Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
KLASIFIKASI TOKSIKAN (2)
Visi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA: “Program Studi Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA pada tahun 2020 Menjadi Salah Satu Pusat Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat Yang Menghasilkan Lulusan Unggul Di Tingkat Nasional Yang Memiliki Kecerdasan Spiritual, Intelektual, Emosional, Dan Sosial”. KLASIFIKASI TOKSIKAN (2) Berdasarkan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kerja Toksik, Daya Racun Organ Tujuan, Label Kegunaan
2
PEMBAHASAN Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kerja Toksik Daya Racun
Organ Tujuan Label Kegunaan.
3
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kerja Toksik
Cara Pemberian / Tempat Masuk Zat toksik bentuk gas menimbulkan efek maksimal jika masuk tubuh secara inhalasi. Contohnya : Hydrogen Sulfide (H2S), senyawa kimia gas yang tidak berwarna, H2S lebih berat (19%) dari pada udara, flammable, explosive (NFPA skala 4 dapat meledak), corrosive terhadap besi (Fe) tembaga (Cu) dan Beton), dan sangat berbahaya, beracun (NFPA skala 3 sangat beracun), dengan bau khas, aktivitas industri industri menghasilkan H2S pengeboran dan pengolahan minyak dan gas bumi, Proses pemindahan dan pengangkutan bahan kimia yang mengandung H₂S, aktivias produksi pengolahan belerang, petrokimia, kertas, proses perawatan sumur.
4
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kerja Toksik
Cara Pemberian / Tempat Masuk Proses keracunan H2S di dalam tubuh yang sistemik ini disebabkan pengaruh H2S bebas yang dibawa darah, mempengaruhi jaringan sel-sel sarap pusat yang pada umumnya menimbulkan kelumpuhan dari alat pernapasan yang kemudian menimbulkan asphyxia. Bagi pekerja yang sehari-harinya melakukan aktivitas pengeboran dan produksi minyak, gas, atau panas bumi berpotensi tinggi terkena paparan gas H₂S yang dipicu oleh udara panas sekitar. Bila terhirup, gas H₂S (Hidrogen Sulfida) bisa menjadi “silent killer” bagi pekerja. H₂S gas beracun dan lebih mematikan dibanding Karbon Monoksida (CO) dan sama mematikannya dengan Hidrogen Sianida (HCN).
5
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kerja Toksik
2) Kondisi Tubuh Anak-anak dan orang tua lebih peka terhadap zat toksik dibandingkan orang dewasa (umur), Seiring pertambahan usia, antibodi kita pun mengenal semakin banyak antigen. Itulah sebabnya orang dewasa cenderung lebih jarang sakit dibandingkan anak-anak dan orang tua yang mulai menurun imunitasnya. Orang yang menderita penyakit ginjal/hati lebih mudah terkena zat toksik daripada orang sehat (status kesehatan). Karena fungsi ginjal salah satunya adalah mengekskresikan (mengeluarkan) zat-zat yang merugikan bagi tubuh seperti urea, asam urat, amoniak, creatinin, garam anorganik, bakteri, dan obat-obatan. Jika zat tersebut tidak dikeluarkan maka akan menjadi racun yang dapat membahayakan kesehatan di dalam tubuh.
6
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kerja Toksik
3) Zat Toksiknya Sendiri Dosis Besar kecilnya dosis menentukan berat ringannya efek yang ditimbulkan. “All substances are poisons: there is none which is not a poison. The right dose differentiates a poison from a remedy”. (Paracelsus ( ) Konsentrasi Untuk zat-zat toksik yang kerjanya dalam tubuh secara lokal misal : zat-zat korosif, konsentrasi lebih penting dari dosis total. Contoh asam sulfat jika terkena kulit/tangan pekerja akan menimbulkan luka bakardisekitar area yang terkena. Berbeda dengan zat toksik yang bekerja secara sistemik, dosis yang berperan menimbulkan berat ringannya efek yang ditimbulkan. Contoh : neurotoksik.
