Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - II PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM RANGKA PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM RANGKA ASTRA HONDA TRAINING CENTRE.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - II PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM RANGKA PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM RANGKA ASTRA HONDA TRAINING CENTRE."— Transcript presentasi:

1

2 PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - II PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM RANGKA PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM RANGKA ASTRA HONDA TRAINING CENTRE

3 RANGKA Rangka Kemudi Suspensi Roda Rem

4 Berfungsi :  Sebagai penopang mesin  Merangkai mesin, sistem rangka dan sistem kelistrikan menjadi satu kesatuan sepeda motor yang bisa berjalan.  Penyangga penumpang dan beban RANGKA (Frame Body)

5 Rangka Jenis Tubular Pola Semi Double Cradle ( Honda CB 175 )

6 Rangka Jenis Tubular Pada Honda WIN

7 Rangka Jenis Tubular Pola Back Bone

8 Rangka jenis tubular pola twin tube ( NSR )

9 Rangka Pressed Steel Pola Back Bone( Type Cub )

10 Rangka Jenis Pressed Steel Dan Tubular Pola Diamond (T.Bone) GL Series

11 GANGGUAN : 1.Rangka terdengar beresonansi, karena getaran mesin 2.Timbul suara abnormal (berderak, mencicit dsb) 3.Miring ke satu arah. PENYEBAB : 1.Patah atau retak pd bag sambungan di sekitar batang penopang mesin. 2.Rangka retak, patah atau keropos 3.Rangka bengkok atau terpuntir 4.Dudukan poros garpu belakang aus. PEMERIKSAAN RANGKA : 1.Periksa rangka dari kebengkokan atau terpuntir. 2.Luruskan stang kemudi, periksa kelurusan roda depan dan belakang : Pastikan posisi penyetel rantai roda telah tepat. Pastikan garpu depan dan belakang tidak mengalami kebengkokan. 3. Ukur jarak sumbu roda depan dan belakang 4. Gunakan cairan penetrant untuk memeriksa keretakan.

12 Berfungsi :  Sebagai penopang seluruh berat kendaraan, penumpang dan beban.  Sebagai penggerak sepeda motor dari tenaga mesin yang disalurkan melalui sistem pemindah daya.  Menyerap kejutan yang diterima dari permukaan jalan yang tidak rata.  Sebagai bidang kontak terhadap permukaan jalan untuk mengontrol arah kendaraan dan pengereman. RODA

13 Kemudi terasa berat  Mur bantalan kepala kemudi terlalu kencang  Bantalan kepala kemudi rusak atau tidak berfungsi  Tekanan udara ban tidak cukup Kemudi menarik ke satu arah atau tidak berjalan lurus  Garpu bengkok  Poros bengkok  Roda tidak terpasang dengan baik  Bantalan kepala kemudi tidak berfungsi  Rangka bengkok  Bantalan roda aus  Komponen engsel lengan ayun aus Roda depan bergoyang  Pelek bengkok  Bantalan roda depan aus  Ban tidak berfungsi  Poros depan tidak dikencangkan dengan baik Roda tidak berputar dengan lancar  Bantalan roda tidak berfungsi  Poros depan bengkok  Rem seret  Gear Speedometer macet/seret CARA MENGATASI KESUKARAN

14 BANTALAN RODA Berfungsi : Sebagai bantalan antara hub/tromol dengan poros, sehingga roda dpt berputar dengan lancar. PEMERIKSAAN BANTALAN  Periksa kelonggaran radial maupun aksial.  Putar lingkaran bagian dalam pada setiap bantalan dengan jari. Bantalan harus berputar dengan halus dan tanpa suara.  Juga periksa bahwa lingkaran bagian luar bantalan terpasang kencang pada hub.  Lepaskan dan gantikan bantalan jika tidak dapat berputar dengan halus dan tanpa suara, atau terpasang kendor pada hub.

