Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

1 PENGUJIAN MIKROBIOLOGI DALAM APLIKASI INDUSTRI Eg: Salep Mata Gentamicin & Uji Sterilitas PENGUJIAN MIKROBIOLOGI DALAM APLIKASI INDUSTRI Eg: Salep Mata.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "1 PENGUJIAN MIKROBIOLOGI DALAM APLIKASI INDUSTRI Eg: Salep Mata Gentamicin & Uji Sterilitas PENGUJIAN MIKROBIOLOGI DALAM APLIKASI INDUSTRI Eg: Salep Mata."— Transcript presentasi:

1 1 PENGUJIAN MIKROBIOLOGI DALAM APLIKASI INDUSTRI Eg: Salep Mata Gentamicin & Uji Sterilitas PENGUJIAN MIKROBIOLOGI DALAM APLIKASI INDUSTRI Eg: Salep Mata Gentamicin & Uji Sterilitas Copyright 2008 © W. H. Freeman and Company S1 FARMASI, STIKes BTH 2018 S1 FARMASI, STIKes BTH 2018 Mochamad Fathurohman, M.Si

2 POKOK BAHASAN PENDAHULUAN CPOB FORMULASI PENGUJIAN MIKROBIOLOGI 2

3 DEFINISI sediaan setengah padat yang digunakan pada mata SYARAT steril, bebas dari partikel kasar (homogen), tidak mengiritasi, tidak menyebabkan penglihatan kabur, stabil secara fisik dan kimia, memberikan durasi terapi yang tepat, memenuhi syarat kebocoran dan partikel logam pada uji salep mata PENDAHULUAN SALEP MATA

4 MEKANISME KERJA Di mata salep tidak mencair, tapi gerakan bola mata / kedipan mata dapat menyebarkan di kantung konjungtiva. Hal ini meningkatkan pencampuran dan pengambilan zat aktif oleh air mata sehingga penyerapan dapat terjadi di kornea. SALEP MATA

5 HOW TO USE EYE OINTMENTS AND GELS PROPERLY?

6 CAKUPAN CPOB (EDISI 2006) 1.Manajemen Mutu 2.Personalia 3.Bangunan dan Fasilitas 4.Peralatan 5.Sanitasi dan Higiene 6.Produksi 7.Pengawasan Mutu 8.Inspeksi Diri dan Audit Mutu 9.Penanganan Keluhan terhadap Produk, Penarikan Kembali Produk dan Produk Kembalian 10.Dokumentasi 11.Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak 12.Kualifikasi dan Validasi CPOB

7 YANG MENENTUKAN MUTU OBAT 1.Gedung 2.Peralatan/Mesin 3.Personil 4.Prosedur Kerja, Dokumentasi 5.Bahan Awal Gambar : www.image.google.com CPOB

8 GEDUNG (BANGUNAN) 1.Pemilihan Lokasi. 2.Rancang Bangun dan Penataan Gedung. 3.Bahan Bangunan. 4.Konstruksi. 5.Perawatan yang teratur. CPOB

9 PERALATAN 1.Dirancang dengan baik. 2.Terbuat dari bahan yang bermutu baik, tidak boleh menimbulkan sesuatu yang berakibat merugikan terhadap produk. 3.Dapat dibersihkan dengan mudah (bagian luar maupun bagian dalam). 4.Dirawat dengan baik. Gambar : www.image.google.com CPOB

10 PERSONIL 1.Karyawan yang terlatih baik. 2.Berbadan sehat, pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja maupun sesudah bekerja. 3.Tidak menyentuh langsung ke bahan baku. 4.Menggunakan pakaian pelindung yang bersih. 5.Memahami masalah sanitasi (ruangan) dan higiene (perorangan ). Gambar : www.image.google.com CPOB

11 PROSEDUR KERJA, DOKUMENTASI 1.Merupakan bagian dari Sistem Informasi Manajemen. 2.Meliputi Spesifikasi, Prosedur, Metoda dan Instruksi, Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian, dan evaluasi seluruh Rangkaian Kegiatan Pembuatan Obat. 3.Terkendali dengan baik, hanya yang masih berlaku yang digunakan. 4.Menjadi Pedoman Kerja Karyawan. 5.Mudah dipahami oleh Karyawan. CPOB

