Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

RIANTY NURHAFSAH ( ) ANDHIKA PRATAMA () RIZKI ARAFAT ( )

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "RIANTY NURHAFSAH ( ) ANDHIKA PRATAMA () RIZKI ARAFAT ( )"— Transcript presentasi:

1 RIANTY NURHAFSAH (0215101006) ANDHIKA PRATAMA () RIZKI ARAFAT (0218121004)

2 Seni geisha dimulai pada 1600-an di periode Tokugawa. Pada awalnya, para pria lah yang bekerja sebagai seorang geisha karena wanita tidak boleh menghadiri pesta. Para geisha laki-laki ini juga menghibur dengan keahlian seni mereka. Pada tahun 1700an, barulah muncul para wanita yang menyebut dirinya sebagai geisha, wanita penghibur yang tidak menjual seks dan hanya menghibur dengan cara menyanyi atau menari di pesta. Pemerintah kemudian memunculkan peraturan ketat tentang jam berapa saja geisha wanita boleh bekerja dan pakaian seperti apa yang boleh dikenakan. Peraturan ini dibuat untuk melindungi bisnis para oiran dan rumah pelacuran karena kemunculan para geisha menjadi ancaman bagi bisnis mereka. Para geisha juga tidak boleh disewa secara tunggal, tapi harus beberapa orang geisha sekaligus. Namun peraturan ini bukannya menurunkan kesuksesan geisha, tapi malah menaikkan pamor mereka. Geisha adalah seniman penghibur (entertainer) tradisional Jepang. Secara teknis "geisha" mengacu pada "orang yang hidup sebagai seni". "Seni" apa yang dimaksudkan? Ini adalah seni multi-aspek, memainkan shamisen, drum, menari, melakukan upacara minum teh, kaligrafi, dan kemampuan berkomunikasi

3 Beberapa orang salah mengartikan geisha sebagai orang yang melakukan aktivitas prostitusi, padahal hal ini sama sekali tidak benar. Saat seorang pria menyewa jasa seorang geisha untuk menghibur acara pesta, maka sex tidak ada hubungannya dalam hal ini. Ada masa ketika para istri di Jepang tidak diikutkan dalam kehidupan publik atau sosial pada umumnya, nah para geisha inilah yang kemudian berperan sebagai wanita yang memberikan perhatian saat acara pertemuan bisnis. Geisha sendiri sebenarnya memiliki status yang cukup terhormat. Namun saat Perang Dunia ke-2, terjadi kemerosotan karena kebanyakan wanita harus bekerja di pabrik atau tempat lain untuk membantu negara dalam peperangan. Selain itu, wanita yang bekerja di bidang prostitusi mulai menyebut diri mereka sendiri sebagai seorang geisha pada tentara Amerika. Hal inilah yang membuat kesalahpahaman ini menyebar.

4 Untuk menjadi seorang geisha, seseorang harus diterima dalam sebuah okiya atau rumah geisha. Wanita pemilik okiya disebut okami atau okasan, yang bisa diterjemahkan sebagai “ibu”. Okiya akan membayar seluruh biaya pelatihan untuk menjadi geisha. Sebagai imbalannya, seorang geisha kelak harus memberikan beberapa persen dari pendapatannya untuk menjaga kelangsungan hidup sebuah okiya yang akan digunakan untuk membiayai semua orang yang menggantungkan diri di okiya tersebut, mulai dari para trainee, geisha yang telah pensiun, dan para pelayan. Geisha belajar di sebuah tempat yang disebut kaburenjo. Disinilah geisha akan mempelajari seni tradisional Jepang, termasuk cara memainkan berbagai alat musik tradisional seperti shamisen, koto, dan shimedaiko. Geisha juga akan belajar seni merangkai bunga, menari tarian tradisional, menyanyi, kaligrafi, yang seluruhnya kelak akan dia praktekkan untuk menghibur tamu. Lamanya pelatihan yang dibutuhkan rata-rata adalah 6 tahun, namun geisha tak hanya akan belajar seni tradisional saja. Seorang geisha harus belajar cara membawakan dirinya dengan anggun dan elegan, dan seiring berjalannya waktu, dia akan belajar mengetahui tamu mana yang harus disambut lebih dulu, seberapa rendah dia harus membungkukkan badan, dan lain-lain. Seluruh aspek tersebut dipelajari saat seorang geisha masih menjadi maiko, alias geisha magang.