15 PEMBONGKARAN BANTALAN RODA  Lepaskan sil debu dari hub sebelah kanan roda.  Pasang bearing remover head pada bantalan.  Dari sisi berlawanan pasang bearing remover shaft dan dorong bantalan keluar dari hub roda.  Lepaskan collar pengantara dan dorong keluar bantalan lain. KUNCI PERKAKAS Bearing remover head, 12 mm Bearing remover shaft

16 PEMBONGKARAN BANTALAN RODA  Lumasi semua rongga bantalan dengan gemuk.  Dorong masuk bantalan kiri yang baru secara tegaklurus dengan sisi yang mempunyai sil menghadap ke luar.  Pasang collar pengantara, kemudian dorong masuk bantalan sisi kanan dengan sisi yang mempunyai sil menghadap keluar. KUNCI PERKAKAS : Driver Attachment, 37x40 mm Pilot, 12 mm PERHATIAN !  Bantalan roda yang dibongkar/dilepas harus diganti dengan yang baru.  Oleskan gemuk pelumas yang cocok pada bantalan terbuka dan bersihkan sebelum pemasangan.  Posisi pemasangan yang benar adalah tanda nama pabrik dan kode ukuran menghadap keluar.

17 Fungsi: Sebagai dudukan sistim rem dan sebagai penopang roda pada poros Konstruksi : Terbuat dari aluminium dan pada bagian yang kontak terhadap kanvas rem terbuat dari besi tuang

18 FUNGSI JARI-JARI  Sebagai penghubung teromol roda dengan peleknya.  Sebagai penahan beban kendaraan dan penumpang; serta meredam getaran/ goncangan dari jalanan dalam arah yang bervariasi. JARI-JARI

19 KONSTRUKSI Jari-jari dipasangkan pada hub/tromol dan rim dengan pola anyaman tertentu dan dibedakan menjadi : Jari-jari Luar :  Mempunyai kebengkokan kurang dari 90º  Mempunyai jarak antara kepala dengan kebengkokan lebih panjang.  Terletak di luar dan pemasangannya searah putaran jarum jam Jari-jari dalam  Mempunyai kebengkokan lebih dari 90º  Mempunyai jarak antara kepala dengan kebengkokan lebih pendek.  Terletak di luar dan pemasangannya berlawanan arah putaran jarum jam.

20 Pola anyaman jari-jari: 1. Jenis rem tromol = 4H.3R 4 lubang pada Hub. 3 lubang pada Rim. 2. Jenis rem cakram = 6H.3R 6 lubang pada Hub. 3 lubang pada Ring. Khusus urrtuk SMH tipe NSR 150R Pola Anyaman : Roda depan = 4H.3R Roda belakang = 6H.3R

21 FUNGSI : Tempat pemasangan ban, baik ban luar maupun ban dalam. RIM WHEEL (Pelek) Pemeriksaan Pelek  Periksa keolengan pelek dengan meletakkan roda pada alat pemegang roda.  Putar roda dengan tangan, dan baca keolengan dengan menggunakan indikator pengukur.  Keolengan yang sebenarnya adalah 1/2 dari pembacaan total pada indikator. BATAS SERVIS : Radial : 2,0 mm Aksial : 2,0 mm

22 Berfungsi :  Sebagai penopang seluruh berat kendaraan, penumpang dan beban.  Menyerap kejutan yang diterima dari permukaan jalan yang tidak rata.  Sebagai bidang kontak terhadap permukaan jalan untuk mengontrol arah kendaraan, gerak awal, percepatan dan pengereman. T Y R E (Ban)

23 FUNGSI PATTERN TAPAK (KEMBANG BAN ) 1. Menghilangkan panas yang dibangkitkan ban 2. Mengurangi noise 3. Menghilangkan permukaan air jalan 4. Mencekam permukaan jalan waktu pengereman FUNGSI-FUNGSI BAGIAN-BAGIAN BAN CROWN: Dikonstruksikan untuk menghasil kan traksi dan gaya pengereman yang besar. SHOULDER: Bekerja seperti crown bila kenda- raan miring SIDEWALL: Selama kendaraan berjalan akan melentur terus menerus untuk menopang Beban kendaraan. BEAD: Dimaksudkan memberikan kontak yang lunak antara ban dan rim. Dengan adanya “kawat bead” ini kekuatan ban akan bertambah.

24 PATTERN TAPAK ( KEMBANGAN BAN ) : a. Rib type Menahan gelinir ke samping, noise yang rendah, mempunyai stabilitas yang tinggi. Tepat untuk jalan-jalan beraspal. b. Lug type Memberikan traksi dan pengereman yang istimewa, tepat untuk medan berbukit- bukit dan kondisi jalan yang jelek. c. Block type Traksi istimewa, tepat untuk jalan tidak rata, berpasir. d. Composite type Kombinasi dari tipe-tipe di atas.