12 BAHAN AWAL 1.Bahan Awal : Bahan Baku dan bahan Pengemas. 2.Dari sumber pemasok yang jelas, telah diaudit. 3.Harus diperiksa dan diuji terlebih dahulu. 4.Penyimpanan harus baik dan sesuai dengan standar yang ditentukan. Gambar : www.image.google.com CPOB

13 R/ Gentamicin sulfat Chlorbutanol Vaselin album Paraffin liq. FORMULASI

14 Gentamisin Sulfat Pemerian Gentamicin sulfat adalah garam sulfat atau campuran garamnya dari antibiotik yang dihasilkan oleh pembiakan Micromonospora purpurea. Merupakan serbuk, putih sampai kekuning-kuningan Kelarutan Larut dalam air ; tidak larut dalam etanol, dalam aseton, dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzena. FORMULASI

15 15 PENANGANAN BAHAN BAKU VENDOR Penerimaan GUDANG KARANTINA SIAP PAKAI S i s a SIAP PAKAI 1. Faktur 2. CA 3. Fisik 4. Laporan 5. Kartu Inventory - Nama bahan - No. Batch - Supplier - Berat/isi - Pengambilan sample - Pengambil - Nama bahan - No. Batch - Supplier - Berat/isi - QC approval - Tgl. approval - Paraf - Nama bahan - No. Batch - Supplier - Sisa berat/isi - Tgl. diambil - QC approval - Paraf QCPROD NOMOR KODE BAHAN ?

16 16 RAB RAO SAMPLIN G ADM. GUDANG AREA PENERIMA BARANG AREA KARANTINA GUDANG TEMPERATUR KHUSUS AREA PENYIMPANAN BARANG DENAH GUDANG BAHAN AWAL RAO = Ruang Antara Orang ; RAB = Ruang Antara Barang AREA REJECTED RCARCA RA

17 17 RA ORANG RA BARANG AREA SAMPLING BAK CUCI PENGISAP UDARA TAMPAK ATAS TAMPAK SAMPING DUST COLLECTOR RUANG SAMPLING

18

19 Pemakaian baju sebelum masuk ruang steril

20 PROSES PEMBUATAN SALEP MATA STERIL FLOW CHART CAP Substance Containers

21 PERALATAN PRODUKSI SEDIAAN SALEP PENGADUK SALEP HOMOGENIZER SALEP RUANG TIMBANG PENGISI SALEP

22 22

23 HEPA FILTER Ruang kelas I (LAF) dan kelas II

24 Batch Containaer RELEASE QC Acceptance Sampling (Attribute Sampling) Mengacu pada ISO 2859-1 Uji kimia, fisik, Uji Potensi dan uji sterilitas SAMPLING Jika hasil memenuhi syarat

25 Metode sampling Acceptance Sampling (Atributte Sampling) Yang mengacu pada ISO 2859-1:1999 dan ANSI/ASQC Z 1. Pelaksana sampling Bagian Quality Control Prosedur sampling Menentukan Jumlah sampel kontainer Berdasarkan Tabel AQL ISO 2859 dan ANSI/ASQC Z 1.4 Periksa kontainer secara visual (kemasan luar, pelabelan, dan kebersihan) Verifikasi Box dalam kontainer dengan daftar pada kemasan Tentukan jumlah sampel box yang akan diperiksa secara visual (kondisi luar, exp.date, labelling, kebersihan) Tentukan jumlah sampel kemasan yang akan diperiksa secara visual (kemasan, labelling, kebersihan exp.date,bentuk warna) Menentukan jumlah kemasan yang akan di uji fisik dan kimia serta ketahanan dari total kemasan yang “Acceptable” SAMPLING

26 TEKNIK STERILISASI

27 Gamma Radiation STERILISASI AKHIR

28 PENGUJIAN MIKROBIOLOGI B. UJI PADA ZAT AKTIF Uji Sterilitas A. UJI PADA ZAT TAMBAHAN

29

30 Uji Efektifitas Pengawet Antimikroba Tujuan : Menunjukkan efektifitas pengawet antimikroba yang ditambahkan pada sediaan dosis ganda yang dibuat dengan dasar atau bahan pembawa berair seperti produk parenteral yang dicantumkan pada etiket produk bersangkutan. Pengujian dan persyaratan hanya berlaku pada produk di dalam wadah asli belum dibuka.

31 Uji Kandungan Zat Antimikroba Tujuan : Menentukan kadar pengawet terendah yang masih efektif dan produk tersebut harus diformulasikan sedemikian untuk meyakinkan bahwa kadar terendah yang ini dilampaui selama masa berlakunya produk.

