Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Anggota: Adinda Dwi Utari(02) Agung Indra Prayoga(03) Alit Wiraguna(06) Deva Dimastawan S.(13) Dyah Tantri(16) Putri Cahyanti(28) Yunik Lestari(39)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Anggota: Adinda Dwi Utari(02) Agung Indra Prayoga(03) Alit Wiraguna(06) Deva Dimastawan S.(13) Dyah Tantri(16) Putri Cahyanti(28) Yunik Lestari(39)"— Transcript presentasi:

1 Anggota: Adinda Dwi Utari(02) Agung Indra Prayoga(03) Alit Wiraguna(06) Deva Dimastawan S.(13) Dyah Tantri(16) Putri Cahyanti(28) Yunik Lestari(39)

2 PETA KONSEP SAMUDRA PASAI MALAKA ACEH DEMAK GOWA TALLO TERNATE TIDORE MATARAM BANTEN

3 1.Kerajaan Samudra Pasai A. Letak Geografis Aceh. Tepatnya di pantai timur pulau sumatra bagian utara B. Sumber Sejarah 1. Berita Asing ~ Dari Ibnu Batutah(abad 13) ~ Dari Marco Polo(th 1292) ~ Dari Tome pires 2. Kitab ~ Kitab Tarjuman al-mustafid. ~ Tajussalatin C. Sosial Budaya Para pedagang asing singgah di Malaka beberapa lama untuk berdagang. Selama itu para pedagang dari berbagai bangsa itu bergaul dengan penduduk setempat. Kesempatan itu di gunakan oleh pedagang islam dari Gujarat,persia,dan arab untuk menyebarkan agama islam. Dengan demikian,kehidupan sosial masyarakat dapat lebih maju di bidang perdagangan dan pelayaran juga bertambah maju.

4 D. Sistem Politik Corak pemerintahan kerajaan samudra pasai adalah pemerintahan sipil dan berdasarkan atas agama. E. Raja yang Memerintah 1. Sultan Malik Al-Saleh (1267-1297) 2. Sultan Muhammad Malik Al-Zahir I (1297-1326) 3. Sultan Muhammad Malik Al-Zahir II (1326-1345) 4. Sultan Muhammad Malik Al-Zahir III (1326-134 5. Sultan Ahmad Malik Al-Zahir (1346-1383) 6. Sultan Zain Al-Abidin Malik Al-Zahir (1383-1405) 7. Sultanah Nahrasiyah (1405-1412) 8. Sultan Sallah Ad-Din (1402) 9. Abu Zaid Malik Al-Zahir (1455) 10. Sultan Mahmud Malik Al-Zahir (1455-1477) 11. Sultan Zain Al-Abidin (1477-1500) 12. Sultan Abdullah Malik Al-Zahir (1501-1513) 13. Sultan Zain Al-Abidin (1513-1524)

5 F. Puncak Kejayaan Kerajaan Samudra Pasai mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Malik Al-Saleh, sistem pemerintahan Samudra Pasai sudah teratur baik, Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan.

6 2. Kerajaan Malaka A. Letak Geografis Semenanjung Malaya B. Sumber Sejarah 1. Berita Asing ~ Sulalatus Salatin ~ Kronik Cina masa Dinasti Ming 2. Prasasti ~ Prasasti Kedukan Bukit ~ Prasasti Kota Kapur ~ Prasasti Ligor ~ Prasasti Telaga Batu ~ Prasasti Karang Brahi ~ Prasasti Talang Tuwo

