Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Tanggung Jawab dan Tujuan Audit Azmi Fasa, S.E., M.E.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Tanggung Jawab dan Tujuan Audit Azmi Fasa, S.E., M.E."— Transcript presentasi:

1 Tanggung Jawab dan Tujuan Audit Azmi Fasa, S.E., M.E.

2 Tujuan Pengauditan Laporan Keuangan  Tujuan pengauditan umum atas laporan keungan oleh auditor independen merupakan pemberian opini atas kejawaran di mana laporan tersebut telah disajikan secara wajar, dalam segala hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas, sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

3 Tujuan Pengauditan Laporan Keuangan  Pemberian opini atas kewajaran  Laporan Keuangnan disajikan secara wajar  Terbebas dari salah saji material  Mengikuti aturan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

4 Tanggung Jawab Manajemen  Menerapkan kebijakan akuntansi yang memadai  Menjaga kecukupan pengendalian internal  Menyajikan laporan keuangan yang wajar Tanggung jawab manajemen atas kewajaran dalam representasi (asersi) pada laporan keuangan memberikan kebebasan bagi manajemen untuk menentukan penyajian dan pengungkapan apa saja yang dianggap penting.

5 Tanggug jawab auditor: (SA 110)  Merencanakan dan menjalankan proses audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan t elah bebas dari salah saji material, yang disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan.

6 Tanggung Jawab Auditor  Karena sifat dari bahan bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor harus mampu mendapatkan keyakinan yang memadai, namun bukan absolut, bahwa salah saji material telah dideteksi.  Auditor tidak memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan menjalankan audit untuk mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa kesalahan penyajian yang disebabkan oleh kesalahan maupun kecurangan, yang tidak signifikan terhadap laporan keuangan telah terdeteksi.

7 Salah Saji Material  Kesalahan saji biasanya dianggap material jika gabungan dari kesalahan- kesalahan yang belum dikoreksi dan kecurangan dalam laporan keuangan akan mengubah atau mempengaruhi keputusan orang-orang yang menggunakan laporan keuangan tersebut.

8 Keyakinan yang Memadai  Auditor bertanggung jawab untuk mendapatkan keyakinan memadai bahwa batas materialitas telah terpenuhi.  Standar audit mengindikasikan keyakinan yang memadai sebagai tingkat yang tinggi, namun tidak absolut, bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji material.

9 Keyakinan yang Memadai  Auditor bertanggung jawab untuk mendapatkan tingkat keyakinan yang memadai, namun bukan absolut, untuk beberapa alasan berikut:  Sebagian besar bahan bukti audit berasal dari pengujian sampel populasi.  Penyajian akuntansi berisi estimasi yang kompleks, dimana melibatkan ketidakpastian dan dapat dipengaruhi oleh kejadian di masa mendatang  Sering kali sangat sulit, atau bahkan tidak mungkin, bagi auditor untuk mendeteksi kesalahan saji dalam laporan keuangan, khususnya ketika terjadi kolusi diantara manajemen.

10 Kesalahan dan Kecurangan  SA 316 (PSA 70) membedakan dua jenis salah saji, yaitu, kesalahan (errors) dan kecurangan (fraud).  Suatu kesalahan merupakan salah salah saji dalam pelaporan keuangan yang tidak disengaja  Kecurangan merupakan salah saji yang disengaja  Bentuk kecurangan : (1) penyalahgunaan asset (kecurangan karyawan); (2) kecurangan dalam pelaporan keuangan (kecurangan manajemen)

11 Skeptisme Profesional  SA 230 mengharuskan pengauditan didesai untuk menghasilkan keyakinan yang memadai untuk mendeteksi baik kesalahan-kesalahan yang material maupun kecurangan dalam laporan keuangan.  Untuk mencapai hal tersebut, pengauditan harus direncanakan dan dilakukan dengan sikap mental skeptisme professional.  Skeptisme professional merupakan suatu perilaku pemikiran yang secara kritis dan penilaian kritis atas bahan bukti audit.  Auditor tidak harus menganggap bahwa manajemen telah berlaku tidak jujur, namun kemungkinan bahwa adanya ketidakjujuran harus dipertimbangkan.