32 B. UJI KANDUNGAN ZAT AKTIF

33 Metode lempeng total Tujuan: untuk mengetahui biakan bakteri yang sesuai dengan Farmakope yaitu 10-100 koloni Uji Sterilitas media Tujuan: untuk memastikan bahwa media yang digunakan untuk uji sterilitas tidak mengandung kontaminan dan terbukti steril. UJI STERILITAS

34 Uji Fertilitas media Tujuan: untuk memastikan bahwa media yang digunakan dapat menumbuhkan bakteri. Uji Bakteriostatik/Fungistatik Tujuan: untuk memastikan apakah bahan uji mengandung sifat bakteriostatik/fungistatik, maka bahan uji harus di inaktivasi terlebih dahulu dengan menambahkan sejumlah zat penetral (misal polisorbat 80). Intrepretasi: Bila diamati jernih, artinya bahan uji mengandung bahan fungistatik/bakteriostatik yang berasal dari pengawet Bila media yang diamati keruh, artinya polisorbat 80 berhasil menginaktivasi pengawet. UJI STERILITAS

35 Obat jadi (salep mata steril Gentamicin sulfat) Tujuan: untuk memastikan suatu bahan yang dikatakan steril setelah melewati tahap uji sterilitas tidak menunjukan adanya mikroba dalam media. Prosedur: Teknik Penyaringan Membran Salep atau minyak yang larut dalam isopropil miristat: Larutkan tidak kurang dari 100 mg dari tiap isi wadah, tidak kurang dari 20 wadah dalam tidak kurang dari 100 ml isopropil miristat dengan pH ekstrak air, tidak kurang dari 6,5 UJI STERILITAS

36 36

37 Goyang labu salep yang dilarutkan, saring Secara aseptik pindahkan campuran ke dalam corong penyaring membran Setelah penyaringan spesimen, bilas membran 2x dengan 200 ml cairan D kemudian dicuci dengan 100 ml cairan A Secara aseptik pindahkan membran dari alat pemegang potong menjadi 2 bagian dan masing-masing dimasukkan kedalam media TSB dan FTM diinkubasi masing-masing pada suhu 25 o C dan 37 o C selama 7 hari Jika zat uji mengandung petrolatum gunakan cairan K. basahi membran dengan ± 200 µl media pembilas sebelum penyaringan dimulai setelah penyaringan membran 3x, tiap kali dengan 100 ml media pembilas UJI STERILITAS

38 Inokulasi langsung Sebanyak 1 gram sampel steril dan 2,5 % polisorbat 80 dimasukan kedalam 15 ml media TSB dan FTM. Campuran media TSB, TFM, 2,5 % polisorbat 80 dimasukan kedalam 15 ml diinkubasi masing-masing pada suhu 25 o C dan 37 o C selama 14 hari sekaligus diamati pertumbuhan mikroba pada hari ke-3, 4, 5, 7 atau 8 dan hari ke-14. UJI STERILITAS

39 Hasil Tahap 1 Jika tidak terdapat pertumbuhan mikroba, maka bahan uji memenuhi syarat Tahap 2 Jumlah spesimen yang diuji minimal 2 kali tahap 1 Jika tidak terdapat pertumbuhan mikroba, maka bahan uji memenuhi syarat Jika terdapat pertumbuhan mikroba maka spesimen uji tidak memenuhi syarat UJI STERILITAS

40 Tujuan: Membatasi jumlah dan ukuran partikel logam yang diperbolehkan dalam salep mata. Kriteria Penerimaan : Persyaratan dipenuhi jika jumlah partikel dari 10 tube tidak lebih dari 50 partikel dan jika tidak lebih dari 1 tube mengandung 8 partikel. Jika persyaratan tidak dipenuhi, ulangi uji dengan penambahan 20 tube lagi; persyaratan yang dipenuhi jika jumlah partikel logam yang berukuran 50µm atau lebih besar pada tiap dimensi dari 30 tube tidak lebih dari 150 partikel dan jika tidak lebih dari 3 tube masing- masing mengandung 8 partikel. Penetapan Partikel Logam dalam Salep Mata

41 10 tube salep mata, permukaan tube dibersihkan dengan kain penyerap Letakkan tube pada posisi horizontal diatas lembaran kertas penyerap dalam oven 60 ± 3 o C selama 8 jam Syarat: 10 tube pertama tidak boleh ada satu pun kebocoran, Jika terjadi kebocoran lebih dari 1 tube maka ulangi pengujian dengan tambahan 20 tube Syarat: kebocoran tidak boleh lebih dari 1 dari 30 tube yang di uji UJI KEBOCORAN

