Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Prinsip ilmu sosial dan perilaku dan kesehatan masyarakat

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Prinsip ilmu sosial dan perilaku dan kesehatan masyarakat"— Transcript presentasi:

1 Prinsip ilmu sosial dan perilaku dan kesehatan masyarakat

2 Mengapa diperlukan adanya Pendidikan Kesehatan ??

3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
POPULATION HE RE DI TY NATURAL RESOURCES CULTURAL SYSTEMS Psycho-socio- somatic health (well being) ENVIRONMENT (physical, social, and cultural) HEALTH CARE SERVICES ECOLOGICAL BALANCE BEHA- VIOR MENTAL HEALTH FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN (BLUM 1974)

4 Aspek fisik : terkait dg tingginya
angka kelahiran, angka kematian, penyakit menular, dsb. Masalah Kesehatan Masyarakat Aspek non-fisik : ignorancy, perilaku hidup yg tdk sehat, kemiskinan, budaya malas, dsb. Status kesehatan individu / masayarakat Perilaku Pelayanan / fasilitas kesehatan Lingkungan hidup (man made environment)

5 Pengertian Pendidikan kesehatan :
Stuart (1968) : HE is that component of health and medical programs which consists of planned attempts to change individual, group and community behavior (what people think, feel, and do) with the objective of helping achieve curative, rehabilitative, disease preventive, and health promotive ends” Leavell & Clark (1958) : HE is a process of change within the human organism itself which is related to achieving personal and community health goals” Beberapa komponen yang ada dalam pengertian PK diatas adalah : Merupakan bagian program kesehatan / kedokteran Merupakan usaha yang terrencana Bertujuan merubah perilaku (pengetahuan, sikap dan praktik) Membantu untuk mencapai tujuan-tujuan kesehatan komunitas

6 TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Secara umum tujuan PK adalah : “merubah perilaku individu (dan masyarakat) di bidang kesehatan / kedokteran” Secara rinci, TUJUAN PK adalah : Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat (menghargai nilai-nilai kesehatan) Menolong individu agar mampu mandiri (atau berkelompok) untuk mencapai tujuan hidup sehat Mendorong masyarakat agar dapat menggunakan dan mengembangkan sarana pelayanan secara efektif dan efisien Agar invidu / masyarakat lebih bertanggung jawab demi kesehatan dan keselamatan lingkungan hidupnya.

7 Prinsip Pendidikan Kesehatan
PK bukan suatu kegiatan yang hanya dilakukan dalam kelas / ruangan, tapi merupakan aktifitas yg dapat dilakukan dimana saja, dengan tujuan “mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan audience” Perubahan perilaku yang terjadi akibat PK bukan karena “pendidik”, tapi karena kemauan/kesadaran orang bersangkutan utk berubah Apa yg dpt dikerjakan “pendidik” dalam perubahan perilaku adalah menciptakan iklim, memfasilitasi, dan memberi bantuan sebatas yg diminta “client” Perubahan pengetahuan kesehatan bukan tujuan akhir PK tapi sebatas tujuan antara (intermediate goal) PK dikatakan berhasil apabila “ client” atau kelompok sasaran telah merubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan PK yang diharapkan.

8 RUANG LINGKUP KAJIAN PK memiliki ruang lingkup bahasan yg luas : mulai dari konsep, proses dan manejemen PK, perilaku kesehatan, komunikasi kesehatan, sampai masalah hubungan dokter-pasien Berbagai disiplin keilmuan yang terkait dg PK antara lain : ilmu kependidikan (paedodogi – androgogi), ilmu sosial, ilmu komunikasi, ilmu kedokteran, ilmu manajemen, psikologi, dsb.