25 Contoh kode dan ukuran ban 4.60 - H - 18 4 PR 4,60 = Lebar ban (Inch) H = Kode batas kecepatan 18 = Garis tengah lingkaran dalam ban ( inchi) 4PR = Jumlah lapisan penguat 2.75 - 18 - 4 PR/42P 2.75 = Lebar ban (inchi) 18 = Garis tengah lingkaran dalam ban ( inchi) 4 PR = Jumlah lapisan penguat 42 = Kode beban maksimum P = Kode batas kecepatan

26 Contoh kode dan ukuran ban 100/90 - 18 - 56 P 100 = Lebar ban (mm) 90 = Perbandingan tinggi dan lebar ban ( % ) 18 = Garis tengah lingkaran dalam ban ( inchi) 56 = Kode beban maksimum P = Kode batas kecepatan

27 KODE BATAS BEBAN KODE BATAS KECEPATAN

28 Pemeriksaan Ban : Periksa ban dari keretakan, kerusakan dan keausan ban. Gantilah ban jika keausan ban telah mencapai :  Kedalaman minimum kembangan ban = 1 mm.  Tanda keausan ban “Δ” yang disebut ‘TWI” (Tire Wear Indicator)

29 SISTEM REM Fungsi : Mengurangi kecepatan laju sepeda motor dan menghentikan sepeda motor untuk menjamin pengendaraan yang aman Prinsip kerja : Perubahan energi kinetik menjadi energi panas dalam bentuk gesekan. Disc BrakeDrum Brake Sistem Pengereman :

30 CARA KERJA REM TROMOL Pedal atau handle rem  kabel atau batang rem  bubungan rem (brake cam)  sepatu rem  tromol rem. Digunakan semua rem tromol SMH yg dipasarkan PT AHM A. SINGLE LEADING SHOE TYPE (Leading Trailing Shoe Type) Sepatu rem yg terbawa oleh putaran tromol dan cenderung melengket  Leading Shoe  Menghasil daya pengereman lebih besar  Self Energizing Sepatu rem terdorong ke dalam oleh putaran tromol  Trailing Shoe Keausan : Leading Shoe > Trailing Shoe

31 CARA KERJA REM TROMOL B. DOUBLE LEADING SHOE TYPE Memakai dua bubungan rem (brake cam), sehingga kedua sepatu rem menjadi leading Digunakan pada motor –motor besar tipe lama

32 PEMBONGKARAN  Lepaskan sepatu-sepatu rem dan pegas-pegas dengan menarik dari anchor pinnya  Lepaskan mur, baut dan lengan rem.  Lepaskan pelat indikator keausan, sil debu dan bubungan rem. PEMERIKSAAN TROMOL REM Periksa tromol rem terhadap keretakan dan keausan Ukur diameter dalam tromol rem belakang. BATAS SERVIS : Cub, WIN, GLK = 111 mm GL Pro, Tiger= 131 mm PERHATIAN ! Jangan memakai tekanan udara atau sikat kering untuk membesihkan rem Debu rem mengandung serat asbes yang dapat mengakibatkan penyakit kanker

33 PEMERIKSAAN KANVAS REM Ukur ketebalan kanvas rem (brake lining) BATAS SERVIS : 2,0 mm Ganti sepatu rem sepasang jika ketebalan kanvas rem kurang dari batas servis dan jika terkena grease PEMASANGAN  Lumasi gemuk pada pin jangkar dan bubungan rem.  Pasang bubungan rem pada panel rem.  Lumasi oli pada sil dan pasangkan pada panel rem.  Pasang pelat indikator keausan pada bubungan rem dengan menepatkan gerigi yang lebih lebar dengan potongan pada bubungan rem.  Pasang lengan rem dengan menepatkan tanda titik antara lengan dan bubungan rem.  Pasang baut penjepit lengan rem dan kencangkan  Pasang sepatu-sepatu rem dan pegas-pegas.

