Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

CERPEN. KOMPETENSI DASAR 1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan,

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "CERPEN. KOMPETENSI DASAR 1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan,"— Transcript presentasi:

1 CERPEN

2 KOMPETENSI DASAR 1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan ulasan/reviu film/drama 2.1 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, responsif dan imajinatif dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk berekspresi 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui lisan maupun tulisan 4.1 Menginterpretasi makna teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik secara lisan maupun tulisan 1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan ulasan/reviu film/drama 2.1 Menunjukkan perilaku tanggung jawab, responsif dan imajinatif dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk berekspresi 3.1 Memahami struktur dan kaidah teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik melalui lisan maupun tulisan 4.1 Menginterpretasi makna teks cerita pendek, pantun, cerita ulang, eksplanasi kompleks, dan film/drama baik secara lisan maupun tulisan

3 Setelah membaca teks cerita pendek, siswa mampu: 1.menemukan struktur teks cerita pendek dengan baik. 2.menemukan ciri bahasa teks cerita pendek dengan baik. 3.menemukan struktur pembangun (unsur intrinsik) teks cerita pendek. 4.menjawab pertanyaan yang terkait dengan isi teks cerita pendek. 5.menemukan keterkaitan isi teks cerpen dengan kehidupan sehari- hari. Setelah membaca teks cerita pendek, siswa mampu: 1.menemukan struktur teks cerita pendek dengan baik. 2.menemukan ciri bahasa teks cerita pendek dengan baik. 3.menemukan struktur pembangun (unsur intrinsik) teks cerita pendek. 4.menjawab pertanyaan yang terkait dengan isi teks cerita pendek. 5.menemukan keterkaitan isi teks cerpen dengan kehidupan sehari- hari. Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat: 1. mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dengan terbiasa 2. menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui cerita pendek. 3 Terbiasa tanggung jawab, responsif dalam memecahkan suatu masalah. Selama dan setelah proses pembelajaran, siswa dapat: 1. mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dengan terbiasa 2. menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui cerita pendek. 3 Terbiasa tanggung jawab, responsif dalam memecahkan suatu masalah.

4 CERPEN Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita pendek adalah karangan pendek kurang dari 10.000 kata yang memberikan kesan tunggal dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi. Menurut Suminto A. Sayuti, cerita pendek merupakan karya prosa fiksi yang dapat selesai dibaca sekali duduk dan ceritanya cukup dapat membangkitkan efek tertentu dalam diri pembaca.

5 STRUKTU R CERPEN ABSTRAK ORIENTASI KOMPLIKASI EVALUASI RESOLUSI KODA

6 ABSTRAK Bagian abstrak merupakan ringkasan atau inti cerita. Abstrak pada sebuah teks cerita pendek bersifat opsional. Artinya, sebuah teks cerita pendek bisa saja tidak melalui tahapan ini.

7 ORIENTASI Berisi pengenalan latar cerita yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita pendek. Latar digunakan pengarang untuk menghidupkan cerita yang meyakinkan pembaca. Berisi pengenalan latar cerita yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita pendek. Latar digunakan pengarang untuk menghidupkan cerita yang meyakinkan pembaca.

8 KOMPLIKASI Komplikasi berisi urutan kejadian, tetapi setiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat. Peristiwa yang satu menyebabkan peristiwa yang lain. Dalam komplikasi berbagai kerumitan bermunculan (konflik).

9 EVALUASI Evaluasi diperlukan untuk mencapai sebuah selesaian atau leraian. Pada tahapan evaluasi ini, konflik yang terjadi diarahkan pada pemecahannya sehingga mulai tampak penyelesainnya. Evaluasi diperlukan untuk mencapai sebuah selesaian atau leraian. Pada tahapan evaluasi ini, konflik yang terjadi diarahkan pada pemecahannya sehingga mulai tampak penyelesainnya.

10 RESOLUSI Pada bagian ini pengarang akan mengungkapkan solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh.

11 . KODA Koda merupakan nilai-nilai atau pelajaran yang dapat dipetik oleh pembaca dari sebuah teks. Sama halnya dengan abstrak, koda ini bersifat opsional Koda merupakan nilai-nilai atau pelajaran yang dapat dipetik oleh pembaca dari sebuah teks. Sama halnya dengan abstrak, koda ini bersifat opsional

