Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehInge Atmadjaja Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
PERHITUNGAN BIAYA PROSES (Process Costing)
Penentuan biaya proses : suatu metode dimana bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya atau departemen. Biaya yang dibebankan ke setiap unit produk , ditentukan dengan membagi total biaya yang dibebankan kepusat biaya atau departemen tersebut dengan jumlah unit yang diproduksi pada pusat biaya yang bersangkutan. 6.1. KARAKTERISTIK PENENTUAN BIAYA PROSES Aktivitas produksi bersifat terus-menerus. Produksi bersifat massa, dengan tujuannya mengisi persediaan yang siap dijual. Produk yang dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya relatif homogen dan berdasarkan standar. Biaya dibebankan ke setiap unit dengan membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya dengan total unit yang diproduksi. Pengumpulan biaya dilakukan berdasarkan periode waktu tertentu 6.2. ALIRAN PRODUK Dalam penentuan biaya proses aliran suatu produk yang berkaitan dengan pembebanan biaya dapat diklasifikasikan :
2
Gambar. Aliran Produk Berurutan
Aliran Produk secara Berurutan Suatu format aliran produksi fisik dimana setiap proses produk dilakukan dalam urutan langkah yang sama. Contoh 1. Riau Tektil adalah perusahaan tektil yang mempunyai tiga departemen produksi yaitu Departemen Pemintalan, Departemen Tenun, dan Departemen Painting. Urutan proses produksi dimulai dari departemen pemintalan dengan memasukkan bahan baku yang dikombinasikan dengan tenaga kerja dan biaya overhead, setelah selesai dipindahkan ke departemen Tenun dengan penambahan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik kemudian dipindahkan lagi ke departemen Painting dengan penambahan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Gambar. Aliran Produk Berurutan PRODUK DALAM PROSES DEPT. PEMINTALAN BHN. BAKU T. KERJA PRODUK DALAM PROSES BOP DEPT. TENUN T. KERJA BOP PRODUK DALAM PROSES DEPT. PAINTING BAHAN T. KERJA PRODUK JADI BOP
3
Gambar. Aliran Produk Paralel
Aliran Produk Secara Paralel. Suatu aliran produksi fisik dimana bagian-bagian tertentu dari pekerjaan dilakukan secara simultan dan kemudian digabungkan dalam suatu proses atau proses final untuk penyelesaian dan ditransfer ke produk jadi. Contoh 2. Perusahaan meubel Riau Mandiri memproduksi sejenis kursi dengan menggunakan bahan baku dari kayu dan besi cor. Perusahaan mempunyai beberapa departemen produksi yaitu : Departemen Pemotongan Kayu, pada departenen ini dimasukkan bahan kayu yang dikombinasikan dengan biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Pekerjaan yang sudah selesai pada departemen ini dipindahkan ke departemen Penghalusan. Pada Departemen Peleburan Besi dimasukkan bahan baku besi yang dikombinasikan dengan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Pekerjaan yang sudah selesai pada departemen ini dipindahkan ke Departemen Pencetakan Besi. Pada departemen penghalusan dan pencetakan ditambahkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Pekerjaan yang sudah selesai pada masing-masing departemen ini dipindah ke departemen perakitan, dengan menambahkan bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Pekerjaan yang sudah selesai pada departemen ini dipindahkan ke departemen penyelesaian dengan menambahkan bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Gambar. Aliran Produk Paralel PRODUK DALAM PROSES PRODUK DALAM PROSES PRODUK DALAM PROSES PRODUK DALAM PROSES DEPT. PEMOTONGAN DEPT. PENGHALUSAN DEPT. PERAKITAN DEPT. PENYELESAIAN BHN. BAKU T. KERJA BAHAN BAHAN T. KERJA BOP T. KERJA T. KERJA BOP BOP BOP PRODUK DALAM PROSES PRODUK DALAM PROSES DEPT. PELABURAN DEPT. PERCETAKAN BAHAN TK T. KERJA BOP BOP
4
Gambar. Aliran Produk Slektif