9 PK juga dilakukan pada kelompok “population at risk”
Pada tiap level dari konsep “ five level of prevention” (Leavell & Clark 1965) dapat dilakukan usaha PK, tapi tujuan & metoda pendidikan tergantung pada karakteristik dari tiap level. PK juga dilakukan pada kelompok “population at risk” PK dapat menunjang keberhasilan program, baik di kedokteran klinik, kedokteran keluarga maupun kedokteran komunitas PK merupakan lahan penelitian yang sangat luas, baik penelitian yang bersifat kwalitatif maupun kwantitatif. Health Promotion, Specific Protection, Early Diagnosis & Prompt treatment, Disability Limitation, Rehabilitation)

10 RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT (Natural History of Disease)
TISSUE CHANGES Pre Pathogenesis Pathogenesis Interaction of : AGENT, HOST and ENVIRONMENT CLINICAL HORIZON Disease STIMULUS Pre Symptomatic Disability or Recovery STAGE OF DISEASE Susceptability Clinical Disease

11 Proses Patogenesis ( Leavell & Clark, 1965)
Period of pre-pathogensis. Period of pathogenesis Disease process The course of The disease In man Before man is involved A H DEFECT DISABILITY Illness E Sign & Symptoms Bring A and H together Or Produce a disease Provoking Clinical horizon Tissue and Phys.Change In the human RECOVERY STIMULUS Levels of Prevention Health Promot Sp.Protec ED&PrTr Dis.Lim. Rehab. Primary prevention Secondary Prev. Tertiary Prevention

12 TINGKAT TINGKAT PENCEGAHAN (Levels of Prevention)
TISSUE CHANGES Pre Pathogenesis Pathogenesis STAGE OF DISEASE Pre Sypmtomatic Disability or Recovery Susceptability Clinical Disease LEVEL OF PREVENTION PRIMARY SECONDARY TERTIARY MODE OF INTERVENTION Health Promotion and Specific Protection Early Diagnosis and Prompt Treatment Disability Limitation and Reabilitation

13 PERUBAHAN PERILAKU dapat dilakukan dengan :
PENDIDIKAN KESEHATAN Penderita Petugas Kesehatan MERUBAH PERILAKU Masyarakat terkait Mendukung PROGRAM Perbaikan INSTITUSIONAL PERUBAHAN PERILAKU dapat dilakukan dengan : Melalui PENDIDIKAN : Proses Belajar, tumbuh kesadaran sendiri, efek bertahan lebih lama Melalui PAKSAAN : cepat tetapi ber resiko / konflik.

14 PK pada dasarnya merupakan suatu proses komunikasi yg “continuous”
Perangkat lunak metode Sistem pendekatan Perangkat keras Perpustakaan VA dsb Proses Pendidikan Kesehatan Keluaran Perilaku baru yang sesuai dengan norma-norma kesehatan Masukan Perilaku lama yang tidak sesuai dengan norma-norma kesehatan Umpan balik Gambar : PROSES PENDIDIKAN KESEHATAN

15 Stimulus-Organisme-Respons
Aspek Biologis Batasan Perilaku (Behavior) S-O-R Stimulus-Organisme-Respons

16 Dua Jenis Respons (Skiner, 1938)
Respondent Respons / Refkelsif  Respons yg ditimbulkan o/ stimulus ttt (Elicting Stimuli) Operant Respons / Instrumental Respons  Respons yg timbul & berkembang kemudian diikuti o/ stimuli yg lain

17 Teori S-O-R (Skiner, 1938)  Perilaku dikelompokkan :
Covert Behavior (Perilaku Tertutup)  Apabila respons thp stimulus masih blm dpt diamati Overt Bahavior (Perilaku Terbuka)  Apabila respons thp stimulus dpt diamati (obsevable behavior)

18 RESPONS TERTUTUP : Pengetahuan Sikap STIMULUS ORGANISME RESPONS TERBUKA : Praktik / Tindakan

19 sebagian besar perilaku manusia adalah operan response untuk membentuk jenis respons/perilaku tertentu, diciptakan kondisi tertentu (operant conditioning)

20 Perilaku kesehatan diklasifikasikan dlm 3 kelompok :
B. Perilaku kesehatan Perilaku kesehatan adlh respons seseorang thd stimulus/obyek yg berkaitan dgn sakit dan penyakit, sistem pelayanan kes.,makanan & minuman,lingkungan. Perilaku kesehatan diklasifikasikan dlm 3 kelompok : 1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health meantenance) Usaha seseorang untuk memelihara/menjaga kesehatan agar tdk sakit & usaha untuk penyembuhan bila sakit Terdiri 3 aspek : a. perilaku pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan b. Perilaku peningkatan kesehatan bila dlm keadaan sehat c. Perilaku gizi (makanan) dan minuman

21 3. Perilaku kesehatan lingkungan
2. Perilaku pencarian & penggunaan sistem/fasilitas pelayanan kes. pl pencarian pengobatan/health seeking behavior 3. Perilaku kesehatan lingkungan Bagaimana seseorang merespons lingkungan (fisik, sosbud, dsb)agar lingk. tdk berpengaruh negatif terhadap kesehatan Bagaimana seseorang mengelola lingkungan agar tdk mengganggu kesehatan diri,keluarga, masy.

