Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
KELUARGA - KELUARGA BERIMAN
Lesson 11 for June 15, 2019
2
Setiap keluarga memiliki latar belakang budaya sendiri
Setiap keluarga memiliki latar belakang budaya sendiri. Budaya yang kita jalani membentuk cara kita memahami dan menerima Injil. Kepercayaan dan kebiasaan kita yang manakah yang berdasarkan budaya? Aspek budaya apa yang harus kita terima atau tolak? Bagaimana dengan konflik budaya antara komunitas Kristen yang berbeda? Bagaimana kita dapat mengkhotbahkan Injil kepada suatu budaya yang berbeda dengan kita? INJIL DAN BUDAYA Menerima apa yang baik Menolak apa yang jahat Penyerapan budaya BUDAYA INJIL Membagikan Injil Menyebarkan Injil
3
“Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.” (1 Tesalonika 5:21)
MENERIMA APA YANG BAIK “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.” (1 Tesalonika 5:21) Orang Yahudi pada abad pertama tidak boleh memasuki rumah orang bukan Yahudi atau berbagi makanan dengan orang bukan Yahudi. Aturan ini bukan berdasarkan Alkitab tetapi hanya budaya. Allah campur tangan secara ajaib untuk menghilangkannya dari pikiran mereka. Ketika Injil mulai diberitakan dan diterima oleh budaya yang berbeda, gereja memutuskan untuk tidak memaksakan budaya Yahudi pada orang Kristen baru (Kis. 15). Haruskah kita menghilangkan setiap pengaruh budaya ketika memberitakan Injil? Kita adalah bagian dari masyrakat, dan kita berada dalam budaya setempat. Beberapa aspek budaya selaras dengan prinsip-prinsip Alkitab. Kita harus menghormati dan mempromosikan aspek-aspek ini.
4
“Ketika perbuatan orang-orang tidak bertentangan dengan hukum Allah, Anda dapat menyesuaikan diri dengan mereka. Jika para pekerja gagal melakukan ini, mereka tidak hanya akan menghalangi pekerjaan mereka sendiri, tetapi mereka akan menempatkan batu sandungan di jalan orang- orang yang kepadanya mereka bekerja dan menghalangi mereka untuk menerima kebenaran.” E.G.W. (Mind, Character and Personality, vol. 2, cp. 60, p. 560)
5
MENOLAK APA YANG JAHAT “Jawab Laban: "Tidak biasa orang berbuat demikian di tempat kami ini, mengawinkan adiknya lebih dahulu dari pada kakaknya.'” (Kejadian 29:26) Undang-undang Hammurabi menetapkan bahwa seorang wanita mandul dapat memberikan salah satu budaknya kepada suaminya, dan anak-anak masih dianggap miliknya. Sarai menggunakan tradisi ini untuk membenarkan perilaku yang bertentangan dengan kehendak Allah. Allah mentolerir untuk suatu jangka waktu terhadap beberapa tradisi budaya (misalnya, poligami), tetapi Dia menolak yang lain (misalnya, menyembah berhala). Budaya dapat mempengaruhi kita, tetapi kita harus dengan tegas menyangkal apa pun yang dapat membahayakan iman kita. Jika suatu tradisi budaya menggerakkan orang untuk membenci orang lain karena jenis kelamin, kelompok etnis, kelas sosial, disabilitas, usia atau perbedaan lainnya, maka budaya itu harus ditolak.
6
PENYERAPAN BUDAYA “Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu’” (Kejadian 12:1) Ada cerita tentang orang-orang yang dibawa keluar dari budaya mereka dan dibawa kepada budaya yang sama sekali berbeda, seperti Abraham, Ruth, Esther dan Daniel. Jenis perubahan seperti ini sudah umum saat ini. Budaya itu mempengaruhi keluarga dan kehidupan rohani kita, serta menimbulkan kecemasan. Janji-janji Allah, mempercayai-Nya dan dukungan keluarga dan teman-teman kita, dapat memberi kita kekuatan dalam keadaan itu. Kita harus belajar bagaimana menyesuaikan diri dengan budaya baru sambil menerima hal-hal baik dan menolak yang buruk. Doa dan tuntunan Roh Kudus sangat penting.
7
MEMBAGIKAN INJIL “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.” (Yohanes 1:12-13) Para pendiri suatu pergerakan biasanya berkomitmen penuh terhadap keyakinan mereka. Kemudian, setelah satu atau dua generasi, banyak yang kehilangan pandangan terhadap prinsip-prinsip yang mendukung nilai-nilai mereka. Kebiasaan segera menjadi tradisi. Akhirnya, tradisi dan prinsip menjadi tak dapat dibedakan satu sama lain. Tugas kita adalah menjelaskan kepercayaan kita kepada anak-anak kita. Karena Allah tidak memiliki cucu, hanya anak-anak. Iman bukanlah karakteristik genetik yang dapat diteruskan ke generasi berikutnya. Setiap orang harus mengalami hubungan pribadi dengan Yesus untuk menjadi anak Allah.
8
MENYEBARKAN INJIL “Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.” (1 Korintus 2:2) Keluarga-keluarga Kristen didorong untuk mengalami kuasa Injil bersama, dan membagikannya terlepas dari budaya dimana mereka tinggal. Kita harus menjadi juru bicara yang bersemangat yang mengumumkan Injil keselamatan dan bekerja menuju persatuan dan keselarasan (Yohanes 17: 20-23). Kita bahkan harus rela mempertaruhkan hidup kita sendiri demi kepercayaan kita (Wahyu 12:11). Kita mungkin tersandung ketika mencoba menjelaskan iman kita kepada budaya tertentu. Namun, Allah tahu bagaimana memperkenalkan Kerajaan-Nya dalam konteks budaya apa pun. Jika kita bekerja bersama dengan Dia, Dia akan membimbing kita dengan Firman-Nya dan Roh-Nya.
9
“Tidak ada orang, tidak ada bangsa, yang sempurna dalam setiap kebiasaan dan pemikiran. Seseorang harus belajar dari yang lain. Karena itu Allah ingin agar bangsa yang berbeda berbaur bersama, satu dalam pertimbangan, satu dalam tujuan... Jika saudara-saudara orang Italia, saudara-saudara orang Prancis, dan saudara-saudara orang Jerman mencoba untuk menjadi seperti Dia, mereka akan meletakkan kaki mereka di atas landasan kebenaran yang sama; Roh yang sama yang tinggal pada yang seorang akan tinggal pada yang lain — Kristus di dalam mereka, pengharapan kemuliaan. Saya memperingatkan Anda, saudara-saudara, untuk tidak membangun dinding pemisah diantara negara yang berbeda. Sebaliknya, usahakan untuk meruntuhkannya di mana pun tembok itu ada. Kita harus berusaha untuk membawa semuanya ke dalam keselarasan yang ada di dalam Yesus, bekerja untuk satu objek — keselamatan sesama manusia.” E.G.W. (The Upward Look, September 24)
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.