Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehgi kenten adam danil Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
TEORI LISTRIK DIKLAT PENGOPERASIAN GARDU INDUK Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
2
1. TEGANGAN LISTRIK Pengertian Tegangan Tegangan listrik atau potensial listrik pada suatu titik adalah besar usaha yang di perlukan untuk memindahkan muatan dari suatu titik di jauh tak terhingga ke titik tersebut persatuan muatan yang di pindahkan tersebut Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
3
V adalah besar tegangan listrik atau potensial listrik, yang dalam praktek sehari hari hanya di sebut tegangan, dengan satuan Joule/Coulomb atau Volt. V adalah besar tegangan listrik atau potensial listrik, yang dalam praktek sehari hari hanya di sebut tegangan, dengan satuan Joule/Coulomb atau Volt. W adalah besar usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan listrik dengan satuan Joule. W adalah besar usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan listrik dengan satuan Joule. Q adalah besar muatan yang di pindahkan, dengan satuan Coulomb. Q adalah besar muatan yang di pindahkan, dengan satuan Coulomb. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
4
Tegangan listrik pada suatu titik dikatakan satu Volt, jika usaha yang di perlukan untuk memindahkan muatan satu coulomb dari jauh tak terhingga ke titik tersebut diperlukan usaha sebesar satu joule. Tegangan listrik pada suatu titik dikatakan satu Volt, jika usaha yang di perlukan untuk memindahkan muatan satu coulomb dari jauh tak terhingga ke titik tersebut diperlukan usaha sebesar satu joule. Yang dimaksud titik jauh takterhingga adalah titik ditempat yang tidak ada pengaruh medan listriknya. Yang dimaksud titik jauh takterhingga adalah titik ditempat yang tidak ada pengaruh medan listriknya. Beda tegangan atau beda potensial antara dua titik adalah beda besar tegangan antara titik yang satu dengan yang lain. Beda tegangan atau beda potensial antara dua titik adalah beda besar tegangan antara titik yang satu dengan yang lain. Beda tegangan antara titik A dan titik B di katakan satu Volt, jika usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan satu coulomb dari titik A ke titik B diperlukan tenaga satu Joule. Beda tegangan antara titik A dan titik B di katakan satu Volt, jika usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan satu coulomb dari titik A ke titik B diperlukan tenaga satu Joule. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
5
Sumber tegangan dalam penggunaan listrik diperoleh melalui Generator maupun battere. Berdasarkan sumber tegangan tersebut, ada dua macam bentuk tegangan, yaitu tegangan searah dan tegangan bolak balik. Sumber tegangan dalam penggunaan listrik diperoleh melalui Generator maupun battere. Berdasarkan sumber tegangan tersebut, ada dua macam bentuk tegangan, yaitu tegangan searah dan tegangan bolak balik. Tegangan batere kering umumnya adalah 1,5 Volt DC dan untuk sistem telekomunikasi, kontrol dan proteksi di Gardu Induk umumnya 48 Volt DC atau 110 Volt DC (yang di peroleh dari suplay DC berupa susunan batere dengan dilengkapi DC Charger). Tegangan batere kering umumnya adalah 1,5 Volt DC dan untuk sistem telekomunikasi, kontrol dan proteksi di Gardu Induk umumnya 48 Volt DC atau 110 Volt DC (yang di peroleh dari suplay DC berupa susunan batere dengan dilengkapi DC Charger). Untuk tegangan AC di PLN adalah : 220/380 Volt, 20 kV, 70 kV, 150 kV dan 500 kV. Untuk tegangan AC di PLN adalah : 220/380 Volt, 20 kV, 70 kV, 150 kV dan 500 kV. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
6
Tegangan Searah Tegangan Searah Tegangan searah adalah tegangan listrik yang besar dan arahnya tetap. Tegangan searah ini dibangkitkan oleh generator arus searah atau oleh batere Tegangan bolak balik Tegangan bolak balik adalah tegangan listrik yang besar dan arahnya selalu berubah, membentuk gelombang sinusoida. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
8
Keterangan : V adalah tegangan sesaat V adalah tegangan sesaat Vm adalah tegangan maksimum Vm adalah tegangan maksimum Veff = Veff = Veff = Tegangan efektif Veff = Tegangan efektif adalah sudut tegangan dalam derajat, adalah sudut tegangan dalam derajat, adalah kecepatan sudut dalam derajat per detik dan t adalah waktu dalam detik. adalah kecepatan sudut dalam derajat per detik dan t adalah waktu dalam detik. T adalah perioda, dan satu perioda adalah satu putaran listrik atau satu gelombang listrik. T adalah perioda, dan satu perioda adalah satu putaran listrik atau satu gelombang listrik. Frekuensi f adalah banyaknya gelombang tiap detik dengan satuan Hertz disingkat Hz. Frekuensi f adalah banyaknya gelombang tiap detik dengan satuan Hertz disingkat Hz. Frekwensi tenaga listrik di PLN adalah 50 Hz. Frekwensi tenaga listrik di PLN adalah 50 Hz. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
