Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Oleh : H. Sigit Purnawan Jati, S.Si, MSI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Oleh : H. Sigit Purnawan Jati, S.Si, MSI"— Transcript presentasi:

1 Oleh : H. Sigit Purnawan Jati, S.Si, MSI
PENENTUAN UPAH BURUH DALAM SYARIAH ISLAM Oleh : H. Sigit Purnawan Jati, S.Si, MSI STEI HAMFARA Yogyakarta Januari 2010

2 الإجارة هي عقد على المنفعة بعوض
DASAR PENENTUAN UPAH الإجارة هي عقد على المنفعة بعوض Ijarah adalah akad atas manfaat dengan upah (kompensasi). Jadi, dasar penentuan upah adalah manfaat (jasa) yang diberikan oleh ajir (buruh). BUKAN didasarkan pada nilai barang yang produksi (cara sosialis), atau pada taraf kehidupan minimum (cara kapitalis).

3 MACAM-MACAM UPAH Dari segi bentuknya, ada 2 (dua) macam upah :
1. Maal (harta), yaitu upah yang berbentuk harta, baik uang maupun barang. 2. Manfaat (jasa), yaitu upah yang berbentuk manfaat. (Taqiyuddin Nabhani, Syakhshiyah Islamiyah, II/317)

4 MACAM-MACAM UPAH Dari segi ada tidaknya penentuan upah di awal akad, ada 2 (dua) macam upah : 1. Ajrun musamma, yaitu upah yang disebutkan besarnya di awal akad. 2. Ajrul Mitsil (upah semisal), yaitu upah yang tidak disebutkan di awal akad, yang besarnya ditentukan dgn cara menyamakan dengan upah semisal di masyarakat. (Taqiyuddin Nabhani, Syakhshiyah Islamiyah, II/321)

5 من استأجر اجيرا فليعلمه اجره
MACAM-MACAM UPAH Dasar ajrun musamma : Sabda Rasulullah SAW : من استأجر اجيرا فليعلمه اجره “Barang siapa memperkerjakan seorang buruh, hendaklah dia beritahukan kepadanya upahnya.” (HR Baihaqi)

6 MACAM-MACAM UPAH Dasar ajrul mitsil : Qiyas, disamakan dengan mahar mitsil. Dalil mahar mitsil : عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّهُ سُئِلَ عَنْ رَجُلٍ تَزَوَّجَ امْرَأَةً وَلَمْ يَفْرِضْ لَهَا صَدَاقًا وَلَمْ يَدْخُلْ بِهَا حَتَّى مَاتَ فَقَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ لَهَا مِثْلُ صَدَاقِ نِسَائِهَا لَا وَكْسَ وَلَا شَطَطَ وَعَلَيْهَا الْعِدَّةُ وَلَهَا الْمِيرَاثُ فَقَامَ مَعْقِلُ بْنُ سِنَانٍ الْأَشْجَعِيُّ فَقَالَ قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بِرْوَعَ بِنْتِ وَاشِقٍ امْرَأَةٍ مِنَّا مِثْلَ الَّذِي قَضَيْتَ فَفَرِحَ بِهَا ابْنُ مَسْعُودٍ رواه الترمذي والنسائ .

7 SIAPA PENENTU UPAH BURUH ?
Pada dasarnya, penentuan upah didasarkan pada kerelaan (ridha) dari dua pihak yang berakad, yaitu : ajir dan musta`jir. Jika kedua pihak tidak mendapatkan kesepakatan, upah ditentukan oleh para ahli (al-khubara`), yang dipilih sendiri oleh kedua pihak (ajir dan musta`jir). Jika kedua pihak tidak mendapatkan kesepakatan, upah ditentukan oleh para ahli (al-khubara`), yang dipilih oleh negara. (Taqiyuddin Nabhani, al-Nizham al-Iqtishadi fi al-islam, h. 103)

8 BOLEHKAH NEGARA MENENTUKAN UPAH BURUH ?
Negara tidak boleh terlibat menentukan upah buruh. Mengapa? Sebab diqiyaskan pada larangan atas negera menetapkan harga (tas’ir). Dalil hadis larangan tas’ir : عَنْ أَنَسٍ قَالَ غَلَا السِّعْرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ سَعِّرْ لَنَا فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمُسَعِّرُ الْقَابِضُ الْبَاسِطُ الرَّزَّاقُ وَإِنِّي لَأَرْجُو أَنْ أَلْقَى رَبِّي وَلَيْسَ أَحَدٌ مِنْكُمْ يَطْلُبُنِي بِمَظْلِمَةٍ فِي دَمٍ وَلَا مَالٍ رواه الترمذي

9 KEWAJIBAN NEGARA TERHADAP BURUH
Negara menjamin pendidikan, kesehatan, dan kemanan secara cuma-cuma atas seluruh rakyat (termasuk buruh) Negara menjamin nafkah rakyatnya yang tidak mampu (termasuk buruh), sesuai ketentuan syara’.

10 INSYA ALLAH WASSALAM


Download ppt "Oleh : H. Sigit Purnawan Jati, S.Si, MSI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google