Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHamdani Oesman Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
ASUHAN KEBIDANAN PADA KASUS RADANG GENETALIA INTERNAL (ADNEXITIS)
Zahra Sausan
2
Latar Belakang Aktivitas seksual merupakan kebutuhan biologis setiap manusia untuk mendapatkan keturunan. Namun, masalah seksual dalam kehidupan rumah tangga seringkali mengalami hambatan atau gangguan karena salah satu pihak (suami atau isteri) atau bahkan keduanya, mengalami gangguan seksual. Jika tidak segera diobati, masalah tersebut dapat saja menyebabkan terjadinya keretakan dalam rumah tangga. Oleh karena itu, alangkah baiknya apabila kita dapat mengenal organ reproduksi dengan baik sehingga kita dapat melakukan deteksi dini apabila terdapat gangguan pada organ reproduksi.
3
Menurut (Winkjosastro, Hanifa. Hal
Menurut (Winkjosastro, Hanifa. Hal. 396,2016) prevalensi adnexitis di Indonesia sebesar 1 : 1000 wanita dan rata-rata terjadi pada wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. Adnexitis bila tidak ditangani dengan baik akan menyebar ke organ lain di sekitarnya seperti misalnya ruptur piosalping atau abses ovarium, dan terjadinya gejala-gejala ileus karena perlekatan, serta terjadinya appendisitis akut dan salpingo ooforitis akut. Maka dari itu sangat diperlukan peran tenaga kesehatan dalam membantu perawatan klien adnexitis dengan baik agar radangnya tidak menyebar ke- organ lain dan para tenaga kesehatan dapat memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif
4
Pengertian Adnexitis adalah inflamasi yang mengenai adnexa yaitu salah satu atau kedua tuba falopii dan ovarium. Adnexitis adalah radang yang terjadi di daerah panggul wanita, timbulnya rasa nyeri pada daerah panggul wanita yang berada di daerah tuba falopi sampai ovarium.
5
Rasa nyeri tersebut timbul karena disebabkan oleh bakteri yang mengakibatkan peradangan di struktur tuba falopi dan sekitarnya, bahkan sampai ovarium (indung telur). Radang tuba falopi dan radang ovarium (adnexa) biasanya terjadi bersamaan. Oleh sebab itu maka dinamakan salpingo-ooforitis atau adneksitis untuk radang tersebut. (Manuaba. Ida Bagus Gde. 2001)
6
Sebab yang paling banyak terdapat adalah infeksi gonorroe dan infeksi puerperal dan postpartum. Kira-kira 10% infeksi disebabkan oleh tuberculosis. Selanjutnya bisa timbul radang adnexa sebagai akibat tindakan kerokan, laparotomi, pemasangan IUD serta perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks. Pada wanita rongga perut langsung berhubungan dengan dunia luar dengan perantara traktus genetalia. Adapun bakteri yang biasanya menyebabkan terjadinya penyakit ini adalah Baktery Gonorrhea dan Bakteri Chalmydia.
7
Anatomi dan Fisiologi Tulang dan sendi pelvic
Pelvic di bentuk oleh 4 buah tulang yaitu 2 buah tulang pangkal paha (coxae) yang terletak di sebelah depan dan samping tulang coxae sendiri merupakan pertautan antara tulang usus, tulang duduk dan tulang kemaluan Otot-otot pelvic Dasar panggul adalah “diagfragma muscular” yang memisahkan rongga pelvic di sebelah atas dengan ruang perineum di sebelah bawah. Jadi dasar panggul sepenuhnya terdiri atas sejumlah otot panggul yang sangat penting fungsinya
8
Persarafan dan pembuluh darah pelvic
Pembuluh darah pada pelvis berasal dari: a. ovarica melalui cabang aorta abdominalis ke L2, a. haemoridalis /rectalis superior yaitu lanjutan a.mesenterica inferior ke L3, a. iliaca interna dan a. iliaca externa Vagina Bentuknya seperti tabung, berotot dan dilapisi membran. Bentuk bagian dalam berlipat-lipat dan disebut rugae. Vagina berguna sebagai saluran keluar untuk darah haid, merupakan bagian kaudal “terusan lahir”(birth canal), dan menerima penis sewaktu bersenggama. Ke arah kranial vagina berhubungan dengan servix uteri dan ke arah kaudal dengan vestibulum vagina
9
Uterus Uterus adalah sebuah organ muskular yang berdinding tebal, berbentuk seperti buah pir, dan terletak di dalam pelvis antara vesika urinaria dan rektum. Panjang uterus kurang lebih 7,5 cm, lebar 5 cm, tebal 2,5 cm, dan berat 50 gram. Pada wanita dewasa yang belum pernah menikah (bersalin) panjang uterus adalah 5-8 cm, dan beratnya gram. Tuba falopi Tuba falopii merebak ke arah lateral dari cornu uteri dan terbuka ke dalam cavitas peritonealis di dekat ovarium. Tuba uterina terletak dalam mesosalpink yang dibentuk oleh tepi-tepi bebas ligamentum latum uteri.