7 C. Sosial Budaya Pada kehidupan budaya, perkembangan seni sastra Melayu mengalami perkembangan yang pesat seperti munculnya karya-karya sastra yang menggambarkan tokoh-tokoh kepahlawanan dari Kerajaan Malaka seperti Hikayat Hang Tuah, Hikayat Hang Lekir dan Hikayat Hang Jebat. Kehidupan sosial Kerajaan Malaka dipengaruhi oleh faktor letak, keadaan alam dan lingkungan wilayahnya. Hubungan sosial masyarakatnya sangatlah kurang dan bahkan mereka cenderung mengarah ke sifat-sifat individualisme. D. Kehidupan Politik Kesultanan Malaka dalam urusan kenegaraan telah memiliki susunan tata pemerintahan yang rapi. Sultan Malaka memiliki kekuasaan yang absolut, seluruh peraturan dan undang-undang merujuk kepada Raja Malaka. Sementara dalam administrasi pemerintahan Sultan Malaka dibantu oleh beberapa pembesar, antaranya Bendahara, Tumenggung, Penghulu Bendahari dan Syahbandar. Kemudian terdapat lagi beberapa mentri yang bertanggungjawab atas beberapa urusan negara. Selain itu terdapat jabatan Laksamana yang pada awalnya diberikan kepada kelompok masyarakat orang laut

8 E. Sosial Ekonomi Sejak Kerajaan Malaka berkuasa, jalur perdagangan internasional yang melalui Selat Malaka semakin ramai. Bersamaan dengan melemahnya kekuatan Majapahit dan Samudera Pasai, kerajaan Malaka tidak memiliki persaingan dalam perdagangan. Tidak adanya saingan di wilayah tersebut, mendorong kerajaan Malaka membuat aturan-aturan bagi kapal yang sedang melintasi dan berlabuh di Semenanjung Malaka. F. Raja-Raja yang Memerintah 1. Raja Iskandar Syah atau Parameswara (1405-1414) 2. Megat Iskandar Syah atau Raja Kecil Besar (1414-1424) 3. Sultan Muhammad Syah atau Sri Maharaja (1424-1444) 4. Sultan Abu Syahid atau Sri Parameswara Dewa Syah (1444-1445) 5. Sultan Mudzaffar Syah atau Sultan Modafaixa (1446-1459) 6. Sultan Mansur Syah (1459-1477) 7. Sultan Alaudin Riayat Syah (1477-1488) 8. Sultan Mahmud Syah (1488-1511)

9 G. Puncak Kejayaan Pada masa pemerintahan Sutan Mudzaffar Syah, Malaka melakukan ekspansi di Semenanjung Malaya dan pesisir timur pantai Sumatra, setelah sebelumnya berhasil mengusir serangan Siam. Di mulai dengan menyerang Aru yang disebut sebagai kerajaan yang tidak menjadi muslim dengan baik. Penaklukan Malaka atas kawasan sekitarnya ditopang oleh kekuatan armada laut yang kuat pada masa tersebut serta kemampuan mengendalikan orang laut yang tersebar antara kawasan pesisir timur Puau Sumatra sampai Laut Cina Selatan. Orang laut ini berperan mengarahkan setiap kapal yang melalui Selat Malaka untuk singgah di Malaka serta menjamin keselamatan kapal-kapal itu sepanjang jalur pelayarannya setelah membayar cukai di Malaka.

10 3. Kerajaan Aceh A. Letak Geografis Pulau Sumatera bagian utara dekat jalur pelayaran dan perdagangan internasional saat itu. B. Sumber Sejarah 1. Taman sari gunongan 2. Tua Indrapuri 3. Benteng Indrapatra 4. Pinto Khop 5. Meriam Kesultanan Aceh 6. Hikayat Prang Sabi C. Kehidupan ekonomi Dalam masa kejayaannya, perekonomian Aceh berkembang pesat. Daerahnya yang subur banyak menghasilkan lada. Kekuasaan Aceh atas daerah- daerah pantai Timur dan Barat Sumatera menambah jumlah ekspor ladanya. Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung Malaka menyebabkan bertambahnya bahan ekspor penting seperti timah dan lada yang dihasilkan di daerah itu.

