Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENGENDALIAN : BIAYA MATERIAL (Meterials Controlling)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENGENDALIAN : BIAYA MATERIAL (Meterials Controlling)"— Transcript presentasi:

1 PENGENDALIAN : BIAYA MATERIAL (Meterials Controlling)
Manajemen persediaan yang efektif, penyediaan layanan yang terbaik bagi pelanggan, melakukan produksi secara efisien, dan pengendalian investasi dalam persediaan, membutuhkan pengembangan sistem yang melibatkan peramalan penjualan, pembelian yang terencana, penerimaan dan penyimpanan produk yang baik. Bahan Baku adalah bahan dasar yang diolah menjadi produk selesai. Bahan baku dapat dibagi menjadi : Bahan Baku Langsung , yang mempunyai ciri : 1) Mudah ditelusuri ke produk selesai; 2) Merupakan bahan utama produk selesai; 3) Dapat diidentifikasi langsubng ke proses produksi setiap produk. Bahan Baku Tak Langsung, adalah selain bahan baku langsung yang digunakan dalam proses produksi dan biaya ini dipandang sebagai biaya overhead pabrik. 8.1. PEMBELIAN BAHAN BAKU Ada 3 prosedur yang perlu diperhatikan : Permintaan Pembeliaan : merupakan pesanan tertulis dari bagian gudang yang menangani persediaan, atau supervisi departemen yang bertanggung jawab mengenai persediaan, yang ditujukan ke departemen pembelian sebagai permintaan kebutuhan bahan, formulir ini dibuat rangkap tiga; satu ditujukan ke departemen pembeliaan, satu dikirim ke bagian yang mengajukan permintaan yang terakhir sebagai arsip. Pesanan Pembeliaan : merupakan permintaan tertulis ke supplier bahan, yang dikirim oleh departemen pembelian. Dalam pesanan pembelian ini memuat; jumlah bahan yang diminta, harga dan syarat-syarat pembelian, formulir ini dibuat rangkap empat; sati dikirim ke supplier, satu ke departemen akuntansi, departemen penerimaan, yang terakhir departemen pembelian. Untuk pengendalian terhadap pesanan pembelian ini, pesanan pembelian hendaknya dibuat untuk setiap terjadinya pembelian. Penerimaan Bahan : merupakan laporan tertulis yang dibuat oleh departemen penerimaan bahan. Formulir ini dibuat rangkap empat yang dikirim ke departemen pembelian, departemen akuntansi, departemen pergudangan dan terakhir untuk departemen penerimaan sendiri.

2 8.2 PENILAIAN PERSEDIAAN AKHIR
Dalam penilaian persediaan bahan baku ada dua metode yang perlu diperhatikan : Metode Fisik : pada metode ini penerimaan dan pengeluaran bahan baku dicatat pada akun. Persediaab Bahan Baku. Sedangkan kalau terjadi pembelian bahan baku akan dicatat dalam akun pembelian bahan baku. Jumlah persediaan tidak dicatat secara terus menerus, melainkan hanya pada setiap akhir periode akuntansi. Jumlah persediaan dapat diketahui saat dilakukan perhitungan fisik atau saat stock opname. Contoh : 1 Persediaan awal Bahan Baku Rp Pembelian Bahan Baku Rp Bahan Baku siap digunakan Rp Persediaan Akhir Bahan Baku Rp ? Biaya Bahan Baku digunakan Rp ? Dalam metode fisik, untuk menghitung biaya bahan baku yang digunakan, terlebih dahulu harus dihitung nilai persediaan akhir bahan baku, untuk perhitungan nilai persediaan akhir bahan baku ini ada beberapa metode yang dapat digunakan yaitu : Metode Identifikasi Khusus, Metode Rata-rata, Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP), Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP). Metode Identifikasi Khusus Metode penilaian harga pokok bahan yang digunakan dan penilaian harga pokok persediaan ini banyak ditentukan oleh frekwensi pembelian bahan baku, harga beli yang berbeda-beda. Untuk mengatasi hal ini digunakan metode identifikasi khusus. Dalam metode ini setiap bahan yang dibeli dan dimasukkan ke gudang diberi identifikasi khusus berupa label yang berisi informasi tanggal pembelian, kuantitas yang dibeli, harga pembelian, sehingga pada akhir periode dan saat stock opname persediaan bahan baku digudang dapat diketahui dengan cepat, dengan berpedoman pada identitas masing-masing bahan baku. Metode ini memang sangat praktis, tetapi metode ini kurang tepat apabila terjadi pembelian beberapa jenis bahan baku sekaligus, dan dalam jumlah yang banyak.

