Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Kebijakan Penanggulangan Kecacingan Terintegrasi ( Stunting )

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Kebijakan Penanggulangan Kecacingan Terintegrasi ( Stunting )"— Transcript presentasi:

1 Kebijakan Penanggulangan Kecacingan Terintegrasi ( Stunting )
dr. Setia Rini, MM dr. SETIA RINI, MM 13 mARET 2018 bidang P2P DKK Banyumas

2 KERANGKA KONSEP PENURUNAN STUNTING
Program Intervensi Efektif Intermediate Outcome Pemberian Tablet Tambah Darah (remaja putri, catin, bumil) Promosi ASI Eksklusif Promosi Makanan Pendamping-ASI Suplemen gizi mikro (Taburia) Suplemen gizi makro (PMT) Tata Laksana Gizi Kurang/Buruk Suplementasi vit.A Promosi garam iodium Air bersih, sanitasi, dan cuci tangan pakai sabun Pemberian obat cacing Bantuan Pangan Non-Tunai Konsumsi Gizi yang Adekuat Remaja Putri Bumil & Busui: Anemia BBLR ASI Eksklusif Kecacingan Perbaikan Gizi Masyarakat PKGBM GSC PKH PAUD-GCD PAMSIMAS SANIMAS STBM BKB KRPL Kegiatan Lain Pola Asuh yang tepat Stunting Baduta: Diare Gizi buruk Dalam rangka penanggulangan stunting, maka dibutuhkan intervensi efektif antara lain: Pemberian Tablet Tambah Darah (remaja putri, catin, bumil) Promosi ASI Eksklusif Promosi Makanan Pendamping-ASI Suplemen gizi mikro (Taburia) Suplemen gizi makro (PMT) Tata Laksana Gizi Kurang/Buruk Suplementasi vit.A Promosi garam iodium Air bersih, sanitasi, dan cuci tangan pakai sabun Pemberian obat cacing Bantuan Pangan Non-Tunai Apabila intervensi efektif ini dilaksanakan kesemuanya maka keberhasilan penanggulangan stunting semakin baik. Namun demikian intervensi efektif ini membutuhkan dukungan dari beberapa faktor, yaitu advokasi, JKN, Akta Kelahiran, Dana Desa, Dana Insentif Daerah, Keamanan dan Ketahanan Pangan. Akses ke pelayanan kesehatan, dan kesehatan lingkungan Enabling Factor Advokasi, JKN, NIK, Akta Kelahiran, Dana Desa, Dana Insentif Daerah, Keamanan dan Ketahanan Pangan ANUNG untuk POPM Ditjen P2P 2

3 Prevalensi cacingan anak SD di Indonesia, survei Th. 2002-2013
Prevalensi cacingan di Indonesia berkisar 0,5 – 85,9 % Rata-rata prevalensi nasional 28,25 % JAWA JAWA TENGAH Terendah 1,1 Tertinggi 33

4 Evaluasi POPM Cacingan
Survei pemeriksaan tinja pada sasaran Dilaksanakan setelah 5 tahun berturut-turut pelaksanaan POPM Cacingan Tindak lanjut pasca survei : Pelaksanaan tindak lanjut dilaksanakan selama 5 tahun berturut-turut untuk selanjutnya dievaluasi kembali prevalensinya. Prevalensi Tindak lanjut <1% Tidak perlu pengobatan ≥1% - <10% Pengobatan 1 kali setiap 2 tahun ≥10% - <20% Pengobatan 1 kali setiap tahun ≥20% - <50% Pengobatan 2 kali setiap tahun ≥50% Pengobatan 3 kali setiap tahun bidang P2P DKK Banyumas

5 Cacingan CACINGAN DALAM INTERVENSI STUNTING Tidak Berperilaku Hidup
Bersih dan Sehat Tidak Minum Obat Cacing Akses Air Bersih Sulit / Lingkungan Tidak Sehat Stunting/ Anemia/ Pertumbuhan Balita /Anak Terhambat

6 DAMPAK CACINGAN Anemia Bumil C acingan Anemia Anak
KH & Protein dihisap GIZI BURUK Produktivitas menurun Lemas Kemampuan belajar turun / sering tidak masuk sekolah Darah dihisap Prestasi mengantuk C acingan BBLR Perdarahan ibu bersalin Kematian Anemia Anak

