Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Masalah dalam pemeriksaan psikologis

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Masalah dalam pemeriksaan psikologis"— Transcript presentasi:

1 Masalah dalam pemeriksaan psikologis

2 Bahasan: Permasalahan dalam Psikodiagnostik
Objektifikasi dan Kualifikasi Pemeriksaan Psikologis Tes psikologi Standarisasi tes Reliabilitas Validitas Fungsi tes Syarat-syarat tes yang baik Kriterium Tes terhadap Kelompok Minoritas Budaya dan Bahasa

3 a. Permasalahan dalam Psikodiagnostik
Ada beberapa masalah/hambatan dalam pemeriksaan psikologis: Klien yang mengelabui psikolog → biasanya pada tes inventori. Faking good: impresi yang memberikan kesan baik → agar lolos tes Faking bad: impresi yang memberikan kesan buruk → agar tidak diterima/tidak lolos tes Faking good dan faking bad → sengaja dilakukan klien.

4 2. Social desirability → faking good yang mengikuti kecenderungan norma-norma masyarakat → memberikan jawaban yang dirasa ‘benar’, bukan yang paling sesuai dengan keadaan dirinya.

5 Mengatasi masalah faking:
Testee diinstruksikan untuk menjawab pertanyaan atau merespon pernyataan secara cepat → terlalu lama dapat menyebabkan jawaban tidak murni Mengelabui tujuan inventori → misal inventori kejujuran

6 Permasalahan dalam psikodiagnostik secara garis besar:
Dari segi klien Apa yang harus diukur Bersumber pada situasi dan lingkungan Bagaimana menjaring aspek-aspek kepribadian Bersumber pada fasilitas Penyampaian dan memakai hasil psikodiagnostik Bersumber pada psikolognya sendiri

7 Dari segi klien Kepribadian klien ada yg normal & abnormal
Kesalahan persepsi klien Kejujuran klien Kapasitas klien Pengalaman klien

8 2. Bersumber pada situasi dan lingkungan
Waktu pelaksanaan psikodiagnostik dijadwalkan dg baik Tempat pelaksanaan Fasilitas-fasilitas yang tersedia Polusi atau pencemaran 3. Bersumber pada fasilitas Tersedia tidaknya jenis-jenis tes, inventori, skala yang diperlukan

9 4. Bersumber pada psikolognya sendiri
Kepribadian psikolog Kapasitas psikolog Pengalaman psikolog Nilai dan moral psikolog 5. Apa yang harus diukur untuk mendapatkan deskripsi kepribadian individu → psikolog harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai jenis pemeriksaan psikologis/tes dan harus dikuasai

10 6. Bagaimana menjaring aspek-aspek kepribadian melalui penyelenggaraan pemeriksaan psikologis yang sistematis dan objektif → metode, proses-proses, cara/teknik tes, dan keahlian & skill dalam interpretasi 7. Penyampaian dan memakai hasil psikodiagnostik → dapat memberikan deskripsi kepribadian dengan menginterpretasikannya ke masa depan utk klien

11 b. Objektifikasi dan Kualifikasi Pemeriksaan Psikologis
Tes psikologi Standarisasi tes Reliabilitas Validitas Fungsi tes Syarat-syarat tes yang baik Kriterium

12 Psikolog harus mencari dan memperoleh data yang obektif mengenai klien
Tes psikologi Psikolog harus mencari dan memperoleh data yang obektif mengenai klien Menggunakan tes psikologis yang telah terstandarisasi → dipandang objektif Tes psikologis yang terstandar → usaha mengobjektifkan dan objektifikasi data yang diperoleh dari sasaran tes. Hasil objektifikasi tes psikologis: angka-angka → skor tes → kuantifikasi data psikologis yang didapat dari tes.

