Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehkollo messy Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
KAPASITAS JALAN Menurut Highway Capacity Manual 2000, kapasitas jalan didefinisikan: Kapasitas jalan adalah jumlah maksimum kendaraan yang dapat melewati jalan pada suatu ruas jalan selama periode waktu tertentu dengan kondisi jalan dan lalu lintas saat itu
2
KAPASITAS JALAN Kapasitas jalan berhubungan dengan volume lalu lintas, artinya bahwa besarnya volume lalu lintas berpengaruh terhadap kapasitas jalan yang dapat melayani arus lalu lintas
3
KAPASITAS JALAN Ada 3 tinjauan mengenai kapasitas jalan : 1. Basic Traffic Capacity (Kapasitas Dasar Lalu lintas) adalah jumlah maksimum volume kendaraan yang dapat melewati satu titik yang terletak di jalur jalan dalam kondisi arus lalu lintas yang ideal untuk setiap jamnya
4
KAPASITAS JALAN 2. Possible Traffic Capacity (Kapasitas Lalu lintas yang dapat dilayani) adalah jumlah maksimum volume kendaraan tiap jam yang dapat dilayani oleh jalan pada keadaan jalan saat itu.
5
KAPASITAS JALAN 3. Practical/Applied Traffic Capacity (Kapasitas Lalu Lintas-pelaksanaan) adalah jumlah maksimum volume kendaraan yang melewati satu titik yang terletak di jalur jalan tiap jamnya tanpa mengalami gangguan atau hambatan.
6
Istilah yang berhubungan dengan kapasitas : Control of Access (pengaturan jalan penghubung) a. Full Control of Access : Wewenang untuk mengatur akses dimana prioritas pada lalu lintas menerus diberikan, dengan menyediakan jalan penghubung dengan jalan-jalan umum yang dipilih dan melarang persimpangan langsung yang berhubungan dengan jalan pribadi. Contoh : Jalan tol (jalan bebas hambatan)
7
b. Partial Control of Access : Wewenang untuk mengatur akses dimana prioritas pada lalu lintas menerus diberikan, dengan menyediakan jalan penghubung dengan jalan-jalan umum yang dipilih tetapi memungkinkan persimpangan sebidang atau berhubungan langsug dengan jalan pribadi pada lokasi tertentu. Contoh : jalan arteri dan jalan kolektor
8
c. Uncontrolled Access : Wewenang hukum pada jalan raya atau jalan dengan tidak membatasi jumlah titik jalan keluar- masuk, kecuali untuk mengatur pada penempatan dan geometri dari persimpangan untuk kepentingan keselamatan lalu lintas di lokasi tersebut. Contoh : jalan kolektor dan jalan lokal
9
Istilah yang berhubungan dengan traffic operations : a. Peak-hour Traffic : Jumlah kendaraan tertinggi yang diperoleh yang melalui section jalan selama 60 menit. b. Rate of Flow : Jumlah kendaraan yang melalui segmen suatu lajur atau jalan yang ditentukan selama periode tertentu yang kurang dari satu jam. c. Interrupted Flow : Kondisi dimana kendaraan berhenti pada suatu section lajur atau jalan karena pengaturan arus lalu lintas seperti traffic light pada persimpangan.
10
d. Uninterrupted Flow : Kondisi dimana kendaraan tidak diperkenankan berhenti pada section lajur atau jalan karena sebab diluar arus lalu lintas. e. Peak-hour Factor Nilai perbandingan antara volume yang terjadi selama waktu puncak (peak hour) dengan maximum rate of flow selama periode waktu tertentu di dalam peak hour.