11 D. Raja-Raja yang Memerintah 1. Sulthan Ali Mughayat Syah (1496-1528) 2. Sulthan Salah ad-Din (1528-1537) 3. Sulthan Ala ad-Din Ri`ayat Syah al-Kahar (1537-1568) 4. Sulthan Husin Ibnu Sultan Alauddin Ri`ayat Syah (1568-1575) 5. Sulthan Muda (1575) 6. Sulthan Sri Alam (1575-1576) 7. Sulthan Zain Al-Abidin (1576-1577) 8. Sulthan Ala al-din mansyur syah (1576-1577) 9. Sulthan Buyong atau Sultan Ali Ri`ayat Syah Putra (1589-1596) 10. Sulthan Ala`udin Ri`ayat Syah Said Al-Mukammal Ibnu (1596-1604) 11. Sulthan Ali Riayat Syah (1604-1607) 12. Sulthan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636) 13. Sulthan Iskandar Tsani (1636-1641) 14. Sulthanah (Ratu) Tsafiatu' ddin Taj 'Al-Alam / Puteri Sri Alam (1641-1675) 15. Sulthanah (Ratu) Naqi al-Din Nur Alam (1675-1678)

12 E. Kehidupan Budaya Aceh sering disebut sebagai Negeri Serambi Mekah, karena Islam masuk pertama kali ke Indonesia melalui kawasan paling barat pulau Sumatera ini. Oleh sebab itu, para ulama merupakan salah satu sendi kehidupan masyarakat Aceh. Pengaruh Islam yang sangat kuat juga tampak dalam aspek bahasa dan sastra Aceh. Peninggalan Islam di Nusantara banyak di antaranya yang berasal dari Aceh, seperti Bustanussalatin dan Tibyan fi Ma‘rifatil Adyan karangan Nuruddin ar-Raniri pada awal abad ke-17 ; Kitab Tarjuman al-Mustafid yang merupakan tafsir Al Quran Melayu pertama karya Shaikh Abdurrauf Singkel tahun 1670-an; dan Tajussalatin karya Hamzah Fansuri. Ini bukti bahwa Aceh sangat berperan dalam pembentukan tradisi intelektual Islam di Nusantara.

13 4. Kerajaan Demak A. Letak Geografis Secara geografis Kerajaan Demak terletak di Jawa Tengah. B. Sumber Sejarah 1. Masjid Agung Demak 2. Pintu Bledek 3. Bedug dan Kentongan Karya Wali Songo 4. Soko Tatal dan Soko Guru 5. Dampar Kencana 6. Situs Kolam Wudlu C. Sistem Politik Kerajaan Demak berdiri kira – kira tahun 1478 dan Raden Patah sebagai Raja Pertama dengan gelar Senapati Jimbung Ngabdurrahman Panemahan Palembang Sayidin Panatagama, dan Ki Wanapala sebagai Patih dengan gelar Mangkurat.

14 D. Kehidupan Ekonomi Perekonomian Demak berkembang kearah perdagangan maritim dan agraria.Demak berfungsi sebagai pelabuhan transito (penghubung)daerah penghasil rempah-rempah dan memiliki sumber penghasilan pertanian yang cukup besar. Demak berperan penting dalam bidang ekonomi karena mempunyai daerah penghasil makanan terutama beras. Komoditas yang di ekspor antara lain beras,madu,lilin. Barang tersebut diekspor ke Malaka melalui Pelabuhan Jepara. E. Kehidupan Sosial-Budaya Hasil Kebudayaan Kerajaan Demak merupakan kebudayaan yang berkaitan dengan Islam. Hasil kebudayaan yang cukup terkenal adalah Masjid Agung Demak yang kaya dengan ukir-ukiran bercirikan Islam.

15 F. Raja-Raja yang Memerintah 1) Raden Patah (1500-1518) 2) Pati Unus(1518-1521) 3) Sultan Trenggono (1521-1546) 4) Sunan Prawoto(1546-1549) G. Puncak Kejayaan Kerajaan Demak berkembang menjadi kerajaan besar di bawah kepemimpinan Raden Patah. Negeri-negeri di pantai utara Jawa yang sudah menganut islam mengakui kedaulatan Demak. Bahkan kekuasaan meluas ke Sukadana (Kalimantan Selatan), Palembang,Jambi.

