Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

G2P0A1 POSTERM, INDUKSI GAGAL G2P0A1 POSTERM, INDUKSI GAGAL BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN LAPORAN KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2014 UNIVERSITAS.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "G2P0A1 POSTERM, INDUKSI GAGAL G2P0A1 POSTERM, INDUKSI GAGAL BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN LAPORAN KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2014 UNIVERSITAS."— Transcript presentasi:

1 G2P0A1 POSTERM, INDUKSI GAGAL G2P0A1 POSTERM, INDUKSI GAGAL BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN LAPORAN KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2014 UNIVERSITAS PATTIMURA Disusun oleh: Rahel Laritmas (2008-83-022) KONSULEN: dr. Rahmat Saptono, Sp.OG DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON

2 IDENTITAS PASIEN Nama: Ny. FB Tempat tanggal lahir: Ambon, 08 November 1978 Umur: 36 Tahun Jenis Kelamin: Perempuan Pendidikan Terakhir: S1 Pekerjaan: PNS Alamat: Galunggung Agama: Islam Tanggal Masuk: 26 Mei 2014, jam 10.05 WIT

3 ANAMNESIS Keluhan Utama: Perut mules-mules tidak teratur Keluhan Tambahan: Keluar lendir darah Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien G2P0A1, datang dengan keluhan perut mules-mules tidak teratur sejak jam 08.00 WIT SMRS, keluar lendir darah (–), pergerakan janin masih dirasakan. HPHT: 10 Agustus 2013, UK: 41 Minggu 2 hari, TP: 17 Mei 2014 Riwayat Penyakit Dahulu: Asma, hipertensi, Diabetes Melitus, Alergi, Penyakit Jantung, disangkal Riwayat Obstetri Pada tahun 2013 pasien mengalami abortus sejak usia kehamilan 28 minggu (3 bulan)

4 PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum: Baik Kesadaran: Compos Mentis Vital Sign Tekanan Darah: 120/80 mmHg Nadi: 82x/mnt Pernapasan: 22x/mnt Suhu: 36,2 0 C BB: 155 TB: - Pemeriksaan Fisik Kepala: Normocephal Mata: Conjungtiva Anemis -/-, sclera ikterik -/- Leher: Tidak ada pembesaran tiroid Kel, Getah bening : Tidak ada pembesaran Dada: Normochest, pengembangan dada simetris ki=ka

5 LANJUTAN Jantung: Bunyi jantung I,II regular, murmur (-), gallop (-) Paru-paru: Suara dasar: vesikuler, suara Tambahan: rhonkie -/-, wheezing -/- Perut Hati: Hepatomegali (-) Limpa: Splenomegali (-) Ginjal: Ballotement (-) Alat Kelamin: Sarung tangan lendir (+) Anggota gerak: Dalam batas normal Refleks: Dalam batas normal Kulit: Dalam batas normal Gigi dan Mulut: Dalam batas normal Saraf Otak: Dalam batas normal

6 Pemeriksaan Obstetri Abdomen: Supel, Nyeri Tekan (-), teraba janin tunggal, intra uterin, pres-kep, Pu-ka, TFU 28 cm, TBJ: 2480gr, His (+) 1-2x/10’/40-30’’, DJJ 130x/mnt VT:Vulva/Uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio lunak, mendatar, pembukaan 1 cm, kantong ketuban (+), pres-kep, penurunan kepala Hodge I-II, air ketuban (-), sarung tangan lendir darah (+) DIAGNOSA KERJA: G2P0AI Posterm blum inpartu

7 Pemeriksaan Lanjutan Pemeriksaan Laboratorium HematologiHasilUnit Hb7,411,0-15,0g/dl Leukosit5,6004000-10.000mm3 Trombosit228,000200.000-400.000mm3 Waktu Perdarahn51-7Mnt Waktu Pembekuan81-14Mnt Golongan DarahO

8 Pemeriksaan lanjutan USG: tidak ada CTG: Hasil: Basaline 130-136, Variabilitas baik, Akselerasi (+), Descelerasi (-) Kesimpulan NST: Reaktif

9 Rencana Pengobatan RENCANA PENGOBATAN Rencana induksi dengan misoprostol 25 mg, Observasi 10 Evaluasi 5 jam lagi (Jam )

10 FOLLOW UP TanggalPerjalanan PenyakitPerintah dokter dan pengobatan 26/05-2014 (jam 16.00) S:Mules-mules, keluar lendir darah (+) O: Ku: Baik, Compos Mentis Abd: His (+) 2x/10’/30-45’’/sedang DJJ (+): 130-132x/mnt VT: V/U tenang, dinding vagina dbn, portio lunak, mendatar, Ø : 1 cm, KK (+), pres- kep, kepala ↓ H I-II, AK (-), STLD (+) A: Sekundigravida nullipara hamil postem dalam induksi misoprostol ¼ tab - Lanjut Induksi - Observasi 10 - Evaluasi 5 jam lagi

