Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Oleh Kelompok 1 Kelas A Afrian Decky Mahendra (K ) Annisa Fitri (K ) Arina Salsabila Nafi’an (K ) Fida Alya Noor Rahmah (K ) Ramadanti.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Oleh Kelompok 1 Kelas A Afrian Decky Mahendra (K ) Annisa Fitri (K ) Arina Salsabila Nafi’an (K ) Fida Alya Noor Rahmah (K ) Ramadanti."— Transcript presentasi:

1 Oleh Kelompok 1 Kelas A Afrian Decky Mahendra (K4316001) Annisa Fitri (K4316009) Arina Salsabila Nafi’an (K4316011) Fida Alya Noor Rahmah (K4316031) Ramadanti Prativi (K4316051)

2 1. Regulasi/Persyarafan Respirasi 2. Pengaruh Merokok pada Sistem Respirasi 3. Cara Mengukur Ruang Mati

3  Respirasi merupaka suatu proses ritmik karena inspirasi dan ekspirasi terjadi bergantiandengan irama yang teratur, hal ini karena kontraksi otot pernafasan yang berelaksasi danberkontraksi secara bergantian.  Ada beberapa hal yang perlu diatur dalam system respirasi agar tidak terjadi kekacauanhal itu meliputi : 1. Irama inspirasi dan ekspirasi 2. Pengaturan frekuensi dan kedalaman pernapasa 3. Factor yang memodifikasi pernafsan untuk fungsi lainPengandalian ketiga hal diatas dilakukan oleh beberapa mekanisme, yaitu saraf,kemoresptor dan mekanisme non kemoreseptor

4  Korteks serebriIni merupakan pengendalian voluntary, kita dapat mengatur kapan saatnya bicara,menelan makanan dan bernapas tanpa terjadi kekacauan.

5  Medulla oblongata, Badan saraf dari neuron – neuron yang mengatur kerja otot pernapasan terdapatpada medulla oblongata. Di medulla oblongata terdapat dua kelompok besarbadan saraf,yaitu : Kelompok repiratorik dorsal, Kelompok ini merupan neuron inspiratorik, neuron desendennya bekerjapada otot – oto inspirasi. Fungsinya adalah memulai proses inspirasi, saatneuron ini mencetuskan impuls maka terjadilah inspirasi, jika neuron initidak mencetuskan impuls maka terjadilah ekspirasi Kelompok repiratorik ventralMerupakan kelompok dari neuron ekspiratori dan neuron inspiratorik.Neuron ini tidak aktif salam keadaan repirasi normal, neuron ini bekerjasaat terjadi ekspirasi paksa dan saat adanya peningkatan kebutuhansehingga dibituhkan peningkatan ventilasi

6  Pons Pengaturan yang dilakukan oleh pons merupakan pengaturan halus. Badan sarafpada pons terbagi menjadi dua, yakni : Pneumotaksi, berfungsi untuk membatasi durasi inspirasi. Tanpapengaturan saraf ii kita akan menarik nafas terlalu dalam dan ekspirasidengan cepat dan mendadak Apnustik, berfungsi untuk mencetuskan impuls ekspirasi, membawa impulsinspirasi menuju ambang potensial. Jika ada gangguan pada saraf ini akanterjadi suatu gangguan ‘lupa bernafas’

7 Ada 2 jenis kemoreseptor, yaitu kemoreseptor pusat yang berada di medulla dan kemoreseptor perifer yang berada di badan aorta dan karotid pada sistem arteri. Kemoreseptor pusat, dirangsang oleh peningkatan kadar karbon dioksida dalamdarah arteri, cairan serebrospinal peningkatan ion hidrogen dengan meresponpeningkatan frekuensi dan kedalaman pernapasan. Kemoreseptor perifer, reseptor kimia ini peka terhadap perubahan konsentrasioksigen, karbon dioksida dan ion hidrogen. Misalnya adanya penurunan oksigen,peningkatan karbon dioksida dan peningkatan ion hidrogen maka pernapasanmenjadi meningkat.

8 Baroreseptor, berada pada sinus kortikus, arkus aorta atrium, ventrikel danpembuluh darah besar. Baroreseptor berespon terhadap perubahan tekanan darah.Peningkatan tekanan darah arteri akan menghambat respirasi, menurunnyatekanan darah arteri dibawah tekanan arteri rata-rata akan menstimulasipernapasan. Peningkatan suhu tubuh, misalnya karena demam atau olahraga maka secaraotomatis tubuh akan mengeluarkan kelebihan panas tubuh dengan carameningkatkan ventilasi.

