Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PEMANFAATAN MINYAK KELAPA MURNI (VCO) YANG TELAH DIEKSTRAKSI SENYAWA FENOLIK SEBAGAI BAHAN BAKU SURFAKTAN DIETANOLAMIDA DAN GLISEROL PEMANFAATAN MINYAK.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PEMANFAATAN MINYAK KELAPA MURNI (VCO) YANG TELAH DIEKSTRAKSI SENYAWA FENOLIK SEBAGAI BAHAN BAKU SURFAKTAN DIETANOLAMIDA DAN GLISEROL PEMANFAATAN MINYAK."— Transcript presentasi:

1 PEMANFAATAN MINYAK KELAPA MURNI (VCO) YANG TELAH DIEKSTRAKSI SENYAWA FENOLIK SEBAGAI BAHAN BAKU SURFAKTAN DIETANOLAMIDA DAN GLISEROL PEMANFAATAN MINYAK KELAPA MURNI (VCO) YANG TELAH DIEKSTRAKSI SENYAWA FENOLIK SEBAGAI BAHAN BAKU SURFAKTAN DIETANOLAMIDA DAN GLISEROL BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MANADO Tahun 2017 BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI MANADO Tahun 2017

2 Penggunaan : bahan deterjen, kosmetik, farmasi, makanan, tekstil, plastik dan lain- lain. Beberapa produk pangan seperti margarin, es krim, dan lain-lain menggunakan surfaktan sebagai satu bahannya Penggunaan : bahan deterjen, kosmetik, farmasi, makanan, tekstil, plastik dan lain- lain. Beberapa produk pangan seperti margarin, es krim, dan lain-lain menggunakan surfaktan sebagai satu bahannya Surfaktan : bahan aktif permukaan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak Gambar molekul Surfaktan Permintaan terhadap bahan baku pembuatan produk pembersih, seperti surfaktan, dari tahun ke tahun terus meningkat

3  Gliserol diperoleh sebagai hasil samping dari empat macam proses, yaitu transesterifikasi, saponifikasi (pembuatan sabun), hidrolisis untuk produksi asam lemak, disebut juga gliserol kasar  Gliserol kasar melalui tahap pemurnian menghasilkan gliserol murni.  Gliserol murni banyak dipakai dalam industri makanan dan minuman, obat-obatan, kosmetik, rokok dan tekstil

4

5  Gliserol kasar merupakan campuran yang terdiri dari gliserol dan beberapa bahan pengotor seperti air, metanol, sabun dan bahan organik non-gliserol  Gliserol murni mempunyai lebih dari seribu kegunaan sebagai bahan mentah untuk industri makanan, obat-obatan, dan produk kimia

6 Sintesis Surfaktan minyak bumi (petrokimia) tidak dapat diperbaharui Minyak Nabati Mulai Dikembangkan Kelemahan: tidak dapat terurai di lingkungan Mudah terurai secara hayati sehingga lebih ramah lingkungan dan mudah diperbaharui Contoh: Minyak Kelapa Terbarukan Lebih Murni Potensi bahan baku tergolong besar Terbarukan Lebih Murni Potensi bahan baku tergolong besar Mengapa Minyak Kelapa?

7  Proses pemurnian gliserol kasar menjadi gliserol murni secara umum terdiri dari tiga tahap, yaitu:  1) netralisasi untuk memisahkan sabun dan garam,  2) penguapan vakum untuk memisahkan air dan metanol, dan  3) pemurnian lanjutan

8

9 Manfaat: penstabil busa, bahan pendispersi, dan viscosity builder pada produk-produk toiletries dan pembersih seperti shampo, emulsifier, sabun mandi cair, bubble bath, detergen bubuk dan cair, stabilizer skin conditioner dan sebagainya. Salah satu surfaktan yang dibuat dari minyak kelapa adalah surfaktan dietanolamida

10  mewujudkan industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta Industri Hijau;  Kelangkaan Bahan Baku Tidak Terbarukan  Peningkatan kepedulian terhadap lingkungan hidup 10 (sepuluh) industri prioritas  Industri Andalan :  Industri Farmasi, Kosmetik, dan Alat Kesehatan