7
Daya Racun Keracunan dapat bersifat akut yaitu efek segera muncul pada saat terpapar atau terkena bahan toksik dalam waktu singkat dan akan hilang setelah paparan bahan kimia beracun tersebut dihilangkan. Contoh : Keracunan akut kadmium (Cd) dapat disebabkan karena pemasukannya baik melalui pernafasan maupun melalui oral, di industri logam gejala keracunan akut yang disebabkan oleh logam Cd dapat berupa timbulnya rasa sakit dan panas pada bagian dada. Akan tetapi gejala keracunan itu tidak langsung muncul begitu si penderita terpapar oleh uap logam Cd. Gejala keracunan akut ini muncul setelah 4-10 jam sejak si penderita terpapar oleh uap logam Cd. Akibat dari keracunan logam Cd ini, dapat menimbulkan penyakit paru-paru yang akut. Penyakit paru-paru akut ini dapat terjadi bila penderita terpapar oleh uap Cd dalam waktu 24 jam. Selain itu, keracunan akut yang disebabkan oleh uap Cd dapat menimbulkan kematian bila konsentrasi yang mengakibatkan keracunan tersebut berkisar dari 2500 sampai 2900 mg/m3.
8
Daya Racun Keracunan kronis timbul setelah pemaparan berulang kali selama tiga bulan atau lebih. Bahan kimia bersifat kronis, contohnya adalah asbestos, paparan terhadap debu asbes tidak segera menyebabkan kerusakan pada paru-paru, akan tetapi apabila terpapar dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan kanker paru-paru Contohnya Karbon monoksida (CO) mengakibatkan efek akut dan kronis, jika terhirup gas CO kepala pusing dan terasa mual dimana jangka panjang dapat menyebabkan kerusakkan pada paru-paru.
9
Pengaruh Toksik Pengaruh toksik juga dapat bersifat reversible atau irreversibe Efek irreversibel bisa terjadi apabila terpapar dengan konsentrasi tinggi dan waktu yang lama dimana efek irreversible akan menetap atau bertambah dengan zat penyebab adalah karsinoma, mutasi, kerusakan syaraf dan sirosis hati. Efek reversible terjadi apabila terpapar dengan konsentrasi rendah atau jangka waktu tidak lama.
10
Target Organ Target organ dari bahan kimia dapat bersifat, yaitu :
Neurotoksik (meracuni syaraf) : Asetaldehid, Styrene, Benzene, Kloroform, Karbon disulfida, Etil alkohol, Toluen, Tetrakloretan, Trikloretan, Timah hitam, Aseton, Akrilamid, Karbon tetraklorida, Arsen, Etilen oksida, Merkuri, Xylene. Hepatotoksik (meracuni liver/hati): Karbon tetraklorida, Aflatoksin, Dimetil nitrosamin, Vinilklorida, Etil alkohol, Arsen, Trinitro toluen, Toluen diamin, Antimon, Fosfor (kuning), Nitrobenzen, Trikloretilen, Tetrakloretilen, Trikloretan, Selenium. Nefrotoksik (meracuni ginjal): Arsen, Karbon tetra klorida, Anilin, Etilen glikol, Organo klorin, Fosfor (kuning), Kadmium, Toluen, Merkuri, Metanol, Paraquat, Timah Hitam, Kloroform, Fenol. Hematotoksik (meracuni darah): Anilin, Nitrogen trifluorida, Toluidin, Para nitro anilin, Dihidro toluen, Nitro klorobenzen, Nitrobenzen, Propilnitrat, Timah hitam, Trinitro toluene. Pneumotoksik (tosik terhadap paru-paru). Contohnya amonia, H2S, CO.
11
Label Kegunaan 1. Gas bertekanan Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan, seperti gas acetylene (alkuna) digunakan untuk membantu proses pengelasan besi dan baja, risiko yang dapat terjadi dari gas bertekanan ini adalah mudah terbakar dan flash back.
