Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

FILSAFAT PENDIDIKAN DEFINISI ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN Realisme. Pragmatisme. Materialisme. Idealisme. Esensialisme. Perenialisme. Eksistensialisme. Rekontruksionisme.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "FILSAFAT PENDIDIKAN DEFINISI ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN Realisme. Pragmatisme. Materialisme. Idealisme. Esensialisme. Perenialisme. Eksistensialisme. Rekontruksionisme."— Transcript presentasi:

1 FILSAFAT PENDIDIKAN DEFINISI ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN Realisme. Pragmatisme. Materialisme. Idealisme. Esensialisme. Perenialisme. Eksistensialisme. Rekontruksionisme. ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN Progresivisme.

2 DEFINISI FILSAFAT  Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philo yang berarti cinta dan Sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom).  Filsafat dapat diartikan sebagai “cinta kepada kebijaksanaan”.

3 DEFINISI PENDIDIKAN  M.J. Longeveled Pendidikan adalah usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anaka agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.  J.J. Russeau Pendidikan adalah pembekalan yang tidak ada pada pada saat anak-anak, akan tetapi dibutuhkan pada saat dewasa.

4  Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.  UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan negara

5 FILSAFAT PENDIDIKAN MATERIALISME  Materialisme berpandangan bahwa hakekat realisme adalah materi, bukan rohani, spiritual atau supernatural. Filsafat materialisme memandang bahwa materi lebih dulu ada sedangkan ide atau pikiran timbul setelah melihat materi. Aliran ini adalah aliran tertua.  Pembelajaran lebih banyak didominasi guru, sementara peserta didik hanya mengikuti skenario yang telah disusun oleh guru, sehingga kompetensi peserta didik tidak berkembang dengan baik.  Beberapa tokoh aliran materialisme adalah ; Democritos, Ludwig Feurbach

6 FILSAFAT PENDIDIKAN IDEALISME Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik. Pengetahuan yang diperoleh melalui panca indera adalah tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak berubah, seperti apa yang dikatakan baik, benar, cantik, buruk, secara fundamental tidak berubah dari generasi ke generasi. Idealisme memandang bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide. Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah ; Plato, Elea dan Hegel, Emanuael kant, David Hume, Al Ghazali Menurut aliran idelisme peserta didik merupakan makhluk spiritual, apa yang mereka lakukan merupakan ekspresi dari keyakinannya. Guru dalam sitem pengajaran sebagai fasilitator yang akan mengantarkan peserta didik dalam mengenal dunianya lewat materi-materi dalam aktivitas pembelajaran. Tugas guru adalah memenuhi akal peserta didik dengan hakekat-hakekat dan pengetahuan yang tepat. Pendidikan adalah proses melatih pikiran, ingatan, dan perasaan.

7 FILSAFAT PENDIDIKAN REALISME  Realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualistik. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas adalah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian, yaitu subjek yang menyadari dan mengetahui di satu pihak, dan di pihak lainnya adalah adanya realita di luar manusia, yang dapat dijadikan objek pengetahuan manusia. Beberapa tokoh aliran realisme adalah ; Aristoteles, Johan Amos Comenius, Wiliam Mc Guacken, Francis Bacon, John Locke, Galileo, David Hume, John Stuart Mill. Berdasarkan aliran ini Pendidikan dilakukan untuk membentuk setiap individu agar mereka menjadi sesuai dengan apa yang dikatakan baik. Peserta didik dianggap sama sekali tidak mengetahui kecuali apa yang sudah diajarkan. Inisiatif dalam Pendidikan lebih ditekankan pada pendidik bukan pada peserta didik.

8 Pragmatisme Pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara praktis. Buku Filsafat Pendidikan; Th e Choice Is Yours Dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, dimana apa yang ditampilkan pada manusia dalam dunia nyata merupakan fakta-fakta individual, konkret, dan terpisah satu sama lain. Charles Sandre Peirce Dalam perkembangan tersebut manusia membutuhkan sesamanya, meniru, beradaptasi,bekerja-sama dan berkreasi mengembangkan kebudayaan di tengah-tengah komunitasnya. Contoh : Siswa harus diberikan kebebasan menyalurkan pendapat, tidak hanya menerima pengetahuan dari guru saja, melainkan guru menciptakan suasana agar siswa selalu haus akan pengetahuan.

9 Eksistensialisme 1. Eksistensialisme adalah filsafat yang mengandung segala gejala dengan berpangkal kepada eksistensi 2. Menurut Heiddegger, eksistensialisme lebih dikenal sebagai bentuk gaya berfilsafat, pokok utamanya adalah manusia dan cara beradanya ditengah-tengah makhluk lainnya. Kata eksistensi berasal dari kata eks (keluar) dan sistensi, yang diturunkan dari kata kerja sisto (berdiri, menempatkan). Oleh karena itu, kata eksistensi diartikan manusia berdiri sebagai diri sendiri dengan keluar dari dirinya. Buku Filsafat Pendidikan; Th e Choice Is Yours Individu bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar. Sebenarnya, bukannya tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang tidak benar, tetapi seorang eksistensialisme dasar bahwa kebenaran bersifat relative, karenanya masing-masing individu bebas menentukan sesuatu yang menurutnya benar.

