Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehMaria Kiliroong Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
STREPTOKOKUS : MARIA R.B. KILIROONG 2017 40 045
2
CIRI- CIRI Streptococcus berasal dari kata “strepto” yang berarti rantai dan “coccus” yang berarti bulat. Streptococcus bersifat gram positif, tidak bergerak, dan katalase-negatif. Berbentuk lonjong sampai bulat, tampak sebagai berpasangan atau tersusun seperti rantai. Bakteri bersifat anaerob aerotoleran karena mereka tumbuh fermentatif, walaupun jika ada oksigen. Streptococcus pyogenes menampakkan antigen grup A di dinding selnya dan beta-hemolisis saat dikultur di plat agar darah. Bakteri ini tidak membentuk spora. Berdasarkan kombinasi sifat antigen, hemolitik dan fisiologisnya, genus dari banteri ini dibagi menjadi grup A, B, D, dan G .
4
KLASIFIKASI STREPTOKOKUS 1. Sifat hemolitik pada agar darah Merupakan kemampuan koloni untuk menghemolisiskan eristosit di dalam agar darah.Streptokokus hemolitik-a menyebabkan terjadinya suatu perubahan kimiawi pada hemoglobin sel darah merah pada agar kulit, menyebabkan timbulnya pigmen hijau yang membentuk suatu cincin di sekelilingi koloni. Serta terdapat streptokokus yang tidak menyebabkan perubahan warna atau lisis pada sel darah merah yang disebut Hemolitik-y.
5
2. Pengelompokan berdasarkan serologik ( Lancefleid ) Banyak spesies streptokokus yang memiliki polisakarida pada dinding selnya yang di sebut sebagai substansi-C, bersifat antigenik dna mudah di buat ekstrak dengan menggunakan asam encer.Mengklasifikasikan steptokokus hemolitik-B menjadi kelompok A sampai U berdasarkan substansi-C.
6
STREPTOKOKUS HEMOLITIK- β GRUP A Kingdom : Eubacteria Filum: Firmicutes Kelas: Bacili Ordo: Lactobacillales Famili:Streptococcaceae Genus: Streptococcus Spesies: S.pyogenes
7
CIRI – CIRI Bakteri gram positif berbentuk bola yang tumbuh dalam rantai panjang. Memiliki antigen streptokokus pada dinding selnya, Bakteri ini dapat menyerang kulit atau mukosa yang tampat sehat. Percikan sekret saluran napas atau kontak kulit menularkan indeksi streptokokus grup A atar manusia, terutama di dalam lingkungan padat misalnya kelas di sekolah dan daerah tempat anak – anak bermain,
8
PATOGENESIS Sel S.pyogenes, yang berada dalam percikan sekret yang terinhalasi, melekat pada mukosa kerongkongan melalui daya kerja protein F, asam lipoteikoat, dan protein M. Bakteri hanya bereplikasi untuk mepertahankan dirinya tanpa menyebabkan trauma. Bakteri yang tumbuh dan mensekresikan toksin menyebabkan terjadinya kerusakan pafa sel di sekitarnya, menyebabkan mukosa dan menimbulkan respons peradangan disertai aliran masuk sel darah putih, kebocoran cairan, dan pembentukan nanah. Kemudian pasien mendertia faringitis streptokokus. Dapat juga dengan menyerang aliran faraj, sehingga menyebabkan terjadinya septikemia dan tersemai ke tempat yang jauh tempat terjadinya selulitis ( peradangan akut jaringan subkutan) Dapat juga melalui inokulasi langsung dari kulit orang yang terinfeksi mungkin lebih sering terjadi sebagai patogenesis infeksi kulit dan jaringan lunak oleh streptokokus
9
MACAM – MACAM PENYAKIT Necrotizing fasciitis Necrotizing fasciitis adalah penyakit langka yang disebabkan oleh bakteri pemakan daging. Necrotizing fasciitis menyebar dengan cepat dan agresif pada orang yang terinfeksi karena ketika bakteri ini masuk ke dalam aliran darah, maka tidak ada yang bisa mencegahnya untuk tidak menginfeksi bagian tubuh manapun termasuk organ-organ vital. Infeksi bakteri penyebab necrotizing fasciitis dapat masuk kedalam tubuh melalui luka operasi atau luka ringan lainnya yang menyebabkan kulit terbuka seperti lecet, gigitan serangan, teriris pisau, dll. Bahkan pada beberapa kasus, tidak di ketahui bagaimana infeksi di mulai.