7 Telur dan larva cacing berkembang di tanah yang terkontaminasi

8 Umumnya infeksi cacingan (kurang gizi) disebabkan oleh cacing :
CACING GELANG(Ascaris lumbricoides) CACING CAMBUK Ancylostoma duodenale ( Tricuris trichiura ) CACING TAMBANG (Ancylostoma duodenale Necator americanus)

9 Kebijakan penanggulangan cacingan di 100 kabupaten intervensi stunting 2018
Pemberian Obat Pencegahan Massal pada penduduk sasaran usia tahun dilaksanakan 2x setahun, dengan interval 6 bulan Pemeriksaan cacingan kepada ibu hamil dengan gejala anemia Pemberian obat cacing pada trimester kedua usia kehamilan pada bumil yang hasil pemeriksaan cacingannya positif telur cacing. bidang P2P DKK Banyumas

10 PROGRAM CACINGAN DALAM INTERVENSI STUNTING 2018
STRATEGI INTEGRASI PROGRAM CACINGAN DALAM INTERVENSI STUNTING 2018 Integrasi pemberian obat cacing massal Pada anak usia 1-12 th Integrasi pemberian obat cacing pada ibu hamil a. POPM Filariasis b. Program Kesehatan Lingkungan c. Program Kesehatan Anak Usia SD d. Program Kesehatan Anak Balita e. Program Gizi f. Program Promosi Kesehatan program kesehatan ibu bidang P2P DKK Banyumas

11 Perencanaan Program Filariasis dan Kecacingan Terpadu Tahun 2018
Indikator 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah anak minum obat cacing Kab. Banyumas 33.0 jt 33.4 jt  45,1jt  45,6jt Pencapaian Nasional 99,4% 24.5 jt 74% 99,83% 30,6 jt 92% 99.84%

12 Pemberian Obat Cacing Kabupaten Banyumas
bidang P2P DKK Banyumas

13 Pemberian Obat Cacing Kabupaten Banyumas
bidang P2P DKK Banyumas

14 a. Strategi Integrasi POPM Filariasis dan Cacingan
Usia bulan mendapat: Albendazole Usia 2-12 tahun mendapat: Albendazole & DEC Usia 1-12 tahun mendapat Albendazole DAERAH ENDEMIS FILARIASIS FEB MEI AGS OKT DAERAH NON ENDEMIS FILARIASIS OKT / NOV Pemberian Obat Cacing pada usia 1-12 tahun berintegrasi dengan kegiatan: bulan Vit. A & UKS bidang P2P DKK Banyumas

15 KEBIJAKAN PENANGGULANGAN CACINGAN 2018
A . Pemberian Obat Pencegahan Massal pada penduduk sasaran usia 1- 12 tahun dilaksanakan 2x setahun, dengan interval 6 bulan (POPM FILARIASIS, PROGRAM KESH LING, PROGRAM KESH ANAK USIA SD, PROGRAM KESH ANAK BALITA, PROGRAM GIZI, PROGRAM PROMKES) Pemeriksaan cacingan kepada ibu hamil dengan gejala anemia (PROGRAM KESH IBU) Pemberian obat cacing pada trimester kedua usia kehamilan pada bumil yang hasil pemeriksaan cacingannya positif telur cacing.

16 B. Program Kesehatan Lingkungan (WASHED)
Water – Akses air bersih untuk cuci tangan dan membersihkan bahan makan, untuk menekan resiko re-infeksi STH Sanitation - Kakus bersih untuk menampung kotoran manusia agar tidak dibuang di tempat-tempat dimana manusia tinggal, bekerja dan bermain Hygiene Education – Kesehatan perseorangan dan kesehatan lingkungan untuk menekan resiko re-infeksi STH dan mencegah infeksi baru Deworming – Pemberian obat cacing untuk menurunkan angka infeksi cacingan

17 . C. Program Kesehatan Anak Usia Sekolah Dasar
Integrasi kegiatan pemberian obat cacing massal pada anak SD/MI saat: Penjaringan anak kelas 1 SD/MI, untuk pemeriksaan tinja Pemeriksaan kesehatan berkala anak SD/MI • Usaha Kesehatan Sekolah SD/MI (pemberian obat cacing pada anak kelas 1 sd 6 SD/MI sebagai salah satu Program Kesehatan UKS) D. Program Kesehatan Anak Balita • Pemberian vitamin A bersama dengan pemberian obat cacing massal E. Integrasi Cacingan dan Program Gizi pemberian obat cacing & program penanggulangan anemia (pemberian tablet besi atau fortifikasi besi) à pemberian obat cacing massal & program PMT-AS

