Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehusep suroso Telah diubah "5 tahun yang lalu
2
PEMBANGUNAN NASIONAL Pro poor, Pro Job, Pro Growth, Pro Environment, MDGs, Keadilan utk Semua. PEMBANGUNAN DAERAH Terwujudnya Masy Jateng yg Semakin Sejahtera SEJALAN SINERGITAS PEMBANGUNAN PUSAT - DAERAH RPJMD 2008 - 2013 RPJMN 2010 - 2014 2 Bangun & kembang ek lokal. Wujudkan masy yg berkemamuan & berdaya saing
3
AMANAH PEMERINTAH PUSAT Inpres 3/2010 PEMERINTAH PUSAT SUSUN PETA JALAN PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGS PEMERINTAH DAERAH RAD MDG’S Inpres 1/2010 PEMERINTAH PUSAT RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI PEMERINTAH DAERAH RAD PANGAN & GIZI 3
4
INDIKATOR BID.KESEHATAN PERLU PERHATIAN KOMITMEN PENCAPAIAN TUJUAN PEMBANGUNAN MILLENIUM (MDGs) RAD MDG’S PERGUB 20/2011 ttg Percepatan Pencapaian Target MDGs Prov Jateng 2011-2015 1.AKB 2.AKBA 3.Prosentase Anak berusia 1 th yang diimunisasi campak 4.Proporsi Kelahiran yg ditolong tenaga Kesht Terlatih 5.Tk. Kelahiran remaja 6.Cakupan Pelayanan Antenatal 7.Angka Penemuan Kasus Malaria 8.Angka Kejadian TB 9.Tk Kematian TB 10.Proporsi Kasus TB yg ditemukan mll DOTS 11.Proporsi Kasus TB yg ditemukan mll DOTS 12.Proporsi Kasus TB yg disembuhkan mll DOTS 1.Prevalensi Balita Gizi Buruk 2.AKI 3.Prevalensi HIV/AIDS 4.Penggunaan Kondom pd Hub Seks beresiko Tinggi 5.Proporsi penduduk Usia 15-24 th memiliki pengetahuan komprehensif ttg HIV/AIDs 6.Proporsi Penduduk terinfeksi HIV lanjut yg memiliki akses obat-obatan antiretroviral 7.Angka Kematian DBD 1.Prevalensi Balita Gizi Kurang 2.Proporsi penduduk dgn asupan kalori di bwh tk Mininal 3.Unmet Need KB 4.Angka Kesakitan DBD 5.Tk. Prevalensi HIV-AIDs INDIKATOR BID.KESEHATAN TELAH TERCAPAI INDIKATOR BID.KESEHATAN AKAN TERCAPAI 4
5
UPAYA PENANGANAN PANGAN & GIZI RAD PANGAN & GIZI (PERGUB NO 7 TAHUN 2012) Perbaikan gizi masyarakat Peningkatan aksesibilitas pangan beragam Peningkatan pengawasan mutu dan keamanan pangan Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Penguatan kelembagaan pangan dan gizi 5 (LIMA) PILAR RAD-PG TANTANGAN 1.Sosial dan Budaya Kemiskinan, Pendidikan, HAM, Gender, Kesehatan Reproduksi, Kultur makanan masyarakat 2. Sistem Pangan dan Gizi SDM, Infrastruktur, Pembiayaan, SPM, Ketahanan pangan, Kewaspadaan pangan & gizi, mutu & keamanan pangan, Penelitian pangan dan gizi KELUARAN 1.Kat cakupan ASI ekslusif, D/S, KN dan K4 2.Kat keragaman konsumsi dan skor PPH (Pola Pangan Harapan) 3.Kat cakupan jajanan anak sekolah memenuhi syarat dan produk PIRT tersertifikasi 4.Kat rumah tangga ber-PHBS 5.Kat kab/kota punya SKPD Pangan Gizi 6.Kat peraturan perundangan Pangan Gizi 7.Kat tenaga D3 gizi puskesmas dan PPL kecamatan IMPLEMENTASI RAD PG TARGET 2015 1.Prevalensi anak balita Gizi kurang : 11% 2.Prevalensi anak balita Pendek : 27,5% 3.Penurunan populasi penduduk dengan asupan kalori < 1.400 kkal/kap/hari : 8,5% 5