3 Pembeliaan (Kuantitas)
Contoh : 2 Persediaan awal Bahan Baku = unit Pembelian Bahan Baku = unit + Bahan Baku siap digunakan = unit Persediaan Bahan Baku = unit - Biaya Akhir Bahan Baku = unit Tanggal Pembeliaan (Kuantitas) Harga Keluar (Kuantitas) 01 – 07 – 07 800 unit awal Rp 500 1.200 unit 09 – 07 – 07 380 unit 12 – 07 – 07 5.250 unit Rp 475 2.200 unit 16 – 07 – 07 1.800 unit Rp 480 17 – 07 – 07 2.150 unit 20 – 07 – 07 4.000 unit 1.900 unit 25 – 07 – 07 1.700 unit Rp 450 27 – 07 – 07 1.400 unit 31 – 07 – 07 800 unit Total unit unit Hasil stock opname berdasarkan identifikasi khusus pada tanggal, 31 Juli 2007 persediaan yang ada, yaitu dari : pembelian tanggal 12 Juli = 350 unit, pembelian tanggal 16 Juli = 240 unit, pembelian tanggal 17 Juli = 540 unit, dan pembelian tanggal 25 Juli = unit. Nilai Pewrsediaan Akhir Bahan Baku Pembelian tanggal 12 Juli 2007 = unit x Rp 475 = Rp Pembelian tanggal 16 Juli 2007 = unit x Rp 480 = Rp Pembelian tanggal 17 Juli 2007 = unit x Rp 500 = Rp Pembelian tanggal 25 Juli 2007 = unit x Rp 450 = Rp Total = Rp Biaya Bahan Digunakan : Persediaan awal Bahan Baku Rp Pembelian Bahan Baku Rp Bahan Baku siap digunakan Rp Persediaan Akhir Bahan Baku Rp Biaya Bahan Baku digunakan Rp

4 Pembeliaan (Kuantitas)
Metode Rata-Rata Pada metode ini nilai persediaan akhir di-hitung dengan cara membagi total biaya pembeliaan bahan dalam satu periode dengan total unit yang dibeli dikalikan dengan unit persediaan Akhir. Dalam metode rata-rata ada dua cara yaitu : Rata-rata Sederhana Contoh : 3 Rumus Rata-rata Sederhana : Total Harga - Pembelian Frekwensi Pembelian Rp Rp Rp Rp Rp Rp 2.625 = = Rp 525 Catatan : Dalam frekwensi pembelian termasuk di dalamnya satu kali dari persediaan awal. Persediaan awal Bahan Baku = unit Pembelian Bahan Baku = unit + Bahan Baku siap digunakan = unit Pemakaian Bahan Baku = unit - Persediaan Akhir Bahan Baku = unit Nilai persediaan Akhir Bahan Baku 1.520 unit x Rp 525 Rp Biaya Bahan Digunakan : Persediaan awal Bahan Baku Rp Pembelian Bahan Baku Rp Bahan Baku siap digunakan Rp Persediaan Akhir Bahan Baku Rp Biaya Bahan Baku digunakan Rp Tanggal Pembeliaan (Kuantitas) Harga Keluar (Kuantitas) 01 – 11 – 06 1.400 unit awal Rp 600 380 unit 09 – 11 – 06 12 – 11 – 06 5.250 unit Rp 525 2.200 unit 14 – 11 – 06 15 – 11 – 06 1.800 unit Rp 500 17 – 11 – 06 2.150 unit Rp 550 19 – 11 – 06 4.000 unit 23 – 11 – 06 1.900 unit 25 – 11 – 06 1.700 unit Rp 450 26 – 11 – 06 1.400 unit 30 – 11 – 06 900 unit Total unit unit