22 Perilaku kes. ada 3 kelompok menurut Becker :
1. Perilaku hidup sehat a. Makanan dgn menu seimbang (4 sehat 5 sempurna) b. Olah raga teratur c. Tidak merokok d. Tidak minum minuman keras & tdk mengkonsumsi NAPZA e. Istirahat cukup f. Mampu mengendalikan stres g. Perilaku/gaya hidup yg positif bagi kesehatan

23 2. Perilaku sakit/illness behavior, mencakup :
Respons thd sakit & penyakit Persepsi thd sakit Pengetahuan tentang : penyebab, gejala, pengobatan penyakit,dll 3. Perilaku peran sakit(the sick role behavior), meliputi : Tindakan untuk memperoleh kesembuhan Mengenal/mengetahui fasilitas/sarana pelayanan/penyembuhan penyakit yg layak Mengetahui hak(memperoleh perawatan, pelayanan kesehatan,dsb) & kewajiban orang sakit(memberitahukan penyakitnya pd orang lain(tdk menularkan penyakit, dsb)

24 C. Determinan & Domain perilaku
Determinan perilaku ada 2 : 1. Determinan/faktor internal : intelegensi, emosi, motivasi, jenis kelamin,dsb 2. Determinan/faktor eksternal : lingkungan fisik, poleksosbud

25 Domain (ranah/kawasan) perilaku terdiri atas :
1. Pengetahuan (knowledge)kognitif sangat penting dlm membentuk tindakan (overt behavior) a. Proses adopsi (perubahan) perilaku 1) Sblm orang mengadopsi perilaku baru, terjd proses sbb (Rogers) : Awarness Point interes Point evaluation Point trial Adoption

26 2) Tingkat pengetahuan dlm domain kognitif :
Adopsi perilaku baru melalui proses yg didasari pegetahuan, kesadaran, sikap positif bersifat langgeng 2) Tingkat pengetahuan dlm domain kognitif : Tahu Memahami Aplikasi Analisis Sintesis Evaluasi

27 2. Sikap (attitude) afektif
Reaksi/respons yg msh tertutup thd stimulus/obyek Komponen pokok sikap : a. keyakinan,ide,konsep thd obyek b. kehidupan emosional/evaluasi thd obyek c. kecenderungan bertindak Tingkatan sikap : a. menerima/receiving b. merespons/responding c. menghargai/valuing d. bertanggung jawab/responsible

28 . 3. Praktek/tindakan psikomotor a. Persepsi b. Respons terpimpin (guided response) c. Mekanisme d. Adopsi D. Perubahan (adopsi) perilaku Perubahan pl. mel 3 tahap : 1.Pengetahuan indikator : a. Pengetahuan sakit & penyakit b. Pengetahuan cara pemeliharaan kes dan hidup sehat c. Pengetahuan kesehatan lingkungan

29 2. Sikap indikator : a. Sikap terhadap sakit & penyakit b
2. Sikap indikator : a. Sikap terhadap sakit & penyakit b. Sikap cara pemeliharaan & hidup sehat c. Sikap terhadap kes. Lingk 3. Praktek/tindakan/perilaku kes. a. Tindakan sehubungan dgn penyakit  pencegahan & penyembuhan penyakit b. Tindakan pemeliharaan & peningkatan kesehatan c. Tindakan Kes. lingk

30 Data pengetahuan wawancara
Data sikapwawancara Data praktekobservasi Saparinah Sadli pl kes. Individu dipengaruhi oleh : Lingkungan keluarga Lingkungan terbatas Lingkungan umum

31 ETIKA KESEHATAN MASYARAKAT DAN PERMASALAHANNYA

32 Pengertian dasar Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978) berarti ”kebiasaaan”, ”model perilaku”, atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi perilaku.

33 Etika kode perilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi kelompok tertentu. peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan kewajiban moral. berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan atau tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral  menyimpang dari kode etik berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.