11
Hubungan antara volume arus lalu lintas tiap jam dan jumlah maksimum arus lalu lintas pada jam tersebut merupakan faktor jam puncak (peak hour factor) yang dituliskan dalam persamaan berikut : PHF = dengan : V = volume arus lalu lintas tiap jam (kend/jam) Vm15 = volume arus lalu lintas maksimum tiap 15 menit dalam 1 jam PHF = peak-hour factor (faktor jam puncak)
12
KAPASITAS JALAN Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas jalan adalah: 1. Faktor jalan : - lebar jalan - kebebasan samping (lateral clearance) merupakan halangan- halangan di sisi jalan yang terlalu dekat dengan batas jalan akan mempengaruhi pergerakan kendaraan sehingga akan mengurangi lebar efektif dari jalan. Batas minimal dengan tepi jalan adalah 6 ft (1,80 m) - ada / tidaknya bahu jalan - ada / tidaknya trotoar dengan kereb - kondisi permukaan jalan (rata, bergelombang atau berlubang)
13
KAPASITAS JALAN 2. Faktor lalu lintas : - komposisi kendaraan dalam lalu lintas - distribusi jalur/pemisahan arah - variasi arus lalu lintas - hambatan lalu lintas
14
KAPASITAS JALAN Pengaruh Karakteristik Jalan terhadap Kapasitas Jalan Karakteristik jalan dapat mempengaruhi kapasitas dan kinerja jalan, yakni seperti tipe jalan, lebar jalur lalu lintas, ada atau tidaknya kereb, dan bahu jalan.
15
KAPASITAS JALAN Pengaruh Karakteristik Jalan terhadap Kapasitas Jalan Pengaruh tipe jalan terhadap kapasitas dan kinerja jalan adalah berbagai tipe jalan akan mempunyai kinerja berbeda pada pembebanan lalu lintas tertentu, misalnya pada jalan terbagi (devided) dan jalan tak terbagi (undevided) atau jalan satu arah.
16
KAPASITAS JALAN Pengaruh Karakteristik Jalan terhadap Kapasitas Jalan Pengaruh lebar jalur lalu lintas terhadap kapasitas dan kinerja jalan antara lain kecepatan arus bebas dan kapasitas jalan meningkat dengan pertambahan lebar jalur lalu lintas.
17
KAPASITAS JALAN Kereb sebagai batas antar jalur lalu lintas dan trotoar berpengaruh terhadap dampak hambatan samping pada kapasitas jalan dan kecepatan kendaraan. Jalan dengan kereb mempunyai kapasitas jalan lebih kecil daripada jalan dengan bahu jalan.
18
KAPASITAS JALAN Jalan perkotaan tanpa kereb pada umumnya mempunyai bahu jalan pada kedua sisi jalur lalu lintasnya. Lebar dan kondisi permukaannya mempengaruhi penggunaan bahu jalan, berupa penambahan kapasitas jalan dan kecepatan kendaraan.
19
KAPASITAS JALAN Komposisi Arus Lalu Lintas Komposisi arus lalu lintas mempengaruhi hubungan antara kecepatan kendaraan dan arus lalu lintas jika arus lalu lintas dan kapasitas dinyatakan dalam kend/jam, yaitu tergantung pada rasio sepeda motor (motor cycle/MC) atau kendaraan berat (heavy vehicle/HV) dalam arus lalu lintas.
20
KAPASITAS JALAN Komposisi Arus Lalu Lintas Jika hubungan antara arus lalu lintas dan kapasitas jalan dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp), maka kecepatan kendaraan ringan (light vehicle/LV) dan kapasitas jalan tidak dipengaruhi oleh komposisi arus lalu lintas.
21
KAPASITAS JALAN Adapun komposisi arus lalu lintas menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997 dari Direktorat Jenderal Bina Marga terdiri atas : - kendaraan ringan (light vehicle/LV) : kendaraan bermotor 2 sumbu beroda 4 dengan jarak antara sumbu roda 2,0 – 3,0 m Contoh : mobil penumpang (sedan, station wagon/van), dan mobil pick-up sesuai sistem klasifikasi Bina Marga - kendaraan berat (heavy vehicle/HV) : kendaraan bermotor 2 as atau lebih dengan jarak antara sumbu roda lebih dari 3,0 m Contoh : bis, truk 2 as, truk 3 as/ semi trailer dan truk 4 as/trailer sesuai sistem klasifikasi Bina Marga
22
KAPASITAS JALAN - sepeda motor (motorcycle/MC) : kendaraan bermotor beroda 2 atau 3 Contoh : sepeda motor dan sepeda motor dengan side-passengers vehicle (kendaraan penumpang samping) - kendaraan tak bermotor (unmotorized vehicle/UM): kendaraan beroda yang menggunakan tenaga manusia/hewan Contoh : sepeda, becak, kereta kuda dan kereta dorong. ( Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997 )
23
KAPASITAS JALAN Volume arus lalu lintas adalah jumlah dari kendaraan yang melewati suatu titik pengamatan di jalan atau pada suatu lajur jalan selama interval waktu tertentu. Satuan yang dipakai dalam pengukuran volume arus lalu lintas adalah kendaraan/jam. Basis pengukuran volume arus lalu lintas adalah volume arus lalu lintas harian (daily traffic volume).