12 Ciri Teks Cerita Pendek 1.Menggunakan bahasa bebas (tidak baku), bahkan sering ditemui bahasa konotatif (bukan makna sebenarnya). 2.Karakteristik bahasa yang paling menonjol dari adalah adanya unsur estetika, imajinatif, emotif, dan subjektif. yang lebih dominan dibandingkan dengan ragam bahasa ilmiah. 3.Menggunakan gaya bahasa figuratif. 4.Dibaca sekali duduk 5.Terpusat pada satu tokoh. 6.Habis dibaca sekali duduk. 7. Beralur rapat 8. Tokoh terbatas 9.Terdiri dari 10.000 sampai dengan 15.000 kata 10. Konflik yang ditimbulkan biasanya tidak mengubah nasib tokoh- tokohnya 11.Ceritanya sederhana dan tidak begitu rumit

13 UNSUR INSTRINSIK CERPEN TEMA JUDUL ALUR PENOKOHAN SUDUT PANDANG LATAR/SETTING AMANAT MAJAS

14 TEMA Tema (theme) adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita.

15 JUDUL Judul adalah kata-kata yang berisi kata kunci dalam cerita.

16 ALUR Rangkaian peristiwa yang disusun berdasarkan hubungan kausalitas.

17 Alur maju (progresif), yaitu alur yang menceritakan masa yang akan datang. Alur mundur (regresif/flashback), yaitu alur yang menceritakan peristiwa masa lalu. Alur campuran, yaitu alur yang menceritakan peristiwa masa lalu dan yang akan datang. Alur maju (progresif), yaitu alur yang menceritakan masa yang akan datang. Alur mundur (regresif/flashback), yaitu alur yang menceritakan peristiwa masa lalu. Alur campuran, yaitu alur yang menceritakan peristiwa masa lalu dan yang akan datang. Berdasarkan penyusunan peristiwa:

18 . Berdasarkan hubungan antara tokoh utama dan tokoh tambahan, alur terbagi menjadi dua, yaitu: Alur rapat, yaitu alur yang menggambarkan peristiwa yang dialami tokoh utama dan tokoh tambahan saling berhubungan. Alur renggang, yaitu alur yang menggambarkan peristiwa yang dialami tokoh utama dan tokoh tambahan berjalan sendiri-sendiri Berdasarkan hubungan antara tokoh utama dan tokoh tambahan, alur terbagi menjadi dua, yaitu: Alur rapat, yaitu alur yang menggambarkan peristiwa yang dialami tokoh utama dan tokoh tambahan saling berhubungan. Alur renggang, yaitu alur yang menggambarkan peristiwa yang dialami tokoh utama dan tokoh tambahan berjalan sendiri-sendiri

19 SUDUT PANDANG Sudut pandang merupakan strategi, teknik, siasat, yang sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Secara umum sudut pandang dibagi menjadi dua, yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang merupakan strategi, teknik, siasat, yang sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Secara umum sudut pandang dibagi menjadi dua, yaitu sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.

20 ORANG PERTAMA: Akuan sertaan : cerita disampaikan tokoh utama. Akuan taksertaan : pencerita adalah tokoh tambahan, biasanya muncul di awal dan di akhir cerita. ORANG KETIGA: Diaan serba tahu : pencerita berada di luar cerita, mengetahui segala hal tentang tokoh utama dan tokoh lainnya. Diaan terbatas : pencerita hanya tahu tokohyang menjadi tumpuan cerita saja. ORANG PERTAMA: Akuan sertaan : cerita disampaikan tokoh utama. Akuan taksertaan : pencerita adalah tokoh tambahan, biasanya muncul di awal dan di akhir cerita. ORANG KETIGA: Diaan serba tahu : pencerita berada di luar cerita, mengetahui segala hal tentang tokoh utama dan tokoh lainnya. Diaan terbatas : pencerita hanya tahu tokohyang menjadi tumpuan cerita saja.

21 PENOKOHAN Penokohan merujuk pada pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan yang kerap disebut sebagai karakter, adalah sikap, ketertarikan keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh cerita. Penokohan merujuk pada pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan yang kerap disebut sebagai karakter, adalah sikap, ketertarikan keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh cerita.