10
Sistem pembuluh darah Aliran darah arteri untuk tuba falopii dilepaskan dari arteria uterina dan arteria ovarica. Vena-vena tuba falopii mencurahkan isinya ke dalam vena uterina dan vena ovarica. Sistem persarafan Persarafan tuba falopii sebagian besar berasal dari plexus ovaricus dan untuk sebagian dari plexus uterina. Serabut aferen disalurkan ke dalam nervi thoracici XI-XII,dan nervus lumbalis 1. Ovarium Ovarium merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak di kiri dan kanan uterus di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. Ovarium kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira- kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. Ovarium mempunyai tiga fungsi yaitu memproduksi ovum, memproduksi hormon estrogen dan memproduksi hormon progesteron.
11
Etiologi Adnexitis terutama disebabkan oleh infeksi bakteri dan jarang oleh virus. Sebagian besar kasus infeksi disebabkan oleh gonococcus, streptococcus, staphylococcus, E. coli, chlamydia trachoma, dan clostridium, di mana bakteri-bakteri tersebut hidup tanpa oksigen. Faktor air sangat dicurigai sebagai faktor penyebab adnexitis, hal ini dikarenakan air mengandung bakteri yang dapat masuk ke dalam tuba falopii melalui vagina. Begitu pula dengan pembalut wanita yang kurang steril dan micobacterium tuberculosa juga dapat menimbulkan adnexitis.
12
Klasifikasi Salpingo-ooritis akut
Salpingo-ooritis akut yang disebabkan oleh gonorrhea sampai ke tuba sampai uterus melalui mukosa . Pada endosalping tampak oedema serta hyperemia dan infiltrasi leukosit, pada infeksi yang ringan, epitel masih utuh, tapi pada infeksi yang lebih berat kelihatan degenerasi epitel yang kemudian menghilang pada daerah yang agak luas, dan ikut juga terlihat lapisan otot dan serosa.
13
b) Salpingo-ooritis kronik
Hidrosalping, terdapat penutupan ostium tuba abdominalis. Sebagian dari epitel mukosa tuba masih berfungsi dan mengeluarkan cairan dengan akibat retensi cairan tersebut dalam tuba. Piosalping, dalam stadium menahun merupakan kantong dengan dinding tebal yang berisi nanah. Pada piosalping biasanya terdapat perlekatan dengan jaringan di sekitarnya.
14
Salpingitis interstisial kronika, pada salpingitis interstisial kronika dinding tuba menebal dan tampak fibrosis dan dapat pula ditemukan pengumpulan nanah sedikit-sedikit di tengah- tengah jaringan otot. Kista tubo-ovarial, pada kista tubo ovarial, hidrosalping bersatu dengan kista folikel ovarium, sedang pada abses tuboovarial piosalping bersatu dengan abses ovarium Abses ovarial. Salpingitis tuberculosis.
