Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehichad sirait Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
Dampak Perubahan Iklim Bagi Ekosistem Mangrove di Indonesia Muhammad Imran Amin Direktur Mangrove Ecosystem Restoration Alliance Yayasan Konservasi Alam Nusantara
2
2 What is Mangrove?
3
3 Why Mangrove is Important?
5
MANGROVE DI INDONESIA Total tutupan 3.2 juta ha (1/5 tutupan mangrove dunia) - 31% - kondisi baik -27% - kondisi sedang -42% - kondisi rusak berat Lebih dari 50% hilang dalam waktu 30 tahun terakhir, sebagian besar karena budidaya tambak – yang artinya Indonesia memiliki laju kerusakan mangrove yang tercepat di dunia Total : 3,244,018.46 ha Total : 7,758,410.60 ha 5
6
Institusi yang Terlibat dalam Kegiatan Pengelolaan Hutan Mangrove di Indonesia Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Penanggung jawab utama dalam pengelolaan hutan mangrove dan penanganan kualitas lingkungan hidup secara utuh. Kementrian Perikanan dan Kelautan: Penanggung jawab utama dalam pengelolaan mangrove dalam sumbangsihnya terhadap produktivitas perairan pesisir. Kementrian Dalam Negeri dan Badan Pertanahan Nasional: Penanggung jawab dalam aspek agraria/landuse
7
FLORA MANGROVE DI INDONESIA 45 famili 75 genus 157 spesies Semak & Terna (24 spesies) Liana (13 spesies) Herba & Rumput (22 spesies) Pohon (52 spesies) Palma (7 spesies) Parasit (3 spesies Epifit (36 spesies)
8
FAUNA MANGROVE FAUNA DARAT (101 spesies) FAUNA LAUT (156 spesies) FAUNA LAUT (156 spesies) CRUSTACEA (67 spesies) : Gastropoda (43 species) Bilvalvia (9 species) MOLUSKA (26 spesies) IKAN (63 spesies) MAMALIA (22 spesies) SERANGGA (22 spesies) BURUNG (44 spesies) AMFIBI (2 spesies) REPTIL (11 spesies) TOTAL: 257 spesies
9
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP EKOSISTEM MANGROVE Sebagai ekosistem yang berada di daerah peralihan antara laut dan darat, mangrove terkena pengaruh berbagai dampak yang akan terjadi akibat perubahan iklim global ini. Sebagian besar mangrove di berbagai belahan dunia akan mengalami kondisi peningkatan suhu udara, perubahan rejim hidrologi, peningkatan muka air laut, dan peningkatan frekuensi bencana badai tropis (Field, 1995).
10
RESPON TERHADAP KENAIKAN MUKA AIR LAUT dan Land subsidence Jika laju penambahan sedimen (akresi) mangrove naik pada tingkat yang melebihi tingkat lokal kenaikan permukaan laut, tanaman darat akan menginvasi dari darat ketika mangrove surut, tetapi kemungkinan juga akresi sedimen akan memungkinkan hutan mangrove ekspansi dan berkolonisasi kearah laut; Jika laju penambahan sedimen sama dengan laju kenaikan permukaan laut, hutan mangrove akan bertahan dan stabil selama periode ini; dan Jika laju penambahan sedimen lebih lambat dari tingkat kenaikan permukaan laut, hutan mangrove yang di laut akan mati karena bertambahnya kedalaman Pada daerah tertentu laju penurunan daratan di pesisir cukup menghawatirkan. Sudah bias dipastikan wilayah-wilayah daratan yang sudah menjadi perairan tidak akan bisa lagi menjadi habitat dari ekosistem mangrove
11
RESPON TERHADAP MENINGKATNYA CO2 DI ATMOSFER Konsentrasi CO2 yang lebih tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan bakau, tetapi responsnya berbeda terhadap spesies yang berbeda dan juga dipengaruhi oleh parameter lain yaitu variasi salinitas, ketersediaan nutrisi, dan efisiensi penggunaan air.
12
RESPON TERHADAP MENINGKATNYA SUHU Spesies mangrove mempunyai toleransi yang berbeda terhadap peningkatan suhu udara. Dalam hal ini fotosintesis dan beberapa variabel ekofisiologi mangrove seperti produksi daun yang maksimal terjadi pada tingkat suhu optimal tertentu, dibawah dan diatas suhu tersebut fotosintesis dan produksi daun menurun (Hogarth, 1999). Field (1995) mengemukakan bahwa sedikit peningkatan dalam suhu udara memberikan pengaruh langsung yang relatif kecil terhadap mangrove, namun bila suhu lebih tinggi dari 35°C, maka akan memberikan pengaruh yang kurang baik terhadap struktur akar, pembentukan semai dan proses fotosintesis. Efek yang lebih luas dari peningkatan suhu adalah modifikasi/perubahan distribusi geografis mangrove dan struktur komunitas, peningkatan keanekaragaman jenis mangrove pada garis lintang yang lebih tinggi dan menstimulasi persebaran mangrove ke wilayah lingkungan salt marsh subtropis (Ellison, 1994). Selain itu, peningkatan suhu juga akan berpengaruh terhadap laju pembusukan serasah dan fisiologi serta distribusi geografis fauna mangrove.
13
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP EKOSISTEM MANGROVE DI INDONESIA Dengan asumsi prediksi pada tahun 2100 akan terjadi kenaikan muka air laut sebesar 1,1 meter yang berdampak pada hilangnya daerah pantai dan pulau- pulau kecil. Mangrove yang ada di pulau-pulau kecil akan mati seiring dengan tenggelamnya pulau tersebut oleh kenaikan muka air laut. Mangrove yang ada di pesisir yang di bagian depan akan mati seiring bertambah kedalaman. Mangrove akan bergerak ke arah daratan apabila ada ruang untuk ekspansi, apabila tidak maka mangrove akan mati.
14
REKOMENDASI UNTUK ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM Memetakan daerah-daerah mangrove yang masih memiliki ruang untuk berekspansi ke arah darat di seluruh wilayah Indonesia. Daerah tersebut kemudian diprioritaskan untuk dijadikan Kawasan lindung/Kawasan konservasi agar dapat dikelola secara baik dan mengurangi tekanan dari faktor yang lain.
15
TERIMAKASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.