12
2. Corrosive (Korosif) Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain. Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran pernafasan. Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka terhadap bahan kimia). pH dari bahan bersifat korosif lazimnya berada pada kisaran < 2 atau >11,5. Contohnya bahaya korosif asam sulfat, asam astetat, asam klorida.
13
3. Explosive (Mudah Meledak)
Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya. Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau tumbukan), ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak seperti trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin dan ammonium nitrat (NH4NO3). Bekerja dengan bahan kimia yang mudah meledak membutuhkan pengalaman praktis sekaligus pengetahuan. Menghindari hal-hal yang dapat memicu ledakan sangat penting dilakukan untuk mencegah risiko fatal bagi keselamatan diri.
14
4. Flammable (Mudah Terbakar)
Bahan mudah terbakar dibagi menjadi 2 jenis yaitu Extremely Flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly Flammable (sangat mudah terbakar. Bahan dengan label Extremely Flammable memiliki titik nyala pada suhu 0 derajat Celcius dan titik didih pada suhu 35 derajat Celcius. Bahan ini umumnya berupa gas pada suhu normal dan disimpan dalam tabung kedap udara bertekanan tinggi. Bahan dengan label Highly Flammable memiliki titik nyala pada suhu 21 derajat Celcius dan titik didih pada suhu yang tak terbatas. Pengaruh kelembaban pada terbakar atau tidaknya bahan ini sangat besar. Oleh karena itu, mereka biasanya disimpan pada kondisi kelembaban tinggi.
15
Adapun beberapa contoh bahan bersifat flammable dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Zat terbakar langsung. Contohnya : aluminium alkil fosfor. Keamanan : hindari kontak bahan dengan udara. Gas amat mudah terbakar. Contohnya : butane dan propane. Keamanan : hindari kontak bahan dengan udara dan sumber api. Cairan mudah terbakar. Contohnya: aseton dan benzene. Keamanan : jauhkan dari sumber api atau loncatan bunga api. Zat sensitif terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api.
16
5. Oxidizing (Mudah Teroksidasi)
Bahan kimia yang bersifat mudah menguap dan mudah terbakar melalui oksidasi (oxidizing). Penyebab terjadinya kebakaran umumnya terjadi akibat reaksi bahan tersebut dengan udara yang panas, percikan api, atau karena raksi dengan bahan-bahan yang bersifat reduktor. Bekerja dengan bahan kimia oxidizing membutuhkan pengetahuan dan pengalaman praktis. Jika tidak, risiko kebakaran akan sangat mungkin terjadi. Adapun beberapa contoh bahan kimia dengan sifat ini misalnya hidrogen peroksida dan kalium perklorat. Bila suatu saat pekerja bekerja dengan kedua bahan tersebut, hindarilah panas.
17
6. Bahan Kimia Reaktif Material reaktif jika berinteraksi dengan material lain, menghasilkan gas yang beracun bila berinteraksi dengan air. Reaktif bila ada pengaruh suhu, tekanan dan goncangan Bahan reaktif bila bereaksi dengan air akan mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar. Hal ini disebabkan zat-zat tersebut bereaksi secara eksotermik, yaitu mengeluarkan panas dan gas yang mudah tebakar. Adapun bahan-bahan kimia tersebut adalah : Alkali (Na,K) dan alkali tanah (Ca), Logam halida anhidrat (aluminium tribromida), Logam oksida anhidrat (CaO), Oksida non logam halida (sulfuril klorida). Bahan reaktif merupakan bahan kimia yang sangat mudah beraksi terhadap asam. Selain itu, dapat menghasilkan panas dan dapat meledak maupun terbakar karena terjadi reaksi eksotermik Kalium Klorat (KClO3) merupakan oksidator yang relatif kuat. Biasanya diproduksi dalam skala besar untuk industri kembang api korek api, peledak, dan antiseptik jauhkan dari asam sulfat. Kalium Permanganat (KMnO4) dijauhkan dari gliserin, etilen glikol, asam sulfat
18
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.