6
PERMASALAHANGIZI KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) OBESITASANEMIA DEFISIENSI VITAMIN A GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN IODIUM (GAKI) -Tubuh kekurangan Iodium secara terus menerus dalam waktu yang lama. -Rawan terjadi pada kawasan yg secara geografis tidak cukup mengandung yodium INDIKATOR KEKURANGAN GIZI KRONIK -Ibu Hamil Abortus, Lahir Mati, Kelainan bawaan Bayi, Kematian Prenatal, Bayi Kretin -Anak Pembesaran kelenjar gondok, gangguan fungsi mental, produktivitas fisik & kecerdasannya rendah serta pertumbuhan. UPAYAPENANGGULANGAN Penggunaan garam Iodium 6
7
KONSEP DASAR PENANGANAN GAKI JAWA TENGAH TUJUAN PEMB KES JATENG KUALITAS SDM TARGET MDGS 90% konsumsi Garam Iodium TAHUN 2015 Perbaikan Gizi Masyarakat Pencegahan & Penanggulangan Gizi Buruk Kekurangan Iodium & kejadian Kretin Baru RPJP Daerah, RPJM Daerah, RKP Daerah MANDIRI, SEHAT KESEJAHTERAAN BERPERAN SCR BAIK DLM PROSES PEMB 7
8
8
9
GAKI merupakan SALAH SATU masalah GIZI di Jawa Tengah yang BERDAMPAK pada penurunan kualitas SDM GAKI merupakan SALAH SATU masalah GIZI di Jawa Tengah yang BERDAMPAK pada penurunan kualitas SDM
10
Pergeseran prioritas masalah GAKI seiring adanya paradigma baru malnutrisi Iodium. Pergeseran karakteristik daerah endemik : bukan monopoli daerah pegunungan atau dataran tinggi. Kasus-kasus hipotyroid secara sporadik muncul di berbagai daerah yang ‘bukan daerah endemik’. Kasus-kasus hipertiroid pun masih tetap ditemukan di daerah-daerah yang endemik atau mantan daerah endemik.
11
Daerah pantai dan pesisir bukanlah daerah ‘bebas GAKI’ seperti anggapan selama ini. Daerah penghasil garam dan produsen garam beryodium juga bukan daerah ‘bebas GAKI’. Faktor rendahnya kualitas lingkungan hidup (pencemaran) diduga kuat juga berperan menurunkan kemampuan tubuh dalam metabolisme zat Iodium.
12
KONSEP DASAR PENANGANAN GAKI JAWA TENGAH TUJUAN PEMB KES JATENG KUALITAS SDM TARGET MDGS 90% konsumsi Garam Iodium TAHUN 2015 Perbaikan Gizi Masyarakat Pencegahan & Penanggulangan Gizi Buruk Kekurangan Iodium & kejadian Kretin Baru RPJP Daerah, RPJM Daerah, RKP Daerah MANDIRI, SEHAT KESEJAHTERAAN BERPERAN SCR BAIK DLM PROSES PEMB 7
13
13
14
14 Promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif. 1.Iodisasi Garam: Universal; Garam Iodium 30-80 ppm. Iodisasi GaramIodisasi Garam 2.Suplementasi Kapsul Iodium : 200 mg Iodium/kaps. Suplementasi Kapsul IodiumSuplementasi Kapsul Iodium Pada target sasaran tertentu di daerah EB dan ES. 3.KIE : ttg Dampak GAKI thd kualitas SDM; pentingnya GY, peransera masy. dlm Program GAKI (Law Enforcement & Social Enforcement). KIE 4.Surveilans GAKI: (Pemantauan Berkala, Deteksi dini, Intervensi) Gunakan indikator: GY, EIU Klp rawan, gondok klp rawan, TSH Neonatal/NHI. Surveilans GAKISurveilans GAKI 5.Pencapaian Indikator (8 dari 1O indikator) Program GAKI Berkelanjutan. Pencapaian IndikatorPencapaian Indikator Program GAKI Era Otonomi
