Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENGEMBANGAN STANDAR (bagian 2)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENGEMBANGAN STANDAR (bagian 2)"— Transcript presentasi:

1 PENGEMBANGAN STANDAR (bagian 2)
Presented by National Standardization Agency of Indonesia Badan Standardisasi Nasional www. bsn.or.id ©bsn2006

2 Susunan Dokumen Standar berdasarkan subyek, Tunggal Bagian, Seksi,
Prinsip dasar Terbuka, Transparan, impartial dan Konsensus, Koheren, Dimensi pengembangan, Susunan Dokumen Standar berdasarkan subyek, Tunggal Bagian, Seksi, Unsur dan struktur dokumen Informatif awal Normatif umum Normatif teknis Informatif tambahan Informatif lainnya Ketentuan lain: Bentuk verbal Ejaan dan singkatan HAKI dan Paten ©bsn2007

3 Enam Tahapan Pengembangan Standar :
1. Pengusulan 2. Penyiapan awal 3. Pembahasan komiti 4. Jajak pendapat 5. Penetapan 6. Publikasi ©bsn2007

4 PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN STANDAR
memberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi memberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi prosesnya dapat diikuti oleh pihak yang berkepentingan memberikan kesempat-an kepada negara ber-kembang utk berpartisi-pasi aktif dlm pengem-bangan standar inter-nasional Coherence Development dimension Openess Transparency Consensus and impartiality Effectiveness and relevance pencapaian kesepakatan melalui konsensus dan tidak memihak mengacu kepada satu standar internasional yang relevan dan menghindarkan duplikasi hasilnya dapat diterapkan secara efektif sesuai dengan konteks keperluannya Adopted from theDecision of the TBT Second triennial review ©bsn2007

5 PRINSIP DASAR PENYUSUNAN STANDAR
Transparan (Transparent) Keterbukaan (openness) Konsensus dan tidak memihak (Consensus and impartial) Efektif dan relevan (Effective and Relevant) Koheren (Coherent) Dimensi pembangunan (Development Dimension) ©bsn2007

6 KETERBUKAAN TRANSPARAN
Terbuka bagi semua pihak yang berkepentingan untuk mengikuti program pengembangan standar melalui kelembagaan yang terkait dengan pengembangan standar, baik sebagai anggota PT/SPT maupun sebagai anggota MASTAN. TRANSPARAN Transparent, dalam arti prosesnya dapat diikuti oleh pihak yang berkepentingan, tahapan dalam proses dapat dengan mudah diketahui oleh pihak yang berkepentingan ©bsn2007

7 KONSENSUS DAN TIDAK MEMIHAK
Memberikan kesempatan bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan berbeda untuk menguta-rakan pandangannya serta mengakomodasikan pencapaian kesepakatan oleh pihak-pihak tersebut secara konsensus (mufakat atau suara mayoritas) dan tidak memihak kepada pihak tertentu. Hal ini dilaksanakan melalui proses konsensus di tingkat panitia teknis, dan juga di konsensus nasional/internasional saat di tingkat jajak pendapat dan pemungutan suara. ©bsn2007

8 EFEKTIF DAN RELEVAN Harus mengupayakan agar hasilnya dapat diterapkan secara efektif sesuai dengan konteks keperluannya. Karena itu program standar harus mempertimbangkan kebutuhan pasar, baik domestik maupun internasional sehingga bila diadopsi standar akan dipakai oleh dunia usaha atau pihak pengguna lainnya. ©bsn2007

9 KOHEREN Sejauh mungkin mengacu kepada satu standar internasional yang relevan dan menghindarkan duplikasi dengan kegiatan perumusan standar internasional agar hasilnya harmonis dengan perkembangan internasional. Pada tingkat nasional duplikasi perumusan antara panitia teknis dan antara tahun pembuatan harus dihindari ©bsn2007