12 Tanggung Jawab Auditor 1. Tanggung Jawab auditor dalam mendeteksi kesalahan material 2. Tanggung jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan material 3. Tanggung jawab auditor untuk membongkar tindakan ilegal

13 Siklus Laporan Keuangan  Pengauditan dilakukan dengan membagi laporan keuangan ke dalam kelompok yang lebih kecil.  Pembagian ini membuat pengauditan menjadi lebih mudah untuk dilakukan dan membantu dalam menetapkan tugas-tugas kepada setiap anggota dalam tim audit tersebut.

14 Siklus Laporan Keuangan  Sebuah cara yang umum untuk mengelompokan audit adalah dengan tetap menjaga jenis atau kelompok transaksi dan saldo akun yang terkait erat ke dalam satu kelompok yang sama.  Pendekatan ini disebut dengan pendekatan siklus.

15 Siklus Laporan Keuangan  Logika penggunaan pendekatan siklus ini adalah bahwa pendekatan ini menghubungakan bagaimana transaksi- transaksi dicatat dalam jurnal dan diikkhtirsarkan dalam buku besar dan laporan keuangan

16 Siklus Laporan Keuangan  Siklus Penjualan dan Penagihan  Siklus pembelian dan pembayaran  Siklus penggajian dan kepegawaian  Siklus persediaan dan pergudangan

17

18

19 Menyusun berbagai Tujuan Audit  Tujuan Audit yang terkait dengan Transaksi  Setiap kelas transaksi terdapat sejumlah tujuan audit yang harus dipenuhi sebelum auditor dapat menyimpulkan bahwa transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat  Tujuan Audit yang terkait dengan Saldo  Tujuan audit yang harus dipenuhi bagi setiap saldo akun  Tujuan audit yang terkait penyajian dan pengungkapan

20 Asersi Manajemen  Asersi manajemen adalah pernyataan yang tersirat atau tertulis oleh manajemen mengenai  Kelompok-kelompok transaksi  Saldo akun  Penyajian dan pengungkapan

21 Asersi Manajemen  Asersi manajemen secara langsung terkait dengan standar akuntansi (PABU, karena asersi ini merupakan bagian dari kriteria bahwa manajemen telah mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi dalam laporan keuangan.

22 Asersi mengenai kelompok- kelompok transaksi  Keterjadian (Occurance) >>>> transaksi benar benar terjadi selama periode pembukuan  Kelengkapan (Completeness)>>>> transaksi sudah dicatat dengan lengkap  Akurasi (Accuracy)>>>> transaksi telah dicatat dengan jumlah yang benar.  Klasifikasi (Classification)>>>> transaksi telah dicatat dengan nama akun yang tepat  Pisah Batas (cutoff)>>>>transaksi telah dicatat pada periode pembukuan yang tepat

23 Asersi Mengenai Saldo Akun  Keberadaan (Existence) >>>> apakah aset, liabilitas, dan ekuitas yang dimasukan dalam neraca benar-benar ada di tanggal neraca tesebut.  Kelengkapan (Completeness)>>>> apakah semua akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan benar-benar telah dimasukan dalam laporan keuangna

24 Asersi Mengenai Saldo Akun  Penilaian dan Alokasi (Valuation and Allocation), apakah aset, liabilitas, dan ekuitas telah dimasukan dalam laporan keuangan dengan jumlah yang tepat, termasuk setiap penyesuaian yang menggambarkan nilai aset pada nilai realisasi bersihnya.

25 Asersi Mengenai Saldo Akun  Hak dan Kewajiban (Right and Obligation) >>>> Apakah aset merupakan hak entitas tersebut dan apakah liabilitas merupakan kewajiban dari entitas tersebut pada suatu tanggal tertentu.