10 Eksistensialisme Dalam Pendidikan http://teachingofhistory.blogspot.com/2012/06/filsafat-eksistensialisme-dalam.html 1.Pengetahuan Pengetahuan manusia tergantung kepada pemahamannya tentang realitas, tergantung pada interpretasi manusia terhadap realitas, pengetahuan yang diberikan di sekolah bukan sebagai alat untuk memperoleh pekerjaan atau karir anak, melainkan untuk dapat dijadikan alat perkembangan dan alat pemenuhan diri. 2. Nilai Pemahaman eksistensialisme terhadap nilai, menekankan kebebasan dalam tindakan. Kebebasan bukan tujuan atau suatu cita-cita dalam dirinya sendiri, melainkan merupakan suatu potensi untuk suatu tindakan. 3. Pendidikan Dalam hubungannya dengan pendidikan, Sikun Pribadi (1971) mengemukakan bahwa eksistensialisme berhubungan erat sekali dengan pendidikan, karena keduanya bersinggungan satu dengan yang lainnya pada masalah-masalah yang sama, yaitu manusia, hidup, hubungan anatar manusia, hakikat kepribadian, dan kebebasan. Pusat pembicaraan eksistensialisme adalah “keberadaan” manusia, sedangkan pendidikan hanya dilakukan oleh manusia.

11 Progresivisme Progresivisme merupakan aliran filsafat pendidikan modern yang menghendaki adanya perubahan pelaksanaan pendidikan menjadi lebih maju. Aliran progresivisme ini mengutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak dan menjadikan pendidik hanya sebatas sebagai fasilitator, pembimbing, dan pengarah bagi peserta didik. JURNAL ALIRAN PROGRESIVISME DALAM PENDIDIKAN DI INDONESIA Menurut John S. Brubacher sebagaimana dikutip Jalaludin dan Abdullah Idi (2012:82) bahwa Aliran Progresivisme bermuara pada aliran filsafat pragmatisme yang diperkenalkan oleh William James (1842- 1910) dan John Dewey (1859-1952) yang menitik beratkan pada segi manfaat bagi hidup praktis. Artinya, kedua aliran ini sama- sama menekankan pada pemaksimalan potensi manusia dalam upaya menghadapi berbagai persoalan kehidupan sehari-hari.

12 Konsep Progresivisme http://liemkocak.blogspot.com/2016/02/aliran-filsafat-pendidikan.html?m=1 Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman- pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpulkan dalam Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Progresivisme merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar “naturalistik”, hasil belajar “dunia nyata” dan juga pengalaman teman sebaya.upaya menghadapi berbagai persoalan kehidupan sehari-hari. John Dewey John Dewey adalah salah satu tokoh progresivisme, seorang profesor di universitas Chicago dan Columbia (Amerika).Teori Dewey tentang sekolah adalah “progressivism” yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya dari pada mata pelajarannya sendiri

13 Kelebihaan Progresivisme http://liemkocak.blogspot.com/2016/02/aliran-filsafat-pendidikan.html?m=1 Kelebihan a. Nilai-nilai yang dianut bersifat fleksibel terhadap perubahan b. Toleran dan terbuka sehingga menuntut untuk selalu maju bertindak secara konstruktif, inovatif, reformatif, aktif serta dinamis c. Anak didik diberikan kebebasan secara fisik maupun cara berfikir, guna mengembangkan bakat, kreatifitas dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain d. Menjadikan anak didik memiliki kulalitas dan terus maju sebagai generasi yang akan menjawab tantangan zaman peradaba baru.

14 Kelemahan Progresivisme http://liemkocak.blogspot.com/2016/02/aliran-filsafat-pendidikan.html?m=1 Kelemahan: a. Progresivisme tterlampau menekankan pada pendidikan individu b. Kelas sekolah progresif artifisial atau dibuat-buat dan tidak wajar c. Progersivusme bergantung pada minat dan spontan d. Siswa merencanakan sesuatu sendiri dan mereka tidak bertanggung jawab terhadap hasil dari tugas-tugas yang dikerjakan.

15 Filsafat Esensialisme

16 Konsep Aliran Esensialisme  Esensialisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia.  Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresivisme.  Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.

17 Tokoh Aliran Esensialisme  Aliran esensialisme ini dipelopori oleh Johan Frieddrich Herbart (1776-1841).  Ia berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah menyesuaikan jiwa seseorang dengan kebijaksanaan Tuhan. Yang artinya, adanya penyesuaian hukum kesusilaan. Proses untuk mencapai tujuan pendidikan itu oleh Herbart disebut dengan pengajaran.