34 3 pengertian dari etika Etika dalam arti nilai atau moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok untuk mengatur tingkah laku yang di dalam hal ini bisa disamakan dengan adat istiadat, ataupun kebiasaan. Etika diartikan sebagai kumpulan asas atau nilai moral yang juga lebih dikenal dengan kode etik. Etika yang mempunyai arti sebagai ilmu tentang baik dan buruk. Di dalam hal ini etika baru menjadi ilmu apabila kemungkinan- kemungkinan etis yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis.

35 Prinsip Etika Kesehatan Masyarakat
1. Kesehatan masyarakat terutama harus membahas penyebab dasar penyakit dan persyaratan untuk kesehatan, yang bertujuan untuk mencegah hasil kesehatan yang merugikan. 2. Kesehatan masyarakat harus mencapai kesehatan masyarakat dengan cara yang menghormati hak-hak individu dalam masyarakat. 3. Kebijakan kesehatan masyarakat, program, dan prioritas harus dikembangkan dan dievaluasi melalui proses yang menjamin kesempatan untuk masukan dari anggota masyarakat.

36 4. Kesehatan masyarakat harus mengadvokasi, atau bekerja untuk pemberdayaan anggota masyarakat, memastikan bahwa sumber daya dasar dan kondisi yang diperlukan untuk kesehatan dapat diakses oleh semua orang di masyarakat. 5. Kesehatan masyarakat harus mencari informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan kebijakan yang efektif dan program yang melindungi dan meningkatkan kesehatan. 6. Institusi kesehatan masyarakat harus menyediakan informasi yang mereka miliki kepada masyarakat yang diperlukan untuk keputusan tentang kebijakan atau program-program dan harus mendapatkan persetujuan masyarakat untuk pelaksanaannya.

37 7. Lembaga kesehatan masyarakat harus bertindak secara tepat waktu sesuai informasi yang mereka miliki dalam sumber daya dan mandat yang diberikan kepada mereka oleh masyarakat. 8.Program kesehatan masyarakat dan kebijakan harus menggabungkan berbagai pendekatan yang mengantisipasi dan menghormati nilai-nilai yang beragam, keyakinan, dan budaya dalam masyarakat. 9.Program kesehatan masyarakat dan kebijakan harus dilaksanakan dengan cara yang paling meningkatkan lingkungan fisik dan sosial.

38 10.Institusi kesehatan masyarakat harus melindungi kerahasiaan informasi yang dapat merugikan individu atau komunitas jika dipublikasikan. Pengecualian hanya dibenarkan atas dasar tingginya kemungkinan yang membahayakan individu atau orang lain. 11.Institusi kesehatan masyarakat harus memastikan kompetensi profesional karyawan mereka. 12.Lembaga kesehatan masyarakat dan karyawan mereka harus terlibat dalam kerja sama dan berhubung dengan cara yang membangun kepercayaan publik dan efektivitas lembaga.

39 Permasalahan Pelaksana kesehatan masyarakat berhubungan dengan masalah penderita penyakit dan penyakit itu sendiri di masyarakat, dan dengan demikian menyentuh beberapa masalah etika yang unik.

40 Secara umum, pelaksana dan kebijakan kesehatan masyarakat berusaha untuk meningkatkan kesehatan seluruh masyarakat, dimana hal ini kadang-kadang bertentangan dengan hak pribadi perorangan. Konflik ini mungkin klinis, seperti dalam kasus imunisasi, atau hukum, seperti dalam kasus kewajiban pelaporan medis dan pengobatan penyakit menular.

41 Selanjutnya, kesehatan masyarakat dalam menangani kesehatan dan penyakit harus melibatkan keadaan sosial, lingkungan, faktor- faktor politik, dan ekonomi. Penyedia layanan kesehatan memiliki kesempatan dalam tindakan mereka untuk membentuk kebijakan kesehatan publik.

42 Kapan sebaiknya penyakit dilaporkan kepada pihak berwenang di bidang Kesehatan Masyarakat?
Setiap negara memiliki undang-undang khusus yang mengidentifikasi penyakit tertentu dengan implikasi kesehatan masyarakat, seperti penyakit menular, yang memerlukan pelaporan. Selain ini persyaratan hukum terletak pertanyaan kapan itu dibenarkan untuk berpotensi melanggar kerahasiaan untuk melindungi kesehatan publik.