15
1. IODISASI GARAM Garam beriodium untuk semua (USI/ GABUS) Program universal (dilakukan di semua negara yang mempunyai masalah GAKI). Fortifikasi garam dengan KIO3. Semua garam konsumsi harus mengandung iodium min. 30 ppm Kalium Yodat (=15 ppm iodium) SNI 01-3556.2-1994/ Rev.2000. Dikuatkan dengan PP no. 15 th 1991, SK Menteri Perindustrian no. 29/M/SK/2/1995. 15
16
STRATEGI (Garam Beriodium) Mandatory program : Menjamin penyediaan garam beriodium untuk semua lapisan masyarakat; kerjasama dengan produsen/ memproduksi sendiri garam beriodium KIE: advokasi, penyuluhan massal, MOBSOS. Regulasi : Perda, penerapan sangsi hukum Pemantauan berkala : di tingkat produsen, perdagangan, konsumen. GOAL Masyarakat hanya menggunakan garam beriodium 16
17
2. KAPSUL IODIUM Kelompok Pemberian per Tahun DosisKapsul Bayi (< 1 th) 100 mg ½ Anak Balita (1-5 th) 200 mg 1 Wanita(6-35 th) 400 mg 2 Wanita hamil - 200 mg 1 Wanita menyusui - 200 mg 200 mg1 Pria (6-20 th) 400 mg 2 17 Program jangka pendek untuk mempercepat perbaikan status iodium masy. di daerah endemik Berat dan Sedang pada kelompok rawan, khususnya ketika coverage garam iodium belum 90%.
18
STRATEGI (Kapsul Iodium) 18 Penyediaan kapsul iodium KIE : advokasi, penyuluhan, pelatihan petugas kesehatan. Melibatkan komponen masyarakat potensial menjangkau kelompok sasaran. Pemantauan pencapaian target
19
3. KIE Peningkatan pengetahuan masyarakat (blanket aproached) melalui : advokasi, penyuluhan, kampanye, pendidikan, tentang: Peningkatan pengetahuan masyarakat (blanket aproached) melalui : advokasi, penyuluhan, kampanye, pendidikan, tentang: 1.Dampak GAKI terhadap kualitas SDM 2.Pentingnya mengkonsumsi Garam Beriodium, 3.Perlunya tindakan dini bagi penderita GAKI 4.Peran masyarakat dalam penanggulangan GAKI 5.Dan lain-lain 19
20
STRATEGI (KIE) Pembentukan Tim GAKI kab., kec., desa, Advokasi, penyuluhan dan MOBSOS, Gunakan sebanyak mungkin media, Masuk ke semua jalur pemasaran sosial, Penerapan sangsi bagi pelanggar PERDA, Pemenuhan persediaan garam beriodium dan kapsul dalam jumlah yang cukup, Pemantauan berkala pencapaian program. 20
21
4. Surveilans GAKI Definisi : Kegiatan Pemantauan Berkala terhadap beberapa indikator GAKI untuk dapat dilakukan Deteksi Dini kemungkinan adanya masalah GAKI agar segera dilakukan Intervensi sehingga keadaan yang lebih buruk dapat dicegah. Memungkinkan tindakan Kuratif-Rehab penderita 21
22
Kegunaan Surveilans Mengetahui luas dan beratnya masalah pada situasi terakhir Mengetahui daerah prioritas yang harus mendapat intervensi. Memperkirakan kebutuhan sumberdaya yang diperlukan untuk intervensi Mengetahui target sasaran yang tepat. Mengevaluasi keberhasilan program. Meningkatkan efektifitas intervensi. 22