10 DIMENSI PENGEMBANGAN Meberikan kesempatan kepada usaha kecil/ menengah dan daerah untuk ikut berpartisipasi dalam perumusan standar nasional. Dalam memfasilitasi keikut-sertaan UKM ini, upaya pembinaan peningkatan kemampuan UKM harus dikedepankan sehingga UKM akan mampu memenuhi standar yang dipersyaratkan pasar. Hal ini dimaksudkan agar UKM kita dapat menjadi bagian dari global supply chain dan dapat bersaing di pasar internasional Dengan demikian standar yang dihasilkan akan memberikan manfaat yang sebesarnya bagi kepentingan masyarakat dan negara. ©bsn2007

11 PELAKSANAAN PRINSIP DASAR DALAM PROSES PERUMUSAN
Pengusulan Penyiapan draft….. Pembahasan PT/SPT…… Jajak pendapat ………. Pemungutan suara …….… Publikasi……………. CATATAN : T (transparent), ER (effective and relevance), O (openness) Co (coherent), I (impartial), C (consensus), DD (development dimension). ©bsn2007

12 PELAKSANAAN PRINSIP DASAR DALAM PROSES PERUMUSAN
Pengusulan (T/ER/Co/DD)……… penyiapan draft… (I/C/T)……………… Pembahasan PT/SPT…(I/C/T)………… Jajak pendapat……. (O/T)……………… pemungutan suara.… (O/T)…………… Publikasi……………… (T) ………………… CATATAN : T (transparent), ER (effective and relevance), O (openness) Co (coherent), I (impartial), C (consensus), DD (development dimension). PNPS RSNI1 RSNI2 RSNI3 RSNI4 SNI ©bsn2007

13 BAGIAN DARI SUBJEK STANDAR
1. Umum tidak ada aturan yang mengikat dalam memecah bagian subjek standar. Yang jelas individual document harus dibuat secara utuh utk suatu subjek yang akan distandarkan, terutama bila cakupan terlalu luas. Standar dapat dibagi dalam beberapa bagian terpisah dengan nomor unik yang sama. Hal ini akan mempermudah apabila ingin mengadakan perubahan atau penerapan mandatory masing-masing bagian standar yang terpisah tersebut. ©bsn2007

14 BAGIAN DARI SUBJEK STANDAR
Untuk memastikan jadwal publikasi yang tepat dr suatu standar atau serangkaian standar yang berkaitan maka struktur yang akan digunakan dan hubungan antar standar yang ada harus ditetapkan sebelum suatu standar disusun. Perhatikan pembidangan subjek/bagian subjek standar Dalam hal standar yang mempunyai beberapa bagian, harus dibuat daftar yang memuat bagian yang diinginkan serta judulnya. Aturan yang dimuat directive yang terkait dengan pengembangan standar harus dilaksanakan sejak saat perencanaan sampai tahap perumusan secara taat azas untuk menghindari keterlambatan penerbitan. ©bsn2007

15 Contoh aspek individual adalah: Persyaratan kesehatan dan keselamatan
Aspek suatu produk yang mungkin merupakan kepentingan dari pihak berbeda harus dengan jelas dibedakan, baik dalam suatu standar atau sebagai bagian dari suatu seri standar. Contoh aspek individual adalah: Persyaratan kesehatan dan keselamatan Persyaratan kinerja Persyaratan pemeliharaan dan pelayanan jasa Peraturan instalasi, dan Penilaian mutu ©bsn2007

16 BAGIAN STRUKTUR STANDAR
Istilah Contoh penomoran Bagian XXXX.1 Seksi XXXX.1.1 Pasal 1 Subpasal 1.1 Subpasal (5 tingkat) Paragraf Tanpa nomor Lampiran A Dalam suatu seri standar Pembagian dalam satu standar ©bsn2007