13 5 hal yang harus dipenuhi oleh suatu alat tes:
Situasi tes sama utk semua orang yang dites Pelaksanaan tes harus ada ketentuan bakunya Harus ada ketentuan dalam perhitungan / cara skoring Harus ada cara utk menganalisis skor tes Harus ada ketentuan utk menginterpretasikannya Jika ke5 hal tsb dipenuhi, maka suatu tes disebut tes yang objektif

14 Ada 2 macam kemanfaatan tes (Kouwer, 1952):
Untuk memperoleh efisiensi waktu utk mengetahui gambaran kepribadian indv Hasil tes dapat dibandingkan dengan hasil tes lain

15 Skor tes dari suatu asesmen → hasil yang kompleks karena dipengaruhi oleh:
Karakteristik rangsang tes → isi tes, format tes ditinjau dari segi kecepatan pelaksanaannya, cara menjawab, kaitan dengan budaya, wujud fisik tes, dsb Karakteristik situasi tes → metode pelaksanaan, konterks interpersonal, pengaruh tester thd situasi tes, gangguan- gangguan fisik (bising, cahaya, suhu), tes indv/klasikal Karakteristik individunya → tujuan indv yg diperiksa, gaya berespon, kondisi fisiologis (kelelahan, emosi, mood, dll)

16 2. Standarisasi Tes Populasi tes = populasi ketika tes distandarisasi Ukuran standarisasi dari sampel sudah tepat Sudah ada norma kelompok yang spesifik 3. Reliabilitas Umumnya R minimal 0,90 untuk tujuan pemeriksaan klinis. R minimal 0,70 untuk tujuan riset

17 4. Validitas Kriteria dan prosedur yang dipakai untuk mencari validitas tes Tes sudah dikonstruksikan sedemikian rupa shg menjadi alat ukur yang akurat Tes menghasilkan ukuran yang akurat mengenai konteks dan tujuan pemeriksaan psikologis

18 Ada 3 macam fungsi tes (Kouwer, 1952) Fungsi meramalkan
Metode kuantitatif, data berupa skor/angka. Cth: nilai kemampuan matematika 80, asumsinya adalah indv dimasa yg akan dtg akan mampu dalam matematika

19 b. Fungsi menggambarkan atau mendeskripsikan
Hasil tes/skor dipakai utk menggambarkan kepribadian indv utk tujuan2 yg telah ditetapkan Cth: seleksi karyawan, penjurusan studi siswa, deskripsi diagnosa klinis

20 c. Fungsi menemukan diri sendiri
Memberi suatu pengertian yang mendalam pada diri subjek mengenai gambaran kepribadiannya Hasil tes harus disampaikan kpd subjek, mengenai sifat-sifatnya, kelemahan, dan potensi yang dimiliki subjek. → subjek menjadi lebih paham mengenai dirinya sendiri (kelebihan dan kekurangan)

21 6. Syarat-syarat Tes yang Baik
Tes itu harus valid Reliabilitas atau kehandalan tes Distandarisasikan atau dibakukan Tes harus objektif Tes harus komprehensif Tes harus diskriminatif Tes harus mudah dipakai dan murah

22 a. Tes harus valid Validitas sebagai ukuran yang benar-benar mengukur apa yang ingin diukur. Sejauh mana tes mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur

23 b. Reliabilitas Reliabilitas tes adalah berhubungan dengan konsistensi suatu alat tes.

24 c. Distandarisasikan atau dibakukan
Situasi pengetesan harus benar-benar diusahakan sama bagi setiap subjek yang dites. Yang dibakukan: Materi tes Penyelenggaraan tes Cara memberi skor Interpretasi hasil tes

25 d. Tes harus objektif Apakah penilaian atas tes tersebut memberikan hasil yang sama jika dinilai oleh pemeriksa yang berbeda-beda

26 e. Tes harus komprehensif
Tes tersebut dapat mengungkapkan banyak hal (berbagai aspek)

27 f. Tes harus diskriminatif
Tes tersebut dapat menunjukkan perbedaan-perbedaan mengenai sifat/faktor tertentu pada subjek yang satu dengan subjek yang lain. Indeks utk menunjukkan perbedaan tsb disebut daya pembeda (discriminative power/d.p.) Jika suatu tes pada sekelompok subjek menunjukkan hasil yang sama, maka tes tsb mempunyai d.p. yang rendah = tidak baik.