26 Asersi Mengenai Saldo Akun  Keberadaan (Existence)  Kelengkapan (Completeness)  Penilaian dan Alokasi (Valuation and Allocation)  Hak dan Kewajiban (Right and Obligation)

27 Asersi Mengenai Penyajian dan Pengungkapan  Keterjadian dan Hak dan Kewajiban (Occurance dan Right and Obligation)  Kelengkapan (Completeness)  Akurasi dan penilaian (Accuracy and Valuation)  Klasifikasi dan pemahaman (Classification and understanding)

28  Keterjadian dan Hak dan Kewajiban (Occurance dan Right and Obligation) >>>> Apakah kejadian-kejadian yang diungkapan telah benar-benar terjadi dan merupakan hak dan kewajiban  Kelengkapan (Completeness) >>>> apakah semua pengungkapan yang seharusnya telah dimasukan dalam laporan keuangan.

29  Akurasi dan Penilaian (Accuracy and Valuation) >>>> apakah informasi keuangan telah diungkapkan dengan wajar dan dengan jumlah yang tepat.  Klasifikasi dan Pemahaman (Classification and Understanability) >>>> apakah jumlah- jumlah telah diklasifikan dengan tepat dalam laporan keuangan dan catatan-catatan kaki, dan apakah penjelasan saldo dan pengungkapan terkait dapat dipahami.

30

31 31  Berbagai asersi Keberadaan atau keterjadian  Berbagai asersi Keberadaan  apakah aktiva, kewajiban serta modal yang tercantum dalam neraca benar-benar ada pada tanggal neraca  Berbagai asersi Keterjadian  apakah berbagai transaksi yang tercatat dalam suatu laporan keuangan memang benar-benar terjadi selama periode akuntansi tersebut  Berbagai asersi Kelengkapan  Seluruh transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah disajikan seluruhnya  Berbagai asersi Penilaian atau alokasi  Apakah nilai yang tersaji pada akun aktiva, kewajiban, modal, pendapatan dan beban dalam laporan keuangan merupakan nilai yang tepat  Berbagai asersi Hak dan Kewajiban  Apakah pada waktu tertentu, aktiva merupakan hak perusahaan dan passiva merupakan kewajiban perusahaan  Berbagai asersi Penyajian dan pengungkapan  Apakah berbagai komponen dalam laporan keuangan telah digabungkan atau dipisahkan, diuraikan dan diungkapkan dengan tepat

32 32 Tujuan Audit yang Terkait dengan Transaksi  Merupakan asersi manajemen dan kerangka kerja yang dapat membantu auditor dalam mengumpulkan bukti audit yang cukup kompeten serta memutuskan jumlah bukti audit yang tepat yang harus dikumpulkan bagi berbagai kelas transaksi.  Tujuan audit umum yang terkait dengan transaksi : 1. Keberadaan - Berbagai transaksi yang tercatat memang terjadi 2. Kelengkapan - Berbagai transaksi yang terjadi telah dicatat 3. Akurasi - Berbagai transaksi yang tercatat telah dinyatakan dalam nilai yang benar 4. Klasifikasi - Berbagai transaksi yang tercatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan secara tepat 5. Pemilihan waktu yang tepat (timing) - Berbagai transaksi dicatat pada tanggal yang benar 6. Pemindahbukuan (posting) dan pengikhtisaran - Berbagai transaksi tercatat dengan tepat telah dicantumkan pada master file serta telah diikhtisarkan dengan benar  Tujuan audit spesifik yang terkait dengan transaksi ada tiga asersi (Lihat Tabel 6-2)

33 33 Tujuan Audit yang Terkait dengan Saldo  Persamaan dan Perbedaan Tujuan Audit yang Terkait dengan Transaksi dan Tujuan Audit yang Terkait dengan Saldo  Persamaan : merupakan asersi manajemen dan kerangka kerja yang dapat membantu auditor dalam mengumpulkan bukti audit yang cukup kompeten  Perbedaan :  Diterapkan pada saldo akun  Mempunyai tujuan audit yang lebih banyak dibanding pada kelas transaksi