17 2. Pembagian subjek standar dalam suatu seri bagian standar
Ada dua cara pembagian subjek standar: Bagian yang hanya berkaitan dengan aspek khusus dari subjek standar dan dapat berdiri sendiri (bagian 1. kosakata, 2. metoda uji, 3. persyaratan) Dalam subjek standar terdapat aspek umum dan khusus. Aspek umum harus dinyatakan dalam Bagian 1. Aspek khusus (yang dapat merupakan modifikasi atau tambahan terhadap aspek umum dan tidak dapat berdiri sendiri) harus dinyatakan dalam bagian tersendiri yaitu Bagian 2, Bagian 3, dst. ©bsn2007

18 3. Komponen dalam masing-masing unsur standar
Unsur yang membentuk standar diklasifikasikan dalam dua cara : Berdasarkan sifat normatif/informatif dan posisinya dalam standar, misalnya: - Unsur pendahuluan informatif - Unsur umum dan teknis normatif - Unsur tambahan informatif b) Berdasarkan adanya ketentuan atau opsional Setiap standar yang merupakan bagian dari suatu standar yang mempunyai beberapa bagian atau setiap standar yang merupakan seksi dari suatu bagian standar penulisannya harus sesuai dengan aturan penulisan tunggal. ©bsn2007

19 Struktur Standar berdasarkan subyek
Pada dasarnya, standar harus disusun untuk setiap subyek yang dibahas dan diterbitkan sebagai entitas yang lengkap Dalam kasus khusus, standar dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian terpisah, dengan alasan: penerbitan sebagai dokumen tunggal menjadikan dokumen yang terlalu besar bagian berturutan dari isinya saling berkaitan bagian dari dokumen dapat diacu oleh regulasi bagian dari dokumen tersebut dapat digunakan dalam kegiatan sertifikasi ©bsn2007

20 Struktur Standar Berdasarkan Subyek
Secara khusus, aspek dari sebuah produk yang akan menjadi kepentingan terpisah dari pihak-pihak yang berbeda (manufacturer, certification body, legislative body) perlu dibedakan dengan jelas sebagai bagian dari sebuah dokumen atau sebagai dokumen terpisah. Aspek-aspek individual tersebut, misalnya: Persyaratan kesehatan dan keselamatan Persyaratan kinerja Persyaratan pemeliharaan dan pelayanan jasa Peraturan instalasi, dan Penilaian mutu ©bsn2007

21 Struktur Standar Berdasarkan Subyek
Setiap bagian dengan sebuah aspek tertentu dan dapat berdiri sendiri, sebagai contoh: Bagian 1: Kosakata, Bagian 2: Metoda uji, Bagian 3: Persyaratan Pemisahan aspek umum dan aspek khusus (yang dapat merupakan modifikasi atau tambahan terhadap aspek umum dan tidak dapat berdiri sendiri) dalam bagian-bagian tunggal yang terpisah, sebagai contoh Bagian 1: Persyaratan umum Bagian 2: Persyaratan termal Bagian 3: persyaratan kemurnian udara Bagian 4: persyaratan akustik ©bsn2007

22 Struktur Dokumen Standar
klasifikasi unsur yang membentuk dokumen Berdasarkan sifat normatif/informatif dan posisinya dalam standar, misalnya: Unsur pendahuluan informatif Unsur umum dan teknis normatif Unsur tambahan informatif Berdasarkan sifatnya yang dipersyaratkan atau optional Setiap standar yang merupakan bagian dari suatu standar yang mempunyai beberapa bagian atau setiap standar yang merupakan seksi dari suatu bagian standar penulisannya harus sesuai dengan aturan penulisan tunggal. ©bsn2007

23 Struktur Dokumen Standar
unsur-unsur dalam dokumen tunggal Informatif awal Normatif umum Normatif teknis Informatif tambahan Informatif lainnya ©bsn2007

24 Penempatan unsur dalam dokumen
Struktur Dokumen Standar unsur-unsur dalam dokumen tunggal contoh pengaturan Jenis Unsur Penempatan unsur dalam dokumen Isi unsur standar Informatif awal Halaman judul Judul Nomor dan logo Daftar isi Isinya lihat 6.1.2 Kata pengantar Text Catatan Catatan kaki Pendahuluan Text , catatan, gambar, tabel, catatan kaki Normatif umum Text, Ruang lingkup Text, catatan, gambar, tabel, catatan kaki Acuan normatif Reference, foot notes ©bsn2007