5 Pembeliaan (Kuantitas)
b) Rata-rata Tertimbang Dalam metode ini dapat mengurangi kelemahan dari metode rata-rata sederhana, dengan memperhitungkan unit pembelian dan harga pembelian. Contoh : 4 Rumus Rata-rata Tertimbang: Total Harga Pembelian Kuantitas Pembelian (1500xRp 500) + (5200xRp 600) + (1800xRp 480) + (2300xRp 550) + (1700xRp 525) = Rp 551,32 unit Catatan : Kuantitas pembelian termasuk dari persediaan awal Tanggal Pembeliaan (Kuantitas) Harga Keluar (Kuantitas) 01 – 09 – 07 1.500 unit awal Rp 500 06 – 09 – 07 400 unit 10 – 09 – 07 5.200 unit Rp 600 11 – 09 – 07 2.400 unit 15 – 09 – 07 1.800 unit Rp 480 18 – 09 – 07 2.300 unit Rp 550 19 – 09 – 07 4.000 unit 20 – 09 – 07 1.900 unit 24 – 09 – 07 1.700 unit Rp 525 28 – 09 – 07 1.400 unit 30 – 09 – 07 1.000 unit Total unit unit Persediaan awal Bahan Baku = unit Pembelian Bahan Baku = unit + Bahan Baku siap digunakan = unit Pemakaian Bahan Baku = unit - Persediaan Akhir Bahan Baku = unit Nilai persediaan Akhir Bahan Baku 1.400 unit x Rp 551,32 Rp Biaya Bahan Digunakan : Persediaan awal Bahan Baku Rp Pembelian Bahan Baku Rp Bahan Baku siap digunakan Rp Persediaan Akhir Bahan Baku Rp Biaya Bahan Baku digunakan Rp

6 Pembeliaan (Kuantitas)
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) Dalam metode ini diasumsikan bahwa bahan baku yang pertama kali masuk atau dibeli yang digunakan, jadi nilai persediaan akhir lebih banyak berasal dari bahan baku masuk atau pembelian terakhir. Contoh : 5 Persediaan awal Bahan Baku = unit Pembelian Bahan Baku = unit + Bahan Baku siap digunakan = unit Pemakaian Bahan Baku = unit - Persediaan Akhir Bahan Baku = unit Berasal dari : pembelian tanggal, 22 Agustus 2007 = 1.700 unit Nilai persediaan Akhir Bahan Baku 1.700 unit x Rp 245 Rp Biaya Bahan Digunakan : Persediaan awal Bahan Baku Rp Pembelian Bahan Baku Rp Bahan Baku siap digunakan Rp Persediaan Akhir Bahan Baku Rp Biaya Bahan Baku digunakan Rp Tanggal Pembeliaan (Kuantitas) Harga Keluar (Kuantitas) 01 – 08 – 07 1.300 unit awal Rp 200 06 – 08 – 07 400 unit 09 – 08 – 07 5.000 unit Rp 220 12 – 08 – 07 2.200 unit 16 – 08 – 07 1.600 unit Rp 210 17 – 08 – 07 2.300 unit Rp 240 19 – 08 – 07 3.800 unit 20 – 08 – 07 2.000 unit 22 – 08 – 07 1.800 unit Rp 245 29 – 08 – 07 1.100 unit 31 – 08 – 07 800 unit Total unit unit

7 Pembeliaan (Kuantitas)
Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP) Dalam metode ini diasumsikan bahwa bahan baku yang terakhir masuk atau dibeli yang digunakan, jadi nilai persediaan akhir lebih banyak berasal dari bahan baku masuk atau pembelian awal. Contoh : 6 Persediaan awal Bahan Baku = unit Pembelian Bahan Baku = unit + Bahan Baku siap digunakan = unit Pemakaian Bahan Baku = unit - Persediaan Akhir Bahan Baku = unit Nilai Persediaan Bahan Baku 1.300 unit x Rp 200 Rp 400 unit x Rp 290 Rp + 1.700 unit Rp Berasal dari : persediaan awal unit dan pembelian tanggal, 09 – 09 – : unit Biaya Bahan Digunakan : Persediaan awal Bahan Baku Rp Pembelian Bahan Baku Rp Bahan Baku siap digunakan Rp Persediaan Akhir Bahan Baku Rp Biaya Bahan Baku digunakan Rp Tanggal Pembeliaan (Kuantitas) Harga Keluar (Kuantitas) 01 – 09– 07 1.300 unit awal Rp 200 06 – 09 – 07 400 unit 09 – 09 – 07 5.000 unit Rp 220 13 – 09 – 07 2.200 unit 14 – 09 – 07 1.600 unit 15 – 09 – 07 2.300 unit Rp 250 19 – 09 – 07 3.800 unit 22 – 09 – 07 2.000 unit 23 – 09 – 07 1.800 unit Rp 260 29 – 09 – 07 1.100 unit 30 – 09 – 07 800 unit Total unit unit

