Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSaiful Bahri Labha Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
TEACHING FACTORY Oleh: Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA Pendamping TEFA Sul-teng Email: arilabha@yahoo.co.uk Hp. 0813 9230 2222
2
ARTI ISTILAH 1 Teaching Farming 2 Teaching Shop 3 Teaching Restaurant 4 Teaching Hotel 5 Teaching …….. (sesuai karakteristik kompetensi keahlian) *** Teaching Factory = Pabrik dalam Sekolah Kegiatan produksi/bisnis yang dilaksanakan dalam konteks pembelajaran di SMK PADANAN: Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
3
KESESUAIAN TEFA DENGAN KARAKTERISTIK PENDIDIKAN KEJURUAN mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja; didasarkan kebutuhan dunia kerja “demand-market-driven”; penguasaan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja; kesuksesan siswa pada “hands on” atau performa dunia kerja; hubungan erat dengan dunia kerja; responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi; learning by doing dan hands on experience; Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
4
STRATEGI TEACHING FACTORY Menggabungkan kegiatan belajar dan lingkungan kerja yang realistis sehingga memunculkan pengalaman belajar yang relevan. “Teaching factory concept as an approach that combines the learning and working environment from which realistic and relevant learning experiences arise” (Nayang Polytechnic, 2003). Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
5
WHAT - APA yang dimaksud “TEACHING FACTORY”…..? suatu konsep pembelajaran di SMK berbasis produksi/bisnis yang mengacu kepada standar dan prosedur yang berlaku di industri, dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri. Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
6
Apa landasan hukum penerapan teaching factory? Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA 1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4301); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 No. 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 5410); Landasan hukum penerapan model pembelajaran t eaching factory terdiri dari:
7
Lanjutan Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA 4. Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015- 2019, khususnya yang terkait dengan pendidikan menengah kejuruan; 5. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia; 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran.
8
Apakah semua SMK harus menerapkan teaching factory ? Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA Sesuai dengan PP No. 41/2015 pasal 6 ayat 1 dinyatakan bahwa Penyelenggaraan pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi harus dilengkapi dengan LSP, teaching factory dan TUK, dengan demikian setiap SMK harus dapat menerapkan model pembelajaran teaching factory ini. Secara khusus pada Renstra Kemdikbud 2015- 2019 telah ditargetkan bahwa sampai dengan tahun 2019 sudah dilaksanakan penerapan teaching factory di > 1.000 SMK.
9
Apakah semua kompetensi keahlian di SMK dapat menerapkan teaching factory ? Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA Model pembelajaran teaching factory mempunyai 3 (tiga) komponen, yaitu: (i) produk sebagai media pengantar kompetensi, (ii) Job sheet yang memuat urutan kerja dan penilaian sesuai dengan prosedur kerja standar industry serta (iii) pengaturan jadwal belajar yang memungkinkan terjadinya pengantaran softskill dan hardskill ke peserta didik dengan optimal. Setiap kompetensi keahlian yang ada di SMK dapat menerapkan teaching factory melalui 3 komponen tersebut sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas masing-masing.
10
Apakah teaching factory sama dengan unit produksi? Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA Di dalam Grand Design Pengembangan Teaching Factory dan Technopark di SMK, (Kemendikbud, 2016:92) dijelaskan bahwa konsep teaching factory sudah dilaksanakan sejak tahun 2000 dalam bentuk sederhana, yaitu berupa pengembangan unit produksi. Konsep tersebut kemudian dikembangkan pada tahun 2005 menjadi sebuah model pengembangan SMK berbasis industri yang terdiri dari: (i) pengembangan SMK berbasis industri sederhana; (ii) pengembangan SMK berbasis industri yang berkembang; dan (iii) pengembangan SMK berbasis industri yang berkembang dalam bentuk factory sebagai tempat belajar.
11
Lanjutan Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA Selanjutnya pada tahun 2011, Direktorat Pembinaan SMK, Kemendikbud bekerja sama dengan pemerintah Jerman melalui Program SED-TVET mengembangkan konsep teaching factory yang merupakan adaptasi dari elemen-elemen pelaksanaan dual system yang diterapkan pada pendidikan kejuruan di Jerman dan Swiss. Melalui model pembelajaran teaching factory diharapkan peserta didik mendapatkan pengalaman belajar sesuai dengan situasi nyata di industri/tempat kerja secara menyeluruh sehingga peserta didik akan menguasai kompetensi dan karakter yang sesuai dengan kebutuhan industri.