18 F. Program Promosi Kesehatan
PHBS Cuci tangan pakai sabun dan air bersih BAB dan BAK menggunakan jamban sehat Jajan di kantin sehat di sekolah Kuku pendek dan bersih Memakai alas kaki

19 G. Program Kesehatan Ibu
Ibu hamil dengan pemberian Fe masih tetap anemia dilakukan pemeriksaan tinja. Jika hasil positif diberikan obat cacing. Skrining (pemeriksaan tinja) bagi ibu hamil yang mengalami gejala Cacingan atau anemi pada saat kunjungan Antenatal. Memberikan pengobatan bagi ibu hamil yang mempunyai hasil (+) mulai trimester ke 2 di bawah pengawasan dokter.

20 Manfaat Program Pengendalian Cacingan
Sumber Daya Manusia yang berkualitas & produktif baik untuk jangka pendek dan jangka panjang Menurunkan prevalensi kecacingan melalui pemberian obat & untuk mencegah dampak kecacingan (Gizi buruk, anemia, Persistent Malnourish  Stunting) Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

21 INTEGRASI PELAKSANAAN KEGIATAN
INTEGRASI WAKTU pelaksanaan pemberian obat cacing dengan vitamin A (bulan Februari dan Agustus) untuk Balita. INTEGRASI MEKANISME PELAYANAN bagi ibu hamil dan sasaran lainnya. INTEGRASI DISTRIBUSI LOGISTIK dari tingkat Kabupaten, Puskemas dan jaringan pelayanannya sampai di tingkat desa. INTEGRASI PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN antara kecacingan, pelayanan ibu hamil, pelayanan kesehatan anak dan lainnya INTEGRASI PENCATATAN DI KOMUNITAS dan RUMAH TANGGA menggunakan buku KIA untuk ibu hamil – Balita, Rapor Kesehatanku untuk anak sekolah ANUNG untuk POPM Ditjen P2P

22 KEGIATAN DI TINGKAT PUSKESMAS
INDIKATOR PELAKSANAAN TARGET SASARAN (ORANG) WAKTU PELAKSANAAN PELAKSANA RENCANA AKSI SPESIFIK PEMBERIAN TTD Memberikan penyuluhan terkait pentingnya Tablet Tambah Darah Remaja Putri dan Ibu Hamil Januari - Desember Dr, Bidan, Perawat, Nakes Masyarakat Terlaksananya Pemberian Tablet Tambah Darah Dr, Bidan, Perawat PEMBERIAN PMT BUMIL KEK DAN BALITA Memberikan penyuluhan terkait pentingnya PMT Bumil KEK, Bayi dan Balita April - Desember Tenaga Gizi, Nakes Masyarakat PMT terdistribusi sampai ke target sasaran Tenaga Gizi PEMBERIAN OBAT KECACINGAN Memberikan penyuluhan terkait pentingnya Obat Kecacingan Balita Januari dan Juli Perawat , Bidan, Nakes Masyarakat Terdistribusinya Obat Kecacingan Februari dan Agustus Perawat , Bidan PEMBERIAN VIT. A Memberikan penyuluhan terkait pentingnya Vit. A dan KIA Ibu Hamil dan Anak 1-2 Tahun Terlaksananya pemberian obat cacing terintegrasi dengan Vit A dan KIA