25 Penempatan unsur dalam dokumen
Struktur Dokumen Standar unsur-unsur dalam dokumen tunggal contoh pengaturan-lanjutan Jenis Unsur Penempatan unsur dalam dokumen Isi unsur standar Normatif teknis Istilah dan definisi Simbol dan Singkatan Klasifikasi, Persyaratan Pengambilan contoh, Metode uji, Penandaan, Lampiran normatif Uraian, Gambar, Tabel, Catatan, Catatan kaki Informatif tambahan Lampiran informatif Daftar pustaka Referensi/Catatan kaki Keterangan: Cetak garis bawah : unsur yang dipersyaratkan harus ada Cetak tegak : unsur normatif Cetak miring : unsur informatif ©bsn2007

26 Struktur Dokumen Standar
unsur-unsur dalam dokumen tunggal DAFTAR ISI Daftar isi adalah unsur pendahuluan yang dimaksudkan untuk mempermudah bagi pengguna untuk mengetahui isi suatu standar. KATA PENGANTAR Kata pengantar berisikan hal-hal sebagai berikut : Tujuan standar dirumuskan Pernyataan revisi, adopsi atau sebagai bagian dari satu seri standar dalam kaitannya dengan standar lain Nama panitia teknis perumusan standar Tanggal dan tempat pelaksanaan rapat konsensus Pernyataan tentang lampiran yang bersifat normatif dan informatif. ©bsn2007

27 Struktur Dokumen Standar
unsur-unsur dalam dokumen tunggal PENDAHULUAN menguraikan informasi khusus atau komentar tentang isi teknis standar dan alasan pendukung untuk mempersiapkan suatu standar. Pendahuluan tidak berisi persyaratan. JUDUL Judul pada halaman isi standar harus sama dengan yang tertulis pada sampul depan. RUANG LINGKUP berisi hal-hal yang diuraikan dalam dokumen, aspek yang distandarkan, tujuan penggunaan dan batasan penggunaan atau penerapan standar disusun secara singkat, jelas dan tidak berisi persyaratan, sehingga dapat digunakan sebagai ringkasan ©bsn2007

28 Struktur Dokumen Standar
unsur-unsur dalam dokumen tunggal ACUAN NORMATIF Menguraikan daftar dokumen normatif yang harus diacu oleh standar dan digunakan dalam penerapan standar tersebut ISTILAH DAN DEFINISI Menguraikan istilah dan definisi yang digunakan di dalam standar, yang ditulis secara alfabetis dan menyebutkan sumber istilah dan definisi tersebut. SIMBOL DAN SINGKATAN Memberikan daftar simbol dan singkatan istilah yang diperlukan untuk memahami suatu standar ©bsn2007

29 Struktur Dokumen Standar
unsur-unsur dalam dokumen tunggal PERSYARATAN Jika ada, persyaratan harus berisi hal-hal berikut: Semua karakteristik yang relevan dengan aspek produk, proses atau jasa yang dicakup oleh standar, baik tertulis secara eksplisit maupun pada dokumen lain Nilai batas persyaratan karakteristik yang dapat diukur Untuk masing-masing persyaratan harus ada referensi metode uji untuk menentukan atau membuktikan besaran karakteristik, atau metode uji itu sendiri. ©bsn2007

30 Struktur Dokumen Standar
unsur-unsur dalam dokumen tunggal KLASIFIKASI, PENUNJUKAN DAN PENGKODEAN menentukan suatu sistem klasifikasi, penunjukan dan/atau pengkodean produk, proses atau jasa yang sesuai dengan persyaratan yang ditentukan METODA UJI Bila diperlukan memuat: Ketentuan umum metode uji Pereaksi Peralatan Metode uji alternatif Pemilihan metode uji berdasarkan ketelitian Pencegahan duplikasi / deviasi yang tidak perlu ©bsn2007