24
KAPASITAS JALAN Ada 4 komponen pengukuran volume arus lalu lintas harian, yaitu : 1. Average Daily Traffic (ADT) atau Volume Arus Lalu Lintas Harian Rata-rata, yakni jumlah rata-rata volume arus lalu lintas selama 24 jam pada lokasi jalan yang telah ditentukan. 2. Average Weekday Traffic (AWT) atau Volume Arus Lalu Lintas Mingguan Rata-rata, yakni jumlah rata-rata volume arus lalu lintas selama 24 jam pada 1 minggu pada lokasi jalan yang telah ditentukan.
25
KAPASITAS JALAN 3. Average Annual Daily Traffic (AADT) atau Volume Arus Lalu Lintas Harian Rata-rata Tahunan, yakni jumlah rata- rata volume arus lalu lintas selama 24 jam pada lokasi jalan yang telah ditentukan pada 1 tahun dibagi dengan 365 hari (untuk tahun kabisat dibagi dengan 366 hari). 4. Average Annual Weekday Traffic (AAWT) atau Volume Arus Lalu Lintas Mingguan Rata-rata Tahunan, yakni jumlah rata-rata volume arus lalu lintas selama 24 jam tiap 1 minggu pada lokasi jalan yang telah ditentukan pada 1 tahun dibagi dengan jumlah minggu selama 1 tahun.
26
KAPASITAS JALAN Pada pengukuran volume arus lalu lintas harian, terdapat jam-jam tertentu yang mempunyai volume arus lalu lintas tertinggi. Inilah yang disebut dengan volume arus lalu lintas jam puncak (Peak Hourly Traffic Volume).
27
KAPASITAS JALAN Volume arus lalu lintas jam puncak ini biasanya dipakai sebagai dasar referensi atau acuan dalam analisis perencanaan dan operasional dalam rekayasa lalu lintas. Jalan dan instrumen pengaturan lalu lintas harus direncanakan atau didesain untuk dapat melayani dan mengakomodasikan volume arus lalu lintas selama waktu jam puncak, yakni waktu jam puncak pagi maupun jam puncak sore.
28
Volume Lalulintas Harian : 1.Lalulintas Harian Rata-rata Tahunan (LHRT) / Average Annual Daily Traffic (AADT) -Volume rata-rata lalulintas 24 jam di suatu lokasi observasi selama setahun (365 hari) 2.Lalulintas Harian Rata-rata (LHR) / Annual Daily Traffic (ADT) -Volume rata-rata lalulintas 24 jam yang terjadi pada waktu tertentu
29
Volume Jam Perencanaan (VJP) / Design Hourly Volume - DHV -Volume lalulintas yang dipergunakan dalam hal perencanaan atau analisis jalan -Parameter perencanaan menggunakan data arus lalu lintas pada jam tersibuk -DDHV = AADT x K x D dengan : K = proporsi lalulintas saat jam sibuk D = distribusi arus lalulintas saat jam sibuk
30
KAPASITAS JALAN Tingkat Pelayanan Jalan Tingkat pelayanan jalan berhubungan dengan kondisi operasional jalan yang terjadi sesuai dengan fasilitas pendukung yang ada untuk menampung volume lalu lintas.
31
KAPASITAS JALAN Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pelayanan jalan adalah : - kecepatan dan waktu tempuh kendaraan - ada / tidaknya hambatan-hambatan lalu lintas - kebebasan pergerakan kendaraan - kemudahan dan kenyamanan pengemudi
32
KAPASITAS JALAN Menurut Highway Capacity Manual 2000, Tingkat Pelayanan Jalan (Level Of Service) didefinisikan: Tingkat pelayanan jalan adalah pengukuran kualitas yang menggambarkan kondisi operasional dari arus lalu lintas secara umum seperti kecepatan kendaraan dan waktu perjalanan, kebebasan dalam pergerakan, gangguan lalu lintas dan kenyamanan dalam berlalu lintas.
33
KAPASITAS JALAN Tingkat pelayanan jalan diberi skala A sampai F, menggambarkan operasional jalan dari yang paling baik sampai yang paling buruk pada tiap tipe jalan.