15
Patofisiologi Radang tuba fallopii dan radang ovarium biasanya terjadi bersamaan. Radang itu kebanyakan akibat infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, walaupun infeksi ini juga bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah, atau menjalar dari jaringan – jaringan sekitarnya. Pada salpingo ooforitis akuta gonorea ke tuba dari uterus melalui mukosa. Pada endosalping tampak edema serta hiperemi dan infiltrasi leukosit, pada infeksi yang ringan epitel masih utuh, tetapi pada infeksi yang lebih berat kelihatan degenarasi epitel yang kemudian menghilang pada daerah yang agak luas dan ikut juga terlihat lapisan otot dan serosa. Dalam hal yang akhir ini dijumpai eksudat purulen yang dapat keluar melalui ostium tuba abdominalis dan menyebabkan peradangan di sekitarnya.
16
Gambaran Klinis Gambaran klinis salpingo-ooforitis akut ialah demam, leukositosis dan rasa nyeri di sebelah kanan atau kiri uterus, penyakit tersebut tidak jarang terdapat pada kedua adneksa. Setelah lewat beberapa hari dijumpai pula tumor dengan batas yang tidak jelas dan yang nyeri tekan. Pada torsi adneksa timbul rasa nyeri mendadak dan apabila defence musculiare tidak teralu keras, dapat diraba tumor nyeri tekan dengan batas nyeri tekan yang nyata. (Sarwono. Winkjosastro, Hanifa. Hal ).
17
Gejala Adnexitis Kram atau nyeri perut bagian bawah yang tidak berhubungan dengan haid (bukan pre menstrual syndrome) Keluar cairan kental berwarna kekuningan dari vagina Nyeri saat berhubungan intim Demam Nyeri punggung Leukosit tinggi Setelah beberapa hari dijumpai tumor dengna batas yang tidak jelas dan nyeri tekan
18
Komplikasi Gejala : nyeri kencing, rasa tidak enak di bawah perut, demam, ada lendir/bercak keputihan di celana dalam yang terasa panas, infeksi yang mengenai organ-organ dalam panggul/ reproduksi. Penyebab infeksi lanjutan dari saluran kencing dan daerah vagina. Selain itu komplikasi yang terjadi dapat berupa appendisitis akuta, pielitis akuta, torsi adneksa dan kehamilan ektopik yang terganggu.(Sarwono.Winkjosastro,Hanifa.Hal ).
19
Penatalaksanaan Terapi pada salpingo-ooforitis akut terdiri atas istirahat baring, perawatan umum, pemberian antibiotik dan analgetik. Dengan terapi tersebut, penyakit dapat menjadi sembuh atau menjadi menahun. Jarang sekali terapi salpingo- ooforitis akut memerlukan pembedahan. Pada salpingo-ooforitis kronik, jika penyakitnya msaih dalam keadaan sub akut, penderita harus diberi terapi dengan antibiotik dengan spectrum luas.
20
Pemeriksaan Penunjang
Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang seperti Ultrasonografi (USG). Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, mengambil bahan percontoh untuk biopsi.
21
Kesimpulan Adnexitis adalah inflamasi yang mengenai adnexa yaitu salah satu atau kedua tuba falopii dan ovarium. Adnexitis adalah radang yang terjadi di daerah panggul wanita, timbulnya rasa nyeri pada daerah panggul wanita yang berada di daerah tuba falopi sampai ovarium. Beberapa peran bidan diantaranya yaitu perannya sebagai pengelola dimana memiliki beberapa tugas salah satunya tugas kolaborasi. Didalam kolaborasi ini bidan harus menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan pasien dan keluarga serta memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan tim medis lain.
22
Saran Lakukan pencegahan adnexitis dengan melakukan pencegahan seperti yang sudah dijelaskan dalam makalah. Diharapkan wanita terutama yang beresiko tinggi terkena penyakit tersebut memahami dan mengerti mengenai penyakit tersebut sehingga bisa dilakukan penanganan lebih awal dan menghindar terjadinya kegawatan. Wanita yang tidak beresiko juga menghindari terjangkitnya penyakit ini. Bidan harus memberikan asuhan yang berkualitas untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.
23
TERIMA KASIH ………………
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.