8 Metode Rata-Rata Tertimbang Contoh : 7 Kartu Persediaan
Metode Perpetual, mencatat jumlah persediaan secara terus-menerus, sehingga setiap saat jumlah persediaan dapat diketahui berdasarkan catatan akuntansi. Sedangkan kalau terjadi pembelian bahan baku akan dicatat dalam akun persediaan bahan baku. Metode Rata-Rata Tertimbang Contoh : Kartu Persediaan Tanggal Masuk Keluar Sisa Unit Harga Total 01 – 09 – 07 1.500 Rp 200 Rp 06 – 09 – 07 400 Rp 200 Rp 1.100 Rp 10 – 09 – 07 5.100 Rp 220 Rp 6.200 Rp 216,45 Rp 12 – 09 – 07 2.400 Rp 216,45 Rp 3.800 Rp 15 – 09 – 07 2.000 Rp 5.800 Rp 210,78 Rp 18 – 09 – 07 2.600 Rp 3.200 Rp 210,78 Rp 19 – 09 – 07 4.000 Rp 210 Rp 7.200 Rp 210,35 Rp 23 – 09 – 07 3.500 Rp 210,35 Rp 3.700 Rp 24 – 09 – 07 1.000 Rp 240 Rp 4.700 Rp 216,66 Rp 30 – 09 – 07 Rp 216,66 Rp 1.200 Rp Persediaan awal Bahan Baku = unit Pembelian Bahan Baku = unit + Bahan Baku siap digunakan = unit Pemakaian Bahan Baku = unit - Persediaan Akhir Bahan Baku = unit Nilai Persediaan Bahan Baku 1.200 unit x Rp 216,66 Rp Biaya Bahan Digunakan : Persediaan awal Bahan Baku Rp Pembelian Bahan Baku Rp Bahan Baku siap digunakan Rp Persediaan Akhir Bahan Baku Rp Biaya Bahan Baku digunakan Rp

9 Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) Contoh : 8 Kartu Persediaan
Tanggal Masuk Keluar Sisa Unit Harga Total 01 – 09 – 07 1.500 Rp 200 Rp 06 – 09 – 07 400 Rp 200 Rp 1.100 Rp 10 – 09 – 07 5.200 Rp 210 Rp Rp 210 Rp 11 – 09 – 07 Rp 1.300 Rp 3.900 Rp 15 – 09 – 07 1.800 Rp 180 Rp Rp 180 Rp 18 – 09 – 07 2.800 Rp Rp 210,78 Rp 20 – 09 – 07 3.000 Rp Rp Rp 25 – 09 – 07 Rp Rp 600 Rp 2.400 Rp 27 – 1.000 Rp 240 Rp Rp 240 Rp 30 – 09 – 07 2.300 Rp Rp

10 Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP) Kartu Persediaan :
Contoh : 9 Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP) Kartu Persediaan : Nilai Persediaan Bahan Baku 100 unit x Rp 200 Rp 1.000 unit x Rp 240 Rp Rp Biaya Bahan Digunakan : Persediaan awal Bahan Baku Rp Pembelian Bahan Baku Rp Bahan Baku siap digunakan Rp Persediaan Akhir Bahan Baku Rp Biaya Bahan Baku digunakan Rp Tanggal Masuk Keluar Sisa Unit Harga Total 01–07– 07 1.500 Rp 200 Rp 06– 07–07 4.000 Rp 210 Rp Rp 210 Rp 10– 07 –07 1.800 Rp 2.200 Rp 12– 07–07 1.000 Rp Rp 200 1.200 Rp 15 – 07– 07 Rp Rp 18– 07 –07 800 Rp 400 Rp 20– 3.000 Rp 205 Rp Rp Rp Nilai Persediaan Bahan Baku 1.200 unit x Rp Rp Bahan Digunakan : Persediaan awal Bahan Baku Rp Pembelian Bahan Baku Rp Bahan Baku siap digunakan Rp Persediaan Akhir Bahan Baku Rp Biaya Bahan Baku digunakan Rp


Download ppt "PENGENDALIAN : BIAYA MATERIAL (Meterials Controlling)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google