Aliran Produk Secara Selektif Format. Aliran produksi fisik dimana produk berpindah ke departemen-departemen yang berbeda dalam satu pabrik, tergantung pada produk final yang akan diproduksi. Contoh 3. Perusahaan Dumai Raya, adalah perusahan textile yang mengolah kapas menjadi kain, kain yang dihasilkan sebagian langsung dibuat pakaian jadi sebagian lagi dibuat corak dan langsung dijual. Perusahaan mempunyai beberapa departemen produksi yaitu : Departemen Tenun, Departemen Painting, Departemen Penjahitan dan Departemen Pengepakan. Proses pengolahan : bahan baku berupa kapas diolah dengan menambah elemen biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Produk selesai pada departemen ini sebagian ditransfer ke departemen painting untuk diberi corak, sebagian lagi ditransfer ke departemen penjahitan untuk dibuat baju. Pada kedua departemen ini kain diolah lagi dengan menambah biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Produk selesai pada masing-masing departemen ditransper ke departemen pengepakan dengan menambah banan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Gambar. Aliran Produk Slektif PRODUK DALAM PROSES DEPT. TENUN BAHAN DEPT. PENGEPAKAN TK BOP BAHAN BOP DEPT. PAINTING PRODUK JADI DEPT. PENJAHITAN
5
6.3. ARUS BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA
Arus biaya produksi dalam perhitungan biaya proses secara umum sama dengan perhitungan biaya pesanan. Begitu bahan baku dibeli, biaya bahan baku ini mengalir ke dalam akun persediaan bahan baku. Biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang dibebankan akan mengalir ke dalam akun produk dalam proses. Ketika produk selesai, biaya produk yang telah selesai mengalir dari akun produk dalam proses ke produk jadi. Setelah produk terjual, biaya produk jadi dipindahkan ke akun harga pokok penjualan. Untuk penjurnalan secara umum sama dengan yang terdapat pada perhitungan biaya pesanan. Akumulasi biaya proses, mengembangkan prosedur untuk : Pengumpulan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik untuk masing-masing departemen. Perhitungan biaya per-unit untuk masing-masing departemen Memindahkan biaya dari departemen sebelumnya ke departemen berikutnya atau ke gudang produk jadi Membebankan biaya ke produk dalam proses yang terdapat pada setiap departemen
6
6.4. EKUIVALEN UNIT DALAM PENENTUAN BIAYA PROSES
Pada penentuan biaya proses, umumnya tidak samua produk yang dimasukkan dalam proses selesai akhir periode bersangkutan, seringkali adanya persediaan awal dan akhir dari produk dalam proses dengan tingkat penyelesaian yang beragam. Untuk pembebanan biaya apabila terdapat produk dalam proses dengan tingkat penyelesaian tertentu, perlu dilakukan penyetaraan produk dalam proses tersebut menjadi produk jadi yang disebut dengan unit ekuivalen produksi atau ekuivalen produksi. Jadi unit ekuivalen produksi menunjukkan unit produk jadi dan unit produksi dalam proses yang disetarakan dengan produk jadi. Ada dua metode aliran biaya untuk mengkalkulasi biaya produksi produk dalam proses, dengan perhitungan unit ekuivalen produksi berbeda : Aliran Biaya Rata-rata Tertimbang Dengan merata-ratakan biaya penyelesaian persediaan awal produk dalam proses periode sebelumnya dengan menambahkan biaya periode berjalan untuk mendapatkan biaya per-unit. Unit persediaan awal menerima biaya per-unit yang besarnya sama dengan unit yang baru dimulai dan diselesaikan selama periode bersangkutan, sehingga semua unit yang ditransfer akan memiliki biaya per-unit yang sama. Kebaikan dari metode ini adalah sederhana, dengan memperlakukan unit pada persediaan awal produk dalam proses sebagai produk periode berjalan, semua unit equivalen akan termasuk dalam kategori yang sama pada saat perhitungan biaya per-unit. Sedangkan kelemahan utama metode ini mengurangi keakuratan perhitungan biaya per unit untuk output periode berjalan dan untuk unit pada persediaan awal produk dalam proses. Jika biaya per-unit dalam suatu proses relatif stabil dari periode berikutnya, metode rata-rata tertimbang ini cukup akurat. Rumus : Unit Ekuivalen Produksi Produk Selesai + (PDP Akhir X Tingkat Penyelesaian)
7
Unit Ekuivalen Produksi
Aliran Biaya FIFO Memisahkan biaya per-unit yang terdapat pada persediaan awal dari biaya per-unit yang dimasukkan dan diselesaikan pada suatu periode tertentu. Biaya produk yang ditransfer terdiri dari biaya produk dalam proses awal dari periode sebelumnya, dan biaya produk dari produk yang dimulai dan diselesaikan selama periode berjalan.. Rumus : Unit Ekuivalen Produksi Produk Selesai + (PDP Akhir X Tingkat Penyelesaian) – (PDP Awal X Tingkat Penyelesaian ) Contoh 4. Persediaan awal PDP = unit (Tingkat penyelesaian : 100% Bahan baku, dan 80% biaya konversi) Produk masuk proses = unit Produk selesai ditransfer = unit Persediaan akhir PDP = unit (Tingkat penyelesaian : 80% Bahan baku, dan 75% biaya konversi)