28 g. Tes harus mudah dipakai dan murah
Jika sukar dalam penyelenggaraan tesnya → kelemahan Nilai tes terletak pada kegunaannya → maka tes tersebut menjadi rendah nilai manfaatnya jika sulit digunakan

29 7. Kriterium Fungsi tes untuk meramalkan/memprediksi berhubungan dengan apa yang disebut kriterium, yakni yang menunjukkan suatu fakta atau peristiwa yang diramalkan oleh tes itu Mis: keberhasilan belajar, kepuasn kerja, nilai ujian, dll

30 Jenis-jenis kriterium (Kouwer, 1952)
Fungsi prediksi dari suatu tes dikatakan baik, jika hasil prediksinya sesuai dengan kriterium yang telah ditentukan. Jenis-jenis kriterium (Kouwer, 1952) Kriterium objektif Kriterium subjektif Kriterium langsung Kriterium intermedier Kriterium akhir

31 a. Kriterium objektif Semua fakta mengenai prestasi atau perilaku yang dituntut dalam tugas tertentu untuk dikatakan berhasil. Contoh: kriterium prestasi belajar dikatakan berhasil, jika nilai-nilai lebih dari 80 (maks 100)

32 b. Kriterium subjektif Memakai pendapat subjektif dari orang yang ahli atau kompeten serta yang mengetahui permasalahan tertentu mengenai prestasi atau perilaku yang harus dicapai. Contoh: ditanyakan kepada sejumlah dosen mengenai kriterium keberhasilan dalam perkuliahan Kelemahannya: pandangan tiap orang berbeda-beda. Solusi: membuat penilaian yang sistematis dan terarah, misal dengan rating scale.

33 c. Kriterium langsung Kriterium telah ditetapkan berupa bentuk perilaku sikap atau tindakan nyata sebagai ukuran subjek. Contoh: dalam suatu seleksi, jika tidak memenuhi kriterium tertentu ketika diuji, maka tidak lulus.

34 d. Kriterium intermedier
Kriterium yang berpatokan pada apa yang harus dicapai subjek selama suatu tugas dilaksanakan. Kriterium ini memiliki tingkatan tertentu dengan persyaratan tertentu sesuai tugasnya Contoh: ketika seseorang akan/mendapatkan beasiswa, pada periode tertentu, prestasi belajar akan dikontrol, akan ada tuntutan nilai minimum yang harus dicapai.

35 e. Kriterium akhir Berhubungan dengan kriterium langsung dan kriterium intermedier. Pada akhirnya indv menunjukkan suatu prestasi dan keterampilan tertentu yang kemudian dijadikan kriterium terakhir. Contoh: min IPK 3.70 dengan masa belajar tepat 4 tahun berarti cumlaude.

36 c. Tes terhadap Kelompok Minoritas Budaya dan Bahasa
Asesmen harus dipandu oleh pengetahuan dan menghargai perbedaan-perbedaan individual. Sebagai praktisi harus memahami pengaruh usia, gender, ras, etnis, dan variabel latar belakang lainnya terhadap tes. Hambatan bahasa dapat membatasi kinerja tes orang-orang dari kelompok minoritas. Faktor-faktor budaya dapat memengaruhi hasil tes Penduduk asli Amerika mempunyai konsepsi tentang waktu, dan lebih menekankan pada waktu sekarang daripada orientasi waktu masa depan.

37 Terima kasih

38

39 Sebutkan 7 syarat-syarat tes yang baik!
Jelaskan dan berikan contoh mengenai kriterium objektif dan kriterium subjektif! Mengapa perbedaan bahasa & budaya dapat memengaruhi kinerja subjek ketika melakukan suatu pemeriksaan psikologis?


Download ppt "Masalah dalam pemeriksaan psikologis"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google