34 34 Tujuan Audit yang Terkait dengan Saldo  Tujuan audit umum yang terkait dengan saldo : 1. Keberadaan - Nilai yang tercantum memang terjadi 2. Kelengkapan - Nilai yang mempengaruhi saldo akun telah dicantumkan 3. Akurasi – Nilai yang tercantum telah dinyatakan dengan benar 4. Klasifikasi - Nilai yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan dengan tepat 5. Cut off - Berbagai transaksi yang terjadi disekitar tanggal neraca telah dicatatkan pada periode yang tepat 6. Kaitan rinci - Berbagai rincian dalam saldo akun sesuai dengan nilai pada master file yang terkait, tercakup dalam nilai total saldo akun dan sesuai dengan nilai total dalam buku besar 7. Nilai yang terealisasi – Berbagai aktiva dicantumkan salam sejumlah nilai yang diperkirakan akan terealisasi 8. Hak dan kewajiban 9. Penyajian dan pengungkapan – Saldo akun dan berbagai ketentuan pengungkapan yang terkait dengan saldo akun tersebut telah disajikan dengan tepat dalam laporan keuangan

35 35 Tujuan Audit yang Terkait dengan Saldo  Tujuan audit spesifik yang terkait dengan saldo  Minimal akan terdapat satu tujuan audit spesifik yang terkait dengan saldo untuk masing-masing tujuan audit umum yang terkait dengan saldo, kecuali jika auditor meyakini bahwa suatu tujuan audit umum yang terkait dengan saldo tidak relevan atau tidak penting dalam situasi tertentu  Hubungan antara asersi manajemen dengan tujuan audit yang terkait dengan saldo (lihat Tabel 6-3)

36 36 Bagaimana Tujuan Audit tersebut dapat Dipenuhi  Melalui empat fase proses audit (lihat Gambar 6-7)  Proses audit  suatu metodologi yang tersusun baik untuk mengorganisasikan suatu audit untuk memastikan bahwa bukti yang terkumpul telah memadai dan kompeten serta semua tujuan audit yang tepat telah terspesifikasi dan dipenuhi

37 37 PERTANGGUNGJAWABAN dan TUJUAN AUDIT Bagaimana Tujuan Audit tersebut dapat Dipenuhi  Fase I - Merencanakan dan Mendesain Pendekatan Audit  Harus terkumpulnya bukti audit yang cukup kompeten agar dapat memenuhi tanggungjawab profesional auditor dan biaya pengumpulan bukti audit ini haruslah seminimal mungkin 1.Memperoleh pemahaman akan strategi bisnis klien dan memproses serta menilai resiko 2.Memahami pengendalian intern dan menilai resiko pengendalian  Fase II – Melaksanakan Uji Pengendalian dan Uji Substantif atas Transaksi  Uji Pengendalian (test of control)  untuk menyesuaikan pengurangan taksiran resiko pengendalian dari yang direncanakan semula (menguji efektivitas pengendalian tersebut)  Uji substantif atas transaksi (substantive tests of transactions)  melakukan evaluasi atas pencatatan berbagai transaksi yang dilakukan oleh klien dengan memverifikasi nilai moneter dari berbagai transaksi

38 38 Bagaimana Tujuan Audit tersebut dapat Dipenuhi  Fase III – Melaksanakan Prosedur Analitis dan Uji Rincian Saldo  Prosedur Analitis (analytical procedures)  menggunakan perbandingan serta berbagai hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau tampilan sata lainnya tampak wajar  Uji rincian saldo (tests of details of balances)  berbagai prosedur spesifik yang ditujukan untuk menguji salah saji secara moneter pada akun dalam laporan keuanganBagaimana Tujuan Audit tersebut dapat Dipenuhi  Fase IV – Melengkapi Proses Audit dan Menerbitkan suatu Laporan Audit  kesimpulan menyeluruh tentang apakah suatu laporan keuangan itu telah disajikan secara wajar


Download ppt "Tanggung Jawab dan Tujuan Audit Azmi Fasa, S.E., M.E."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google