuhan digolongkan menjadi: a. Kelompok tumbuh-tumbuhan penghasil bahan pangan. b. Kelompok tumbuh-tumbuhan penghasil bahan sandang c. Kelompok tumbuh-tumbuhan penghasil bahan obat-obatan
26
2. Periode Sistem Habitus (sd abad ke-17), didasarkan pada habitus: pohon, semak, perdu dan tumbuhan memanjat. John Ray (1628-1705) menyusun kalsifikasi tumbuhan berdasarkan sifat morfologi tumbuhan: a. Herba (tumbuhan berbatang basah) 1. Imperfectae (tak berbunga) 2. Perfectae (berbunga) - Dicotyledoneae - Monocotyledoneae b. Arbores (tumbuhan berkayu) - Dicotyledoneae - Monocotyledoneae
27
3. Periode Sistem Numerik (Awal abad ke-18) Calolus Linnaeus (1707-1778) mengelompokkan tumbuhan berdasarkan pada jumlah benang sari (stamen), penyatuan benang sari, dan panjangnya benang sari. Dikenal dengan Sistem Numerik. Kerajaan tumbuhan dibagi ke dalam 24 kelas. Diantaranya: Kelas 1. Monandria (1 benang sari): Lemna Kelas 2. Diandria (2 benang sari): Veronica, Salvia Kelas 10. Kelas Decandria (10 benang sari): Acer Kelas 16. Monadelphia (1 berkas): Malvaceae Kelas 17. Diadelphia (2 berkas): Tryfolium Kelas 24. Cryptogamia: Lumut, ganggang, jamur
28
4. Periode Sistem Alam (Akhir abad ke-18 s/d pertengahan abad ke-19) Mencerminkan apa yang dikehendaki oleh alam. A. L. de Jussieu (1748-1836) menyusun sistem klasifikasi sebagai berikut: I. Acotyledoneae: 1 kelas dengan 6 suku: jamur, paku, lumut, ganggang II. Monocotyledoneae: 3 kelas dengan 16 suku III. Dicotyledoneae: A. Monoclineae, dibagi 3 golongan 1. Apetalae: 3 kelas engan 11 suku 2. Monopetalae: 4 kelas dengan 25 suku 3. Polypetalae: 5 kelas dengan 37 suku B. Diclinae : 1 kelas dengan 5 suku
29
5. Periode Sistem Filogenetika (Pertengahan abad ke-19 s/d sekarang) Sistem Klasifikasi dari Engler & Prantl (1887-1898) Kerajaan tumbuhan dibagi 13 Divisi: Divisi I-XI: Thallophyta (ganggang dan jamur) Divisi XII: Embryophyta Asiphonogama Anak Divisi: A. Bryophyta (lumut) B. Pteridophyta (paku) Divisi XIII: Embryophyta Siphonogama (Spermatophyta) Anak Divisi: A. Gymnospermae B. Angiospermae Kelas: 1. Monocotyledoneae Kelas 2. Dycotyledoneae
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.