23
Indikator Tingkat Keparahan Masalah Kesmas Prevalensi (%) TargetRinganSedangBerat Median EIU (µg/L) WUS (Bumil/ busui) 50-9920-49 < 20 Gondok/TGR Grade >0 AUSWUS5,0-19,920,0-29,9 > 30 TSH >5mU/L drh Bayi neonatal 3,0-19,920,0-39,9>40,0 23 Batasan Prevalensi GAKI sebagai Masalah Kesehatan Masyarakat
24
24
25
Parameter 1. Garam Beriodium (indikator proses) USI (GABUS) Semua garam mengandung iodium 30-80 ppm. Monitoring pd semua level Produsen, Pedagang, dan Rumah tangga Cara titrasi produsen & pedagang grosir. Cara kualitatif pedagang eceran dan RT. Dimonitor 2x/ th bulan Februari & Agustus Target yang harus dicapai > 90 % 25
26
Kriteria Penilaian Keberhasilan Program Iodisasi Garam Indikator Process Kriteria Keberhasilan A. Tingkat Produsen & Importir 1. % Garam kons.yg hrs di-iodisasi 1. % Garam kons.yg hrs di-iodisasi 2. % Garam kons.yg efektif di-iodisasi 2. % Garam kons.yg efektif di-iodisasi 3. Pengawasan Internal 3. Pengawasan Internal 4. Pengawasan ekternal 4. Pengawasan ekternal 100% 100% > 90 % > 90 % 10-12 x/th B. Konsumen serta level Kec & Kab 1. % Garam yang cukup iodium 1. % Garam yang cukup iodium i. Tingkat rumah tangga i. Tingkat rumah tangga ii. Kecamatan & kabupaten ii. Kecamatan & kabupaten 2. Kecukupan pengawasan 2. Kecukupan pengawasan 90% Sampel >= 90% >= 90% 26
27
Parameter 2. Iodium Urin (UEI) Indikator paling dini defisiensi iodium. Lebih sensitif, akurat & obyektif daripada palpasi Paling dianjurkan untuk dimonitor oleh WHO, selain garam. Diambil pada kelompok/ area sentinel. Kelompok paling rawan (jml penderita defisiensi terbanyak diantara semua kelompok umur). Cukup 1x/ 1-2 th terhadap 300 sampel/ Kab-Kota Dapat mengukur keberhasilan program. 27
28
Penentuan Sentinel Group Petakan masalah GAKI berdasar TGR Susun Kecamatan menurut tingkat endemisitas. Di Kecamatan yang tertinggi angka TGRnya dijadikan sentinel area Tentukan 10% RT palpasi seluruh anggota rumah tangga, dan ambil urin pada kelompok rawan (WUS, Bumil, Anak Sekolah). Susun urutan Kelompok UMUR berdasar prev penderita (TGR/EIU) klp umur terbanyak= kelompok paling rawan= Sentinel Group. 28
29
Sampling & Analisis Urin Sampling random 300 org bumil/ WUS untuk diambil urin sesaat. Frekuensi 1x per 1–2 th. Kirim ke Laboratorium dengan prosedur baku, kirim 10% untuk pemeriksaan duplo di laboratorium terakreditasi/ rujukan. Hasil urutkan terendah ke tertinggi Tentukan nilai median. 29
30
Kriteria Epidemiology Berdasarkan Median UEI Md UIE (g/L) Asupan Iod Status (gizi) Iodium <20Kurang Kurang iodium berat 20-49Kurang Kurang iodium sedang 50-99Kurang Kurang iodium ringan 100-199CukupOptimum 200-299Lebih Resiko IIH dlm 5-10 th program pada kel umur ttt. >300 >300 Sangat kelebihan Beresiko thd kes, lebih luas IIH, autoimun, penyakit thyroid, dll. 30