9
2. BEBAN Jika pada sumber tegangan listrik dihubungkan dengan beban listrik, maka akan mengalir arus listrik dalam rangkaian listrik tersebut. Besar arus listrik tersebut tergantung pada besar tegangan dan besar beban yang terhubung pada rangkaian. Jika sumber tegangannya adalah tegangan searah, maka arus yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah arus searah dan beban yang mempengaruhi rangkaian arus searah tersebut adalah beban resistif yaitu daya watt. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
10
Jika sumber tegangannya adalah tegangan bolak- balik, maka arus yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah arus bolak balik dan beban yang mempengaruhi rangkaian arus bolak balik tersebut dapat berupa beban reaktif induktif, beban reaktif kapasitif dan beban resistif atau kombinasi ketiganya. Jika sumber tegangannya adalah tegangan bolak- balik, maka arus yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah arus bolak balik dan beban yang mempengaruhi rangkaian arus bolak balik tersebut dapat berupa beban reaktif induktif, beban reaktif kapasitif dan beban resistif atau kombinasi ketiganya. Beban dalam rangkaian arus bolak balik dapat berupa daya aktif (watt) atau daya reaktif induktif dan daya reaktif kapasitif (Var) atau kombinasi ketiganya. Hal ini tergangtung jenis hambatan dalam beban tersebut, dapat berupa hambatan tahanan (R), hambatan reaktansi induktif (XL) atau hambatan reaktansi kapasitif (XC). Beban dalam rangkaian arus bolak balik dapat berupa daya aktif (watt) atau daya reaktif induktif dan daya reaktif kapasitif (Var) atau kombinasi ketiganya. Hal ini tergangtung jenis hambatan dalam beban tersebut, dapat berupa hambatan tahanan (R), hambatan reaktansi induktif (XL) atau hambatan reaktansi kapasitif (XC). Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
11
3. ARUS LISTRIK. Arus listrik adalah perpindahan muatan listrik. Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang berpindah setiap detik, dengan satuan Coulomb per detik atau Amper. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
12
Q adalah jumlah muatan listrik (Coulomb), t adalah waktu (detik) dan i adalah kuat arus listrik (amper) Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
13
Dalam konduktor, muatan muatan yang bergerak adalah elektron. Dalam elektrolit, muatan yang bergerak adalah molekul bermuatan positip dan molekul bermuatan negatif dan dalam semikonduktor adalah elektron dan hole. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
14
Arah arus listrik didefinisikan sebagai arah perpindahan muatan positip. Jadi dalam konduktor, sesuai hukum relativitas einstein untuk menentukan arah arus, dianggap bahwa yang bergerak adalah muatan positip. Arah arus listrik didefinisikan sebagai arah perpindahan muatan positip. Jadi dalam konduktor, sesuai hukum relativitas einstein untuk menentukan arah arus, dianggap bahwa yang bergerak adalah muatan positip. Dalam rangkaian arus bolak balik, arusnya berubah membentuk gelombang sinusoida dengan besar dan arahnya tergantung tegangan dan impedansi beban sesuai hukum Ohm. Dalam rangkaian arus bolak balik, arusnya berubah membentuk gelombang sinusoida dengan besar dan arahnya tergantung tegangan dan impedansi beban sesuai hukum Ohm. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
16
Arus efektif adalah besar arus bolak balik yang setara dengan besar arus searah yang menghasilkan energi yang sama jika dialirkan pada suatu tahanan R dengan waktu tertentu. Dalam kondisi normal, alat alat ukur listrik arus bolak balik di instalasi tenaga listrik di desain untuk mengukur harga effektifnya. Arus efektif adalah besar arus bolak balik yang setara dengan besar arus searah yang menghasilkan energi yang sama jika dialirkan pada suatu tahanan R dengan waktu tertentu. Dalam kondisi normal, alat alat ukur listrik arus bolak balik di instalasi tenaga listrik di desain untuk mengukur harga effektifnya. Ieff = Ieff = Ieff = arus effektif Ieff = arus effektif Im = arus maksimum Im = arus maksimum i = arus sesaat i = arus sesaat Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
17
4. RANGKAIAN LISTRIK Rangkaian listrik terdiri dari tiga kompoen pokok yaitu : sumber tegangan, beban dan rangkaian penghubung. Untuk mengetahui besaran besaran listrik dalam rangkaian, dapat dihitung menggunakan hukum ohm maupun hukum kirchoff.