34
KAPASITAS JALAN Tipe dari tingkat pelayanan jalan : 1. Tipe A (DS < 0,8) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : - arus lalu lintas bebas - volume dan kepadatan lalu lintas rendah - kecepatan kendaraan tinggi Contoh : jalan bebas hambatan (freeway)
35
KAPASITAS JALAN 2. Tipe B (DS < 0,8) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : - pengemudi kendaraan bebas memilih kecepatan yang dikehendaki sesuai batas-batas tertentu, karena adanya keadaan lalu lintas tertentu yang menyebabkan penyesuaian kecepatan kendaraan sehingga batas-batas terendah kecepatan kendaraan dipakai untuk perencanaan jalan luar kota - arus lalu lintas stabil Contoh : jalan luar kota
36
KAPASITAS JALAN 3. Tipe C (DS < 0,8) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : - kecepatan dan pergerakan kendaraan terbatas, karena adanya pertambahan volume lalu lintas yang bertahap berbanding lurus dengan waktu (t) Contoh : jalan arteri perkotaan
37
KAPASITAS JALAN 4. Tipe D (DS ≥ 0,8) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : - arus lalu lintas tidak stabil - kecepatan kendaraan cenderung disesuaikan pada batas-batas kecepatan tertentu - sering terjadi pengurangan kecepatan kendaraan secara drastis karena banyak gangguan dalam perjalanan - kebebasan pergerakan kendaraan sangat terbatas, sehingga tingkat kemudahan dan kenyamanan dalam perjalanan rendah sekali Contoh : jalan kolektor atau jalan dari daerah-daerah pemukiman menuju jalan arteri
38
KAPASITAS JALAN 5. Tipe E (DS > 0,8) mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : - kecepatan kendaraan sangat rendah - volume arus lalu lintas tinggi - arus lalu lintas tidak stabil, sehingga sering terjadi kemacetan Contoh : jalan sub kolektor atau jalan lokal
39
KAPASITAS JALAN Pengaruh tingkat mobilitas penduduk terhadap perkembangan dan peningkatan segmen jalan dan perubahan RTRK (Rencana Tata Ruang Kota): Pengembangan jalan berupa pelebaran jalan dan peningkatan segmen jalan berupa perkerasan ulang (overlay), faktor-faktor yang mempengaruhi: -Jumlah volume arus lalu lintas tinggi -Tingkat pelayanan jalan dan kapasitas jalan rendah -Tingkat kecenderungan pengguna jalan untuk menggunakan segmen jalan sebagai jalur alternatif sangat tinggi
40
KAPASITAS JALAN Sehingga hal ini mempengaruhi terhadap Urban Development Planning atau Rencana Tata Ruang Kota (RTRK) di suatu kota tertentu Dengan pengembangan segmen jalan akan berakibat pada: - berkembangnya tingkat mata pencarian penduduk setempat - semakin meningkatnya kecenderungan untuk penggunaan segmen-segmen jalan baru
41
KAPASITAS JALAN Dengan semakin meningkatnya kecenderungan untuk penggunaan segmen-segmen jalan baru dapat berpengaruh pada: Perubahan tipe jalan dan pelayanannya, yakni: Perubahan tipe jalan dari jalan lokal sekunder ke jalan lokal primer, jalan kolektor sekunder ke jalan kolektor primer….. Dasar pengembangan tipe pelayanan jalan dengan pelebaran jalan berdasarkan kapasitas jalan baru dari data volume arus lalu lintas aktual
42
Kapasitas Jalan Perkotaan SCOPE AND OBJECTIVES Urban road segments: Having continuous development (such as factories or village and commercial area) along all or almost all of its length (at least one side of the road) Road in or near major urban centers of at least 100.000 population Road in urban areas of less than 100.000 population would also come into this category if they have continuous permanent roadside development. Indication: have the characteristic of morning and evening peaks in traffic flows (with a higher percentage of private cars and motor cycles With curb or road shoulder
43
Kapasitas Jalan Perkotaan Urban Road types 2/2 UD (two lane-two way undivided) 4/2 UD 4/2 D (divided)
