Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSukarno Budiman Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
MENUJU KEMITRAAN BIDAN & DUKUN PARAJI DI KECAMATAN ......
“Bermitra artinya adanya kerjasama antara bidan dan dukun paraji dalam menolong persalinan. Kerjasamanya saat persalinan, bagian dukun paraji adalah bagian atas badan ibu yang bersalin, dukun hanya mengurut dan memijatmijat si ibu dan bagian bidan adalah bagian bawah badan ibu bersalin artinya yang menolong persalinan. Bermitra itu artinya meronga-ronga. Dengan menjalin kerjasama dengan dukun paraji, pekerjaan terbantu dan lebih ringan. Selain itu dukun paraji membantu mensupport si ibu untuk mengejan dan memijit. Apalagi dukun paraji umumnya adalah mereka yang sudah sangat dekat dengan masyarakat. Jadi dukun paraji biasanya lebih tahu terlebih dahulu jika ada pasien yang hamil.”
2
persalinaan dilakukan oleh bidan/ tenaga kesehatan terlatih”
KONSEP KEMITRAAN “Kemitraan menempatkan bidan sebagai penolong persalinan, Mengalih fungsikan dukun paraji menjadi mitra bidan, dan mendorong kader posyandu untuk memediasi dan memfasilitasi masyarakat dan dukun paraji agar seluruh proses persalinaan dilakukan oleh bidan/ tenaga kesehatan terlatih”
3
PRINSIP KEMITRAAN Kesetaraan
Kesetaraan yang dimaksud adalah saling menghargai pengetahuan, pengalaman, keberadaan dan keahlian mitranya. Jadi harus dimulai dari menerima mitra apa adanya setara dengan dirinya. Keterbukaan Keterbukaan yang dimaksud adalah kemauan bersama untuk menjelaskan perasaan dan keinginannya serta membicarakan persoalan masing-masing yang masih harus diuji kebenarananya. Antara bidan, dukun bayi dan kader posyandu harus dibuat suasana yang tidak membuat satunya merasa lebih rendah, lebih pintar dan lebih mampu. Saling menguntungkan Kemitraan yang dimaksud adalah tidak ada yang kehilangan atau kerugian yang diterima pada salah satu pihak, tetapi terjadi sinergi dari para pihak. Dengan demikian harus dicari hal apa yang dapat disinergikan dan menyebabkan keuntungan lebih besar untuk para pihak yang bermitra.
4
LANDASAN KEMITRAAN 1. Saling Memahami Kedudukan Tugas dan Fungsi
Bidan memiliki tugas dan fungsi utama dalam membantu persalinan ibu hamil. Dukun paraji tidak melakukan tugas dan fungsi dalam membantu persalinan ibu secara langsung. Tugas dan fungsi dukun paraji adalah mendorong agar proses rujukan ibu paraji hanya kepada bidan atau tenaga kesehatan terlatih. Tugas dan fungsi kader posyandu adalah mendorong penyadaran masyarakat tentang perlunya pemeriksaan rutin ibu hamil, persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan serta kesiapsiagaan masyarakat desa dalam penanganan ibu paraji yang harus dirujuk ke rumah sakit. 2. Saling Memahami Kemampuan Masing-Masing Bidan memiliki kemampuan teknis dan tugas utama dalam membantu persalinan ibu, dukun paraji memiliki pengaruh dan dipercaya masyarakat, serta kader posyandu memiliki hubungan yang dekat dengan masyarakat dalam melakukan promosi kesehatan dan memobilisasi pertemuan masyarakat. Masing-masing kemampuan tersebut saling sinergi dan perlu dioptimalkan dalam mendukung persalinan yang aman dan selamat bagi ibu.
5
3. Saling Menghubungi Optimalisasi kemitraan antara bidan, dukun paraji dan kader posyandu perlu terus ditingkatkan dengan upaya saling menghubungi di antara masing-masing. 4. Saling Mendekati Bidan lebih banyak berada di unit pelayanan (Puskesmas, Pustu, atau Poskesdes), dukun paraji sering dikunjungi atau mengunjungi ibu hamil sementara kader kesehatan seringkali mengunjungi dan memfasilitasi pertemuan rutin masyarakat di posyandu. Untuk itu perlu kiranya para pihak tersebut saling mendekati, seperti: mendorong dukun bayi juga aktif datang ke posyandu, pustu, poskesdes ataupun Puskesmas. Demikian pula dengan bidan desa untuk lebih aktif mengunjungi dukun paraji dan kader posyandu. 5. Saling Bersedia Membantu dan Dibantu 6. Saling Mendorong dan Mendukung 7. Saling Menghargai Saling menghargai antara bidan, dukun paraji dan kader posyandu sangat penting. Dukun paraji telah ada di masyarakat jauh sebelum keberadaan bidan ataupun perkembangan ilmu kebidanan. Dukun paraji perlu menghargai perkembangan ilmu dan teknologi kebidanan yang dimiliki dan ditugaskan oleh pemerintah. Demikian pula saling menghargai juga penting diberikan kepada kader posyandu yang banyak mendukung promosi kesehatan pemerintah kepada masyarakat.
6
APA ITU BIDAN, BIDAN DESA & DUKUN PARAJI ?
Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan Bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar pendidikan tersebut, serta memnuhi kualifikiasi (register) dan/atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktek Bidan Dukun Paraji adalah orang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak sesuai kebutuhan masyarakat Bidan Desa adalah Bidan yang ditempatkan dan bertugas di desa, mempunyai wilayah kerja satu atau dua desa, dan dalam melaksanakan tugas pelayanan medis didalam maupun diluar jam kerjanya, bidan harus bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas.
7
Data Tenaga Bidan & Dukun Paraji
Desa Bidan Dukun Paraji
8
Cakupan Persalinan Januari s/d ....... ......
Desa Sasaran Bidan Dukun Paraji Fasilitas Rumah
9
GRAFIK ANGKA KEMATIAN BAYI DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS. PERIODE 20
GRAFIK ANGKA KEMATIAN BAYI DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS PERIODE – (Juni)
10
Angka Kematian Ibu Angka kematian ibu tahun ...... tercatat 2 kasus
Angka kematian ibu tahun sampai dengan bulan tercatat kasus
11
KERANGKA RINCIAN PEMBAGIAN TARIF PERSALINAN NORMAL
PASIEN MANDIRI RETRIBUSI PUSKESMAS BHP OBAT RETRIBUSI DASOLIN RETRIBUSI DESA KADER JASA DUKUN JASA BIDAN PNC JUMLAH
12
JASA BIDAN 60 % ADMINISTRASI & ATK 40 % RETRIBUSI DASOLIN 10.000
KERANGKA RINCIAN PEMBAGIAN TARIF PERSALINAN NORMAL PASIEN PESERTA JAMOERSAL & BPJS/KIS JASA BIDAN 60 % ADMINISTRASI & ATK 40 % RETRIBUSI DASOLIN RETRIBUSI DESA KADER JASA DUKUN
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.