18
Hukum Ohm Menurut hukum ohm, arus yang mengalir pada rangkaian listrik sebanding dengan besarnya sumber tegangan dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan. Menurut hukum ohm, arus yang mengalir pada rangkaian listrik sebanding dengan besarnya sumber tegangan dan berbanding terbalik dengan besarnya hambatan. I adalah arus yang mengalir dalam rangkaian, dengan satuan amper, I adalah arus yang mengalir dalam rangkaian, dengan satuan amper, V adalah besarnya sumber tegangan, dengan satuan Volt dan V adalah besarnya sumber tegangan, dengan satuan Volt dan R adalah tahanan, dengan satuan Ohm. R adalah tahanan, dengan satuan Ohm. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
19
I adalah arus yang mengalir dalam rangkaian, dengan satuan amper, I adalah arus yang mengalir dalam rangkaian, dengan satuan amper, V adalah besarnya sumber tegangan, dengan satuan Volt dan V adalah besarnya sumber tegangan, dengan satuan Volt dan R adalah tahanan, dengan satuan Ohm. R adalah tahanan, dengan satuan Ohm. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
20
Contoh Jika tahanan sebesar 200 Ohm dihubungkan pada batere dengan tegangan 24 Volt, berapa arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut? Jika tahanan sebesar 200 Ohm dihubungkan pada batere dengan tegangan 24 Volt, berapa arus yang mengalir dalam rangkaian tersebut?Jawab: Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
21
Hukum Kirchoff Menurut hukum I kirchoff, arus yang masuk dan arus yang keluar pada suatu titik adalah sama. Menurut hukum I kirchoff, arus yang masuk dan arus yang keluar pada suatu titik adalah sama. atau Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
22
Contoh Soal : Jika arus yang keluar dari feeder 1, sampai feeder 5 masing masing adalah : 75 Amper, 125 Amper, 150 Amper, 100 Amper dan 50 Amper, yang dipasok dari transformator tenaga 30 MVA, 150 kV/20 kV, berapa berar arus yang di pasok dari sisi incoming trafo, jika faktor daya beban masing masing feeder adalah sama. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
23
JAWAB : I inc = (75 + 125 + 150 + 100 + 50 ) Amper = 500 Amper Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
24
Menurut hukum kirchoff II, dalam suatu rangkaian tertutup, jumlah drop tegangan dalam rangkaian tertutup tersebut adalah sama dengan jumlah tegangan sumber. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
25
5. RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK 1 FASA Impedansi dan Arus Impedansi adalah hambatan dalam rangkaian listrik arus bolak balik. Impedansi dapat berisfat Resistif bila beban rangkaian berupa tahanan murni (R), bersifat Induktif bila beban rangkaian berupa Induktor / kumparan (L), bersifat Kapasitif bila beban rangkaian berupa Kapasitor (C). Dalam kenyataannya beban rangkaian adalah kombinasi antara R, L dan C, sehingga sifat rangkaian tergantung dari komponen yang dominan. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
26
Beban Resistif Z = R = 0 Z= Z 0 Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
27
Arus yang mengalir dalam rangkaian beban resistif akan sefasa dengan tegangannya seperti pada persamaan dibawah ini. R j X I V Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
28
Beban Induktif Murni Z = ( R 2 + XL 2 ) = XL = INV tan = 90 0 = j Z = Z = XL 90 0 = j XL Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
29
Arus yang mengalir dalam rangkaian beban Induktif akan tertinggal terhadap tegangannya. Jika beban dalam rangkaian adalah induktif murni, maka arus induktif ini berbeda fasa 90 0 terhadap tegangannya, seperti pada persamaan dibawah ini. Arus yang mengalir dalam rangkaian beban Induktif akan tertinggal terhadap tegangannya. Jika beban dalam rangkaian adalah induktif murni, maka arus induktif ini berbeda fasa 90 0 terhadap tegangannya, seperti pada persamaan dibawah ini. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