43 Hal ini dibenarkan secara etis untuk mengungkapkan diagnosis kepada otoritas kesehatan publik jika risiko kepada publik memiliki fitur berikut: risiko tinggi dalam probabilitas risiko serius dalam dampaknya resiko berhubungan dengan individu atau kelompok dapat diidentifikasi

44 Misalnya, jika pekerja restoran yang menangani makanan menderita hepatitis akut meminta diagnosanya dirahasiakan, dokter tetap harus mengungkapkan diagnosis ini kepada Balai POM atau Dinas Kesehatan , karena resiko penularan kepada masyarakat yang tinggi, dengan akibat yang serius.

45 Dapatkah pasien menolak untuk menjalani langkah-langkah rutin pencegahan di bidang kesehatan?
Ada sejumlah intervensi kesehatan preventif yang hanya memberikan efek minimal bagi kesehatan individu namun memberikan manfaat besar bagi kesehatan kolektif publik. Sebagai contoh, imunisasi memberikan perlindungan tetapi melibatkan beberapa resiko bagi individu. Namun, jika program kesehatan masyarakat dapat mencapai vaksinasi universal, kesehatan keseluruhan masyarakat dapat tercapai.

46 Jika seorang pasien menolak imunisasi yang secara hukum diwajibkan (misalnya, dalam yurisdiksi di mana imunisasi diamanatkan secara hukum), ini menjadi masalah hukum. Jika tidak diamanatkan secara hukum, adanya informasi penolakan, bertentangan dengan keyakinan agama atau pribadi, maka keputusan tersebut dapat dihormati.

47 Dapatkah dokter menolak untuk mengikuti mandat kesehatan publik yang dia tentang?
Kebanyakan peraturan dan hukum mengenai kesehatan masyarakat mencerminkan proses kebijakan publik yang melibatkan pengorbanan. Jarang ada kepastian dalam rekomendasi kebijakan akhir, yang sering menghasilkan posisi kompromi dari kelompok yang berbeda.

48 Akibatnya, dokter dan pekerja kesehatan lainnya mungkin menemukan posisi mereka sendiri bertentangan dengan peraturan atau hukum pelayanan kesehatan. Profesional memiliki kewajiban untuk melakukan penilaian dan tidak mengikuti hukum yang tidak adil atau tidak bermoral.

49 Dengan demikian, profesional pelayanan kesehatan harus mencari cara lain selain tidak mentaati peraturan secara langsung namun mencoba untuk mempengaruhi kebijakan pelayanan kesehatan yang dia tidak setujui. Tidak ada penyedia pelayanan kesehatan yang dipaksa untuk memberikan layanan yang bertentangan dengan moralnya, tapi ia juga tidak boleh menghalangi orang lain yang mendukungnya. Cara terbaik dan paling membangun untuk mempengaruhi kebijakan kesehatan adalah untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembuatan kebijakan.

50 Kapan pasien dapat “dipaksa” untuk mendapatkan perawatan medis yang berlawanan dengan keinginannya?
Ini adalah wilayah kontroversial dalam hukum, dan hukum diatur oleh negara. Pembenaran etis untuk pengobatan pasien yang berlawanan dengan kehendaknya didasarkan pada perbandingan antara risiko publik versus menghormati kebebasan pribadi pasien. Jika berisiko besar kepada publik, banyak negara yang mengizinkan untuk melakukan pengobatan paksa.

51 Sebagai contoh, pasien dengan TB paru aktif yang resisten terhadap beberapa obat anti-TB menimbulkan risiko besar bagi masyarakat jika kondisinya tidak diobati. Hal ini timbul karena tingginya infektivitas TB paru aktif padahal hanya sedikit resiko yang dapat timbul pada pasien yang mendapatkan obat oral sebagai terapi TB. Kondisi lain yang memerlukan pengobatan namun sedikit atau tidak menimbulkan ancaman bagi publik, seperti leukemia akut yang tidak diobati, tidak dapat dipaksa untuk melakukan pengobatan.

52 Terima Kasih

53 Sebutkan minimal 2 contoh pelanggaranan etika profesi tenaga kesehatan masyarakat


Download ppt "Prinsip ilmu sosial dan perilaku dan kesehatan masyarakat"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google