16 5. Kerajaan Mataram A. Letak geografis Pusat kerajaan ini terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. B. Sumber sejarah 1. Keraton Yogyakarta dan Surakarta 2. Pura Mangkunegara dan Pura Pakualam 3. Serat Wulangreh 4. Serat Centhini 5. Kitab Sastra Gending

17 C. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Mataram yang terletak di pedalaman merupakan sebuah kerajaan agraris dengan hasil utamanya beras. Pada masa Sultan Agung, kehidupan masyarakat Mataram mengalami perkembangan pesat. Pada masa ini hasil bumi Mataram cukup melimpah. D. Kehidupan Politik Setelah berhasil memindahkan pusat kerajaan dari Pajang ke Mataram, Sutawijaya dinobatkan menjadi Raja Mataram. Ia bergelar Panembahan Senapati Ing Alaga Sayidin Panatagama atau lebih dikenal sebagai Panembahan Senapati. Ia memerintah Mataram mulai tahun 1586. Pada masa pemerintahannya, banyak terjadi pemberontakan di pesisir pantai utara Jawa. Beberapa daerah menentang usaha Senapati dalam memperluas wilayah kekuasaannya. Hal ini disebabkan Panembahan Senapati melakukan perluasan kekuasaan hingga ke Surabaya, Ponorogo, Madiun, Pasuruan, Panarukan, Blambangan, Cirebon, dan Galuh.

18 E. Kehidupan Sosial Sultan Agung melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan daerah persawahan dan memindahkan banyak petani ke daerah Krawang yang subur. Atas dasar kehidupan agraris itulah disusun suatu masyarakat yang bersifat feodal. Para pejabat pemerintahan memperoleh imbalan berupa tanah garapan (lungguh), sehingga sistem kehidupan ini menjadi dasar munculnya tuan-tuan tanah di Jawa. F. Kehidupan Budaya Pada masa kebesaran Mataram, kebudayaan juga berkembang antara lain seni tari, seni pahat, seni sastra dan sebagainya. Di samping itu muncul Kebudayaan Kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayan asli, Hindu, Buddha dengan Islam. Upacara Grebeg yang bersumber pada pemujaan roh nenek moyang berupa kenduri gunungan yang merupakan tradisi sejak zaman Majapahit dijatuhkan pada waktu perayaan hari besar Islam, sehingga muncul Grebeg Syawal pada hari raya idul Fitri. Grebeg Maulud pada bulan Rabiulawal.

19 G. Raja-Raja yang Memerintah 1. Kiai Ageng Pamanahan 2. Panembahan Senapati (Sutawijaya) 3. Raden Mas Jolang 4. Raden Mas Rangsang (Sultan Agung) 5. Amangkurat I H. Puncak Kejayaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaannya pada jaman Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1646). Daerah kekuasaannya mencakup Pulau Jawa (kecuali Banten dan Batavia), Pulau Madura, dan daerah Sukadana di Kalimantan Barat.

20 6. Kerajaan Banten A. Letak Geografis Letak geografis kerajaan banten terletak di ujung pulau jawa, yaitu di daerah banten, jawa barat. B. Kehidupan Politik Pendiri kerajaan banten ini adalah Hasanudin yang mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa. Raja-raja yang memerintah kerajaan ini adalah : penembahan yusuf, maulana Muhammad, abu mufakir, dan sultan ageng tirtayasa. C. Kehidupan ekonomi Kehidupan ekonomi kerajaan banten bertumpu pada bidang perdagangan karena memiliki bahan ekspor penting, yaitu lada sebagai daya tarik yang kuat bagi pedagang asing.