8
Penyelesaian : Unit ekuivalen produksi Menggunakan aliran biaya rata-rata Bahan Biaya Konversi Baku (Tenaga Kerja + Overhead) Produk Selesai unit unit PDP akhir 1.200 X 80% unit 1.200 X 75% unit Unit ekuivalen produksi unit unit Atau : Produk Selesai + (PDP Akhir X Tingkat Penyelesaian) Bahan Baku unit + (1.200 unit X 80%) = unit Biaya Konversi (Tenaga Kerja dan BOP) unit + (1.200 unit X 75%) = unit
9
Unit ekuivalen produksi
Menggunakan aliran biaya FIFO Bahan Biaya Konversi Baku (Tenaga Kerja + Overhead) Produk Selesai unit unit PDP akhir 1.200 X 80% unit 1.200 X 75% unit PDP Awal 1.000 X 100% (1.000 unit) 1.000 X 80% (800 unit) Unit ekuivalen produksi unit unit Atau : Produk Selesai + (PDP Akhir X Tingkat Penyelesaian) – (PDP Awal X Tingkat Penyelesaian ) Bahan Baku unit + (1.200 unit X 80%) – (1.000 unit X 100%) = unit Biaya Konversi (Tenaga Kerja dan BOP) unit + (1.200 unit X 75%) – (1.000 unit X 80%) = unit
10
6.5. PERHITUNGAN BIAYA PER-DEPARTEMEN
Akuntansi, Biaya Bahan Dalam penentuan biaya proses, bukti permintaan bahan baku oleh bagian merupakan dasar pembebanan biaya bahan baku ke departemen. Bukti permintaan bahan baku ini akan digunakan sebagai pengendalian biaya bahan baku. Contoh 5. PT. Bengkulu adalah perusahaan mainan anak-anak dengan merek “BB”, perusahaan mempunyai dua departemen produksi yaitu departemen pemotongan dan departemen perakitan. Untuk kedua departemen tersebut perusahaan mempunyai akun produk dalam proses secara terpisah. Permintaan bahan baku yang digunakan departemen pemotongan sebesar Rp ,- departemen perakitan sebesar Rp ,- Ayat Jurnal Produk Dalam Proses – Departemen Pemotongan Rp Produk Dalam Proses – Departemen Perakitan Rp Persediaan Bahan Baku Rp
11
Akuntansi, Biaya Tenaga Kerja
Dalam penentuan biaya proses pembebanan biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga tidak langsung tidak dilakukan pemisahan, karena di dalam penentuan biaya proses biaya tenaga kerja cukup ditelusuri ke departemen bukan ke produk yang dihasilkan. Untuk pencatatannya cukup digunakan kartu jam kerja harian atau kartu prensensi tenaga kerja. Contoh 6. PT. Sumanik Electrik adalah perusahaan perakitan radio dengan merk “Taruco”, perusahaan mempunyai dua departemen produksi yaitu departemen perakitan dan departemen penyelesaian. Untuk kedua departemen tersebut perusahaan mempunyai akun produk dalam proses secara terpisah. Selama bulan Agustus jam kerja langsung yang diserap departemen perakitan sebanyak jam dengan tarif Rp 2.000,- per jam, departemen penyelesaian jam, dengan tarif Rp 1.500,- per jam. Ayat Jurnal Produk Dalam Proses – Departemen Perakitan Rp Produk Dalam Proses – Departemen Penyelesaian Rp Beban Gaji Rp
12
Akuntansi, Biaya Overhead Pabrik
Dalam penentuan biaya proses seperti yang terdapat pada penentuan biaya pesanan, biaya overhead pabrik sesungguhnya diakumulasikan dalam akun buku besar pengendali sesuai dengan elemen biaya yang terdapat pada buku besar pembantu. Saat biaya overhead pabrik terjadi, dicatat dalam buku besar overhead pabrik dan diposting ke buku besar pembantu setiap departemen. Contoh 7. PT. Agum Com adalah perusahaan perakitan komputer dengan merek “SELCOM”, perusahaan mempunyai dua departemen produksi yaitu departemen perakitan dan departemen penyelesaian. Untuk kedua departemen tersebut perusahaan mempunyai akun produk dalam proses secara terpisah. Selama bulan Agustus telah dicatat dalam buku besar : Listrik, air, telp Rp ,- Akumulasi penyusutan mesin Rp ,- Bahan Tak langsung Rp ,- dan tenaga kerja tak langsung Rp ,- Ayat Jurnal Pengendali Overhead pabrik Rp Listrik, telp, air Rp Akumulasi penyusutan Mesin Rp Bahan tak langsung Rp Tenaga Kerja Tidak Langsung Rp Apabila biaya overhead pabrik terakumulasi secara merata selama periode tertentu, atau bersifat mendekati normal setiap bulannya, maka banyak perusahaan membebankan overhead pabriknya berdasarkan overhead pabrik sesungguhnya. Namun kalau sifat produksi berfluktuasi dari bulan ke bulan yang menimbulkan distorsi biaya, maka digunakan pembebanan overhead berdasarkan tarif yang ditetapkan sebelumnya atau ditetapkan dimuka untuk masing-masing departemen.