23 KEGIATAN DI TINGKAT PUSKESMAS
INDIKATOR PELAKSANAAN TARGET SASARAN (ORANG) WAKTU PELAKSANAAN PELAKSANA RENCANA AKSI SPESIFIK (Lanjutan) MENGATASI KEKURANGAN IODIUM Memberikan penyuluhan terkait skrining hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir Bayi baru lahir Januari - Desember Ahli Teknologi Lab. Medik, Nakes Masyarakat Terlaksananya skrining hipotiroid kongenital pada bayi baru lahir (Pada puskes yg mampu & terlatih melaksanakan SHK) Ahli Teknologi Lab. Medik, Bidan MELINDUNGI IBU HAMIL & BADUTA DARI MALARIA Memberikan penyuluhan terkait diagnosis dan pengobatan malaria serta pemantauan minum obat Ibu Hamil dan Baduta Dr, Bidan, Perawat, Nakes Lingkungan, Nakes Masyarakat Terlaksananya diagnosis dan pengobatan malaria serta pemantauan minum obat Dr, Bidan, Perawat, Nakes Lingkungan PENCEGAHAN & PENGOBATAN DIARE SERTA SUPLEMENTASI ZINK PADA ANAK DIARE Memberikan penyuluhan terkait obat Diare dan Suplamen Zinc Balita Dr, Bidan, Perawat, Nakes Masyarakat Pemberian obat Diare dan Suplamen Zinc Dr, Bidan, Perawat FORTIFIKASI ZAT BESI PADA MAKANAN Memberikan penyuluhan terkait kampanye KIE melalui berbagai media Seluruh Masyarakat Januari - September Nakes Masyarakat, Nakes Masyarakat Terlaksananya kampanye KIE melalui berbagai media Nakes Masyarakat

24 KEGIATAN DI TINGKAT PUSKESMAS
INDIKATOR PELAKSANAAN TARGET SASARAN (ORANG) WAKTU PELAKSANAAN PELAKSANA RENCANA AKSI SPESIFIK (Lanjutan) PELAKSANAAN IMUNISASI DASAR LENGKAP Memberikan penyuluhan terkait tentang Penyelenggaraan Program Imunisasi Nasional Ibu Hamil, Bayi dan Balita Januari - Desember Dr, Bidan, Perawat, Nakes Masyarakat Dilaksanakannya Norma/ Standar/ Prosedur/ Kriteria tentang Penyelenggaraan Imunisasi Dr, Bidan, Perawat Melaksanakan Manajemen cold chain sesuai standar yang masih berfungsi dengan baik Dr, Bidan, Perawat,Nakes Masyarakat, Ahli Kefarmasian Memberikan penyuluhan terkait pencatatan Imunisasi Dasar Lengkap Ibu Hamil dan Anak sampai dengan umur 6 tahun Dr, Bidan, Nakes Masyarakat Sosialisasi Buku KIA sebagai media KIE dan pencatatan Imunisasi Dasar Lengkap Dr, Bidan Memberikan penyuluhan terkait kegiatan ORI Dilaksanakannya kegiatan ORI di daerah-daerah yang terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) PD3I

25 KEGIATAN DI TINGKAT PUSKESMAS
INDIKATOR PELAKSANAAN TARGET SASARAN (ORANG) WAKTU PELAKSANAAN PELAKSANA RENCANA AKSI SPESIFIK (Lanjutan) MELAKUKAN TATA LAKSANA TERHADAP BALITA STUNTING, GIZI BURUK, GIZI KURANG. Terlaksananya Tata Laksana Balita dan Stunting Gizi Buruk dan Gizi Kurang sesuai dengan NSPK Bayi, Baduta, Balita Stunting, Gizi Buruk dan Gizi Kurang Januari - Desember Seluruh Nakes Puskesmas MELAKSANAKAN SOSIALISASI GERMAS Memberikan Penyuluhan terkait IMD/ASI Jolong/Colostrum, Asi Eksklusif, Asi Lanjutan s.d 23 Bulan dan MP. ASI Ibu Hamil, Bayi dan Baduta Terlaksananya Sosialisasi Gerakan Masyarakat Seluruh Masyarakat

26 KEGIATAN DI TINGKAT PUSKESMAS
INDIKATOR PELAKSANAAN TARGET SASARAN (ORANG) WAKTU PELAKSANAAN PELAKSANA RENCANA AKSI SENSITIF (Lanjutan) MENINGKATKAN AKSES AIR BERSIH & SANITASI Memberikan penyuluhan terkait kesehatan lingkungan di TTU (SD, SMP, Puskesmas) Seluruh Masyarakat Januari - Desember Nakes Lingkungan, Nakes Masyarakat Melakukan inspeksi kesehatan lingkungan di TTU (SD, SMP, Puskesmas) yang ada di daerah PEMBERIAN JAMPERSAL Memberikan sosialisasi terkait jampersal Ibu Hamil, Ibu Bersalin Dr, Bidan, Perawat, Nakes Masyarakat Terlaksananya kegiatan jampersal Dr, Bidan, Perawat PENDIDIKAN POLA ASUH & GIZI SEIMBANG PADA ORANG TUA Memberikan penyuluhan terkait Paket Kelas Ibu sebagai materi KIE dalam pengasuhan anak Ibu Hamil Melaksanakan Paket Kelas Ibu sebagai materi KIE dalam pengasuhan anak Memberikan penyuluhan terkait orientasinya SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang) Balita Terorientasinya SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang) bagi pengelola program KIA Dinkes Kab/kota dan petugas kesehatan puskesmas serta pendidik PAUD dan TK

