Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Tradition of Excellence Model Pembelajaran Student Centred Learning (SCL) Di susun kembali oleh: Sholeh Avivi Prodi Ilmu Pertanian, Faperta UNEJ Sekretaris.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Tradition of Excellence Model Pembelajaran Student Centred Learning (SCL) Di susun kembali oleh: Sholeh Avivi Prodi Ilmu Pertanian, Faperta UNEJ Sekretaris."— Transcript presentasi:

1 Tradition of Excellence Model Pembelajaran Student Centred Learning (SCL) Di susun kembali oleh: Sholeh Avivi Prodi Ilmu Pertanian, Faperta UNEJ Sekretaris II LP3M UNEJ UNEJ, Oktober, 2018 Sumber: 1.Permenristedikti 44 2015 tentang SN Dikti 2.klp3.unej.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/pendekatan-SCL-rtn.ppt 3.www.unhas.ac.id/.../RAGAM%20MODEL%20SCL%20versi%20%20Revisi%2001.PP... 4.https://latahangblog.files.wordpress.com/2016/10/model-model-pembelajaran.ppt 5.www.slideshare.net/obepsp/7-studentcenteredlearning1

2 Tradition of Excellence Click to edit Master title style Pembelajaran dan Inovasi Kreatif dan inovasi Berfikir kritis menyelesaikan masalah Komunikasi dan kolaborasi Informasi, Media and Teknologi Melek informasi Melek Media Melek TIK Kehidupan dan Karir Fleksibel dan adaptif Berinisiatif dan mandiri Keterampilan sosial dan budaya Produktif dan akuntabel Kepemimpinan&tanggung jawab Kerangka ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran tidak cukup hanya untuk meningkatkan pengetahuan [melalui core subjects] saja, harus dilengkapi: -Berkemampuan kreatif - kritis -Berkarakter kuat [bertanggung jawab, sosial, toleran, produktif, adaptif,...] Disamping itu didukung dengan kemampuan memanfaatkan informasi dan berkomunikasi Partnership: Perusahaan, Asosiasi Pendidikan, Yayasan,...

3 Tradition of Excellence

4

5

6

7

8

9

10 PENDIDIKAN KEJURUAN ATAU VOKASI: TUJUAN: MEMPERSIAPKAN LULUSAN SUPAYA DAPAT BEKERJA. PERBEDAAN: 1. KURIKULUM 2. TUJUAN 3. KERJASAMA DENGAN DUNIA U/I 4. DOSEN / GURU

11 Tradition of Excellence Click to edit Master title style Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review: 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik. Kebalikannya berlaku untuk kemampuan intelijensia yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik. Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: -Observing [mengamati] -Questioning [menanya] -Associating [menalar] -Experimenting [mencoba] -Networking [Membentuk jejaring] Personal Inter-personal Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning Pembelajaran berbasis intelejensia tidak akan memberikan hasil siginifikan (hanya peningkatan 50%) dibandingkan yang berbasis kreativitas (sampai 200%)

12 Tradition of Excellence Membentuk Kemampuan Pikir Order Tinggi Sejak Dini Center on the Developing Child, Harvard University [2011]. Building the Brain ‘ATC’ System: How Early Experiences Shape the Development of Executive Function. Arsitektur otak dibentuk berdasarkan lapisan-lapisan yang berisi jaringan- jaringan neuron yang terkait satu sama lain Jejaringan tersebut terbentuk mulai masih anak-anak, walaupun masih berkembang sampai umur 30 tahun tetapi penambahannya tidak secepat pada saat anak-anak Kompleksitas jaringan tersebut menentukan tingkat kemampuan berfikir seseorang [low order of thinking skills untuk pekerjaan rutin sampai high order of thinking skills untuk pekerjaan pengambilan keputusan eksekutif ] Untuk itu diperlukan sistem pembelajaran yang dapat membangun kemampuan high order thinking skill tersebut [melalui mencari tahu bukan diberi tahu] sejak dini melalui pemberian kebebasan untuk menentukan apa yang harus dilakukan Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan proses mengamati, menanya, menalar, menyimpulkan sampai memutuskan sehingga peserta didik sejak kecil sudah terlatih dalam berfikir tingkat tinggi yang nantinya diperlukan untuk pengambilan keputusan

13 Tradition of Excellence Click to edit Master title style Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) danketerampilan mental (softskills); mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya

14 Tradition of Excellence Belajar pada Hakekatnya adalah Berubah Dari belum mengerti menjadi mengerti. Dari sedikit bisa menjadi sangat mahir. Dari kurang beradab menjadi lebih beradab. Dari kurang berminat menjadi sangat antusias. Dari kurang bisa bergaul menjadi sangat komunikatif. Dari kurang bisa mengajar menjadi pengajar yang baik. Dari mengajar menjadi membelajarkan dengan pendekatan SCL.