11  Industri surfaktan dan gliserol di Indonesia berbasis bahan baku minyak bumi, tidak dapat diperbaharui  Data Impor Surfaktan  Produksi 55.000Ton/tahun  Impor 65.624.484 kg/tahun dengan nilai nilai 161.480.272 US$  Konsumsi gliserol Indonesia untuk industri sangat besar dan beragam menyebabkan harganya sangat tinggi di pasar gliserol 25.000.000 kg/tahun dengan nilai US$ 182.670.000  Peningkatan impor surfaktan 3%/tahun  Surfaktan dari bahan baku dapat diperbaharui, minyak nabati; minyak kelapa

12  Surfaktan berbahan baku minyak nabati ramah lingkungan dan dapat diperbaharui  Minyak nabati: minyak kelapa  Kandungan asam laurat tinggi atom C12, untuk surfaktan shampoo, sabun mandi cair  Produksi kelapa Indonesia 3,3 juta ton 2013 ( nomor 1 dunia)

13  Tujuan dan keluaran penelitian ini adalah membuat surfaktan dan gliserol dari minyak kelapa murni yang telah diekstraksi senyawa fenolik dengan proses amidasi dan mempelajari efektifitas dari jenis katalis terhadap metil ester yang dihasilkan dalam proses esterifikasi dan penggunaan yang optimal dietanolamina dalam proses pembuatan surfaktan dietanolamida dan proses pemurnian gliserol kasar dari hasil pembuatan metil ester minyak kelapa dan keluaran dari hasil penelitian ini yakni diversifikasi produk minyak kelapa berupa produk surfaktan dan gliserol

14  Tahun 2018: Pembuatan Surfaktan dietanolamida dan Gliserol  Tahun 2019: Pilot projek industr surfaktan dan gliserol berbasis minyak kelapa.

15 Bahan: Minyak kelapa, metanol, etanol, dietanolamina, asam sulfat, natrium hidroksida, natrium sulfat Alat: Labu leher tiga, Pendingin balik, Termometer, Pemanas listrik, Magnetic stirrer, Waterbath, dll

16

17

18  Tahap Esterifikasi (Transesterifikasi).  Preparasi katalis (NaOH) yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan cara melarutkan dalam metanol 96 % dicampur dengan minyak kelapa terbentuk metil ester dan gliserol  Pencucian dengan Asam Sulfat dan air  Metil ester bahan baku untuk surfaktan

19  Gliserol kasar  Proses Netralisasi, Bleaching dan Pencucian  Proses Penyaringan  Proses Pengeringan (vakum)  Gliserol murni

20 Reaksikan metanol/etanol dan minyak kelapa dengan H2SO4 Pisahkan metil ester dan gliserol Metil ester netralkan dengan NaOH Pemisahan Na2SO4Analisis bilangan ester Tambah air hangat dalam metil ester Tambah Na2SO4 Tahap Esterifikasi

21 Reaksikan dietanolamina dengan metil ester Tambah NaOHAduk suhu 160oC, 3jam Analisis Produk Surfaktan Tahap Amidasi

22  Densitas :  Titik Lebur :  Titik Didih;  Kelarutan : H2O, alkohol dan eter  Bilangan ester  Bilangan asam  Densitas :  Titik Lebur :  Titik Didih;  Kelarutan : H2O, alkohol dan eter  Bilangan ester  Bilangan asam

23  Dengan berhasilnya penelitian ini, maka ada diversifikasi produk surfaktan dan gliserol barbahan baku minyak nabati (minyak kelapa) dan menumbuhkan industri produsen surfaktandan gliserol mengurangi impor bahan surfaktan dan gliserol serta produk surfaktan yang ramah lingkungan.

24  Pasar surfaktan dan gliserol berbasis minyak kelapa yang dapat diperbaharui serta ramah lingkungan sangat besar dan terus berkembang sehingga prospek produk ini sangat menjanjikan dan terserap pasar industry farmasi dan kosmetika  Paten: surfaktan dan gliserol berbasis minyak kelapa dengan metode transesterifikasi minyak kelapa dengan katalis Asam sulfat dan Natrium hidroksida dapat dipatenkan baik proses maupun produk mengingat paten sejenis belum ada.

25


Download ppt "PEMANFAATAN MINYAK KELAPA MURNI (VCO) YANG TELAH DIEKSTRAKSI SENYAWA FENOLIK SEBAGAI BAHAN BAKU SURFAKTAN DIETANOLAMIDA DAN GLISEROL PEMANFAATAN MINYAK."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google