Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehAhmad Enong Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
TRANSFORTASI,MOBILISASI DAN IMOBILISASI PADA PASIEN DENGAN HEAD INJURY BY N.K SUADNYANI
2
HEAD INJURY
3
PENDAHULUAN Negara Indonesia negara berkembang yang berada menuju industrialisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat /mobilitas peningkatan penggunaan alat-alat transportasi /kendaraan bermotor khususnya bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan. “ Kesemrawutan” arus lalu lintas meningkatkan kecenderungan terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor
4
Kecelakaan kendaraan bermotor 42,1% cedera (NSCISC, 2009) Pada pasien dengan trauma baik kepala ataupun trauma lain spt servikal dan tulang belakang, menolong harus hati-hati dan tidak dapat dilakukan sendirian Memiringkan secara bersama yang disebut dengan teknik log roll Menghindari cedera sekunder bidai, long spine board dan neck colar menstabilkan posisi penderita.
5
MOBILISASI ?????
6
DEFINISI Mobilisasi Kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier, 1989). Mobilitas Kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya.
7
Tujuan Mobilisasi 1) Mempertahankan fungsi tubuh 2) Mempelancar peredarahan darah 3) Membantu pernafasan menjadi lebih baik 4) Mempertahankan tonus otot 5) Mempelancar eliminasi BAB/BAK 6) Mengembalikan aktifitas normal setidak- tidaknya dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.
9
MOBILISASI PADA KASUS HEAD INJURY ??????
10
CIDERA KEPALA: COR, COS, COB HOB....ELEVASI KEPALA 15-30 ◦ FRAKTUR CERVIKAL LOG ROLL
11
RESEARCH
12
Gambar dibawah ini menunjukkan hubunan antara posisi kepala, penurunan TIK dan tekanan perfusi otak.
13
CIDERA KEPALA: COR, COS, COB HOB....ELEVASI KEPALA 15-30 ◦
14
TEKNIK MOBILISASI PADA PASIEN HEAD INJURY Misal: Memindahkan pasien dari brankar ke tempat tidur atau sebaliknya: Minimal 2- 3 perawat Tidak boleh 1 perawat
15
Body aligment: Pengaturan posisi klien: Mendapatkan perawatan kenyamanan pasien Memudahkan perawatan dan pemberian obat, Menghindari terjadinya pressure area akibat tekanan yang menetap pada bagian tubuh tertentu Seperti : Semi Fowler, Posisi Telantang (Supinasi), Posisi Orthopneu, Posisi Lateral (Side Lying) dll
16
APAKAH KITA PENOLONG SUDAH TAHU TEHNIK MENOLONG Kebanyakan para penolong yang tidak tahu cara-cara pengangkatan dan pemindahan cedera parah pada saat pemindahan korban. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penolong saat melakukan pemindahan adalah:
17
Lanjut……… Kenali kemampuan diri dan kemampuan pasangan kita, jika tidak mampu jangan paksakan Kedua kaki berjarak sebahu kita, satu kaki sedikit di depan kaki sebelahnya Berjongkok, jangan membungkuk saat mengangkat Tubuh sedekat mungkin dengan beban yang harus diangkat
18
Pemilihan transportasi yang salah cedera bisa yang lebih parah. Idealnya transportasi pasien cedera kepala ambulan peralatan lengkap. Tetapi untuk daerah yang akses pertolongan pertama oleh ambulan tidak bisa cepat, jangan berlama-lama untuk menunggu datangnya ambulan. Pilih mobil dengan kriteria sebagai berikut:
19
Lanjut…….. Mobil yang bisa membawa pasien dengan tidur terlentang tanpa memanipulasi pergerakan tulang belakang Penolong leluasa bergerak untuk memberikan pertolongan Komunikasi dengan pihak rumah sakit
20
IMOBILISASI
21
KAPAN KITA MELAKUKAN IMMOBILSASI??? TEMPAT KEJADIAN/KECELAKAAN UNIT GAWAT DARURAT
22
Kepala pasien harus dalam posisi netral tanpa rotasi ke kiri atau kanan, flexion atau extension dari leher. Meminimalisasi stimulus yang berbahaya Elevasi kepala merupakan kontra indikasi pada pasien hipotensi sebab akan mempengaruhi CPP.
23
Prinsip Melakukan Imobilisasi Tulang Belakang Dan Log Roll I. Di butuhkan 3-4 orang dalam melakukan Imobilisasi: dengan ketentuan sbb: 1)Satu untuk mempertahankan imobilisasi segaris kepala dan leher penderita 2)Satu untuk badan (termasuk pelvis dan panggul 3)Satu untuk pelvis dan tungkai 4)satu mengatur prosedur ini dan mencabut spine board
24
Lanjut…… II. Long spine board dengan tali pengikat dipasang pada sisi penderita III. Dilakukan in line imobilisasi kepala dan leher secara manual, kemudian dipasang colar servikal IV. Lengan penderita diluruskan dan diletakkan di samping badan.
25
Lanjut....... V. Tungkai bawah penderita diluruskan hati- hati dan posisi kesegarisan netral sesuai tulang belakang. VI.Pertahankan kesegarisan kepala dan leher penderita VII. Dengan komando dari penolong yang mempertahankan kepala dan leher, dilakukan log roll sebagai satu unit ke arah ke dua penolong yang berada pada sisi penderita
29
Lanjut……. VIII. Spine board diletakkan dibawah penderita, digunakan untuk transfer penderita dan jangan dipakai untuk waktu lama. IX. Untuk mencegah terjadinya hiperekstensi leher dan kenyamanan penderita, maka diperlukan bantalan yang diletakkan dibawah kepala penderita. X. Bantalan, selimut yang dibulatkan atau alat penyangga lain ditempatkan di kiri dan kanan kepala dan leher penderita, dan kepala penderita diikat ke long spine board
30
PERALATAN Stretcher atau hospital bad. Towel roll ( Jika perlu ) Cervical collar ( Jika perlu)
31
Perhatian Khusus 1.Gunakan restrains dan alat immobilisasi untuk menjaga posisi tubuh pasien. 2. Hati-hati Backboards dapat menyebabkan kerusakan kulit sebagian terutama pada pasien tua.