11
TSS atau disebut pula Streptococcus Toxic Shock Syndrome adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri bernama Streptococcus pyogenes. Bakteri tersebut bisa mengeluarkan racun penyebab timbulnya gejala berupa demam tinggi, diare, muntah, nyeri otot, dan bahkan hipotensi (tekanan darah rendah) yang bisa mengakibatkan shock atau kematian.free Bakteri ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka atau infeksi. Selanjutnya, racun yang dilepaskan oleh bakteri akan masuk ke dalam aliran darah dan mengacaukan proses pengaturan tekanan darah. Bukan hanya itu, racun ini juga mampu menyerang otot serta organ dalam tubuh. Gagal ginjal adalah komplikasi yang paling umum terjadi akibat TSS.
13
STREPTOKOKUS HEMOLITIK- β GRUP B Streptococcus agalactiae Merupakan suatu organisme gram- positif, katalase-negatif, ditemukan di dalam saluran vaginoservikalis karier wanita, dan pada mukosa uretra karier pria maupun slauran gastrointestinal. Patogenesis Streptokokus grup B (SGB) atau Streptococcus agalactiae adalah bakteri yang dikenal sebagai penyebab infeksi ibu pasca melahirkan dan infeksi berat (sepsis) pada bayi baru lahir, serta berbagai infeksi pada orang – orang yang sistem imunnya terganggu, pada orang- orang ini dapat menyebabkan terjadinya septikemia.
14
MACAM – MACAM PENYAKIT Septicaemia atau sepsis didefinisikan sebagai kehadiran banyak bakteri di dalam darah, yang membagi secara aktif. Hal ini menyebabkan disfungsi pada organ tubuh. Mungkin bisa menyebabkan terganggunya sirkulasi darah (shock), depresi jantung, peningkatan fungsi tingkat dan kelainan atau organ metabolisme.
15
Infeksi cairan ketuban (korioamnionitis), infeksi rahim (endometritis), dan infeksi saluran kencing: gejala berupa demam, nyeri saat buang air kecil, nyeri pada pinggang dan panggul. Infeksi ini umumnya terjadi pada wanita hamil berusia muda atau pertengahan. Selain itu, infeksi ini juga terjadi pada orang tua, penderita diabetes dan abnormalitas stuktur saluran kencing. Infeksi selaput otak (meningitis SGB): gejala berupa demam, nyeri kepala, kaku leher, dan penurunan kesadaran. Umumnya ditemui pada bayi baru lahir. Jarang terjadi pada orang dewasa.
17
STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE ( PNEUMOKOKUS ) Kokus gram- positif, tidak bergerak, berkapsul/encapsulated Berbentuk seperti pisau bedah, berpsangan. Mengeluarkan hemolisin-a yang merusak membran sel darah merah, menyebabkan bersifat hemolitik-a. A. Epidemiologi Merupakan parasit obligat manusia dan dapat ditemukan pada nasofaring banyak orang sehat. Infeksi dapat berupa eksogen atau endogen melibatkan penyebatan yang tinggal dalam nasofaring seorang karier yang mengalami gangguan kekebalan terhadap organisme tersebut. Menderita penurunan daya tahan yang mnungkin terjadi misalnya akibat kelemahan umum, kerusakan pada saluran napas setelah sebelumnya terinfeksi virus, atau akibat penurunan fungsi sistem imun,
18
PATOGENIS 1. Kapsul : Kapsul posakarida bersifat antifagositik dan antigenik. Sifat antifagositik yang melindungi bakteri dari serangan leukosit tembereng ( polimorfonuklear, PMN ), memfasilitasi pertumbuhan bakteri sebelum tumbuhnya antibodi antikapsul. 2. Pili : Pili membantu penumokokus berkapsul untuk mampu melekat kepada sel epitel saluran napas bagian atas, daerah kromosom yang berperan untuk produksi pili pneumokokus disebut sebagai pulau rirA. 3. Protein A pengikat-kolin: Merupakan suatu adhesin utama yang memungkingkan penumokokus melekat kepad karbohidrat pada sel epitel nasofaring manusia. 4. Autosilin : adalah enzi myang menghidrolisiskan komponen suatu sel biologik tempat ia di produksi.LytA,B, dan C adalah enzim penghidrolisis peptidoglikan yang ada di dalam sel bakteri dan inaktif dalam keadaan normal. 5. Pneumolisin : Kemampuan untuk menyerang membran sel mamalia menyebabkan lisis telah di keluarkan oleh autolisin dari bagian dalam bakteri tersebut. Pneumolisi nterikat apda kolesterol sehingga berinteraksi merata dengan semua jenis sel. Toksin ini merangsang produksi sitokini pra-radang, menghambat aktivitas leukosit tembereng (polimorfonuklear) dan mengaktifkan komplemen.