15 Tradition of Excellence Prakondisi “SCL” Rogers (1983) mengidentifikasi prakondisi penerapan SCL adalah keberadaan FIGUR yang dipercaya kelompok pembelajar memfasilitasi mereka.

16 Tradition of Excellence TCL LOW LEVEL OF STUDENT CHOICE STUDENT PASSIVE POWER IS PRIMARILY WITH TEACHER SCL HIGH LEVEL OF STUDENT CHOICE STUDENT ACTIVE POWER IS PRIMARILY WITH THE STUDENT TCL – SCL: Sebuah Kontinum

17 Tradition of Excellence THE RELIANCE ON ACTIVE RATHER THAN PASSIVE LEARNING; AN EMPHASIS ON DEEP LEARNING AND UNDERSTANDING INCREASED RESPONSIBILITY AND ACCOUNTABILITY ON THE PART OF THE STUDENT, AN INCREASED SENSE OF AUTONOMY IN THE LEARNER PROCESS AND COMPETENCE RATHER THAN CONTENT Perubahan Peran Mahasiswa

18 Tradition of Excellence Perubahan Peran Dosen PENGAJAR MOTIVATOR, MEDIATOR, & FASILITATOR

19 Tradition of Excellence Siswa Pasif Reseptif Transfer pengetahuan? SERING DINAMAKAN PENGAJARAN Teacher Centered Learning

20 Tradition of Excellence PENGETAHUAN DIPANDANG SEBAGAI SESUATU YANG SUDAH JADI, YANG TINGGAL DITRANSFER DARI DOSEN KE MAHASISWA. PENGETAHUAN ADALAH HASIL KONSTRUKSI ( BENTUKAN ) ATAU HASIL TRANSFORMASI SESEORANG YANG BELAJAR. ) BELAJAR ADALAH MENERIMA PENGETAHUAN ( PASIF - RESEPTIF ) BELAJAR ADALAH MENCARI DAN MENGKONSTRUKSI (MEMBENTUK) PENGETAHUAN AKTIF DAN SPESIFIK CARANYA Perubahan Paradigma dalam Pembelajaran (1) 1. PENGETAHUAN2. BELAJAR

21 Tradition of Excellence Menyampaikan pengetahuan (bisa klasikal) Menjalankan sebuah instruksi yang telah dirancang Berpartisipasi dengan mahasiswa dalam membentuk pengetahuan Menjalankan berbagai strategi yang membantu mahasiswa untuk dapat belajar Perubahan Paradigma dalam Pembelajaran (2) 3. MENGAJAR - MEMBELAJARKAN

22 Tradition of Excellence Sangat kondisional, tergantung pada berbagai faktor yang terkait, terutama pada lingkungan organisasi dan SDM penyelenggara; Pada tataran yang lebih mikro maka perubahan yang dilakukan akan bertumpu pada hakekat kompetensi yang ingin dicapai, kondisi peserta didik, tenaga akademik, tenaga penunjang, sarana dan lingkungan belajar. Efektivitas Perubahan Paradigma Pembelajaran

23 Tradition of Excellence Perubahan cara pandang mengenai tujuan pendidikan: Pendidikan tidak hanya pengembangan kompetensi, namun menumbuhkembangkan kualitas kemanusiaan pada seseorang, beyond competence. Perubahan cara-pandang mengenai proses pendidikan: Pendidikan di perguruan tinggi tidak hanya kegiatan pengalihan pengetahuan tetapi juga seluruh suasana, proses, ketauladanan, yang mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung perkembangan potensi insani. Proses Pendidikan & Tujuan Pendidikan