12
Apa yang dimaksud dengan karakter/budaya industri, dan bagaimana membangun budaya tersebut dalam institusi pendidikan kejuruan? Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA Karakter/budaya kerja di industri yaitu prinsip, nilai, pengetahuan, sikap, perilaku, struktur, aturan, mekanisme dan kebiasaan yang umum berlaku dalam dunia usaha dan dunia industri. Melalui penerapan model pembelajaran teaching factory proses kegiatan pembelajaran kompetensi diintegrasikan dengan proses penguatan pendidikan karakter, seperti: berpikir kritis, kolaboratif, komunikatif, sopan, disiplin, tanggung-jawab, kreatif, inovasi, efisien dan efektif.
13
Apa manfaat teaching factory bagi sekolah? Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA 1. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas pengantaran soft skills dan hard skills kepada peserta didik; 2. Meningkatnya kolaborasi dengan dunia usaha/dunia industri melalui penyelarasan kurikulum, penyediaan instruktur, alih pengetahuan/teknologi, pengenalan standar dan budaya industri; 3. Meningkatnya kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui interaksi dengan dunia usaha/dunia industri; 4. Terjadinya perubahan paradigma pembelajaran dan budaya kerja di institusi pendidikan dan pelatihan kejuruan. Melalui penerapan model pembelajaran teaching factory, akan diperoleh manfaat sebagai berikut
14
Bagaimana tahapan penerapan teaching factory ? Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA Sosialisasi ke pemangku kepentingan (stakeholder) terkait; Pembentukan tim pelaksana teaching factory ; Penyusunan rencana dan ruang lingkup kegiatan; Penyusunan dan pengesahan dokumen perangkat pembelajaran, yang di dalamnya termasuk komponen utama teaching factory yang terdiri dari: Produk, Jadwal Blok dan job sheet ; Penerapan teaching factory dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan, implementasi dan evaluasi. a.Pada tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan antara lain:
15
Lanjutan Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA Penerapan model pembelajaran teaching factory ; Pendampingan dan penguatan pemahaman pemangku kepentingan (stakeholder) ; Monitoring dan pengendalian kegiatan. b.Pada tahap implementasi, kegiatan yang dilakukan antara lain: c.Sedangkan pada tahap evaluasi, dilakukan: Evaluasi penerapan teaching factory ; Penyusunan laporan hasil evaluasi serta rekomendasi untuk penguatan dan perbaikan selanjutnya.
16
Siapa yang terlibat dalam pengelolaan penerapan teaching factory di sekolah? Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA Penerapan model pembelajaran teaching factory melibatkan seluruh pemangku kepentingan di sekolah. Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Sekolah dengan didukung oleh tim pelaksana teaching factory, yang terdiri dari Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Kurikulum; Wakasek Hubungan Industri; Wakasek Sarana dan Prasarana; ketua kompetensi keahlian dan pendidik. Salah satu anggota tim teaching factory ditetapkan sebagai koordinator.
17
Apakah dalam pengelolaan teaching factory perlu dibentuk struktur baru atau menggunakan struktur yang sudah ada di sekolah? Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA Agar lebih efisien pengelolaan teaching factory dilakukan dengan mengoptimalkan struktur yang sudah ada di sekolah dengan penambahan job descriptions tertentu sesuai dengan kebutuhan. Tentunya jika ada penambahan tugas maka hal tersebut perlu ditetapkan dengan surat keputusan Kepala Sekolah.
18
Bagaimana mengukur kinerja pelaksanaan teaching factory ? Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA Untuk mengetahui capaian pelaksanaan teaching factory harus dilakukan monitoring rutin dan evaluasi berkala. Setidaknya ada tujuh variabel yang perlu diperiksa, yaitu mengenai manajemen. SDM, komponen teaching factory (produk, jadwal blok dan Job sheet ), sarana, prasarana, proses pembelajaran dan hubungan industri. Selanjutnya, alat ukur yang paling penting adalah apakah lulusan SMK yang telah menerapkan teaching factory ketika memasuki dunia usaha dan dunia industri secara umum memiliki kompetensi dan budaya kerja yang lebih baik dibandingkan dengan SMK lain yang belum menerapkan model pembelajaran teaching factory.
19
Apa yang menjadi komponen utama teaching factory ? Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA Ada tiga hal yang menjadi komponen utama dari model pembelajaran teaching factory, yaitu: Produk; Jadwal blok, dan Job sheet.
20
Apa yang dimaksud dengan produk dalam konteks teaching factory ? Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA Produk (barang/jasa) dalam konteks model pembelajaran teaching factory adalah media pengantar untuk mencapai suatu kompetensi tertentu, jadi bukan sekedar produk yang dihasilkan dari pemanfaatan sarana/prasarana yang ada.
