Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
FLU BABI (SWINE INFLUENZA)
Virus H1N1 FLU BABI (SWINE INFLUENZA) KELOMPOK 8 Disusun oleh : 1.Bela Agustina 2. Habib Satya Wiratama 3.Muhammad Khoerol Anam 4.Nanda Ulin
2
H 1 N Ciri-ciri VIRUS Gejala Mekanisme Infeksi © KELOMPOK 8
Penularan & Pencegahan © KELOMPOK 8
3
MEKANISME INFEKSI 8 Flu babi (Swine Influenza) akibat virus H1N1 yang diduga dari Meksiko saat ini sudah menelan banyak korban. Penyebarannya semakin ekspansif dan sudah menjelajah ke semua benua. Alat transportasi modern serta tingginya mobilisasi manusia antarnegara maupun antarbenua juga mempercepat penyebaran virus ini. Virus ini memiliki materi genetik berupa (-)ssRNA (negative single strand RNA). Genom tersebut akan ditranskripsi menjadi mRNA dan mengkopi untaian positif strand dengan bantuan polimerase tunggal. Hasil kopi tersebut digunakan untuk sintesis (-)ssRNA baru. Sementara genom mRNA akan digunakan untuk sintesis protein (Rantam, 2005).
4
Gambar 1. Siklus infeksi virus H1N1
8 MEKANISME INFEKSI Mekanisme virus H1N1 yang menyerang sistem respirasi manusia : Perlekatan Penetrasi Endositosis Pelepasan materi genetik Transkripsi Perakitan Pelepasan Gambar 1. Siklus infeksi virus H1N1
5
MEKANISME INFEKSI 8 Tahapan awal mula virus masuk kedalam sel. Tahapan ini melibatkan reseptor sel inang (Reseceptor Binding Site/RBS). Reseptor sel yang berperan dalam infeksi virus flu tersusun atas glikoprotein atau glikolipid yang mengandung gugus terminal sialyl-galactosyl [Neu5Ac(α 2,3)Gal] atau [Neu5Ac(α 2,6)Gal]. Kedua reseptor tersebut biasanya disebut α 2,3 asam sialat/sialic acid atau α 2,6 asam sialat/sialic acid (Thomson et al., 2006). Pada virus avian influenza (AI), haemaglutinin virus cenderung berikatan dengan α 2,3 asam sialat sedangkan virus flu manusia berikatan dengan α 2,6 asam sialat.
6
MEKANISME INFEKSI 8 Pada kasus flu burung, haemaglutinin virus AI terdapat kemungkinan perubahan akibat mutasi yang menyebabkan kompabilitas dengan reseptor α 2,6 asam sialat pada manusia. Sementara pada babi ditemukan dua jenis reseptor yaitu α 2,3 asam sialat dan α 2,6 asam sialat. Hal ini dapat menimbulkan adanya kemungkinan rearsosi genetik (mixing vesel) antara virus influenza antara unggas dengan virus asal manusia pada tubuh babi.
7
MEKANISME INFEKSI 8 Setelah haemaglutinin virus H1N1 berikatan dengan RBS sel inang (hospes), maka virus akan masuk melalui fusi envelope virus dengan membran endosomal sel inang. Proses ini memerlukan bantuan protease sel inang untuk mengaktivasi prekusor hemaglutinin (HAo) menjadi fragmen 1 (HA1) dan fragmen 2 (HA2) yang dapat menyebabkan virus melepaskan ribonukleoproteinnya ke dalam sel inang, akibatnya akan terjadi replikasi di dalamselinang.
8
MEKANISME INFEKSI 8 Tahapan selanjutnya adalah pelepasan materi genetik yang kemudian diikuti dengan proses transkripsi menjadi RNAm (RNA messenger) yang siap untuk ditranslasi menjadi bagian-bagian tubuh virus. Tahapan ini membutuhkan mekanisme kaskade yang melibatkan protein kinase, yaitu ERK 1/2 (Extracellulear-signal Regulated Kinase 1 dan 2) melalui jalur Ras–Raf–MEK–ERK (Gambar 2). ERK ini berperan dalam tahap akhir replikasi virus, yaitu pada saat pengiriman ribonukleoprotein (RNP) yang telah direplikasi di nukleus sel inang ke sitosol pada saat fase perakitan.