9 Hormon epinephrin, peningkatan hormon epinephrin akan meningkatkanrangsangan simpatis yang juga akan merangsang pusat respirasi untukmeningkatkan ventilasi. Refleks hering-breuer, yaitu refleks hambatan inspirasi dan ekspirasi. Pada saatinspirasi mencapai batas tertentu terjadi stimulasi pada reseptor regangan dalamotot polos paru untuk menghambat aktifitas neuron inspirasi. Dengan demikianrefleks ini mencegah terjadinya overinflasi paru-paru saat aktifitas berat.

10 Zat kimia rokok (karsinogenik) Perubahan struktur dan fungsi saluran napas serta paru-paru Perubahan anatomi saluran napas Perubahan fungsi paru-paru

11 Nikotin, adalah cairan bening yang menjadi kecoklatan jika terpapar udara. Dalam jumlah kecil nikotin mempunyai pengaruh menenangkan, tetapi dapat menyebabkan radang saluran pernapasan. Dalam jumlah besar nikotin sangat berbahaya, misalnya 20-50 mg nikotin dapat menyebabkan pernapasan terhenti. Pengaruh lainnya adalah dapat menaikkan tekanan darah, mempercepat denyut jantung, dan dapat menyebabkan ketagihan.

12 Karbon monoksida, adalah gas beracun yang tidak berbau. Asap rokok mengandung CO dengan konsentrasi lebih dari 20.000 ppm. Daya afinitas (daya ikat) CO terhadap hemoglobin adalah 200 kali lebih tinggi dari pada afinitas oksigen terhadap hemoglobin. Akibatnya, bila manusia menghirup udara yang mengandung CO dengan konsentrasi tinggi akan menyebabkan darah kekurangan oksigen bahkan kehabisan oksigen. Akhirnya dapat mengakibatkan kematian karena darah hanya mengikat CO dalam bentuk COHb. Efek selanjutnya dapt menyebabkan jaringan pembuluh darah menyempit dan mengeras yang akhirnya dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Bila karbon monoksida digabung dengan nikotin dapat mengakibatkan para perokok menderita penyakit penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah.

13 Tar, merupakan komponen sisa dari asap rokok sesudah nikotin jika tetesan-tetesan cairannya dihilangkan. Dalam sebatang rokok dapat menghasilkan 10-30 mg tar. Tar dapat menyebabkan risiko terhadap timbulnya kanker (karsinogenik).

14 Selain 3 bahan utama tersebut, dalam asap rokok juga mengandung zat-zat kimia berbahaya lainnya seperti hidrogen sianida, senyawa hidrokarbon, amonia, keton, aldehida, benzopiren, kadmium, dan fenol.

15 Iritasi tenggorokan dan bronkial terjadi karena menghirup pertama atau bekas asap rokok. Seiring waktu, timbul bekas luka pada bronkus dan paru-paru perokok. Masalah kesehatan seperti bronkitis kronis dan emfisema dapat membatasi respirasi. Hal tersbeut menyebaban berkurangnya oksigen yang masuk ke aliran darah jantung. Merokok juga dapat menyebabkan aterosklerosis yang dapat mempersempit pembuluh darah paru yang membawa darah beroksigen ke jantung. Hal ini semakin mengurangi jumlah oksigen yang dipompa ke seluruh tubuh.

16 Ruang mati ( dead space ) merupakan ruang pada paru-paru yang tidak dapat dimasuki oksigen. Ruang mati ( dead space ) dapat juga diartikan sebagai ruang ruang rugi pernapasan ( respiratory dead space ) ataupu ruang rugi anatomi. Ruang rugi pernapasan adalah ruangan disaluran napas yang berisi udara yang tidak ikut serta dalam proses pertukaran gas darah dalam kapiler paru. Sementara ruang rugi anatomi adalah ruang dalam sistem pernafasan yang tidak ikut pada proses pertukaran gas (hidung/mulut sampai dengan bronkus terminalis). Volume ruang rugi kurang lebih 150 ml.

17 Secara umum, dead space dapat diukur dengan persamaan berikut ini Keterangan Vd = volume dead space Vt = volume tidal PaCO2 = tekanan parsial karbondioksida pada pembuluh arteri PeCO2 = tekanan parsial karbondioksida pada udara yang dikeluarkan

18 Sementara untuk fisiologikal dead space, persamaan rumusnya adalah dan untuk alveolar dead space, persamaan rumusnya adalah

19 MV = (TV – dead space ) x RR Keterangan : MV = Minute volume (pemberian oksigen permenit) TV = Tidal volume (200 cc, pada pasien yang pernafasannya cepat dan dangkal dan 1000 cc pada orang dengan pernafasan dalam dan lambat) Dead space = 150 cc RR = 16-24x / menit


Download ppt "Oleh Kelompok 1 Kelas A Afrian Decky Mahendra (K ) Annisa Fitri (K ) Arina Salsabila Nafi’an (K ) Fida Alya Noor Rahmah (K ) Ramadanti."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google