21
Apa fungsi produk dalam teaching factory ? Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA Istilah produk memang sudah dikenal dan digunakan dalam model SMK sebelumnya, namun fungsi produk lebih ditempatkan sebagai semata benda/jasa yang dihasilkan oleh laboratorium, bengkel atau unit kerja/produksi di sekolah, yang dapat dijual dan menghasilkan pendapatan. Sementara dalam model pembelajaran teaching factory, fungsi produk terutama digunakan sebagai bahan belajar untuk mencapai kompetensi tertentu.
22
Apa yang dimaksud dengan jadwal blok? Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA Jadwal blok dalam konteks model pembelajaran teaching factory adalah pengaturan kegiatan belajar mengajar yang disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan peserta didik memiliki waktu belajar dan pendampingan secara optimal pada saat mempelajari suatu kompetensi tertentu. Optimal dalam arti pada saat praktik tiap peserta didik menggunakan satu alat (1 peserta didik : 1 alat praktik), dan praktik dilakukan secara menerus dalam kurun waktu tertentu tergantung dari kompetensi keahlian yang dipelajari, misalnya praktik selama 1-2 minggu secara menerus.
23
Lanjutan Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA Jadwal blok dalam konteks teaching factory bukan sekedar pengelompokan sejumlah mata pelajaran praktik secara bersama-sama namun juga menekankan pada efisiensi penyediaan alat praktik. Dengan tetap menggunakan ketentuan bahwa 1 peserta didik 1 alat praktik, dengan pengaturan jadwal praktik dan rotasi yang tepat maka jumlah alat praktik yang disediakan tidak harus sama dengan jumlah total peserta didik, dengan demikian akan terjadi penghematan biaya investasi.
24
Lanjutan Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA Misalnya: Satu rombongan belajar (32 peserta didik) akan dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 peserta didik. Selanjutnya beberapa kelompok akan melakukan kegiatan praktik yang sama dalam jangka waktu tertentu dan setelah seluruh jadwal praktik terpenuhi kelompok tersebut akan berotasi dengan kelompok lainnya untuk mempelajari kompetensi yang lain. Dengan demikian dalam satu rombongan belajar, pada setiap minggu setiap beberapa kelompok akan melakukan kegiatan praktik yang berbeda dengan kelompok lainnya. Rotasi akan diatur sedemikian rupa sehingga pada akhir kalender pendidikan setiap peserta didik telah mempelajari semua kompetensi yang direncanakan.
25
Apa yang dimaksud dengan Job sheet ? Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA Job sheet dalam model pembelajaran teaching factory merupakan bagian dari RPP dan disusun dengan mengacu pada produk yang ditentukan. Job sheet tersebut memuat urutan materi untuk mengantarkan kompetensi peserta didik dengan hasil akhir berupa produk berkualitas dan bermanfaat. Dalam job sheet diidenti kasi secara jelas kompetensi apa yang harus dikuasai oleh peserta didik. Format job sheet terdiri dari soal (pertanyaan), prosedur pengerjaan, rubrik penilaian dan format penilaian. Ciri utama job sheet teaching factory adalah pada metode penilaiannya, di mana mengutamakan fungsi, estetika (bentuk) dan waktu penyelesaian. Metode penilaian dilakukan secara transparan sehingga setiap peserta didik dapat mengetahui berapa nilai yang diperoleh serta alasannnya.