24 Tradition of Excellence Perubahan cara pandang mengenai mahasiswa. Mereka bukan benda atau bahan baku, tetapi anggota komunitas. Mereka bukan sederet gelas kosong, namun orang muda yang memiliki potensi keunggulan yang berbeda dan beragam. Perubahan cara pandang mengenai kecerdasan: Setiap kecerdasan penting, dan perlu dikembangkan sebaik mungkin. Mahasiswa & Kecerdasan

25 Tradition of Excellence Proses belajar yang mekanistik menjadi proses belajar yang menggugah, memberi inspirasi, dan mencerahkan. Proses belajar yang individual menjadi proses belajar individual dan belajar dalam team secara seimbang. Perubahan Proses

26 Tradition of Excellence

27

28

29 PERENCANAANPELAKSANAAN RENC. PEMB. METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN SCL/TCL PENGEMBANGAN PEMBELAJARA PENGEMBANGAN KURIKULUM EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN PROSES DAN HASIL BELAJAR sumber belajar Dosen Mhs

30 Tradition of Excellence Mengapa Penting? Era global Era global Pendidikan perlu menyiapkan manusia yang mampu menjawab tantangan globalPendidikan perlu menyiapkan manusia yang mampu menjawab tantangan global

31 Tradition of Excellence Penelitian David Johnson, Roger Johnson dan Karl Smith (1991) Perkuliahan yang ada: 1.Perhatian mahasiswa menurun dari waktu ke waktu 2.Hanya sesuai untuk tipe auditori 3.Hanya melibatkan belajar tingkat rendah 4.Berasumsi bahwa semua mahasiswa memerlukan informasi yang sama

32 Tradition of Excellence Kelebihan SCL Penelitian menunjukkan bahwa perkuliahan aktif dapat meningkatkan keterampilan mahasiswa diantaranya keterampilan berfikir, keterampilan memecahkan masalah dan keterampilan komunikasi.

33 Tradition of Excellence OLAH HATI/KALBU CERDAS SPIRITUAL OLAH RASA CERDAS EMOSIONAL DAN SOSIAL CERDAS OLAH PIKIR CERDAS INTELEKTUAL OLAH RAGA CERDAS KINESTETIK

34 Tradition of Excellence Mel Silberman 1.Apa yang saya dengar saya lupa 2.Apa yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat 3.Apa yang saya dengar, lihat dan diskusikan dengan orang lain saya mulai mengerti 4.Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan saya akan menguasai dan trampil 5.Apa yang saya ajarkan pada orang lain saya akan ahli

35 Tradition of Excellence Konstruktivisme Fokus pada siswa Belajar adalah proses aktif  Siswa otonom  Fokus pada belajar  Siswa punya keinginan  Siswa punya tujuan Motivasi sebagai kunci belajar Melibatkan:  Keingintahuan siswa  Penyelidikan siswa  Inisiatif siswa Pengalaman adalah hal utama Siswa memiliki:  Keyakinan awal  Sikap awal  Pengetahuan awal Siswa memiliki konsep awal  Memilih dan memindahkan informasi  Menyusun hipothesis  Membuat pilihan Belajar itu... Kontekstual  Berhubungan dengan kehidupan  Berhubungan dengan pandangan awal Aktivitas sosial  Melibatkan pembelajaran kooperatif  Belajar dengan bahasa  Melibatkan siswa dengan dunia nyata  Dialog antar siswa dan siswa-guru Memerlukan waktu  Refleksi  Pendewasaan Ditekankan pada  Pemahaman  Kinerja Tujuan  Penalaran  Berfikir kritis dan kreatif  Pemecahan masalah  Pemahaman dan penggunaan  Keluwesan kognitif  Refleksi  Distribusi kepakaran

36 Tradition of Excellence

37

38

39 Ragam Model SCL 1.Small Group Discussion (SGD) 2.Role-Play Simulation (RPS) 3.Case Study (CS) 4.Discovery Learning (DL) 5.Self-Directed Learning (SDL) 6.Cooperative Learning (CL) 7.Collaborative Learning (CbL) 8.Contextual Instruction (CI) 9.Project-Based Learning (PjBL) 10.Problem Based Learning and Inquiry (PBL) 11.Experiential Learning (EL) 12.Computer-Assisted Learning (CAL)