44
URBAN ROAD Road segments defined as a length of road: Between an unaffected by signalized or major unsignalized intersections Having similar characteristics along its length Example: Jl. Kertajaya can divided 5 segments 1 2 3 4 5
45
URBAN ROAD Type of calculation: Free flow speed Capacity Degree of saturation Speed at actual flow condition Traffic flow which can be accommodated by the given road segment while maintaining a specified speed level or degree of saturation
46
URBAN ROAD Traffic flow and composition Light vehicles (LV): two-axle motor vehicle on four wheels with an axle spacing of 2-3 m (including passenger car, micro bus, pick-up and micro truck) Heavy vehicles (HV): Motor vehicle with an axle spacing of more than 3.5 m, normally with more than four wheels (including bus, 2-axle truck, 3-axle trucks and truck combinations) Motorcycles: motor vehicle with two or three wheels (including motor cycle and 3 wheeled vehicles)
47
URBAN ROAD Base case for road type 2/2 UD 4/2 D
48
URBAN ROAD Base case for road type 6/2 UD Satu arah
49
URBAN ROAD FREE FLOW SPEED (FV) Is defined as the speed at flow level zero FV = (FVO + FVW) + FFVSF + FFVCS Speed (km.h) Flow (pcu/h) Capacity Freeflow speed
50
URBAN ROAD Kecepatan Arus Bebas Dasar u/ LV (FVo) Faktor Penyesuaian Lebar Jalur (FVw) Tabel 1 Tabel 2
51
URBAN ROAD Kelas Hambatan Samping (SFC)
52
URBAN ROAD Penyesuaian Side Friction (FFVsf) Shoulder Kerb Untuk 6 lajur = FFVsf 6 lane = 1-0.8(1-FVsf 4 lane) Tabel 3.a. Tabel 3.b.
53
URBAN ROAD Penyesuaian Ukuran Kota (FFVcs) Tabel 4.
54
URBAN ROAD Bila diketahui: Ditanya: Free flow of speed LV dan DS bila kecepatan rata-rata 30 km/jam
55
URBAN ROAD Geometri: 6 m = lebar lajur 3 m x 2 arah = 2/2UD Tabel 1. FVo LV = 44 km/jam Tabel 2. FVw = -3 m Lingkungan: Banyak pejalan kaki Banyak angkutan kota Banyak kendaraan berjalan pelan Banyak kendaraan keluar masuk Tabel 3.a. Lebar bahu efektif = 1m FFVsf = 0.86 High Side Friction Ukuran Kota: 700.000 penduduk 0.5 - 1 juta Tabel 4. FVcs = 0.95 Free Flow of Speed LV = FV LV = (Fvo+FVw) x FFVsf x FFVcs = (44 – 3) x 0.86 x 0.95 = 33.45 km/jam
56
KAPASITAS JALAN Kapasitas Jalan Perkotaan (Urban Roads and Arterial Capacity) Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 1997 dari Direktorat Jenderal Bina Marga, persamaan dasar untuk menentukan kapasitas jalan perkotaan adalah sebagai berikut : C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS dengan : C = kapasitas sebenarnya dari jalan perkotaan yang ditinjau (smp/jam) CO = kapasitas dasar (ideal) untuk kondisi (ideal) tertentu (smp/jam) FCW = faktor penyesuaian lebar jalan FCSP = faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi/undevided) FCSF = faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/ kereb FCCS = faktor penyesuaian ukuran kota
57
KAPASITAS JALAN Contoh soal 1 : Diperoleh data survei volume lalu lintas di segmen jalan X pada waktu jam puncak pagi (Pk. 07.00-09.00) yakni : Jenis KendaraanJumlah Kendaraan Sepeda Motor1600 Mobil van / station wagon 280 Sedan 450 Pick-up 120 Mini bis 28 Bis 45 Truk 2-as 36 Truk 3-as 20
58
KAPASITAS JALAN Data pendukung : - Survei dilakukan pada jalan 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2- UD) - Lebar 1 jalur lalu lintas 4.50 m, total 2 arah adalah 9.00 m - Lebar bahu jalan 1.50 m di sepanjang sisi jalan - Pemisahan arah lalu lintas 50-50 - Tingkat hambatan samping sedang (ada pergerakan kendaraan tak bermotor/Unmotorized Vehicle seperti becak, dan sepeda) - Ukuran penduduk kota tempat jalan yang ditinjau 1,0-3,0 juta Tentukan : - Kapasitas dari jalan yang ditinjau tersebut (C)! - Tingkat kinerja dari jalan yang dilakukan pengamatan dalam bentuk derajat kejenuhan (DS) !
