Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehesther sipahutar Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI BENGKULU IBU HENDARINI, Bsc, S.Sos 1
2
Kesepakatan pemimpin dunia pada tahun 2000,melahirkan 8 kesepakatan MDGs Millenium development Goals (MDG) 4 yakni menurunkan angka kematian bayi dan balita 2/3 dengan rentan waktu 1990 – 2015. AKB= 23/1000 KH AKBAL= 32/1000 KH SDKI 2003 AKB= 35/1000 KH AKBAL= 46 / 1000 KH SDKI 2007 AKB= 34/1000 KH AKBAL= 44/1000 KH 2
3
PENYEBAB KEMATIAN UMUR 1 – 11 BULANUMUR 1 – 4 TAHUN 3
4
KEMATIAN DIARE PADA BALITA (LANCET 2003) SETIAP TAHUN ADA 2 JUTA ANAK MENINGGAL DISEBABKAN OLEH DIARE 80% KEMATIAN AKIBAT DIARE DAPAT DICEGAH DENGAN ORALIT DAN ZINC 4
5
WHO/UNICEF Joint Statement “Many more lives can be saved if these advances are used in conjunction with effective home treatment and use of appropriate health services. To be the most effective these revised recommendations must become routine practice both in the home and the health facility.” Source: WHO/UNICEF. Joint statement on the clinical management of acute diarrhea. 2004. 5
6
WHO/UNICEF Joint Statement Recommendations : Prevention and treatment of dehydration with new ORS or fluids available in the home Breastfeeding Continued feeding Selective use of antibiotics Zinc supplementation for 10-14 days 6
7
ORALIT ORALIT (WHO/ UNICEF 1978) ORALIT (WHO/ UNICEF 2004) Na K HCO3 Cl Glucose 90 mEq/l 20 mEq/l 30 mEq/l 80 mEq/l 111 mmol/l 75 mEq/l 20 mEq/l 10 mEq/l 65 mEq/l 75 mmol/l osmolar331 mmol/l245 mmol/l 7
8
8 SEPTEMBER 2006 Rekomendasi para akhli (IDAI) penggunaan ZINC dalam tatalaksana Diare Pembentukan ZINC TASK FORCE TAHUN 2007 ZINC dimasukkan dalam Tatalaksana Diare TAHUN 2008 ZINC Menjadi obat program Dimulai Pengadaan ZINC dari Dana APBN SAMPAI TAHUN 2012 SOSIALISASI DILAKSANAKAN DI 11 PROPINSI MENGUSULKAN MASUK DALAM DAFTAR OBAT GENERIK dan OBAT DOEN
9
DIARE MERUPAKAN PENYEBAB UTAMA KEMATIAN PADA BAYI DAN BALITA DI INDONESIA Proporsi SKRT 2001: Bayi: 9% (No.2) Balita: 13% (No.2) Study mortalitas 2005 : Bayi: 9,1% Balita: 15,3 RISKESDAS 2007 29 hari – 11 bulan: 31,4% ( No.1) 1 – 4 tahun: 25,2% ( No. 1) Semua umur: 13,2% ( No.4) 9
10
Angka kesakitan diare cenderung meningkat 10 Sumber data : survey morbiditas diare Depkes KLB masih sering terjadi Target
11
Air Tangan Lalat Makanan Sakit Agent Environment Host Jamban Air Bersih Limbah Perilaku: *Cuci Tangan * Cara Pemb Tinja * Cara Menyiap mkn * Cara Pemb ASI/MPAISI * Immunisasi Campak SIKLUS PENULARAN PENYAKIT DIARE PENGENDALIAN Sumber Tanah FAKTOR RESIKO SAB SAB JAMBAN JAMBAN > 80 % KUALITAS AIR MINUM, BAKTERIOLOGIS, FISIK, KIMIA MS MS TMS TMS > 60 % < 60 % KUALITAS AIR MINUM, BAKTERIOLOGIS, FISIK, KIMIA MS MS TMS TMS > 60 % < 60 % PHBS Cuci Tangan Cuci Tangan TTL SE Faktor Resiko 11
12
Potret Sanitasi di Indonesia mencuci dan mandi di sungai tercemar MCK yang tidak berfungsi selokan tersumbat efluen industri di kawasan pemukiman buang air besar sembarangan Jamban yang asal-asalan pembuangan liar lumpur tinja 12
13
T U J U A N Menurunkan angka kesakitan dan kematian diare bersama lintas program dan sektor terkait 13
14
KEBIJAKAN Melaksanakan tatalaksana diare sesuai standar, baik disarana kesehatan maupun di rumah tangga / masyarakat. Melaksanakan SKD diare. Melaksanakan surveilans dan penanggulangan KLB diare Penyediaan logistik yang cukup. Mengembangkan pedoman penyakit diare Peningkatan SDM. Pencegahan diare dengan pengendalian faktor risiko. Mengembangkan jejaring lintas program dan lintas sektor. Meningkatan Monitoring dan Evaluasi 14
15
