Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Visi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA:

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Visi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA:"— Transcript presentasi:

1 Visi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA:
“Program Studi Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA pada tahun 2020 menjadi salah satu institusi pendidikan tinggi kesehatan masyarakat yang menghasilkan lulusan unggul di tingkat nasional yang memiliki kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial.“ SESI 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT YANG DITULARKAN VEKTOR Oleh: Alib Birwin, SKM,M.Epid Prodi Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA

2 DEFINISI EPIDEMIOLOGI
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari frekuensi, distribusi masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan pada manusia.

3 DEFINISI VEKTOR Vektor adalah serangga penular penyakit yang dapat menularkan penyakit kepada manusia.

4 Definisi Epidemiologi Penyakit Vektor
Ilmu yang mempelajari tentang Frekuensi dan distribusi serta faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit yang ditularkan oleh vektor yang terjadi pada manusia.

5 Epidemiologi Penyakit yang ditularkan Vektor
Frekwensi Besarnya masalah penyakit yang ditularkan oleh vektor yang terdpt pd seklpk manusia Distribusi Penyebaran penyakit yang ditularkan vektor menurut ciri2 orang, tempat dan waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit yang ditularkan oleh vektor

6 Tujuan Epidemiologi Penyakit yang ditularkan oleh vektor
Mengumpulkan fakta data ttg berbagai penyakit yg ditularkan vektor Menjelaskan penyb penyakit yang ditularkan vektor Menemukan/merencanakan pemecahan masalah penyakit yang ditularkan vektor serta mengevaluasi aktivitas pelaksanaan. Mengambarkan status kesehatan penduduk utk menetapkan prioritas masalh penyakit yg ditularkan vektor dlm perencanaan. Mengembangkan sistim pengendalian dan pemberantasan penyakit

7 Jenis Vektor Nyamuk Lalat Kutu, tungau dll

8 Siklus Hidup Vektor

9 Peranan Vektor Vektor aktif Vektor pasif
Secara Ilmiah dpt dibuktikan bhw dalam tubuh vektor ada agen patogen dan dpt menularkan agen tsb kpd hospes lain, tetapi vektor ini tdk aktif mencari mangsanya.

10 Penyakit Bawaan Vektor
Penyebab Vektor Malaria Plasmodium Anopheles DHF Virus DHF Aedes aegypty Toxoplasmosis Toxoxplasma Ctenochepalides felis Riketsiosis Riketsia prowazeki Pedikulus humanus

11 Pemberantasan Vektor Memutus daur hidup Pengunaan insektisida

12 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT DBD

13 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT DBD
Adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi, distribusi penyakit DBD dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit DBD yang terjadi pada sekelompok manusia.

14 PERKEMBANGAN PENYAKIT DBD (1)
Demam Berdarah Dengue banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara (WHO)

15 PERKEMBANGAN PENYAKIT DBD (2)
Di Indonesia Demam Berdarah pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia (Angka Kematian (AK) : 41,3 %). Dan sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia.

16 ETIOLOGI Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. DBD ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Famili Flaviviride, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu: Den-1, Den-2, Den-3, Den-4.

17 FREKWENSI DBD Di Indonesia Sejak tahun 1968 telah terjadi peningkatan persebaran jumlah provinsi dan kabupaten/kota yang endemis DBD. Provinsi Maluku, dari tahun 2002 sampai tahun 2009 tidak ada laporan kasus DBD. Selain itu terjadi juga peningkatan jumlah kasus DBD, pada tahun 1968 hanya 58 kasus menjadi kasus pada tahun 2009.

18 ANGKA KEMATIAN Angka Kematian /Case Fatality Rate (CFR) pada tahun-tahun awal kasus DBD merebak di Indonesia sangat tinggi.

19 DISTRIBUSI BERDASARKAN WAKTU
Perubahan iklim dapat memperpanjang masa penularan penyakit yang ditularkan melalui vektor. Berdasarkan pengamatan terhadap ICH yang dihubungkan dengan kenaikan jumlah kasus DBD, maka pada daerah dengan ICH tinggi perlu kewaspadaan sepanjang tahun. sedangkan daerah yang terdapat musim kemarau maka kewaspadaan terhadap DBD dimulai saat masuk musim hujan

20 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
faktor perilaku dan partisipasi masyarakat yang masih kurang dalam kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Faktor pertambahan jumlah penduduk dan faktor peningkatan mobilitas penduduk yang sejalan dengan semakin membaiknya sarana transportasi menyebabkan penyebaran virus DBD semakin mudah dan semakin luas.