59
KAPASITAS JALAN Penyelesaian : a. Mencari kapasitas jalan yang ditinjau : (i). Tentukan nilai dari kapasitas dasar jalan (CO) untuk kondisi ideal pada tabel 4.1 sesuai dengan data hasil survei yakni jalan 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2-UD) dan dari tabel 4.1 diperoleh nilai CO adalah 2900. (ii). Tentukan nilai dari faktor penyesuaian untuk lebar jalur lalu lintas (FCW) pada tabel 4.2 menurut data hasil survei yakni lebar 1 jalur lalu lintas 4.50 m dan total 2 arah 9.00 m, dari tabel 4.2 diperoleh nilai FCW adalah 1,25.
60
KAPASITAS JALAN (iii). Tentukan nilai dari faktor penyesuaian pemisahan arah (FCSP) pada tabel 4.3 untuk data hasil survei yakni jalan 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2-UD) dengan pemisahan arah lalu lintas 50-50, dari tabel 4.3 diperoleh nilai FCSP adalah 1,00.
61
(iv). Tentukan nilai dari faktor penyesuaian untuk pengaruh hambatan samping dan bahu jalan (FCSF) pada tabel 4.4a untuk data hasil survei lebar bahu jalan 1.50 m di sepanjang sisi jalan dan tingkat hambatan samping sedang (ada pergerakan kendaraan tak bermotor/Unmotorized Vehicle seperti becak, dan sepeda), dari tabel 4.4a diperoleh nilai FCSF adalah 0,91. KAPASITAS JALAN
62
(v). Tentukan nilai dari faktor penyesuaian untuk pengaruh ukuran kota pada kapasitas jalan perkotaan (FCCS) pada tabel 4.5 untuk data hasil survei ukuran penduduk kota tempat jalan yang ditinjau 1,0-3,0 juta, dari tabel 4.5 diperoleh nilai FCCS adalah 1,00.
63
KAPASITAS JALAN Setelah diperoleh nilai dari CO, FCW, FCSP, FCSF, dan FCCS kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan : C = CO x FCW x FCSP x FCSF x FCCS sehingga, C = 2900 x 1,25 x 1,00 x 0,91 x 1,00 x 2 C = 6597,5 smp/jam Jadi kapasitas dari jalan yang ditinjau tersebut adalah 6597,5 smp/jam
64
KAPASITAS JALAN b. Menentukan tingkat kinerja dari jalan yang ditinjau: (i). Tentukan besarnya jumlah arus lalu lintas total dari data hasil survei dan distribusikan menurut komposisi arus lalu lintas. Dari data hasil survei diperoleh : - Kendaraan ringan (Light Vehicle/LV), terdiri atas : mobil van/station wagon = 280 kend/jam sedan = 450 kend/jam pick-up= 120 kend/jam _____________+ 850 kend/jam
65
KAPASITAS JALAN - Kendaraan berat (Heavy Vehicle/HV), terdiri atas : mini-bis=28kend/jam bis=45 kend/jam truk 2-as=36 kend/jam truk 3-as=20 kend/jam _____________+ 129 kend/jam - Sepeda motor (Motor Cycle/MC) = 1600 kend/jam
66
KAPASITAS JALAN (ii). Setelah dicari jumlah dari masing-masing jenis kendaraan menurut komposisi arus lalu lintasnya, kemudian jumlah kendaraan ringan (Light Vehicle/LV) dalam kendaraan/jam, jumlah kendaraan berat (Heavy Vehicle/HV) dalam kendaraan/jam, dan jumlah sepeda motor (Motor Cycle/MC) dalam kendaraan/jam harus dikonversikan ke dalam satuan mobil penumpang/jam (smp/jam) atau passengers car unit/hour (pcu/h).