21 D. Kehidupan Sosial-Budaya Peninggalan budaya kerajaan banten berupa bangunan- bangunan yang bentuk dan ukiranya mendapat pengaruh dari kebudayaan islam. Contoh dari peninggalan tersebut adalah pembangunan masjid yang pada masa kesultanan banten, masjid dijadikan sebagai tempat untuk melaksanaakan ibadah. Contohnya dari masjid tersebut antara lain masjid kasunyata, masjid agung, masjid banten, masjid caringin, masjid palina, serta masjid – masjid lainnya. Selain masjid ada juga peninggalan kerajaan banten berupa hasil karya sastra berupa nyanyian – nyanyian bernada islami, teknik membaca Al – quran, serta hikayat mengenai cerita – cerita bertema islam. Selain peninggalan sastra terdapat bangunan peninggalan istana pada masa kesultanan banten, contoh dari bangunan tersebut adalah gedung timayah, keraton kalibon, dan keraton surosowan. Bangunan – bangunan tersebut adalah materi peninggalan yang bercorak islam.

22 E. Raja-Raja yang Memerintah 1. Maulana Hasanudin atau Pangeran Sabakingkin (1552-1570) 2. Maulana Yusuf atau Pangeran Pasareya (1570-1585) 3. Maulana Muhamad atau Pangeran Sedangrana(1585-1596). 4. Sultan Abu Al- Mafakhir Mahmud Abdulkadir atau Pangeran Ratu (1596- 1647) 5. Sultan Abu Al- Ma’ali Ahmad memerintah pada tahun (1647-1651) 6. Sultan Ageng Tirtayasa atau Sultan Abu Al- Fath Abdul Fattah (1651-1682) 7. Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar (1683-1687) 8. Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya (1687-1690) 9. Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abiding(1690-1733) 10. Sultan Abdul Fathi Muhammad Syifa Zainul Aripin (1733-1747) 11. Ratu Syarifah Fatimah (1747-1750) 12. Sultan Arif Zainul Asyiqin Al-Qadirin (1753-1773) 13. Sultan Abul Mafakir Muhammad Aliudin (1773-1799) 14. Sultan Abul Fath Muhammad Muhyiddin Zainussalin(1799-1803)

23 15. Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin(1803-1808) 16. Sultah Muhammad bin Muhammad Muhyidin Zainussalihin (1809-1813) F. Puncak Kejayaan Masa sultan ageng tirtayasa (bertahta 1651-1682) di pandang sebagai masa kejayaan banten.

24 7. Kerajaan Gowa Tallo A. Letak Geografis Kerajaan Gowa dan Tallo merupakan dua kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan dan saling berhubungan baik. Kedua kerjaan tersebut kemudian lebih dikenal dengan Kerajaan Makassar. Makassar sebenarnya adalah ibu kota Gowa yang juga disebut sebagai Ujung Padang. B. Sumber Sejarah  Komplek Pemakaman Katangka  Makam Syekh Yusuf  Makam raja –raja Gowa Tallo  Benteng Somba Opu  Benteng Ujung Pandang  Batu Pelantikan Raja  Masjid Katangka

25 C. Raja-Raja yang Memerintah 1. Sultan Alaudin 2. Sultan Muhammad Said 3. Sultan Hasanuddin 4. I Mappasomba D. Kehidupan Ekonomi Untuk menunjang Makassar sebagai pelabuhan transit dan untuk mencukupi kebutuhannya maka kerajaan ini menguasai daerah-daerah sekitarnya. Di sebelah timur ditaklukanlah Kerajaan Bone, sedangan untuk memperlancar dan memperluas jalan perdagangan, Makasar mengusai daerah-daerah selatan, seperti Pulau Selayar, Buton, Lombok, dan Sumbawa di Nusa Tenggara Barat. Makassar berkembang sebagai pelabuhan internasional, banyak pedagang asing, seperti Portugis, Inggris,dan Denmark berdagang di Makassar. Untuk mengatur pelayaran dan perniagaan dalam wilayahnya disusunlah hukum niaga dan perniagaan yang disebut Ade Allopioping Bicarance Pabbalu'e dan sebuah naskah lontar karya Amanna Gappa.