11 TanggalPerjalanan Penyakit Perintah Dokter dan Pengobatan 26/05-2014 (jam 16.00) S:Mules-mules, keluar lendir darah (+) O: Ku: Baik, Compos Mentis Abd: His (+) 2x/10’/30- 45’’/sedang DJJ (+): 130-132x/mnt VT: V/U tenang, dinding vagina dbn, portio lunak, mendatar, Ø : 1 cm, KK (+), pres-kep, kepala ↓ H I-II, AK (-), STLD (+) A: Sekundigravida nullipara hamil postem dalam induksi misoprostol ¼ tab - Lanjut Induksi - Observasi 10 - Evaluasi 5 jam lagi Jam 21.50 TD:120/60 mmHG N: 80x/mnt P: 24x/mnt S: 37,5 0 C Hasil Laboratorium: Hb: 7,4 g/dl Kesan: Menggigil A: Anemia + Obs Febris - Infus RL: 30 tpm - Transfusi WBC 2 kantong - Stop Induksi - Obs ketat TTV, His, dan DJJ - Paracetamol 3x1 tab

12 27/05-2014 TD:120/60 mmHG N: 80x/mnt P: 24x/mnt S: 37,5 0 C S: (-) O: Ku: Baik, CM Mata: CA-/-, SI -/- Abd: His (-), DJJ: 132- 136x/mnt VT: Ø 1cm, KK (+), Kepala ↓ HI-II A: Posterm Induksi gagal dengan Anemia - Selesaikan transfusi darah 2 kantong 27/05-2014 (jam 14.20) S: (-) O: Ku Ibu sedang, CM Abd: His (-), DJJ: 128- 132x/mnt VT: Ø 1cm, KK (+), Kepala ↓ HI-II, AK (-), STLD (+) A: Posterm Induksi gagal - Pro SC sito - Informed Consent keluarga - Infus RL: 30 tpm - Inj. Cefotaxime 1 gr IV (skin test dulu) - Puasa - Konsul Anestesi

13 18.30 Telah dilakukan SC A/I posterm induksi gagal Instruksi Post SC: - Awasi KU dan tanda- tanda vital - Cek Hb post-op bila Hb < 8g/dl - Awasi balance cairan - Puasa 2 jam post op - Medikamentosa 1.Infuse RL:D5: NaCL:1:1:1 2.Inj cefotaxime 1 gr/dl 3.Inj Tramadol 1 amp/8 jam 4.Inj.primperan 1 amp/8 jam 5.Inj. Ranitidin 1 amp/8 jam 28/05-2014 TD: 110/80mmHg N: 82x/mnt P: 20x/mnt S: 37 0 C S: Nyeri luka operasi O: Ku: baik, CM Mata: CA-/-, SI-/- Abd: supel, luka operasi baik, NT (+) disekitar tempat operasi, TFU 1 jari dibawah umbilicus, kontraksi baik, BU (+) N Gen: Lokia rubra A: Post SC H-I - Terapi Lanjut - Gerak Mika-Miki - Makan-minum biasa 29/05-2014 TD: 110/80mmHg N: 82x/mnt P: 20x/mnt S: 37 0 C S: Nyeri luka operasi berkurang O: Ku: baik, CM Mata: CA-/-, SI-/- Abd: supel, luka operasi baik, NT (+) disekitar tempat operasi, TFU 1 jari dibawah umbilicus, kontraksi baik, BU (+) N Gen: Lokia rubra A: Post SC H-II - Terapi dilanjutkan - Mobilisasi di tempat - Makan minum biasa

14 30/5-2014 TD: 110/80mmHg N: 82x/mnt P: 20x/mnt S: 37 0 C S: Nyeri luka operasi O: Ku: baik, CM Mata: CA-/-, SI-/- Abd: supel, luka operasi baik, NT (+) disekitar tempat operasi, TFU 1 jari dibawah umbilicus, kontraksi baik, BU (+) N Gen: Lokia rubra A: Post SC H-III - Infuse DC aff - Obat-obatan oral 1.Cefadoxil 2x500 mg 2.Metronidazol 3x500 mg 3.As. Mefenamat 3x500 mg 4.Fondasen 2x1 tab

15 RESUME MEDIS Riwayat Penyakit: pasien G2P0A1, hamil posterm belum inpartu Pemeriksaan fisik: Ku: baik, CM, TD: 120/80 mmHg, N: 82x/mnt, RR, 22x/mnt, S: 36,2 0 C. Abd: Supel, NT (-), teraba janin tunggal, IU, Pres- Kep. DJJ: 130x/mnt, TBJ 2480, His (+) VT: Ø 1cm, KK (+), Hodge I-II, AK (-), STLD (+) Laboratorium: Hb: 9,0 g/dl, trombosit: 228.000mm 3, Leukosit: 5,600 mm 3, waktu perdarahan 5 menit, waktu pembekuan 8 mnt, Golongan darah “O” Diagnosa: POSTERM, INDUKSI GAGAL Tindakan khusus: SECTIO SEACARIA Keadaan Klinis: Baik Terapi: R/ Cefadoxil 2x500 mg R/ Metronidazol 3x500 mg R/ As. Mefenamat 3x500 mg R/ Fondasen 2x1 tab

16 PENDAHULUAN Sinonim: Kehamilan Postterm - Kehamilan serotinus - Kehamilan lewat waktu - Kehamilan lewat bulan - Prolonged pregnancy, extended pregnancy, postdate/pos datisme - Pascamaturitas Kehamilan postterm adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) menurut rumus Naegle dengan siklus haid rata-rata 28 hari.