9
MEKANISME INFEKSI 8 Bagian virus H1N1 yang mengaktivasi ERK adalah hemagglutinin (HA) yang terakumulasi di membran sel pada tahap perakitan. Hemagglutinin menempel pada Lipid Rafts dan kemudian mengaktivasi kaskade ERK melalui PKC (Protein Kinase C). Kondisi ini akan mempercepat pertumbuhan virus H1N1 melalui proses transkripsi gen. Usai mengalami perakitan virus H1N1, maka virus tersebut akan dilepaskan melalui proses penguncupan (budding) yang selanjutnya akan menginfeksi sel-sel yang lain. Gambar 2. Jalur transduksi ERK (sumber gambar: www-ermm.cbcu.cam.ac.uk)
10
V I R U S CIRI-CIRI H1N1 Secara morfologi, virus H5N1 dan H1N1 memiliki persamaan. Virus ini memiliki selubung dengan diameter nm, mengandung genom RNA, beruntai tunggal, dan memiliki envelope berupa lipid bilayer yang permukaannya terdapat protein transmembran glikoprotein yaitu haemagglutinin (HA) dan neuraminidase (NA). Kedua protein ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya. 8
11
V I R U S CIRI-CIRI H1N1 Virus influenza tipe A memiliki 15 antigen H yaitu H1-H15 dan 9 antigen N yaitu N1- N9. Kombinasi antigen H dan N menghasilkan lebih dari 135 kombinasi subtipe virus influensa pada manusia antara lain: H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7 dan kombinasi lainnya. Di luar membran terdapat protein M1 yang berfungsi memberikan bentuk virus dan enkapsid kompleks ribonukleoprotein (RNP) 8
12
V I R U S CIRI-CIRI H1N1 Komplek ribonukleoprotein terdiri dari RNA yang terikat pada nukleoprotein (NP) dan enzim polimerase PA, PB1 dan PB2. Tiga enzim polimerase ini nantinya bertanggung jawab dalam replikasi dan transkripsi RNA. Sedangkan protein M2 sebagai protein matriks. 8
13
GEJALA H1N1 Pada Babi : Pada Manusia :
Peningkatan suhu tubuh, depresi, batuk, keluar cairan dari hidung atau mata, bersin, susah bernafas, mata merah, tak mau makan. Pada Manusia : Demam, lesu, kurang semangat, batuk, hidung meler, radang tenggorokan, mual, muntah, diare. Tahap lanjut, terjadi sesak nafas. Kematian terjadi akibat kegagalan pernafasan.
14
PENULARAN H1N1 Manusia terinfeksi virus H1N1 dari babi melalui kontak langsung atau via benda-benda yang terkontaminasi. Flu babi menular dari manusia ke manusia, lalu bercampur dengan virus flu manusia lewat udara (bersin, batuk).
15
PENCEGAHAN Tutup hidung dan mulut dengan tisu saat batuk/bersin. Buang tisue ke tempat sampah. Cuci tangan dengan sabun dan air, terutama setelah batuk atau bersin. Bisa juga gunakan tisu alkohol. Hindari kontak dengan penderita flu. Jika sakit, hendaknya tetap berada di rumah. Jangan sentuh mata, hidung, atau mulut. Virus menular lewat bagian tubuh tersebut. Jangan memakan daging babi yang telah terinfeksi flu H1N1. Masaklah daging babi pada suhu minimal 70 derajat Celcius agar semua virus dan bakteri mati.
16
Sama dengan flu burung (H5N1)
Sama dengan flu burung (H5N1). Gunakan antivirus oseltamivir (Tamiflu), zanamivir, mantadine, dan rimantadine. Vaksin tersebut hanya efektif jika diberikan pada tahap dini saat infeksi sel paru-paru belum terlalu parah. VAKSINASI
17
SELESAI TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.