30
j XL j - j I L V Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
31
Beban Kapasitip Z = ( R 2 + XC 2 ) = XC = INV tan = INV tan = - 90 0 = -j Z = Z - = XC - 90 0 = - j XC Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
32
Arus dalam rangkaian beban Kapasitif akan mendahului terhadap tegangannya dan jikar beban bersifat kapasitif murni, arusnya akan mendahului tegangannya dengan sudut 90 0, seperti pada persamaan dibawah ini. Arus dalam rangkaian beban Kapasitif akan mendahului terhadap tegangannya dan jikar beban bersifat kapasitif murni, arusnya akan mendahului tegangannya dengan sudut 90 0, seperti pada persamaan dibawah ini. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
33
j Ic j - j XC V Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
34
Rangkaian R-L-C Z = ( R 2 + (XL-XC) 2 ) = ( R 2 + X 2 ) = INV tan Z = Z Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
35
Arus dalam rangkaian akan berbeda fasa dengan sudut terhadap tegangannya Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
36
-- I j - j V Z Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
37
Daya Pada Arus Listik bolak balik dan Faktor Daya Daya dalam rangkaian arus bolak balik ada tiga macam, yaitu: Daya aktip Daya aktip Daya reaktip Daya reaktip Daya Semu Daya Semu Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
38
Daya aktip adalah daya yang digunakan untuk menimbulkan cahaya, panas, gerak dan lain lain yang dalam rangkaian listrik digambarkan berupa beban resistip. Daya aktip adalah daya yang digunakan untuk menimbulkan cahaya, panas, gerak dan lain lain yang dalam rangkaian listrik digambarkan berupa beban resistip. Simbol daya aktip adalah P dan satuannya adalah Watt. Simbol daya aktip adalah P dan satuannya adalah Watt. Daya reaktip ada dua yaitu daya reaktip induktip dan daya reaktip kapasitip. Daya reaktip ada dua yaitu daya reaktip induktip dan daya reaktip kapasitip. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
39
Daya reaktip induktip adalah daya yang timbul karena adanya medan magnet yang berubah dalam suatu penghantar yang dialiri arus listrik bolak balik. Daya reaktip induktip yang dominan, timbul pada kumparan seperti : Motor listrik, trafo, generator, reaktor dan lain lain yang dalam rangkaian listrik digambarkan berupa beban Induktip XL. Daya reaktip induktip adalah daya yang timbul karena adanya medan magnet yang berubah dalam suatu penghantar yang dialiri arus listrik bolak balik. Daya reaktip induktip yang dominan, timbul pada kumparan seperti : Motor listrik, trafo, generator, reaktor dan lain lain yang dalam rangkaian listrik digambarkan berupa beban Induktip XL. Daya reaktip kapasitip adalah daya yang timbul karena adanya medan Listrik yang ditimbulkan oleh suatu penghantar yang bertegangan listrik Listrik bolak balik. Daya reaktip kapasitip, timbul pada suatu kapasitor, Kabel tenaga dan lain lain yang dalam rangkaian listrik digambarkan berupa beban Kapasitip XC. Daya reaktip kapasitip adalah daya yang timbul karena adanya medan Listrik yang ditimbulkan oleh suatu penghantar yang bertegangan listrik Listrik bolak balik. Daya reaktip kapasitip, timbul pada suatu kapasitor, Kabel tenaga dan lain lain yang dalam rangkaian listrik digambarkan berupa beban Kapasitip XC. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
40