19
Otitis media Peradangan pada telinga bagian tengah yangbiasanya disebabkan oleh penjajaran infeksi dari tenggorok( faringitis) dan sering terjadi pad anak – anak, Pada semua jenis otitis media di keluhkan juga adanya gangguan dengar ( tuli ) konduktif. Dari perjalanan klinisnya radang teling tengah dibedakan atas akut (mendadak) dan kronis ( berproses dalam jangka panjang/lama).
20
ENTEROKOKUS Enterokokus mengandung suatu substansi –C yang berekasi dengan anti serum grup D. Bersifat hemolitik-a, -β atau non hemolitik. Enterokukus tidak terlalu virulen, tetapi mereka menjadi menonjol sebaga isuatu penyebab infeksi nosokomial sebagai akibat resistensinya terhadap berbagai jenis antibotika. A. Epidemiologi Merupakan bagian dari flora normal tinja. Namun, mereka dapat mengkolonisasi membran mukosa mulut dan kulit, terutama jika terjadi infeksi di dalam rumah sakit. Organisme ini sangat resisten terhadap lingkungan dan zat kimia serta dapat bertahan hidup pada alat- alat rumah tangga sehari – hari.
21
PATOGENESIS Enterococcus merupakan bakteri yang biasa ditemukan dalam saluran akar dan tetap bertahan di dalamnya meskipun telah dilakukan perawatan. Bakteri ini sering ditemukan sebagai bakteri tunggal yang terisolasi dalam saluran akar. Virulensi bakteri ini disebabkan kemampuannya dalam pembentukan kolonisasi pada host, dapat bersaing dengan bakteri lain, resisten terhadap mekanisme pertahanan host, menghasilkan perubahan patogen baik secara langsung melalui produksi toksin atau secara tidak langsung melalui rangsangan terhadap mediator inflamasi
22
Enterococcus faecalis Kemampuan Enterococcus faecalis untuk hidup dalam lingkungan yang tidak mendukung dan bertahan sebagai organisme dalam saluran akar menyebabkan bakteri ini menjadi patogen yang dapat mengakibatkan kegagalan perawatan saluran akar. Infeksi saluran akar dan penyakit periapikal disebabkan oleh bakteri dan produknya. Infeksi saluran akar yang berlangsung lama memungkinkan bakteri tumbuh.
23
STREPTOKOKUS GRUP D NON-ENTEROKOKUS Streptoccocus bovis Bersifat hemolitik-a atau non hemolitik, Menyebabkan infeksi saluran kemih dan endokarditis. Terutama berhubungan degan kanker kolon. Organisme ini postif empedu dan eskulin, tetapi PYR-negatif, dan tidak tumbuh pada kadar garam 6,5 persen ( berbeda dengan enterokokus ). Bakteri ini cenderung sensitif terhadap penisilin dan antibotika lain. A. Patogenesis ISK Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam bentuk urine. Kemudian, urine dialirkan dari ginjal melalui ureter, menuju kandung kemih. Setelah ditampung di kandung kemih, urine kemudian dibuang dari tubuh melalui saluran pelepasan yang disebut uretra, hingga bermuara ke lubang kencing.
24
infeksi saluran kemih Berdasarkan bagian yang terinfeksi, ISK terbagi menjadi ISK atas dan ISK bawah. ISK atas merupakan infeksi yang terjadi di bagian atas kandung kemih, yaitu di ginjal dan ureter. Sedangkan ISK bawah adalah infeksi pada kandung kemih bagian bawah, yaitu kandung kemih dan uretra. ISK atas lebih berbahaya dan dapat memicu urosepsis, yaitu kondisi ketika bakteri di ginjal yang terinfeksi menyebar ke darah. Urosepsis bisa mengakibatkan tekanan darah turun hingga syok, bahkan kematian.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.