18 Kelebihan dan Kelemahan Aliran Esensialisme  Essensialisme membantu untuk mengembalikan subjek matter kedalam proses pendidikan namun tidak mendukung parenialisme bahwa subjek matter yang benar adalah realitas abadi yang disajikan dalam buku-buku besar dari peradaban barat.  Essensialisme berpendapat bahwa perubahan merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat diubah dalam kehidupan sosial.  Menurut essensialis, sekolah tidak boleh mempengaruhi atau menetapkan kebijakan- kebijakan sosial.  Para pemikir essensialis pada umumnya tidak memiliki kesatuan garis karena mereka berpedoman pada filsafat yang berbeda.  Peran guru sangat dominan sebagai seorang yang menguasi lapangan dan merupakan model yang sangat baik untuk digugu dan ditiru. Kelebihan: Kekurangan:

19 Filsafat Parenialisme

20 Konsep Aliran Parenialisme  Parrenial berarti everlasting, tahan lama, atau abadi.  Pendidikan menurut filsafat ini mesti membangun sejumlah mata pelajaran yang umum bukan spesialis, liberal bukan vokasional, yang humanistis bukan teknikal.  Ada empat prinsip dari aliran ini : (1) Kebenaran bersifat universal dan tidak tergantung pada tempat, waktu, dan orang; (2) pendidikan yang baik melibatkan pencarian pemahaman atas kebenaran; (3) kebenaran dapat ditemukan dalm karya-karya agung; dan (4) pendidikan adalah kegiatan liberal untuk mengembangkan nalar.

21 Tokoh Aliran Parenialisme  Aliran ini dipelopori oleh Plato (427- 347 SM). Plato ingin membangun dan membina tata kehidupan dunia yang ideal, diatas tata kebudayaan yang tertib dan sejahtera, membina cara yang menuju kepada kebaikan.  Aristoteles (384-322 SM) adalah murid plato, namun dalam pemikirannya ia mereaksi terhadap filsafat gurunya yaitu plato yang menekankan berfikir rasional spekuatif. Aristoteles menggunakan cara berfikir rasional empiris realistis.

22 Kelebihan dan Kelemahan Aliran Parenialisme  Perenialisme mengangkat kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang menjadi pandangan hidup yang kokoh pada zaman kuno dan abad pertengahan dan pendidikan lebih banyak mengarahkan perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh.  Kurikulum menekankan pada perkembangan intelektual siswa pada seni dan sains. Untuk menjadi terpelajar dan menjadi kultural, para siswa harus berhadapan pada bidang- bidang seni dan sains yang merupakan karya terbaik dan paling signifikan yang diciptakan oleh manusia.  Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari- hari. Pendidikan yang menganut paham ini menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terkait pada tempat dan waktu aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.  Perenialisme kurang menerima adanya perubahan-perubahan, karena menurut mereka perubahan-perubahan banyak menimbulkan kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual, dan sosiokultural.  Dalam proses belajar mengajar, guru menjadi dominan sehingga seakan tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk turut aktif. Kelebihan: Kekurangan:

23 Filsafat Rekonstruksionalisme

24 Konsep Aliran Rekonstruksionalisme  Aliran rekonstruksionalisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamat dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa.  Aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis dan bukan dunia yang dikuasasi oleh golongan tertentu.

25 Tokoh Aliran Rekonstruksionalisme  Rekonstruksionalisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930.  George counts sebagai pelopor rekonstruksionisme dalam publikasinya ”dare the school build a new sosial order” mengemukakan bahwa sekolah akan betul- betul berperan apabila sekolah menjadi pusat bangunan masyarakat secara keseluruhan, kesukuan (rasialisme).

26  kak

27 Kelebihan dan Kelemahan Aliran Rekonstruksionalisme  Membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan- keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.  Kurikulum berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan.Kurikulum disusun untuk menyoroti kebutuhan akan beragam reformasi social  Anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan sosial.  Rekonstruksionisme menekankan pada pengalaman yang dimiliki para siswa dengan interaksi ekstensif antara guru dan siswa dan diantara para siswa itu sendiri.  Melalui suatu pendekatan rekonstruksionis sosial pada pendidikan, para siswa belajar metode-metode yang tepat untuk berhadapan dengan krisis-krisis signifikan yang melanda dunia.  Beban dan tanggung jawab sekolah sangatlah berat karena tujuan sekolah adalah mengembangkan rekayasa sosial.  Tawaran pemikiran yang direkomendasikan oleh rekonstruksionisme seperti keterlibatan aktif dunia pendidikan pada dunia politik akan berdampak buruk pada aktivitas pendidikan.  Rekonstruksionisme bersifat makro, dan kurang menitikberatkan pada individu.  Gagasan-gagasan yang ada di dalam rekonstruksionisme sangat teoritik dan cenderung tidak realistik. Kelebihan: Kekurangan:

28 Pertanyaan:  Kak andriani : konseparenialisme itu mengapa sangat kontra diksi dengan kelebihannya?  Mbak hurri : sistem pendidikan di Indonesia ke arah filsafat apa? Apakah akan mengikuti aliran tertentu?  Prita : materialisme itu apa? Apakah lebih ditekankan dengan materi? Materilisme itu memang benar lebih dahulu dari idealisme?  Mbak rochmah : eksistensialisme itu apakah mirip dengan progresisme? Perbedaannya apa?


Download ppt "FILSAFAT PENDIDIKAN DEFINISI ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN Realisme. Pragmatisme. Materialisme. Idealisme. Esensialisme. Perenialisme. Eksistensialisme. Rekontruksionisme."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google