Simbol daya reaktip adalah Q dan satuannya adalah Volt Amper Reaktip (VAR). Simbol daya reaktip adalah Q dan satuannya adalah Volt Amper Reaktip (VAR). Daya Semu merupakan gabungan, penjumlahan daya aktip dan daya reaktip secara vektor. Daya Semu merupakan gabungan, penjumlahan daya aktip dan daya reaktip secara vektor. Simbol daya reaktip adalah S dan satuannya adalah Volt Amper (VA). Simbol daya reaktip adalah S dan satuannya adalah Volt Amper (VA). Segitiga Daya. Merupahan segitiga yang menggambarkan hubungan antara daya aktip, daya reaktip dan daya semu, seperti pada gambar dibawah ini. Segitiga Daya. Merupahan segitiga yang menggambarkan hubungan antara daya aktip, daya reaktip dan daya semu, seperti pada gambar dibawah ini. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
41
Segitiga Daya. Merupahan segitiga yang menggambarkan hubungan antara daya aktip, daya reaktip dan daya semu, seperti pada gambar dibawah ini. Segitiga Daya. Merupahan segitiga yang menggambarkan hubungan antara daya aktip, daya reaktip dan daya semu, seperti pada gambar dibawah ini. Q P S Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
42
S = P + j Q S = V . I P = S cos = V . I . cos Q = S sin = V . I . sin S = ( P 2 + Q 2 ) Faktor daya = cos = Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
43
Contoh : Berapa daya aktip, daya reaktip dan daya semu untuk rangkaian listrik dengan impedansi rangkaian Z = ( 40 + j 30 ) Ohm yang dipasok tegangan 220 Volt ac. Jawab. Z = = ( 40 2 + 30 2 ) = 50 O = INV tan = 36,87 0 Cos = 0,8 dan sin = 0,6 Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
44
S = V . I = 220. 4,4 = 968 VA S = V . I = 220. 4,4 = 968 VA P = S . cos = 968 x 0,8 = 774,4 Watt P = S . cos = 968 x 0,8 = 774,4 Watt Q = S sin = 968 x 0,6 = 580,8 VAR Q = S sin = 968 x 0,6 = 580,8 VAR Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
45
6. RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK 3 FASA Sistem arus bolak balik, dapat berupa sistem 1 fasa maupun system 3 fasa. Sistem arus bolak balik di PLN adalah sistem 3 fasa, meskipun pelanggannya pelanggan 1 fasa, namun di pasok dari sistem 3 fasa. Sistem arus bolak balik, dapat berupa sistem 1 fasa maupun system 3 fasa. Sistem arus bolak balik di PLN adalah sistem 3 fasa, meskipun pelanggannya pelanggan 1 fasa, namun di pasok dari sistem 3 fasa. Beban dalam sistem 3 fasa di buat seimbang. Namun dalam kenyataannya untuk system distribusi Tegangan rendah bebannya tidak seimbang, sehubungan umumnya beban pelanggan adalah beban 1 fasa. Beban dalam sistem 3 fasa di buat seimbang. Namun dalam kenyataannya untuk system distribusi Tegangan rendah bebannya tidak seimbang, sehubungan umumnya beban pelanggan adalah beban 1 fasa. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
46
VTVT VSVS VRVR ZTZT ZSZS ZRZR IRIR ISIS ININ V RN V SN V TN 120 0 V RS V ST V TR ITIT Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
47
VRN, VSN, VTN adalah tegangan fasa netral fasa R, fasa S dan fasa T, yang selanjutnya ditulis VR untuk tegangan fasa netral pada fasa R, VS untuk tegangan fasa netral pada fasa S dan VT untuk tegangan fasa netral pada fasa T. VR = VR 0 VS = VR -1200 VT = VR 1200 = VR -2400 VR = VS = VT Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
48
VRS, VST, VTR adalah tegangan fasa fasa untuk fasa R-S, fasa fasa untuk S-T dan fasa fasa untuk S-T VRS, VST, VTR adalah tegangan fasa fasa untuk fasa R-S, fasa fasa untuk S-T dan fasa fasa untuk S-T VRS = VST = VTR = 3 x VR VRS = VST = VTR = 3 x VR Jadi tegangan fasa fasa = 3 kali tegangan fasa netral atau tegangan fasa netral sama dengan tegangan fasa fasa dibagi akar tiga Jadi tegangan fasa fasa = 3 kali tegangan fasa netral atau tegangan fasa netral sama dengan tegangan fasa fasa dibagi akar tiga S 3 fasa = 3 x VR x IR S 3 fasa = 3 x VR x IR = 3 xx I fasa = 3 xx I fasa = 3 x V fasa-fasa x I fasa = 3 x V fasa-fasa x I fasa = 3 x V fasa-fasa x I line = 3 x V fasa-fasa x I line Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
49