13
Contoh 8. PT. ICO Com adalah perusahaan perakitan radio merek “ICOM”, perusahaan mempunyai dua departemen produksi yaitu departemen perakitan dan departemen penyelesaian. Untuk kedua departemen tersebut perusahaan mempunyai akun produk dalam proses secara terpisah. Perusahaan membebankan biaya overhead pabrik berdasarkan jam mesin, dengan tarif ditentukan dimuka untuk departemen perakitan Rp per-jam mesin, dan departemen penyelesaian Rp per-jam mesin. Selama bulan September jam mesin yang digunakan pada departemen perakitan jam mesin, departemen penyelesaian jam mesin, BOP Aktual Rp ,- Ayat Jurnal Produk Dalam Proses – Departemen Perakitan Rp Produk Dalam Proses – Departemen Penyelesaian Rp Biaya Overhead Pabrik dibebankan* Rp * Biaya Overhead Pabrik dibebankan Jam Mesin Aktual X Tarif Biaya Overhead Pabrik 4.050 X Rp Rp 3.700 X Rp Rp Selisih biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik dibebankan sebesar Rp ,- (Rp – Rp ) atau overhead pabrik yang dibebankan terlalu rendah (under applied), apabila selisih overhead pabrik terlalu tinggi atau terlalu rendah diakhir tahun relatif kecil dibandingkan biaya produksi lainnya, maka dapat dibebankan langsung ke harga pokok penjualan, tetapi jika jumlahnya cukup besar, maka dialokasikan ke harga pokok penjualan dan persediaan akhir.
14
6.6. LAPORAN BIAYA PRODUKSI
Dalam penentuan biaya proses, semua biaya yang dibebankan ke setiap departemen produksi dapat diikhtisarkan dalam laporan biaya produksi untuk masing-masing departemen. Laporan biaya produksi setiap departemen memiliki format yang beragam, dengan informasi menunjukkan : Skedul Kuantitas, memuat informasi produk dalam proses awal, produk masuk proses pada periode bersangkutan, produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau gudang, produk dalam proses akhir, produk hilang, produk rusak dan produk cacat. Biaya Dibebankan, memuat informasi biaya produk dalam proses awal, biaya yang dibebankan dari departemen sebelumnya, biaya dibebankan periode bersangkutan, unit equivalen dan biaya per-unit masing-masing elemen biaya. Pertanggungjawaban Biaya, memuat informasi biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya atau gudang, biaya produk yang hilang akhir proses, biaya produk rusak, biaya produk cacat. Biaya yang telah diserap produk dalam proses. Contoh 9. PT. Palembang adalah perusahaan pengolahan nanas yang dikemas dalam kaleng untuk dipasarkan di dalam negeri, pengolahan dilakukan melalui satu tahap pengolahan yaitu melalui departemen pengolahan. Pada awal September perusahaan baru mulai beroperasi, dengan mengolah nanas sebanyak kg, pada akhir September produk selesai yang ditransfer ke gudang sebanyak kg, sedangkan yang 400 kg masih dalam proses dengan tingkat penyerapan biaya bahan baku 100%, biaya tenaga kerja 75%, dan biaya overhead pabrik 80%. Biaya yang dikeluarkan untuk mengolah nanas tersebut adalah : Biaya Bahan Baku sebesar Rp ,- biaya tenaga kerja Rp ,- dan biaya overhead pabrik sebesar Rp ,- Diminta : Susunlah Laporan Biaya Produksi PT. Palembang untuk bulan September 2007 !