22 Penokohan dikembangkan melalui 2 cara, yaitu: 1. Langsung (analitik) 2. tidak langsung (dramatik) dan lain-lain. Dramatik (tidak langsung) berarti watak dari masing- masing tokoh tidak tetulis secara langsung dalam sebuah cerita. Watak tokoh yang digambarkan secara dramtik bisa dilihat melalui gerak-gerik (tingkah laku) tokoh, cara berpakaian dan berdandan tokoh, tempat di mana tokoh itu berada, cara berbicara tokoh, dan lain- lain. Dramatik (tidak langsung) berarti watak dari masing- masing tokoh tidak tetulis secara langsung dalam sebuah cerita. Watak tokoh yang digambarkan secara dramtik bisa dilihat melalui gerak-gerik (tingkah laku) tokoh, cara berpakaian dan berdandan tokoh, tempat di mana tokoh itu berada, cara berbicara tokoh, dan lain- lain. Penggambaran watak tokoh secara langsung (analitik) berarti watak tokoh tertulis secara jelas di dalam sebuah cerita

23 AMANAT Pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.

24 MAJAS Majas atau gaya bahasa adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menimbulkan kesan imajinatif atau menciptakan efek- efek tertentu bagi pembaca atau pendengarnya.

25 Jenis PERBANDINGAN PERTENTANGAN PENEGASAN SINDIRAN

26 1) Asosiasi (Perumpamaan) Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana. Contoh : a) Semangatnya keras bagaikan baja. b) Mukanya pucat bagai mayat. c) Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama 1) Asosiasi (Perumpamaan) Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana. Contoh : a) Semangatnya keras bagaikan baja. b) Mukanya pucat bagai mayat. c) Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama 2) Metafora Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. misalnya tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara. Contoh: a) Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting) b) Raja siang keluar dari ufuk timur 2) Metafora Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. misalnya tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara. Contoh: a) Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting) b) Raja siang keluar dari ufuk timur 3) Personifikasi Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia. Contoh: a) Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk. PERBANDINGAN

27 4) Alegori. Alegori: majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh. Contoh: Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral. Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang- kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah,. 4) Alegori. Alegori: majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh. Contoh: Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral. Contoh: Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang- kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah,. 5) Metonimia Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut. Contoh: a) Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam) 5) Metonimia Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut. Contoh: a) Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam) 6) Sinekdok Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdoke terdiri atas dua bentuk berikut. a) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan. Contoh: (a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya. (b) Per kepala mendapat Rp. 300.000. b) Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian. Contoh: (a) Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07. 6) Sinekdok Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdoke terdiri atas dua bentuk berikut. a) Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan. Contoh: (a) Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya. (b) Per kepala mendapat Rp. 300.000. b) Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian. Contoh: (a) Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.

28 7) Simile Simile adalah pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, umpama, ibarat, bak, bagai. Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja. 7) Simile Simile adalah pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, umpama, ibarat, bak, bagai. Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.

29 1)Hiperbola Hiperbola adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan berlebih- lebihan. Contoh: Keringatnya mengan ak sungai. Suaranya menggelegar membe lah angkasa. 1)Hiperbola Hiperbola adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan berlebih- lebihan. Contoh: Keringatnya mengan ak sungai. Suaranya menggelegar membe lah angkasa. 2) Litotes Litotes adalah majas yang menyatakan kebalikan daripada hiperbola, yaitu menyatakan sesuatu dengan memperkecil atau memperhalus keadaan. Contoh: Tapi, maaf kami tak dapat menyediakan apa-apa. 2) Litotes Litotes adalah majas yang menyatakan kebalikan daripada hiperbola, yaitu menyatakan sesuatu dengan memperkecil atau memperhalus keadaan. Contoh: Tapi, maaf kami tak dapat menyediakan apa-apa. 3)Ironi Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang berlawanan atau bertentangan, dengan maksud menyindir. Ironi disebut juga majas sindiran. Contoh: Bagus benar ucapanmu itu, sehingga menyakitkan hati. 3)Ironi Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang berlawanan atau bertentangan, dengan maksud menyindir. Ironi disebut juga majas sindiran. Contoh: Bagus benar ucapanmu itu, sehingga menyakitkan hati. PERTENTANGAN

30 1) Ironi Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan denganmaksud menyindir. Contoh: a) Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam. b) Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca. 1) Ironi Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan denganmaksud menyindir. Contoh: a) Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam. b) Bagus sekali tulisanmu sampai tidak dapat dibaca. 2) Sinisme Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh : a) Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar sepertimu. 2) Sinisme Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh : a) Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar sepertimu. 3) Sarkasme Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah. Contoh: a) Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu! b) Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus! SINDIRAN

31 1) Pleonasme Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata- kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata. Contoh: a) Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah. b) Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur. 2) Repetisi Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan. Contoh: a) Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap. b) Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa. 3) Paralelisme Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi. Contoh: Cinta adalah pengertian Cinta adalah kesetiaan Cinta adalah rela berkorban PENEGASAN


Download ppt "CERPEN. KOMPETENSI DASAR 1.2 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami, menerapkan,"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google