26
WHY - MENGAPA menggunakan pendekatan “TEACHING FACTORY”…..? Siswa membutuhkan pembelajaran berupa pengalaman situasi yang “sama” dengan industry, tentang standar produk, standar/aturan kerja, dan suasana kerja Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
27
WHERE - DI MANA dilakukan “TEACHING FACTORY”…..? Dilakukan di pabrik/tempat usaha dalam lokasi sekolah, tetapi dapat juga dilakukan dalam pabrik/tempat usaha di perusahaan yang memiliki kerjasama dengan sekolah dan letaknya di luar lokasi sekolah Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
28
WHEN - KAPAN pelaksanaan “TEACHING FACTORY”…..? Selama siswa belajar di SMK, baik dalam mata pelajaran “produktif” maupun mata pelajaran “umum”, baik dalam waktu yang sesuai dengan jam pelajaran sekolah maupun dengan penambahan waktu Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
29
WHO - SIAPA yang melaksanakan “TEACHING FACTORY”…..? Dilaksanakan oleh siswa dengan bimbingan guru sebagai supervisor/manajer pembelajaran dan sekaligus sebagai supervisor/manajer produksi Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
30
HOW MUCH - BERAPA biaya “TEACHING FACTORY”…..? Biaya TeFa sama dengan biaya praktek konvensional, bahkan apabila produk dapat dipasarkan/dijual maka biaya dapat menutupi biaya praktek Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
31
HOW TO - BAGAIMANA pelaksanaan “TEACHING FACTORY”…..? Utamanya dilaksanakan dengan dua model, yaitu model produksi berdasarkan kebutuhan pasar/produk mandiri dan selanjutnya dijual ke pasar atau model produksi berdasarkan pesanan Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
32
TEFA BERUPA PRODUKSI Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
33
MODEL 1 produk dirancang berdasarkan kebutuhan pasar/produk mandiri (tidak berdasarkan pesanan konsumen) SKL Standar Isi Silabus (KD1+2+3+… KD1+2+3 PRODUK LAYAK PASAR/JUAL RPP + HOJOBSHEET PEMBELAJARAN/ PRODUKSI PEMBELAJARAN/ PRODUKSI PENILAIAN (Quality Control) PASAR/ KONSUMEN Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
34
Ringkasan Model 1 KD1 KD2 KD3 KD4 KD…. DESAIN PRODUK LAYAK PASAR/JUAL JOBSHEET (Prosedur Kerja) PENILAIAN (Quality Control) PRODUK JADI (pasar/konsumen) RPP NB: RPP tetap perlu dibuat guru sbg bukti tugas mengajar, di dalam RPP termasuk ada handout, jobsheet, dan lembar penilaian. Handout, jobsheet, dan lembar penilaian diberikan kpd siswa sbg pedoman kerja. Mungkin ada beberapa jenis/bentuk produk Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
35
PRODUK Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
36
MODEL 2 produk dirancang berdasarkan pesanan konsumen SKL Standar Isi Silabus (KD1+2+3+… PRODUK PESANAN ANALISIS KD1+2+3+.. RPP+HOJOBSHEET PEMBELAJARAN/ PRODUKSI PEMBELAJARAN/ PRODUKSI PENILAIAN (Quality Control) PASAR/ KONSUMEN Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
37
Ringkasan Model 2 PRODUK PESANAN JOBSHEET PENILAIAN (Quality Control) PRODUK JADI (pasar/konsumen) RPP + CATATAN KD YG TERLAKSANA NB: RPP tetap perlu dibuat guru sbg bukti tugas mengajar, di dalam RPP termasuk ada handout, jobsheet, dan lembar penilaian. Handout, jobsheet, dan lembar penilaian diberikan kpd siswa sbg pedoman kerja. Mungkin ada beberapa jenis/bentuk produk Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
38
JOBSHEET PRODUKSI Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
39
TEFA BERUPA LAYANAN PROSES BISNIS (NON PRODUKSI) Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
40
MODEL 1 layanan proses bisnis dirancang berdasarkan kebutuhan pasar/ layanan proses bisnis mandiri (tidak berdasarkan pesanan konsumen) SKL Standar Isi Silabus (KD1+2+3+… KD1+2+3 BENTUK LAYANAN RPP + HO JOBSHEET (PROSEDUR LAYANAN) PEMBELAJARAN/ LAYANAN BISNIS PEMBELAJARAN/ LAYANAN BISNIS PENILAIAN (Quality Control) KONSUMEN Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
41
Ringkasan Model 1 KD1 KD2 KD3 KD4 KD… RANCANGAN BENTUK LAYANAN JOBSHEET (PROSEDUR LAYANAN) PENILAIAN (Quality Control) KONSUMEN RPP NB: RPP tetap perlu dibuat guru sbg bukti tugas mengajar, di dalam RPP termasuk ada handout, jobsheet, dan lembar penilaian. Handout, jobsheet, dan lembar penilaian diberikan kpd siswa sbg pedoman kerja. Mungkin ada beberapa jenis/bentuk layanan Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
42