31
Parameter 3. TGR pada ibu hamil Tentukan sampel representatif desa 30-50 % populasi (untuk anak sekolah 1 SD/ desa) Lakukan palpasi 1x/ th Klasifikasikan Desa menurut tingkat endemisitas : Non Endemik, Endemik Ringan, ES dan EB. Idem: Kecamatan. 31
32
lanjutan… Teknologi tepat guna mudah dan murah dapat dilakukan siapa saja yang mau berlatih. Data obyektif bila dilakukan oleh palpator terlatih/ berpengalaman. Perhatikan rasio proporsi grade 1 dan grade 2 dalam menyatakan tingkat endemisitas. 32
33
Klasifikasi Gondok 33 Kriteria: 1990 Kriteria: 2001 Tidak ada pembesaran, atau ada tetapi lebih kecil dari ruas I ibu jari tangan anak yang diperiksa. 00 Tak terlihat dan tak teraba atau teraba tapi besarnya tidak melebihi ruas I ibu jari anak yang diperiksa. Tak terlihat meski tengadah maksimal. Teraba, dan lebih besar dari ruas I ibu jari anak yang diperiksa. IAIBI Tidak terlihat pembesaran kelenjar pada posisi leher tegak. Teraba, kelenjar lebih besar dari ruas I ibu jari tangan yang diperiksa. Terlihat pada posisi tengadah maksimal. Teraba dan lebih besar dari ruas I ibu jari Terlihat pada posisi kepala normal, jarak 1 meter. IIII Terlihat pembesaran kelenjar pada posisi leher tegak. Teraba, kelenjar lebih besar dari ruas I ibu jari tangan yang diperiksa. Pembesaran terlihat nyata pada jarak 5-6 meter. III 11
34
KENDALA PALPASI Tingkat ketelitian rendah Perlu pelatihan & ketelatenan untuk selalu melakukan secara berkala. Petugas umumnya kurang PeDe. Sekarang oleh WHO kurang dianjurkan 34
35
PARAMETER 4. TSH Neonatal Penting untuk kabupaten/kota endemik sedang & berat atau pernah dinyatakan endemik berat Satu-satunya cara untuk mengetahui adanya kretin baru. Dilakukan pada semua bayi baru lahir. 35
36
lanjutan… Makin cepat terdeteksi makin cepat intervensi makin besar kemungkinan recovery. Perlu keterlibatan bidan/penolong persalinan. Menggunakan bercak darah pada kertas saring (blood spot) atau Indeks hipotiroid. Perlu disiapkan sistem pelaporan dan tindak lanjut. 36
37
37 Bayi Lahir (Neonatus) Bidan di Desa KN1/KN2/NHI Kader neg skor positif Dokter Puskesmas richek Blood spot BP GAKI/ Laboratorium RSU Kab DINKES REHAB TSH T3 T4 Sistem Rujukan Deteksi Dini & Intervensi Kretin Baru dg Indikator TSH Neonatal/NHI)
38
38 NHI (Neonatal Hypothyrid Index) Gejala klinis (bobot) Skor 1.Sulit menelan (1) 2.Konstipasi (1) 3.Lemas/tidak aktif (1) 4.Hipotonia(1) 5.Hernia umbilikalis (1) 6.Lidah membesar (1) 7.Kulit bintik-bintik(1) 8.Klit kering dan kasar (1,5) 9.UUK terbuka (1,5) 10.Type wajah Khas (3) Total Skor = Ketr.: Skor: 1-3 = transient >4 = positif kretin/HK >4 = positif kretin/HK…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
39