32
KOMPLIKASI Fleksi, ekstensi atau rotasi leher akan meningkatkan TIK karena obstruksi venous outflow. Penumpukan secret atau kerusakan kulit mungkin terjadi bila posisi pasien tidak di rubah setiap 2 jam. Nyeri atau kegelisahan akan meningkatkan TIK.
33
TRANSFORTASI APA YANG TERPIKIR ?????
36
PRINSIP MERUJUK PASIEN Pasien dalam keadaan stabil (diharapkan tidak memburuk saat transportasi) Selama merujuk/trasnportasi harus dilakukan pelayanan optimal (perhatikan A-B-C) oleh petugas ambulans TUJUAN : MEMINIMALKAN TERJADINYA KEMATIAN DAN MENGHINDARI KECACATAN YANG TIDAK PERLU PADA PASIEN GAWAT DARURAT
44
Teknik Transportasi Berdasar Jumlah Penolong Kondisi KorbanSatu PenolongDua Penolong Sadar Mampu berjalanHuman Crutch Sadar tapi tidak mampu berjalan Piggyback Cradle Two Handed Seat Fore-and-aft Carry Tidak SadarCradle Drag Fore-and-aft Carry
45
Human Crutch - Prinsip Dipapah dengan dirangkul dari samping pada sisi yang lemah Tangan yang lain berada di pinggang penderita Tahan kaki penolong yang berdekatan dengan pasien untuk mendampingi pasien
46
Human Crutch
47
Human Crutch (2 Orang)
48
Piggyback - Prinsip Pasien merangkulkan tangan di depan penolong Gapai dan peganglah paha pasien dan angkat ke atas
49
Piggyback
50
Cradle - Prinsip Untuk pasien dengan Berat Badan Ringan 1 tangan di daerah antara punggung dan pinggang Tangan yang lain tepat di pelipatan lutut
51
Cradle
52
DRAG METHOD - PRINSIP Sisipkan kedua tangan penolong diantara ketiak kanan dan kiri pasien dan gapai kedua pergelangan tangan pasien Diseret ke arah belakang Pada penderita yang memakai jaket dibuka kancingnya dahulu, bagian belakang jaketnya dibalik dahulu Kontraindikasi: Cedera Pundak, Kepala, atau Leher
53
Drag Method
54
Kedua penolong berhadapan dan kedua lengan di bagian atas menyangga punggung pasien Lengan yang bawah menerobos di pelipatan lutut pasien, saling bergandengan dan mengait Atur Punggung penolong tegap dan angkat pasien pelan-pelan
55
Two Handed Seat
56
Fore and Aft Carry - Prinsip Penolong yang berada di belakang pasien memegang tangan kiri pasien dengan tangan kanan penolong dan sebaliknya. Penolong yang kedua berada di samping mencoba mengangkat kedua paha pasien Pertahankan punggung pasien tegap
57
Fore and Aft Carry
58
PRINSIP TRANSPORTASI Teknik harus benar ingat penolong bisa juga berubah menjadi korban Tidak membuat kondisi pasien menjadi lebih buruk stabilisasi terlebih dahulu
61
Mempersiapkan Pasien untuk Transportasi 1.Lakukan pemeriksaan menyeluruh 2.Amankan posisi tandu di dalam ambulans. 3.Posisikan dan amankan pasien 4.Pastikan pasien terikat dengan baik dengan tandu. 5.Persiapkan jika timbul komplikasi pernafasan dan jantung 6.Melonggarkan pakaian yang ketat.
62
Lanjut……. 7.Periksa perbannya. 8.Periksa bidainya. 9.Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus menemani pasien. 10.Naikkan barang-barang pribadi 11.Tenangkan pasien. Kecemasan dan kegelisahan seringkali menerpa pasien ketika dinaikkan ke ambulans 12.Ketika pasien dan ambulans telah siap diberangkatkan, beri tanda pengemudi untuk memulai perjalanan ke rumah sakit.
63
Perawatan Pasien selama Perjalanan Lanjutkan perawatan medis emergensi Gabungkan informasi tambahan pasien. Lakukan pemeriksaan dan monitor ing Beritahu fasilitas medis yang menjadi tujuan Anda Bicaralah dengan pasien, tapi kendalikan emosi Anda Jika terdapat tanda-tanda henti jantung, minta pengemudi untuk menghentikan ambulans sementara Anda melakukan Resusitasi dan memberikan AED (defibrilator)
66
Memindahkan Pasien Ke Unit Gawat Darurat Dampingi staf UGD bila dibutuhkan dan berikan laporan lisan atas kondisi pasien Anda Segera setelah Anda tidak lagi menangani pasien, siapkan laporan perawatan pra rumah sakit Serahkan barang-barang pribadi pasien ke pihak rumah sakit
81
KESIMPULAN 1.Penanganan trauma head injury telah dimulai sejak di tempat kejadian. 2.Proteksi terhadap ’cervical spine’ merupakan hal yang sangat penting 3.Mobilisasi penderita ke rumah sakit harus dilaksanakan dengan cara yang benar. 4.Penatalaksanaan trauma head injury harus menurut prinsip-prinsip baku yang telah dianut. 5.Tindakan operasi dan instrumentasi banyak menolong penderita dari cacat neurologik yang berat.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.