LAYANAN Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
43
MODEL 2 produk dirancang berdasarkan pesanan konsumen SKL Standar Isi Silabus (KD1+2+3+… BENTUK LAYANAN BISNIS SESUAI PESANAN ANALISIS KD1+2+3+.. RPP+HO JOBSHEET (PROSEDUR LAYANAN) PEMBELAJARAN/ LAYANAN BISNIS PEMBELAJARAN/ LAYANAN BISNIS PENILAIAN (Quality Control) KONSUMEN Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
44
Ringkasan Model 2 BENTUK LAYANAN BISNIS SESUAI PESANAN JOBSHEET (PROSEDUR LAYANAN) PENILAIAN (Quality Control) KONSUMEN RPP + CATATAN KD YG TERLAKSANA NB: RPP tetap perlu dibuat guru sbg bukti tugas mengajar, di dalam RPP termasuk ada handout, jobsheet, dan lembar penilaian. Handout, jobsheet, dan lembar penilaian diberikan kpd siswa sbg pedoman kerja. Mungkin ada beberapa jenis/bentuk layanan Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
45
JOBSHEET LAYANAN Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
46
Kelebihan masing2 model Model 1 produk yang dibuat memenuhi semua KD3 dan KD4 yang dituntut dalam kurikulum siswa belajar sesuai dengan standar dan suasana industry dengan pencapaian kompetensi yang terencana Model 2 produk yang dibuat segera terserap oleh pasar siswa lebih percaya diri dan biaya produksi dapat ditutupi Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
47
Kelemahan masing2 model Model 1 Kemungkinan produk tidak persis sesuai keinginan dan kebutuhan pasar, sehingga produk tidak terjual atau terjual dengan harga rendah Model 2 Ada beberapa KD 3 dan KD4 yang tidak terbelajarkan (tidak dialami siswa) Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
48
Cara Mengatasi Kelemahan Model 1 Produk dibuat sesuai mungkin dengan keinginan dan kebutuhan pasar (didahuui dengan survey pasar) Menyusun strategi marketing/promosi yang handal agar produk dapat terjual Model 2 Mencari pesanan produk yang mengandung KD3 dan KD 4 yang tidak terbelajarkan Mendesain produk (di luar pesanan) yang mengandung KD3 dan KD 4 yang tidak terbelajarkan dan menawarkan produk ke pasar Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
49
PENDUKUNG EFEKTIFITAS TEFA INTEGRASI MAPEL PRODUKTIF C1 + C2 + C3 atau C2 + C3 atau C3.1 + C3.2 + C3.3 + C3.4 + C3.5 KONSEKWENSI: Guru Mapel C mampu semua materi di kelompok C guru dilatih ulang Jadwal belajar C dikelompokkan jadwal model blok KD dalam silabus diwujudkan dalam Jobsheet yang mungkin memiliki KD yang tidak berurutan secara teratur DUKUNGAN SARPRAS DAN MANAJEMEN Sarana dan prasarana tersedia untuk melakukan produksi/layanan Kepala sekolah dan sistem manajemen sekolah mendukung pelaksanaan TeFa Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
50
GURU MAMPU SEMUA C1+C2+C3 Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
51
GURU MAMPU SEMUA C2+C3 Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
52
GURU MAMPU SEMUA C3 Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
53
GURU MAMPU SEMUA C1+C2+C3 Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
54
GURU MAMPU SEMUA C2+C3 Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
55
GURU MAMPU SEMUA C3 Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
56
MODEL JADWAL BLOK 1 SENINSELASARABUKAMISJUMATSABTU Jam 1Mapel A Mapel C Jam 2Mapel A Mapel C Jam 3Mapel A Mapel C Jam 4Mapel A Mapel C Jam 5Mapel A Mapel C Jam 6Mapel B Mapel C Jam 7Mapel B Mapel C Jam 8Mapel B Mapel C Jam 9Mapel B Mapel C Jam 10Mapel B Mapel C Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
57
MODEL JADWAL BLOK 2 SENINSELASARABUKAMISJUMATSABTU Jam 1Mapel A Mapel B Jam 2Mapel A Mapel B Jam 3Mapel A Mapel B Jam 4Mapel C Jam 5Mapel C Jam 6Mapel C Jam 7Mapel C Jam 8Mapel C Jam 9Mapel C Jam 10Mapel C Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
58
MODEL JADWAL BLOK 3 MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MINGGU 4 MINGGU 5 MINGGU 6 Jam 1Mapel AMapel C Mapel AMapel C Jam 2Mapel AMapel C Mapel AMapel C Jam 3Mapel AMapel C Mapel AMapel C Jam 4Mapel AMapel C Mapel AMapel C Jam 5Mapel AMapel C Mapel AMapel C Jam 6Mapel BMapel C Mapel BMapel C Jam 7Mapel BMapel C Mapel BMapel C Jam 8Mapel BMapel C Mapel BMapel C Jam 9Mapel BMapel C Mapel BMapel C Jam 10Mapel BMapel C Mapel BMapel C Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
59
DR. SULIPAN, M.PD. - P4TK BMTI
60
Drs. Saiful Bahri Hasan Labha, MA
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.