Untuk beban seimbang, Untuk beban seimbang, ZR = ZS = ZT = Z IN = IR + Is + IT = 0 IN = IR + Is + IT = 0 P 3 fasa = S3fasa x cos P 3 fasa = S3fasa x cos Q 3 fasa = S3fasa x sin Q 3 fasa = S3fasa x sin S3fasa = P3fasa + j Q 3fasa S3fasa = P3fasa + j Q 3fasa Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
50
Beban tidak seimbang Dalam sistem tiga fasa tidak seimbang, tegangan pemasoknya adalah seimbang, masing masing fasa besarnya sama dan arahnya berbeda fasa 120 0, namun memasok beban yang pada masing masing fasa tidak sama, sehingga arus masing masing fasa tidak sama dan berbeda fasa tidak 1200. Dalam sistem tiga fasa tidak seimbang, tegangan pemasoknya adalah seimbang, masing masing fasa besarnya sama dan arahnya berbeda fasa 120 0, namun memasok beban yang pada masing masing fasa tidak sama, sehingga arus masing masing fasa tidak sama dan berbeda fasa tidak 1200. Daya pada masing masing fasa juga tidak sama sehingga daya 3 fasanya merupakan jumlah masing masing fasanya. Daya pada masing masing fasa juga tidak sama sehingga daya 3 fasanya merupakan jumlah masing masing fasanya. Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
51
VR = VR 0 VR = VR 0 VS = VR -1200 VS = VR -1200 VT = VR 1200 = VR -2400 VT = VR 1200 = VR -2400 VR = VS = VT VR = VS = VT VRS = VST = VTR = 3 x VR VRS = VST = VTR = 3 x VR Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
52
IN = IR + Is + IT 0 IN = IR + Is + IT 0 S 3 fasa = VR x IR + VS x IS + VT x IT S 3 fasa = VR x IR + VS x IS + VT x IT P3fasa = VR x IR cos R+ VS x IS c os S+ VT x IT cos T P3fasa = VR x IR cos R+ VS x IS c os S+ VT x IT cos T Q3fasa = VR x IR sin R+ VS x IS s in S+ VT x IT sin T Q3fasa = VR x IR sin R+ VS x IS s in S+ VT x IT sin T S3fasa = P3fasa + j Q 3fasa S3fasa = P3fasa + j Q 3fasa Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
53
Contoh Soal 1: Contoh Soal 1: Contoh Soal 1: Contoh Soal 1: Jika pada sistem arus bolak balik 3 fasa dengan tegangan pemasok 220 / 380 volt di hubungkan dengan beban yang masing masing impedansi fasanya sebesar Z = 40 + j 30 Ohm. Jika pada sistem arus bolak balik 3 fasa dengan tegangan pemasok 220 / 380 volt di hubungkan dengan beban yang masing masing impedansi fasanya sebesar Z = 40 + j 30 Ohm. Jika pada sistem arus bolak balik 3 fasa dengan tegangan pemasok 220 / 380 volt di hubungkan dengan beban yang masing impedansi fasanya sebesar Z = 40 + j 30 Ohm. Jika pada sistem arus bolak balik 3 fasa dengan tegangan pemasok 220 / 380 volt di hubungkan dengan beban yang masing impedansi fasanya sebesar Z = 40 + j 30 Ohm. Berapa : Berapa : Arus masing masing fasa Arus masing masing fasa Arus masing fasa Arus masing fasa Daya aktip, daya reaktip dan daya semu masing masing fasa Daya aktip, daya reaktip dan daya semu masing masing fasa Daya aktip, daya reaktip dan daya semu masing fasa Daya aktip, daya reaktip dan daya semu masing fasa Daya aktip, daya reaktip dan daya semu 3 fasa Daya aktip, daya reaktip dan daya semu 3 fasa Daya aktip, daya reaktip dan daya semu 3 fasa Daya aktip, daya reaktip dan daya semu 3 fasa Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
54
Contoh Soal 2 : Jika pada sistem arus bolak balik 3 fasa seperti diatas dihubungkan dengan beban yang masing masing impedansi fasanya sebesar ZR= (40 + j 30) Ohm, ZS = (50 + j 0) dan ZT = (0 + j 100) Ohm, Jika pada sistem arus bolak balik 3 fasa seperti diatas dihubungkan dengan beban yang masing masing impedansi fasanya sebesar ZR= (40 + j 30) Ohm, ZS = (50 + j 0) dan ZT = (0 + j 100) Ohm, Berapa : Arus masing masing fasa Arus masing masing fasa Daya aktip, daya reaktip dan daya semu masing masing fasa Daya aktip, daya reaktip dan daya semu masing masing fasa Daya aktip, daya reaktip dan daya semu 3 fasa Daya aktip, daya reaktip dan daya semu 3 fasa Meningkatkan Kompetensi Menawarkan Solusi Anton Suranto
55
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.