26 E. Kehidupan Politik Raja Makasar yang pertama memeluk agama Islam adalah Daeng Manrabia (Raja Gowa) yang bergelar Sultan Alaudin yang memerintah Makasar tahun 1593 – 1639 dan dibantu oleh Karaeng Matoaya (Raja Tallo) sebagai Mangkubumi bergelar Sultan Abdullah. Sejak pemerintahan Sultan Alaudin kerajaan Makasar berkembang sebagai kerajaan maritim dan berkembang pesat pada masa pemerintahan raja Muhammad Said (1639 – 1653). F. Kehidupan Sosial-Budaya Mengingat Makassar sebagai kerajaan maritim dengan sumber kehidupan masyarakat pada aktivitas pelayaran perdagangan maka sebagian besar kebudayaannya dipengaruhi oleh keadaan tersebut. Hasil kebudayaan yang terkenal dari Makasar adalah perahu pinisi dan lambo. Selain itu juga berkembang kebudayaan lain, seperti seni bangun, seni sastra, seni suara,dan sebagainya.

27 G. Puncak Kejayaan Selanjutnya kerajaan Makasar mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 – 1669). Faktor yang membawa perkembangan Makassar, antara lain sebagai berikut: 1) Terletak di tepi sungai. 2) Letak Makasar yang sangat strategis dalam lalu lintas perdagangan Malaka–Maluku. 3) Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis 1511. 4) Beralihnya sistem pemerintahan di Jawa Tengah ke corak agraris.

28 8. Kerajaan Ternate dan Tidore A. Letak kerajaan ternate Secara geografis kerajaan Ternate terletak di Kepulauan Maluku, antara Sulawesi dan Papua. Letak tersebut sangat strategis dan penting dalam dunia perdagangan masa itu. B. Sumber sejarah Peninggalan kerajaan Ternate : 1. Istana Sulatan Ternate 2. Benteng kerajaan Ternate 3. Masjid di Ternate Peninggalan kerajaan Tidore : 1. Benteng-benteng peninggalan portugis 2. Keraton Tidore

29 D. Kehidupan Politik Di kepulauan maluku terdapat kerajaan kecil, diantaranya kerajaan ternate sebagai pemimpin Uli Lima yaitu persekutuan lima bersaudara. Uli Siwa yang berarti persekutuan sembilan bersaudara. Ketika bangsa portugis masuk, portugis langsung memihak dan membantu ternate, hal inidikarenakan portugis mengira ternate lebih kuat. Begitu pula bangsa spanyol memihak tidoreakhirnya terjadilah peperangan antara dua bangsa kulit, untuk menyelesaikan, Paus turun tangan dan menciptakan perjanjian saragosa. Dalam perjanjian tersebut bangsa spanyol harusmeninggalkan maluku dan pindah ke Filipina, sedangkan Portugis tetap berada di maluku. E. Kehidupan Ekonomi Tanah di Kepulauan maluku itu subur dan diliputi hutan rimba yang banyak memberikan hasildiantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda banyak menghasilkan pala. Pada abad ke 12M permintaan rempah meningkat, sehingga cengkeh merupakan komoditi y ang penting.Pesatnya perkembangan perdagangan keluar dari maluku mengakibatkan terbentuknya persekutuan. Selain itu mata pencaharian perikanan turut mendukung perekonomian masyarakat 

30 D. Raja-Raja yang Memerintah Raja-raja di kerajaan Ternate 1. Sultan Marhum (1465 -1485 M) 2. Sultan Zainal Abidin (1485 – 1500 M) 3. Sultan Sirullah (1500 – 1550 M) 4. Sultan Khairun (1550 – 1570 M 5. Sultan Baabullah (1570 – 1583 M) Raja-raja di kerajaan Tidore 1. Syahadati Raja Jarlolo Sultan Nuku (1789 – 1805 M)

31 E. Puncak kejayaan Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. Wilayahnya sampai ke daerah Flipina bagian selatan. Bersamaan ini pula penyebaran Islam sampai ke wilayah Filipina bagian selatan, sehingga sampai sekarang penduduk Filipina bagian selatan banyak yang memeluk Islam.


Download ppt "Anggota: Adinda Dwi Utari(02) Agung Indra Prayoga(03) Alit Wiraguna(06) Deva Dimastawan S.(13) Dyah Tantri(16) Putri Cahyanti(28) Yunik Lestari(39)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google