34 Daya pengereman lemah  Penyetelan rem tidak tepat  Tromol rem aus  Kanvas rem aus  Kanvas-kanvas rem terkontaminasi  Bubungan rem aus  Lengan rem tidak terpasang dengan benar  Sepatu rem aus pada bidang kontak dengan bubungan  Kabel rem macet Handle rem lambat atau terlalu keras  Sepatu rem aus pada bidang kontak dengan bubungan  Kerenggangan berlebihan antara lengan rem dan bubungan  Pegas rem aus atau patas  Penyetelan rem tidak tepat  Tromol rem macet, akibat terkontaminasi  Kabel rem macet  Kesalahan pemasangan kanvas rem pada tromol. GANGGUAN REM TROMOL

35 REM CAKRAM Hukum Pascal Bila suatu fluida/cairan dalam ruang ter- tutup diberi tekanan maka tekanan ter- sebut akan diteruskan kesemua arah dengan sama rata.

36 Prinsip kerja Rem Cakram Langkah handel rem (4x) > langkah piston (x) Diameter piston master rem (y) < diameter piston caliper Keuntungan Rem Cakram :  Pengereman lebih stabil  Pendinginan lebih baik  Tidak diperlukan penyetelan

37 Cara Kerja Caliper Tekanan hidrolik dari master rem menekan piston dan rumah caliper. Piston mendorong brake pad ke kiri. Rumah caliper terdorong ke kanan bergeser pada pin slide, sehingga brake pad sebelah kiri menekan pada cakram. Kedua brake pad menekan dan menjepit cakarm memperlambat putaran cakram.

38 CARA KERJA BRAKE PAD TANPA PENYETELAN Saat tidak bekerja Saat bekerja :  Seal piston berubah bentuk  Piston tidak slip pada seal Saat bekerja, brake pad aus :  Piston bergerak lebih jauh ke depan  Piston slip pada seal

39 PENGGANTIAN MINYAK REM DENGAN BRAKE BLEEDER Hubungkan alat Brake Bleeder ke katup pembuangan Pompalah handel alat Brake Bleeder 3 – 4 kali dan longgarkan katup pembuangan, lalu kencangkan kembali. Tambahkan minyak rem ketika tinggi permukaan minyak rem di dalam silinder utama turun Ulangilah prosedur tersebut di atas sampai tidak lagi ada gelembung-gelembung udara di dalam slang plastik. PERHATIAN ! Periksa tinggi permukaan minyak rem pada saat membuangudara palsu untuk mencegah agar udara tidak di pompa masukke dalam sistem. Jangan mencampur bermacam-macam merek minyak rem karena tidak cocok satu sama lainnya. Gunakan air dan kain yang bersih pada saat pembongkaran.

40 PENGGANTIAN MINYAK REM TANPA BRAKE BLEEDER 1.Buka tutup master silinder dan diafragma 2.Isi minyak rem sampai batas upper 3.Hubungkan pipa pada katup pembuangan 4.Pompa handel rem sampai terasa keras, kemudian sambil handel rem ditahan, buka katup pembuangan agar minyak rem keluar bersama gelembung-gelembung udara dan tutuplah katup kembali. 5.Ulangi langkah 4 sampai tidak ada lagi gelembunggelembung udara yang muncul pada slang pembuangan 6..

41 PEMBONGKARAN MASTER CYLINDER Keluarkan minyak rem. Lepaskan tutup karet piston dari piston dan silinder utama. Lepaskan klip pengunci (snap ring). Lepaskan piston dan pegas. Bersihkan bagian dalam silinder utama kotak minyak rem danpiston dengan minyak rem bersih. PEMERIKSAAN MASTER CYLINDER 1.Periksa master silinder dan piston terhadap adanya keausan, goresan atau kerusakan. 2.Ukur diameter dalam silinder utama. BATAS SERVIS : 12,76 mm (NF 100D) 3. Ukur diameter luar piston. BATAS SERVIS : 12,64 mm (NF 100D)

42 PEMERIKSAAN MASTER CYLINDER Lapisi piston cup dengan minyak rem yang baru dan pasang pd pistonnya. Pasang pegas piston pada ujung piston dengan diameter yg lebih besar menghadap master silinder.. Pasang piston, pegas piston dan piston pada silinder utama dengan piston cup yang cekung menghadap sisi dalam Pasang klip pengunci pada alur di dalam master silinder. Pasang tutup karet piston ke dalam master silinder dan alur di dalam piston. Lumasi daerah kontak antara handel rem dan piston dengan gemuk silikon.