16
6.7. PENAMBAHAN BAHAN PADA DEPARTEMEN LANJUTAN
Penambahan biaya bahan pada departemen lanjutan dapat mempengaruhi : Kenaikan unit yang dihasilkan Kenaikan biaya per-unit, tetapi unit yang dihasilkan tidak mengalami perubahan Kenaikan biaya per-unit dan unit yang dihasilkan Contoh 10. PT. Sulit Air adalah perusahaan minuman dalam kemasan botol, mempunyai dua departemen produksi, yaitu departemen pencampuran dan departemen pengolahan. Data produksi dan biaya untuk bulan September 2007 sebagai berikut : Data Produk Departemen Campuran Produk Masuk Proses liter Produk Selesai Ditransfer ke departemen pengolahan liter Produk Dalam Proses Akhir liter (Tingkat penyelesaian 100% bahan, 80% biaya konversi) Departemen Pengolahan Produk Diterima dari Departemen Pencampuran liter Penambahan unit produk liter Produk Selesai ditransfer ke gudang liter Produk Dalam Proses Akhir liter (Tingkat Penyelesaian 100% bahan, 75% biaya konversi)
17
Data Biaya Departemen Departemen Pencampuran Pengolahan Biaya Bahan Rp Rp Biaya Tenaga Kerja Rp Rp Biaya Overhead Pabrik Rp Rp Total Rp Rp Diminta : Susunlah Laporan Biaya Produksi PT Sulit Air untuk bulan September 2007 Penyelesaian : Unit Ekuivalen Departemen Pencampuran Produk Selesai + (PDP akhir X Tingkat Penyelesaian) Bahan : liter + (500 liter X 100%) = liter Biaya Konversi : liter + (500 liter X 80%) = liter Departemen Pengolahan Bahan : liter + (300 liter X 100%) = liter Biaya Konversi : liter + (300 liter X 75%) = liter
20
6.8. PRODUK HILANG Dalam aktivitas proses produksi, kadangkala terjadi produk hilang, yang disebabkan sifat produk yang mudah menguap, menyusut atau disebabkan proses pengolahan. Untuk menelusiri apakah hilang tersebut terjadi pada awal proses atau akhir, bagi perusahaan sulit mengidentifikasi secara tegas. Untuk mempermudah proses pencatatan pada umumnya perusahaan mengasumsikan apakah hilangnya awal proses atau akhir proses, yaitu : Hilang awal proses, asumsi : Belum menyerap biaya pada departemen bersangkutan, oleh karena itu tidak dibebani biaya produksi. Tidak diperhitungkan dalam unit ekuivalen produksi, karena hilangnya terjadi awal proses dan belum diproses pada departemen bersangkutan. Apabila terjadi produk hilang awall proses pada departemen lanjutan, maka akan terjadi penyesiauan harga pokok per-unit tehadap harga pokok yang diterima dari departemen sebelumnya. Contoh : PT. Ciawi Kimia adalah perusahaan kimia, memproduksi satu jenis produk yang digunakan usaha perkebunan mangga. Perusahaan mempunyai dua departemen produksi yaitu departemen Pencampuran dan departemen Penyelesaian. Data berikut adalah data produksi dan biaya PT. Ciawi Kimia bulan September 2007.
21
Data Produk Departemen Pencampuran : Produk Masuk Proses = liter Produk Ditransfer ke departemen penyelesaian = liter Produk Dalam Proses Akhir = liter (Tingkat penyelesaian : 100% biaya bahan, 60% biaya konversi) Produk Hilang Awal Proses = liter Departemen Penyelesaian : Produk Diterima dari departemen pencampuran = liter Produk selesai ditransfer ke gudang = liter Produk dalam proses akhir = liter (Tingkat penyelesaian : 100% biaya bahan, 80% biaya konversi) Produk Hilang Awal Proses = liter Data Biaya Elemen Biaya Departemen Departemen Pencampuran Penyelesaian Biaya Bahan Rp Biaya Tenaga Kerja Rp Rp Biaya Overhead Pabrik Rp Rp Total Rp Rp
22
Produk Selesai + (PDP akhir X Tingkat Penyelesaian)
Diminta : Menghitung unit ekuivalen produksi masing-masing departemen Menghitung Laporan Biaya Produksi untuk kedua departemen Membuat jurnal Penyelesaian : Unit Ekuivalen Departemen Pencampuran Produk Selesai + (PDP akhir X Tingkat Penyelesaian) Bahan : liter + (180 liter X 100%) = liter Biaya Konversi : liter + (180 liter X 60%) = liter Departemen Penyelesaian Biaya Konversi : liter + (250 liter X 80%) = liter
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.