40 Tradition of Excellence Problem-Based Learning KEGIATAN PESERTA: Belajar dengan menggali/ mencari informasi (inquiry) serta memanfaatkan informasi tersebut untuk memecahkan masalah faktual/ yang dirancang oleh fasilitator KEGIATAN FASILITATOR: Merancang tugas untuk mencapai kompetensi tertentu Membuat petunjuk (metode) untuk peserta dalam mencari pemecahan masalah yang dipilih oleh peserta sendiri atau yang ditetapkan. SOFT SKILL OUTPUT: prioritas mengambil keputusan berfikir kritis selektif tanggung jawab

41 Tradition of Excellence Project-Based Learning KEGIATAN PESERTA: Mengerjakan tugas (berupa proyek) yang telah dirancang secara sistematis. Menunjukkan kinerja dan mempertanggung jawabkan hasil kerjanya di forum. KEGIATAN FASILITATOR: Merancang suatu tugas (proyek) yang sistematik agar mahasiswa belajar pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pencarian/ penggalian (inquiry), yang terstruktur dan kompleks. Merumuskan dan melakukan proses pembimbingan dan asesmen. SOFT SKILL OUTPUT: ketaat asas-an tanggung jawab inovasi, kreatif komunikaso aktualisasi

42 Tradition of Excellence Collaborative Learning KEGIATAN PESERTA: Bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam mengerjakan tugas Membuat rancangan proses dan bentuk penilaian berdasarkan konsensus kelompoknya sendiri. KEGIATAN FASILITATOR: Merancang tugas yang bersifat open ended. Sebagai fasilitator dan motivator. SOFT SKILL OUTPUT: penghargaan apresiasi pendapat/toleransi networking share vision group decision making time management

43 Tradition of Excellence KEGIATAN PESERTA:.mencari informasi ilmiah menceburkan diri (perlu kepercayaan) mengikuti aturan main mengaktifkan seluruh aspek diri secara total SOFT SKILL OUTPUT: kemahiran menyimak self-monitoring mencari dan menyatakan hikmah kesadaran diri mengidentifikasi, melabel dan mengungkapkan perasaannya Kerampilan komunikasi dan kerjasama mengekstrasi prinsip dari pengalamannya KEGIATAN FASILITATOR: memetakan taksonomi merancang rencana pembelajaran di dalam kelas: pembukaan, memastikan peserta aktif dalam siklus belajar menjembatani pengalaman dengan teori Experiential Learning

44 Tradition of Excellence Computer-Assisted Learning KEGIATAN PESERTA:.mengikuti tatap muka melaksanakan tugas bertanya SOFT SKILL OUTPUT: berfikir kritis selektif dan inovatif tanggung jawab kreatif KEGIATAN FASILITATOR: persiapan pembelajaran penyampaian materi menjelaskan materi memberi tugas pendampingan

45 Tradition of Excellence Case Study KEGIATAN FASILITATOR: Merancang pembelajaran dengan menggunakan kasus Mengarahkan diskusi kelas Menengahi perdebatan Mengemukakan isu penting Menarik simpulan diskusi KEGIATAN PESERTA:.Menganalisis kasus Mendiskusikan pemecahan kasus dalam kelompok dan di kelas SOFT SKILL OUTPUT: menganalisis masalah mengambil keputusan teamwork komunikasi presentasi

46 Tradition of Excellence Upaya untuk melakukan transformasi pembelajaran dari “teaching based” ke “learning based”akan memerlukan energi sangat besar dan usaha yang berkelanjutan, karena tantangan yang dihadapi berada dalam banyak sistem dan dalam diri para pelaku pendidikan. Untuk Direnungkan

47 Tradition of Excellence

48 Tak seorang lain pun dapat menemukan pengertian yang paling tepat bagi dirimu sendiri. Sang Guru pun tidak mampu. Dialog Guru dan Murid Seorang murid mengeluh kepada Gurunya: ”Bapak menuturkan banyak cerita, tetapi tidak pernah menerangkan maknanya kepada kami “ Jawab sang Guru : “ Bagaimana pendapatmu, Nak; andaikata seseorang menawarkan buah kepadamu, namun mengunyahkannya dahulu bagimu ?”

49 Tradition of Excellence Alhamdulillah The End


Download ppt "Tradition of Excellence Model Pembelajaran Student Centred Learning (SCL) Di susun kembali oleh: Sholeh Avivi Prodi Ilmu Pertanian, Faperta UNEJ Sekretaris."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google