42 42 ADM. GUDANG TEMPERATUR KHUSUS AREA PENYIMPANAN OBAT DENAH GUDANG OBAT JADI AREA OBAT KEMBALIAN

43 43

44 ALASAN: Teknik penyinaran dengan ionisasi radiasi efektif untuk salep mata yang mengandung antibiotik (Gentamicin Sulfat) karena dapat membunuh endospora bakteri. Teknik sterilisasi radiasi dengan energi gamma tingkat tinggi merupakan metode umum yang digunakan industri dalam sterilisasi produk. Digunakan untuk produk farmasi yang termolabil. Gentamisin bersifat termolabil. Sinar gamma dari sumber radioisotop Cobalt 60 dengan dosis radiasi 25 kiloGrays (kGy) digunakan untuk mensterilisasi salep mata antibiotik Gentamicin sulfat. STERILISASI RADIASI

45 STERILISASI PANAS KERING Pada suhu 180 o C (365 o F) selama 2 jam Pada 260 o C (500 o F) selama 45 menit Digunakan untuk bahan termostabil STERILISASI PANAS LEMBAB Pada suhu 121 o C (250 o F) selama 20 menit Pada 132 o C (270 o F) selama 3 menit Lebih efektif Digunakan untuk sediaan farmasi dalam air, bahan karet, gelas ataupun kain. TEKNIK STERILISASI

46 STERILISASI RADIASI SINAR UV Merupakan radiasi non-ionisasi pada panjang gelombang sekitar 260 nm Digunakan untuk mengurangi kontaminasi di udara dan permukaan kerja sterilisasi STERILISASI RADIASI SINAR Ɣ Merupakan radiasi pengion pada panjang gelombang lebih pendek Sumber sinar Ɣ : isotop kobalt 60 Digunakan sebagai teknik sterilisasi akhir TEKNIK STERILISASI

47 FILTRASI Penyaring membran biasanya berbentuk lempengan atau silinder yang dilipat dengan ukuran pori 0,2 mikrometer. Terdiri dari penyaring hidrofilik dan penyaring hidrofobik STERILISASI GAS Menggunakan etilen oksida pada ruangan bertekanan. Etilen oksida merupakan pengalkilasi metabolit esensial yang berperan dalam proses reproduktif, sehingga mikroorganisme mati tanpa reproduksi TEKNIK STERILISASI

48 SAL (Sterility Assurance Level) Tujuan: suatu produk dikatakan steril bila produk tersebut bebas dari mikroorganisme hidup. SAL adalah probabilitas mikroorganisme hidup yang ada pada suatu produk setelah proses sterilisasi. SAL dinyatakan dalam 10 ·n.

49 SAL SAL 10 -6 artinya dari satu juta produk yang disterilkan hanya boleh satu produk yang tidak steril. SAL 10 -3 artinya dari seribu produk yang disterilkan hanya boleh satu produk yang tidak steril. Pemilihan nilai SAL didasarkan atas penggunaan produk tersebut. Untuk produk yang digunakan berkontak langsung dengan jaringan tubuh atau darah nilai SAL adalah 10 -6. Sedangkan untuk produk yang tidak berkontak langsung dcngan darah mempunyai SAL 10 -3.

50 Swab tests untuk uji pada ruangan Alat penguji : Lumitester

51 SWAB TEST

52

53

54 Uji Kandungan Zat Antimikroba Tujuan : Menentukan kadar pengawet terendah yang masih efektif dan produk tersebut harus diformulasikan sedemikian untuk meyakinkan bahwa kadar terendah yang ini dilampaui selama masa berlakunya produk. Zat yang digunakan : Dua jenis senyawa raksa : fenisraksa(II) nitrat dan timerosal Empat homolog ester : asam p-hidroksibenzoat, fenol, benzilalkohol, dan klorobutanol. Cara Penetapan : chlorbutanol dengan metode kromatografi gas.


Download ppt "1 PENGUJIAN MIKROBIOLOGI DALAM APLIKASI INDUSTRI Eg: Salep Mata Gentamicin & Uji Sterilitas PENGUJIAN MIKROBIOLOGI DALAM APLIKASI INDUSTRI Eg: Salep Mata."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google