KENDALA (TSH Neonatal) Kendala geografis: pelaksanaan di lapangan sulit. Tak semua kelahiran dihadiri petugas paramedis. Belum semua paramedis mengerti atau mampu melakukannya Ketergantungan reagen produk dari luar negeri Sistem rujukan yang belum tersedia DETEKSI DINI DENGAN NHI 39
40
KENDALA SURVEILANS Kurang komitmen Pemda Dedikasi petugas rendah. Kurang sarana operasional untuk intervensi. Dinilai mahal. Keterbatasan SDM, baik jenis maupun kemampuan 40
41
10 Indikator Keberhasilan Program GAKI 1. Ada Tim GAKI 2. Ada anggaran tentang program USI 3. Organisasi pelaksana di semua tingkatan 4. Regulasi garam (Perda/Perbup/ dll 5. Surveilans GAKI 6. Ada KIE massal dan mobilisasi sosial 7. Ketersediaan garam 8. Ketersediaan data 9. Kontrol kualitas garam 10. Database tentang garam beriodium, UEI, TGR dan TSH neonatal. 41
42
42
43
43 MEDIAN UEI TAHUN 2012 Salatig a Klaten SRKSRK Mag elan g Banyumas Bj negara Wonosob o Temanggung Kendal Wonogiri Blora Kudus Grobogan Pekalon gan Bat ang Demak Jepar a Sragen Purblg Kebumen Purwor ejo Sukoharjo Kr.anyar Pati Rembang Kota Pekalongan Batang Pekalongan Pemalang Brebes Tegal Magel ang Cilacap Kab Semarang JABAR Kota Tegal Jepara Surakarta Kt. Mgl DI. Yogyakarta Kab. Mgl Boyolali JATIM Kota Smg KURANG NORMAL BERLEBIH LEBIH DARI NORMAL
44
TREND CAKUPAN GARAM BERIODIUM
45
CAKUPAN GARAM BERIODIUM TH. 2012
46
46 ANGKA TGR TAHUN 2012 Klaten SRKSRK Mag elan g Banyumas Bj negara Wonosob o Temanggung Kendal Wonogiri Blora Kudus Grobogan Pekalon gan Bat ang Demak Jepar a Sragen Purblg Kebumen Purwor ejo Sukoharjo Kr.anyar Pati Rembang Kota Pekalongan Batang Pekalongan Pemalang Brebes Tegal Magel ang Cilacap Kab Semarang JABAR Kota Tegal Jepara Surakarta Kt. Mgl DI. Yogyakarta Kab. Mgl Boyolali JATIM Kota Smg NON ENDEMIS ENDEMIS RINGAN
47
47 SKOR NHI TAHUN 2012 Klaten SRKSRK Mag elan g Banyumas Bj negara Wonosob o Temanggung Kendal Wonogiri Blora Kudus Grobogan Pekalon gan Bat ang Demak Jepar a Sragen Purblg Kebumen Purwor ejo Sukoharjo Kr.anyar Pati Rembang Kota Pekalongan Batang Pekalongan Pemalang Brebes Tegal Magel ang Cilacap Kab Semarang JABAR Kota Tegal Jepara Surakarta Kt. Mgl DI. Yogyakarta Kab. Mgl Boyolali JATIM Kota Smg TIDAK ADA ENDEMIS RINGAN
48
12 34 DAMPAK PENGGUNAAN GARAM IODIUM & TINGKAT ENDEMISITAS WILAYAH (UEI) GARAM IODIUM UEIUEI
49
KWADRANINTERVENSI 1 Pemantauan garam iodium secara kuantitatif, ada masalah terhadap kemungkinan hipertyroid, perlu kajian lebih lanjut 2 Regulasi tentang garam Iodium, Pengawasan peredaran garam Iodium, Optimalisasi Tim GAKI Kab/ Kota, 3 Pemantauan garam iodium secara kuantitatif, Intensifikasi pendampingan KIA, pemantapan kerjasama Lintas Program 4 Regulasi tentang garam Iodium, Pengawasan peredaran garam, Intervensi Iodisasi garam di Kab/ Kota, Optimalisasi Tim GAKI Kab/ Kota, Intensifikasi garam Iodium, Efektifitas KIE DAMPAK PENGGUNAAN GARAM IODIUM 13 Catatan untuk ibu hamil : - Ikuti kelas ibu hamil, - Ada pemeriksaan khusus GAKI - Perhatikan asupan makan (kualitas & kuantitas) - Kohort pada bayi yang dilahirkan Catatan untuk ibu hamil : - Ikuti kelas ibu hamil, - Ada pemeriksaan khusus GAKI - Perhatikan asupan makan (kualitas & kuantitas) - Kohort pada bayi yang dilahirkan