67
Cara mengkonversikan adalah untuk jumlah kendaraan ringan (Light Vehicle/LV) harus dikalikan faktor perhitungan satuan mobil penumpang atau passengers car equivalent for Light Vehicle (pceLV) sebesar 1,0. Kemudian untuk jumlah kendaraan berat (Heavy Vehicle/HV) harus dikalikan passengers car equivalent for Heavy Vehicle (pceHV) sebesar 1,3 dan untuk jumlah kendaraan sepeda motor (Motor Cycle/MC) harus dikalikan passengers car equivalent for Motor Cycle (pceMC) yakni sebesar 0,5. KAPASITAS JALAN
68
Sehingga : Untuk kendaraan ringan (Light Vehicle/LV) : =850 x pceLV = 850 x 1,0 = 850 smp/jam Untuk kendaraan berat (Heavy Vehicle/HV) : = 129 x pceHV = 129 x 1,30 = 167,70 smp/jam Untuk sepeda motor (Motor Cycle/MC) : = 1600 x pceMC = 1600 x 0,50 = 800 smp/jam Jadi QTOTAL = QLV + QHV + QMC = 850 smp/jam + 167,70 smp/jam + 800 smp/jam = 1817,7 smp/jam
69
KAPASITAS JALAN Maka nilai DS dapat dicari, yakni : DS = = = 0,28 Nilai DS < 0,8, jadi dapat dikatakan bahwa kondisi kinerja jalan cukup baik, arus lalu lintas tidak terlalu padat, dan pergerakan kendaraan lancar (LOS = B)
70
HUBUNGAN Free Flow of Speed dan DS DS = 0.31
71
HUBUNGAN Free Flow of Speed dan DS
72
Kapasitas Jalan (C) Memerlukan Road Geometric Inventory Survey C = Co x FCW x FCSP x FCSF x FCCS C: Kapasitas sesungguhnya (smp/jam) Co: Kapasitas dasar untuk kondisi tertentu (smp/jam) FCW: Penyesuaian lebar jalan FCSP: Faktor penyesuaian pemisah arah (hanya untuk jalan tak terbagi) FCSF: Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan / kerb FCCS: Faktor penyesuaian untuk ukuran kota
73
Kapasitas Dasar Jalan (C0) 1650
74
Faktor Penyesuaian Lebar Jalan (FCW)
75
Faktor Penyesuaian Pemisah Arah (FCSP)
76
Faktor Penyesuaian Terhadap Hambatan Samping (FCSF)
77
Kelas Hambatan Samping
78
Hambatan Samping Sangat Tinggi Hambatan Samping Sangat Rendah
79
Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FCCS)
80
Karakteristik Tipe Jalan Bila diketahui: Jl. A.Yani Surabaya Type:6/2D Lebar lajur 3.5m Hambatan samping= VH (very high) Pemisahan Arah= 50:50 Maka kapasitas C=3x1650x1x1x0.96x1.03=4792 smp/jam Jumlah Lajur CoFcwFcspFsfFccs
81
INTERURBAN ROAD Kondisi Dasar Jalan Luar Kota
82
INTERURBAN ROAD Alignment Type Side Distance Class
83
INTERURBAN ROAD Side Friction Class
84
INTERURBAN ROAD Vehicle Type Light Veh. (LV) Middle Heavy Vehicle (MHV): truk dua gandar, bus kecil Large Bus (LB) Large Truck (LT): truk tiga gandar dan truk gandengan Motorcycle (MC)
85
INTERURBAN ROAD FREE FLOW SPEED (FV) Is defined as the speed at flow level zero FV = (FVo + FVw) + FFVsf + FFVrc
86
INTERURBAN ROAD FREE FLOW SPEED BASE CONDITION (FVo)
87
INTERURBAN ROAD FREE FLOW SPEED BASE CONDITION (FVo)
88
SINGLE WEAVING JALINAN TUNGGAL BIASANYA UNTUK ANALISA JALINAN AKIBAT BUKAAN MEDIAN (U-TURN) KINERJA JALINAN: DS = Q SMP / C C = C O x FCS x FRSU C O = 135 x Ww 1,3 x (1+WE/Ww) 1,5 x (1-pw/3) 0,5 x (1+Ww/Lw) -1,8 FCS = faktor terhadap ukuran kota FRSU = faktor terhadap hambatan samping
89
SINGLE WEAVING C O = 135 x W W 1,3 x (1+W E /W W )1,5 x (1-p w /3)0,5 x (1+W w /L w )-1,8 Ww = lebar jalinan Jika WapprA>Ww maka WapprA=Ww Jika WapprD>Ww maka WapprD=Ww W E = lebar rata-rata pendekat W A dan W D L W = panjang jalinan p w = rasio jalinan AB CD L W W apprA W apprD p w = (Q A-C + Q D-B ) / Q TOT W E = (W A + W D ) / 2
90
FCS = faktor terhadap ukuran kota
91
FRSU = faktor terhadap hambatan samping
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.