17 EPIDEMIOLOGI Kira-kira 10% kehamilan berlangsung terus sampai 42 minggu 4% berlangsung sampai usia 43 minggu Kehamilan serotinous  pada primigravida muda dan primigravida tua/grandemultiparitas

18 ETIOLOGI Pengaruh progesteronTeori oksitosinTeori kortisol/ACTH janin Saraf UterusHerediter

19 PATOFISIOLOGI Penimbunan Kalsium Penimbunan kalsium sesuai progesivitas degenerasi plasenta Edema, timbunan fibroid, fibrosis, trombosis intervili, infark vili Selaput vaskulosinsial menjadi tebal dan jumlahnya berkurang Metabolisme transport plasenta (aliran natrium, kalsium, AA, lemak, gama globulin, ) Hambatan pertumbuhan dan penurunan berat janin

20 GEJALA KLINIS Tanda bayi Postmatur yaitu: Biasanya lebih berat dari bayi matur (> 4000 gram) Tulang dan sutura kepala lebih keras dari bayi matur Rambut lanugo hilang atau sangat kurang Verniks kaseosa di badan kurang Kuku-kuku panjang Rambut kepala agak tebal Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel

21 DIAGNOSIS Dalam menentukan diagnois KLB disamping dari riwayat haid, sebaiknya dilihat pula dari hasil pemeriksan antenatal 1.Riwayat Haid 2.Riwayat Pemeriksaan antenatal 3.Tinggi fundus uteri 4.Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) 5.Pemeriksaan Radiologi 6.Pemeriksaan cairan amnion

22 PENATALAKSANAAN Pengelolaan aktif  Persalinan anjuran pada usia kehamilan 41/42 minggu  untuk memperkecil risiko terhadap janin. Pengelolaan pasif/menunggu/ekspektatif  dilakukan semata-mata atas dasar KLB mempunyai risiko / komplikasi cukup besar terutama risiko persalinan operatif Pengawasan terus menerus terhadap kesejahteraan janin, baik secara biofisik maupun biokimia timbul indikasi untuk mengakhiri kehamilan

23 Identifikasi kondisi janin Pemeriksaan kardiotokografi seperti nonstress test (NST) dan contraction stress test Gerakan janin (normal 10 kali/20 menit) Amnioskopi.

24 Pengelolaan Persalinan Memeriksa kematangan serviks dengan skor Bishop. Bila serviks telah matang (dengan nilai Bishop >5)  induksi persalinan dan pengawasan intrapartum

25 Bila serviks belum matang, perlu dinilai keadaan janin lebih lanjut apabila kehamilan tidak diakhiri. 1.NST dan penilaian volume kantong amnion. Bila keduanya normal kehamilan  berlanjut dan penilaian janin  dilanjutkan seminggu dua kali 2.Bila oligohidramnion (< 2 cm pada kantong yang vertical atau indeks cairan amnion < 5) atau dijumpai deselerasi variabel pada NST,  Induksi persalinan 3.Bila volume cairan amnion normal dan NST tidak reaktif, tes pada kontraksi (CST) harus dilakukan. Bila hasi hasil CST (+), terjadi deselerasi lambat berulang variabilitas abnormal (< 5/20 mnt)  ↓ fungsi plasenta janin  mempertimbangkan bedah sesar. 4.Bila CST (-) kehamilan dapat dibiarkan berlangsung dan penilaian janin dilakukan lagi 3 hari kemudian

26 PENGELOLAAN SELAMA PERSALINAN Pemantaun yang baik terhadap ibu (aktivitas uterus) dan kesejateraan janin. Hindari penggunaan obat penenang atau analgesik selama persalinan Awasi jalannya persalinan Persiapan oksigen dan bedah sesar bila sewaktu-waktu terjadi kegawatan janin

27 PEMBAHASAN Kehamilan postterm disebut juga kehamilan serotinus, kehamilan lewat waktu, kehamilan lewat bulan, prolonged pregnancy, extended pregnancy, postdate/pos datisme atau pascamaturitas, adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) menurut rumus Naeele dengan siklus haid rata-rata 28 hari

28 Pada kasus ini usia kehamilan dari pasien tersebut adalah 41 minggu 2 hari hal ini sesuai dengan teori yang dijelaskan bahwa kehamilan postterm adalah kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu.

29 Di Indonesia, diagnosis kehamilan serotinus sangat sulit karena kebanyakan ibu tidak mengetahui tanggal haid terakhir dengan tepat. Diagnosis yang baik hanya dapat ditentukan saat pasien memeriksakan diri sejak permulaan kehamilan


Download ppt "G2P0A1 POSTERM, INDUKSI GAGAL G2P0A1 POSTERM, INDUKSI GAGAL BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN LAPORAN KASUS FAKULTAS KEDOKTERAN JUNI 2014 UNIVERSITAS."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google