27 KEGIATAN DI TINGKAT PUSKESMAS
INDIKATOR PELAKSANAAN TARGET SASARAN (ORANG) WAKTU PELAKSANAAN PELAKSANA RENCANA AKSI SENSITIF (Lanjutan) PENANGANAN STUNTING TERINTEGRASI SECARA LINTAS PROGRAM TERMASUK SUMBER DAYA MELALUI MANAJEMEN PUSKESMAS(P1, P2 dan P3) Melakukan Manajemen Puskesmas dalam rangka intervensi integratif stunting Ibu Hamil, Bayi, Baduta dan Balita Januari - Desember Semua Nakes Melaksanakan Manajemen Puskesmas Sesuai Standar Akreditasi PEMBERIAN OBAT ANTI TUBERCOLOSIS PADA PENDERITA TB Memberikan penyuluhan terkait Obat Anti Tubercolosis pada penderita TB Seluruh Penderita TB Dr, Perawat, Nakes Masyarakat Tatalaksana Obat Anti Tubercolosis pada penderita TB PELAYANAN JKN KEPADA MASYARKAT DESA Memberikan penyuluhan terkait Pelayanan JKN Seluruh Masyarakat Desa Dr, Drg, Bidan, Perawat, Nakes Masyarakat Terlaksananya Pelayanan JKN Kepada Masyarakat Desa Dr, Drg, Bidan, Perawat, Ahli Teknologi Lab. Medik, Tenaga Gizi, Ahli Kefarmasian, Nakes Lingkungan

28 TERIMA KASIH Integrasi
Dalam tahap persiapan pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, Puskesmas perlu melakukan integrasi program, SDM dan pembiayaan. Puskesmas melakukan integrasi terhadap seluruh upaya/program yang akan dilakukan, sehingga kunjungan keluarga yang dilakukan melalui pendekatan akan meningkatkan capaian setiap program yang ada. Diperlukan integrasi SDM dalam upaya pengaturan atau pengorganisasian secara internal Puskesmas. Puskesmas menetapkan tim pembina Keluarga yang menjadi penanggungjawab dari setiap wilayah kerja Puskesmas. Pembina Keluarga, yaitu tenaga kesehatan Puskesmas yang telah mengikuti pelatihan atau memiliki pengetahuan tentang Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Pembina keluarga bertanggung jawab mengumpulkan data kesehatan keluarga, melakukan analisis Prokesga di wilayah binaannya, melakukan koordinasi lintas program untuk intervensi masalah keluarga di wilayah binaannya, serta melakukan pemantauan kesehatan keluarga. Jika SDM tidak cukup, dapat dilakukan Perekrutan petugas pendataan yang dilaksanakan oleh pihak Puskesmas berdasarkan pada analisis kebutuhan tenaga pendataan dengan mempertimbangkan aspek ketersediaan tenaga di Puskesmas, jumlah keluarga di wilayah kerja Puskesmas, luas wilayah kerja, kondisi geografis wilayah kerja, dan pendanaan. Perekrutan petugas pendataan dapat dilaksanakan apabila hasil dari analisis kebutuhan tenaga menyatakan bahwa membutuhkan tenaga tambahan. Hal lain juga dapat dilakukan oleh Puskesmas dengan melakukan dengan Poltekkes yang ada di wilayah kab/kota tersebut. Puskesmas juga melakukan integrasi sumber-sumber pembiayaan yang ada di Puskesmas seperti BOK, Kapitasi, ADD, APBD, CSR dan lain-lain. Sehingga pelaksanaan pendekatan keluarga dapat dilakukan dengan menggunakan dana yang sudah teralokasi untuk membiayai pelaksanaan program yang telah ada.


Download ppt "Kebijakan Penanggulangan Kecacingan Terintegrasi ( Stunting )"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google