43 PEMBONGKARAN BRAKE CALIPER  Keluarkan minyak rem dari sistem hidraulik.  Lepaskan slang rem, baut nipel oli dan ring perapat.  Lepaskan kanvas rem.  Lepaskan bracket caliper dari badan caliper.  Lepaskan pegas kanvas dan karet tutup pin slide.  Letakkan sebuah lap bengkel di atas piston.  Posisikan caliper agar piston menghadap ke bawah dan semprotkan udara bertekanan ke saluran masuk minyak rem untuk membantu mengeluarkan piston.  Cuci bagian-bagian caliper dengan air bersih.

44 PEMERIKSAAN Periksa silinder caliper dan piston terhadap keausan, goresan atau kerusakan lain. Ukur diameter dalam silinder caliper BATAS SERVIS : 25,46 mm (NF100D) Ukur diameter luar piston caliper. BATAS SERVIS : 25,31 mm (NF100D)

45 . PERAKITAN Lapisi sil piston dan sil debu baru dengan minyak rem bersih dan pasang pada alur-alur sil di caliper. Lumasi piston caliper dengan minyak rem bersih dan pasang piston ujung terbuka piston menghadap keluar. Lumasi bagian dalam karet tutup pin slide dengan gemuk silikon dan pada badan caliper. Pasang pegas kanvas rem pada badan caliper. Lapisi pin caliper dengan gemuk silikon dan pasang bracket caliper pada caliper. Pasang kanvas rem dan caliper Perhatian ! Minyak rem dapat merusak cat, komponen dari plastik.

46 PEMERIKSAAN CAKRAM REM Periksa cakram terhadap adanya kerusakan atau keretakansecara visual. Ukur ketebalan cakram rem pada beberapa titik. BATAS SERVIS : 3,5 mm Gantilah cakram rem apabila melebihi batas servis. Periksa cakram rem terhadap keolengan atau perubahan bentuk dengan memastikan bantalan roda dalam keadaan baik. BATAS SERVIS : 0,3 mm

47 SISTEM SUSPENSI Goncangan yg diterima pegas akan dikembalikan lagi (rebound) dan pegas akan melakukan gerakan mengayun, sehingga pengendaraan tidak nyaman dan berbahaya. Pegas dipasangkan diantara roda dan rangka Goncangan akan diterima pegas dan gerakan ayunan pegas akan diredam olehh peredam kejut (shock absorber), sehingga pengendaraan lebih stabil dan nyaman. Pegas dan peredam kejut dipasangkan diantara roda dan rangka

48 Fungsi : Penghubung antara roda dan rangka (frame) Menyerap goncangan Peredam getaran sehingga pengendalian terasa stabil. Jenis Suspensi Bagian Depan a.Jenis Telescopic Jenis ini paling umum dipergunakan oleh AHM. b.Jenis Buttom Link Jenis ini di pergunakan Sepeda Motor Honda TYPE ASTREA Star ke bawah

49 Gangguan yang terjadi pada suspensi depan –1. Stang kemudi seret atau berat untuk belok. –2. Kendaran cenderung belok ke satu arah,atau tidak dapat berjalan posisi lurus. –3. Roda depan oleng. –4. Roda depan berputar kurang lancar. –5. Suspensi depan lemah atau lunak. –6. Suspensi depan keras. Penyebab: 1. Terjadi kerusakan di bantalan atas dan bawah stereeng stem. Penyetelan mur di stereeng head terlalu kencang. Tekan ban kurang standar. Kesalahan pemakaian ukuran ban.

50 2. Pengaturan suspensi depan kanan dan kiri tidak sesuai. Terjadi kebengkokan pada pipa suspensi. Terjadi keausan pada bearing roda. 3. Keausan pada bantalan roda. Terjadi kebengkokkan pada pelek. 4. Kerusakan pada gigi spedometer. Kerusan pada bantalan roda. 5. Terjadi kelemahan pada pegas susupensi depan. Kelainan pada oli suspensi. Oli suspensi kuarang


Download ppt "PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - II PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM RANGKA PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEM RANGKA ASTRA HONDA TRAINING CENTRE."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google