5 Persiapan seorang geisha bisa membutuhkan waktu berjam-jam karena penampilan mereka juga menjadi bagian dari daya tariknya. Tapi tidak hanya itu saja, segala persiapan mulai dari make up, tata rambut hingga kimono yang mereka pakai akan membedakan seorang geisha dan yang masih maiko, serta dari geisha yang masih muda dan yang sudah dewasa atau berpengalaman. Hanya dengan melihat penampilan mereka, kita sudah bisa membedakannya. Kimono yang dipakai oleh para geisha berbeda dengan kimono biasa. Kimono untuk para geisha menunjukkan garis leher mereka karena bagi budaya Jepang, bagian tubuh ini adalah yang paling sensual dari seorang wanita. Para geisha dan maiko mengenakan makeup berwarna putih kemudian mewarnai bibir mereka dengan warna merah. Maiko hanya mewarnai bibir bawah mereka untuk menunjukkan bahwa mereka masih seorang maiko.

6 Seorang maiko memakai kimono dengan lengan ekstra panjang hingga ke tanah dengan kerah berwarna merah dan obi yang panjang dan lebar. Ia juga mengenakan sandal kayu tinggi agar kimononya tidak sampai ke tanah. Seorang maiko bisa menghabiskan waktu hingga berjam-jam di penata rambut untuk menjaga tatanan rambutnya. Mereka juga harus tidur di bantal khusus dengan lubang di bagian tengah, ketika seorang maiko sudah menjadi geisha, ia akan ganti memakai kimono khusus geisha dengan kerah berwarna putih. Kimono mereka lebih sederhana dan lebih mudah dipakai. Lengan kimono lebih pendek dan tidak butuh sandal tinggi untuk menjaga agar kimono tidak terseret di tanah. Selain itu, obi yang mereka kenakan juga lebih sederhana.agar tatanan rambut mereka tidak rusak saat tidur.

7 Maiko yang mencapai usia untuk menjadi seorang geisha akan menjalani upacara yang disebut sebagai mizuage. Transisi ini biasanya dilaksanakan saat seorang maiko mencapai usia sekitar 20an. Dalam upacara ini, seorang pria membayar untuk bisa berhubungan seks dengan maiko. Hal ini jugalah yang menjadi perdebatan apakah kegiatan ini juga termasuk sebagai prostitusi atau tidak. Di jaman Edo, mizuage disponsori oleh seorang patron atau penyokong maiko tersebut dan dia lah yang punya hak mengambil keperawanan seorang maiko. Ketika seorang patron sudah tidak berhubungan dengan seorang maiko, mara patron tersebut sudah tidak punya hubungan lagi dengan maiko tersebut. Praktik ini kemudian menjadi ilegal sejak tahun 1959.

8 Ketrampilan apa yang harus dimiliki oleh seorang Geisha? Kemampuan menari tradisional Kemampuan Menyanyi Kemampuan memainkan alat musik Kemampuan berkomunikasi Kemampuan Menghibur atau bercanda KERAHASIAAN GEISHA Hal yang tidak boleh dilakukan oleh seorang Geisha pada saat dia menghibur dan mereka harus pandai merahasiakn hal tersebut : Tidak boleh terlihat sedih, apalagi menangis Tidak boleh menerima dan memberi cinta Tidak boleh terlihat emosional apalagi melakukan kekerasan

9 Di era modern, geisha masih tinggal di okiya terutama saat masih berlatih menjadi seorang geisha. Mereka yang sudah berpengalaman biasanya cukup sukses dan mampu tinggal atau hidup secara mandiri. Sebelum abad ke-10, pelatihan geisha dimulai saat seorang gadis masih berusia 4 tahun, namun sekarang para gadis akan sekolah dulu sampai usia remaja sebelum mereka secara pribadi memutuskan ingin berlatih menjadi seorang geisha. Jadi, para wanita biasanya akan menyelesaikan pendidikan mereka dulu baik setelah setingkat SMP, SMA, atau bahkan setelah lulus kuliah. di era modern Jepang, geisha dan maiko adalah pemandangan yang langka di luar area hanamachi, atau tempat mereka bekerja dan tinggal. Pada tahun 1920an, ada lebih dari 80 ribu geisha di Jepang, namun sekarang ini jauh lebih sedikit wanita yang memilih menjadi seorang geisha. Hal ini tidak lain karena kondisi ekonomi yang merosot, berkurangnya ketertarikan dalam seni tradisional, eksklusifnya dunia geisha, dan biaya menyewa geisha yang cukup mahal.


Download ppt "RIANTY NURHAFSAH ( ) ANDHIKA PRATAMA () RIZKI ARAFAT ( )"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google