15 TTL di SARKES (LINTAS DIARE) TTL di RUMAH TANGGA SKD dan PENANGGULANGAN KLB PENCEGAHAN MONEF PENINGKATAN SDM Meningkatkan pemberian cairan RT Teruskan emberian ASI Rujuk ORALIT osmolaritas rendah ZINC 10 hari ASI dan MP ASI ANTI BIOTIK SELEKTIF NASIHAT SKD PRE KLB Penyelidikan dan Penanggulangan KLB TL Pasca KLB PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO (LINGKUNGAN DAN PERILAKU) IMUNISASI CAMPAK Training Sosialisasi Pengamatan hasil pelaksanaan P2 Diare Umpan balik
16
KEGIATAN Tatalaksana penderita diare Surveilans epidemiologi dan penanggulangan KLB Kerjasama lintas program dan sektor Pencegahan diare Pengelolaan logistik Pemantauan dan Evaluasi. 16
17
PROGRAM TIFOID 17
18
Masalah Merupakan penyakit endemik Kesakitan 358 – 800 kasus /100.000 pnddk/Tahun 600.000 – 1.300.000 kasus baru/tahun diperkirakan 200.000 kematian / thn 18
19
Riskesdas 2007 prevalensi tifoid klinis pada kelompok umur : Terbanyak 5 – 14 tahun 1,9%) Terendah pada bayi 0,8% Menurut jenis kelamin laki-laki 1,6% perempuan 1,5% Menurut tempat pedesaan 1,8% perkotaan 1,2%. 19
20
TUJUAN PROGRAM TYFOID Menurunkan angka kesakitan dan kematian melalui peningkatan upaya pencegahan, penemuan dini serta pengobatan dan perawatan tifoid secara tepat, akurat dan berkualitas. 20
21
KEBIJAKAN Penegakan diagnose secara klinis dan dibantu dengan pemeriksaan penunjang ( serologis dan pemeriksaan Microbiologis ) Melaksanakan TTL Tifoid sesuai standar, baik di puskesmas maupun di Rumah Sakit Pengembangan pedoman penyakit tifoid Peningkatan SDM Pencegahan tifoid dengan pengendalian faktor risiko Mengembangkan jejaaring dengan lintas program dan lintas sektor. 21
22
22 TATALAKSANA DIAGNOSIS TATALAKSANA PENGOBATAN & PERAWATAN PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENANGGULANGA N KLB Diagnose klinis SURVEILANS Diagnose Etiologi Diagnose Komplikasi Pencegahan & Pengendalian Carier Pengendalian F.Risiko
23
PROGRAM HEPATITIS 23
24
DASAR MASUKNYA PROGRAM HEPATITIS INDONESIA sebagai sponsor utama bersama sama dengan Brasil dalam menggolkan resolusi mengenai Hepatitis virus pada sidang WHA ke 63. Sidang ke 63 World Health Assembly (WHA) tanggal 20 Mei 2010 di Genewa, menyetujui : Hepatitis virus masuk dalam agenda prioritas di WHO Menetapkan tanggal 28 juli sebagai Hari Hepatitis sedunia (WORDL HEPATITIS DAY)
25
SITUASI DIDUNIA Penyakit hepatitis A,B,C merupakan masalah kesehatan besar didunia. Lebih dari 2 milyar penduduk pernah terinfeksi oleh virus hepatitis B (HBV) Lebih dari 400 juta orang pengidap kronik hepatitis B Diperkirakan 250.000 orang meninggal setiap tahun akibat sirosis hati dan kanker hati 170 juta penduduk dunia pengidap virus hepatitis C (HCV)
26
SITUASI DI INDONESIA Jumlah penderita Hepatitis B dan C diperkirakan sekitar 20 juta orang, diperkirakan 13 juta penderita hepatitis B dan 7 juta penderita hepatitis C Prevalensi HBsAg kategori Tinggi ( > 8%) Sekitar 50% dari penderita virus Hepatitis B dan C berpotensi menjadi Chronic liver desease. Jika chronic liver desease tidak diobati secara baik maka 10% diantaranya menjadi liver fibrosis liver cancer
27
UPAYA PEMERINTAH Sejak tahun 1992 dilakukan penapisan darah melalui Palang Merah Indonesia (PMI) Tahun 1997 imunisasi hepatitis B telah masuk dalam program imunisasi rutin Nasional, yang sebelumnya pada tahun 1987 ujicoba dilaksanakan di Pulau Lombok (NTB)
28
Rencana Penapisan Hepatitis B Proyek sentinel, akan dilaksanakan di 5 wilayah DKI Jakarta Tiap wilayah akan diwakili oleh 1 puskesmas dengan kriteria puskesmas yang mempunyai kunjugan terbanyak Umur penderita : diatas18 tahun Perkiraan sampel selama setahun : 100.000 sampel 28
29
29
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.