21 MALARIA

22 Penyebab: Plasmodium - Plasmodium malaria - Plasmodium Falciparum - Plasmodium ovale - Plasmodium vivax Vektornya Anopheles

23 Epidemiologi Penyakit malaria masih ditemukan di seluruh provinsi di Indonesia. Berdasarkan API, dilakukan stratifikasi wilayah dimana Indonesia bagian Timur masuk dalam stratifikasi malaria tinggi. stratifikasi sedang di beberapa wilayah di Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera sedangkan di Jawa-Bali masuk dalam stratifikasi rendah, meskipun masih terdapat desa/fokus malaria tinggi.

24 Epidemiologi API dari tahun 2008 – 2009 menurun dari 2,47 per 1000 penduduk menjadi 1,85 per 1000 penduduk. Bila dilihat per provinsi dari tahun 2008 – 2009 provinsi dengan API yang tertinggi adalah Papua Barat, NTT dan Papua terdapat 12 provinsi yang diatas angka API nasional.

25 Point Prevalent Malaria Berdasarkan DistribusiKarakteristik Responden Sumber : Riskesdas 2010

26 Kebiasaan Hidup (1) Menurut tempat berkembang biak, vektor malaria dapat dikelompokkan dalam tiga tipe yaitu berkembang biak di persawahan, perbukitan/hutan dan pantai/aliran sungai.

27 Kebiasaan Hidup (2) Berkembang biak di daerah persawahan adalah An. aconitus, An. Annullaris, An. barbirostris, An. kochi, An karwari, An.nigerrimus, An.sinensis, An.tesellatus, An.Vagus, An. letifer. Vektor malaria yang berkembang biak di perbukitan/hutan adalah An.balabacensis, An.bancrofti, An.punculatus, An.Umbrosus. Berkembang didaerah pantai/aliran sungai jenis vekor malaria adalah An.flavirostris, An.Koliensis, An.ludlowi, An.minimus, An.punctulatus, An.parangensis, An.sundaicus, An.subpictus.

28 Kebiasaan Hidup (3) Waktu aktivitas menggigit vektor malaria yang sudah diketahui yaitu jam , sebelum jam 24 ( ), sete-lah jam 24 ( ). Vektor malaria yang aktivitas menggigitnya jam adalah An.tesselatus sebelum jam 24 adalah An.Aconitus, An.annullaris, An.barbirostris, An.kochi, An.sinensis, An.Vagus sedangkan yang menggigit setelah jam 24 adalah An.farauti, An.koliensis, An.leucosphyrosis, An.unctullatus.

29 UPAYA PENGENDALIAN Pemakaian kelambu Pengendalian vektor

30 FILARIASIS

31 ETIOLOGI Filariasis disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Filariasis dapat ditularkan oleh seluruh jenis spesies nyamuk. Di Indonesia diperkirakan terdapat lebih dari 23 spesies vektor nyamuk penular filariasis yang terdiri dari genus Anopheles, Aedes, Culex, Mansonia, dan Armigeres

32 DISTRIBUSI Distribusi daerah endemis ditentukan berdasarkan hasil survei jari terhadap mikrofilaria di setiap kabupaten. Dari seluruh kabupaten yang disurvei, dihitung mikrofilaria ratenya. Mikrofilaria rate tersebut menggambarkan prevalensi orang yang dalam pemeriksaan darah tusuk jari mengandung mikrofilaria dibandingkan dengan jumlah orang yang diperiksa.

33 Siklus hidup filariasis

34 Kebiasaan Hidup Berkembang didaerah genangan air kotor, disalu.pembuangan, tangki dan bermacam-macam wadah. Nyamuk mengigit manusia di dlm dan diluar rmh.

35 Terima Kasih


Download ppt "Visi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA:"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google