31 Struktur Dokumen Standar
unsur-unsur dalam dokumen tunggal PENGAMBILAN CONTOH menetapkan kondisi dan metode pengambilan contoh serta metode uji untuk penanganan contoh uji, bila diperlukan PENANDAAN, PELABELAN DAN PENGEMASAN menetapkan penandaan suatu produk, misalnya: merek dagang dan/atau pemasok awal (vendor), nomor model atau jenis termasuk persyaratan label dan/atau pengemasan produk, misalnya : instruksi penanganan, peringatan bahaya dan tanggal produksi ©bsn2007

32 Struktur Dokumen Standar
unsur-unsur dalam dokumen tunggal BENTUK VERBAL yang digunakan untuk menyatakan bahwa persyaratan harus diikuti untuk memenuhi standar dan tidak diperbolehkan adanya penyimpangan, yaitu: shall (harus) dan shall not (tidak boleh) yang digunakan untuk menunjukkan adanya rekomendasi diantara beberapa pilihan, yaitu: should (sebaiknya) dan should not (sebaiknya tidak) yang digunakan untuk menyatakan bahwa tindakan tertentu diijinkan dengan batasan-batasan yang diberikan di dalam standa, yaitu: may (dapat atau mungkin) dan need not (tidak perlu) ©bsn2007

33 Struktur Dokumen Standar
unsur-unsur dalam dokumen tunggal EJAAN DAN SINGKATAN Pengejaan nama suatu organisasi dan singkatannya harus seperti yang digunakan oleh organisasi yang bersangkutan. Istilah yang disingkat harus digunakan secara hati-hati dan penggunaannya harus sedemikian rupa sehingga tidak membingungkan. Agar mudah dipahami oleh pembaca, pengejaan dan singkatan harus ditulis dengan gaya yang sederhana dan seringkas mungkin. ©bsn2007

34 Hak Paten Sebuah standar dapat memuat ketentuan-ketentuan yang telah dipatenkan dan menjadi hak paten dari pihak-pihak tertentu Dalam pengembangan standar internasional, ISO dan/atau IEC tidak bertanggungjawab untuk mengidentifikasi hak paten yang tercakup di dalam standar yang disusun Oleh karena itu halaman depan semua draft internasional standar yang disirkulasikan untuk memperoleh komentar harus memuat pernyataan: “Recipients of this draft are invited to submit, with their comments, notification of any relevant patent rights of which they are aware and to provide supporting documentation.” ©bsn2007

35 Hak Paten Bila dalam proses penyiapan standar internasional tidak ditemukan adanya hak paten, pendahuluan dari standar yang dipublikasikan memuat pernyataan: “Attention is drawn to the possibility that some of the elements of this document may be the subject of patent rights. ISO [and/or] IEC shall not be held responsible for identifying any or all such patent rights. ©bsn2007

36 Hak Paten Bila dalam proses penyiapan standar internasional telah ditemukan adanya hak paten, pendahuluan dari standar yang dipublikasikan harus memuat pernyataan: “The International Organization for Standardization (ISO) [and/or] International Electrotechnical Commission (IEC) draws attention to the fact that it is claimed that compliance with this document may involve the use of a patent concerning (…subject matter…) given in (…subclause…). ISO [and/or] IEC take[s] no position concerning the evidence, validity and scope of this patent right. The holder of this patent right has assured the ISO [and/or] IEC that he/she is willing to negotiate licences under reasonable and non-discriminatory terms and conditions with applicants throughout the world. In this respect, the statement of the holder of this patent right is registered with ISO [and/or] IEC. Information may be obtained from: ... name of holder of patent right … ... address ... Attention is drawn to the possibility that some of the elements of this document may be the subject of patent rights other than those identified above. ISO [and/or] IEC shall not be held responsible for identifying any or all such patent rights.” ©bsn2007

37 Terima kasih ©bsn2007


Download ppt "PENGEMBANGAN STANDAR (bagian 2)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google