50
12 34 DAMPAK PENGGUNAAN GARAM IODIUM PADA BAYI BARU LAHIR (NHI) GARAM IODIUM NHINHI
51
KWADRANINTERVENSI 1 Pemantauan garam iodium secara kuantitatif, ada masalah terhadap kemungkinan hipertyroid, perlu kajian lebih lanjut 2 Regulasi tentang garam Iodium, Pengawasan peredaran garam Iodium, Optimalisasi Tim GAKI Kab/ Kota, Optimalisasi peran penolong persalinan (kunjungan neonatal), 3 Pemantauan garam iodium secara kuantitatif, Intensifikasi pendampingan KIA, pemantapan kerjasama Lintas Program 4 Regulasi tentang garam Iodium, Pengawasan peredaran garam, Intervensi Iodisasi garam di Kab/ Kota, Optimalisasi Tim GAKI Kab/ Kota, Intensifikasi garam Iodium, Efektifitas KIE DAMPAK PENGGUNAAN GARAM IODIUM 13 Catatan untuk Neonatal : - Konsultasikan dengan dokter/ Sp. A setempat - Ada pemeriksaan khusus GAKI - Kawal ASI Eksklusif & SDIDTK Catatan untuk Neonatal : - Konsultasikan dengan dokter/ Sp. A setempat - Ada pemeriksaan khusus GAKI - Kawal ASI Eksklusif & SDIDTK
52
KOORDINASI & KONSOLIDASI (Rakor, Lokakarya) DINAMISATOR & FASILITASI (Penguatan Tim GAKY) PENGEMBANGAN KEBIJAKAN (Perda/Pergup, pembentukan Tim GAKY) PENGUATAN APROGAKOB KOORDINASI SOSIALISASI–PEMBINAAN (BINLUH), MONEV & PENEGAKAN HUKUM (PERDA, UU) PELAPORAN PENANGANAN TATA NIAGA GARAM BERYODIUM PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT KONSUMSI GARYOD PEMBINAAN PRODUSEN PERAN PERAN TIM GAKY PROV JATENG TIM GAKY KAB/KOTA 21
53
ADVOKASI & BANTUAN TEKNIS D P R D PEMERINTAH MASYARAKAT MELALUI TIM GAKY FASS, KOORD & KONSOL MEMBANGUN AKSI MASY M O B S O S DUKUNGAN 1.KEBIJAKAN 2.ANGGARAN 3.KEHENDAK POLITIK MONEV, GAKKUM & FASILITASI MONEV, GAKKUM & FASILITASI KOMUNIKASI INTENSIF (STAKEHOLDERS, TP-PKK, PT, LSM, ORMAS) PRODUSEN APROGAKOB RENCANA AKSI PENINGKATAN CAKUPAN KONSUMSI GARAM YODIUM RENCANA AKSI PENINGKATAN CAKUPAN KONSUMSI GARAM YODIUM KERJASAMA LINTAS SEKTOR 22
54
REKOMENDASI 1.Menekan angka kemiskinan NHI, TGR, UEI Identifikasi Potensi Penyakit Dampak GAKI dlm Jangka Waktu Lama dan Gambaran Wilayah Endemisitas, dilaks.rutin/ th -Perilaku masy mengkonsumsi garam Iodium -Ketersediaan garam Iodium di pasar -Pengawasan mutu peredaran garam Iodiumdi daerah tsb -Perilaku masy mengkonsumsi garam Iodium -Ketersediaan garam Iodium di pasar -Pengawasan mutu peredaran garam Iodiumdi daerah tsb 13 -Meningkatkan daya beli masy. -Peningkatan peran LS/ LP -Ada regulasi tata niaga G.I. -Meningkatkan daya beli masy. -Peningkatan peran LS/ LP -Ada regulasi tata niaga G.I. 2. Surveilans GAKI 3. Pemantauan Garam Iodium
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.