Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Peranan Epidemiologi dalam pengelolaan penderita.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Peranan Epidemiologi dalam pengelolaan penderita."— Transcript presentasi:

1 EPIDEMIOLOGI KLINIK SANDY SETIAWATI 1820332014  Peranan Epidemiologi dalam pengelolaan penderita

2 Epidemiologi Klinis Pengelolaan Yang Baik Bagi Penderita Pengambilan Keputusan Klinis Kuantifikasi diagnosis Kuantifikasi Terapi Kuantifikasi Prognosis OUTLINE

3  Epidemiologi Klinis (EK) merupakan penerapan metode/prinsip epidemiologi dan biostatistika yang digunakan untuk pengelolaan penderita. Epidemiologi Klinis Tujuan Epidemiologi Klinik : 1.Membantu mengelola penderita secara rasional. 2.Meningkatkan akurasi, efektifitas dan efisiensi dalam diagnosis dan terapi. 3.Tetap mengikuti perkembangan ilmu kedokteran Tujuan Epidemiologi Klinik : 1.Membantu mengelola penderita secara rasional. 2.Meningkatkan akurasi, efektifitas dan efisiensi dalam diagnosis dan terapi. 3.Tetap mengikuti perkembangan ilmu kedokteran

4 1.Pengelolaan penderita yang rasional. Kekhasan Para kliasi  mereka menangani penderita secara individual dan dalam pengambilan keputusan pada pengelolaan penderita hampir selalu atas dasar. – Ilmu : pengetahuan, logika, pengalaman – Seni : keyakinan, pertimbangan dan intuisi  Keputusan yang rasional merupakan proyeksi hasil penelitian pada sekelompok subyek yang menggunakan strategi epidemiologi dan biostatistika.

5 Cont.. Penerapan metode epidemiologi pada hakikatnya dilaksanakan oleh 2 pelaku Epidemiologi Klinis: Peneliti (doers) : penelitiannya dapat berupa penelitian, klinis, komunitas, sosial, dan ekonomi. Pengguna (users) : para klinisi pengguna hasil penelitian sebagai back up diterapkan dalam pengelolaan penderita. Penerapan metode epidemiologi pada hakikatnya dilaksanakan oleh 2 pelaku Epidemiologi Klinis: Peneliti (doers) : penelitiannya dapat berupa penelitian, klinis, komunitas, sosial, dan ekonomi. Pengguna (users) : para klinisi pengguna hasil penelitian sebagai back up diterapkan dalam pengelolaan penderita.

6 2. Meningkatkan Akurasi, Efektifitas, dan efsiensi pengelolaan penderita a. Telaah Kritis Epidemiologi Klinik menekankan penerapan Evidence Based Medicine (EBM), yaitu pengelolaan penderita atas dasar hasil penelitian telah terbukti efektif dan sahih (evidence) sebagai dasar pengambilan keputusan. Tujuan telaah kritis untuk seorang klinisi: 1.Dapat memiliih artikel rahih untuk diterapkan pada pengelolaan penderita. 2.Dapat mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.

7 b. Metode Kuantitatif  Penerapan statistika untuk memperhitungkan akurasi dan efisiensi diagnosis, terapi dan prognosis. c. Ekonomi Klinis  Efisiensi lebih ditingkatkan jika diaplikasikan ilmu ekonomi dalam pengelolaan penderita. d. Ilmu sosial  Sangat penting dalam pengelolaan penderita. Contoh: dalam menegakkan diagnosis (AIDS), informasi sosial dan perilaku sangat diperlukan.

8 3. Tetap mengikuti perkembangan Agar tetap mutakhir seorang kliasi sebaiknya membaca 200 artikel dan 70 editorial terbaru setiap bulan, padahal kliasi tidak mempunyai banyak waktu. metode telaah kritis telah dikembangkan oleh Sackett dkk. Di dalam buku tersebut terdapat panduan kriteria telaah kritis untuk artikel-artikel :  Pemilihan tes diagnostik.  Uji klinis terapi  Penelitian faktor prognosis  Uji diagnosis dini (screening trial)  Penelitian faktor risiko dan etiologi  Penelitian analisis ekonomi  Tinjauan pustaka

9 Pengelolaan Yang Baik Bagi Penderita Berasal Dari Penelitian Yang Baik  Pemahaman Epidemiologi Klinik diharapkan akan merangsang para klinisi untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas penelitian.

10  Dalam membuat keputusan klinis untuk menegakkan diagnosis mereka hampir selalu tergantung pada informasi diagnostik, seperti riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan penunjang. Atas dasar informasi tersebut, dibuat perkiraan berapa besar probabilitas seseorang untuk menderita suatu penyakit. Pengambilan Keputusan Klinis

11 Pengambilan keputusan penggunaan test diagnostik  Metode nilai prediktif merupakan salah satu metode terbaik untuk menentukan sakit tidaknya seseorang. Kuantifikasi diagnosis Langkah- langkah metode nilai prediktif :  Memperkirakan besarnya probabilitas proses seseorang untuk menderita suatu penyakit sebelum suatu test diagnostik yang akan digunakan.  mengetahui nilai Sn dan Sp test diagnostik yang akan digunakan.  menafsir kesahihan Sn dan Sp dari test diagnostik yang akan digunakan.  mengelolah informasi-informasi yang berasal dari butir 1,2,3 dalam tabel 2X2 untuk mendapatkan probabilitas seseorang untuk menderita penyakit setelah dilakukan tes diagnostik.

12 Cont.. 1. Penentuan probabilitas prates  Nilai probabilitas prates sangat ditentukan oleh kemampuan seorang klinisi antara lain:  Ilmu kedokteran dasar, keterampilan diagnosis fisis, penguasaan ilmu penyakit, ketepatan penerapan skor dan kriteria diagnosis serta ilmu kedokteran yang lain.  Kemampuan sintesis dan analisis data klinis yang digali dari anamnesis, peemeriksaan fisis dan laboratorium sederhana.  Pengalaman dalam menemukan kasus serupa, dimana makin besar pengalaman makin akurat nilai probabilitas pratesinya.  Seni (art) masing-masing dokter yang merupakan komposit dari pertimbangan, instiusi, keyakinan.

13 2.Mengetahui Sn dan Sp Tes Diagnostik  Mengetahui Sn dan Sp setiap tes diagnostik yang akan kita gunakan adalah penting, lebih lebih ika tes diagnostik tersebut berbiaya tinggi atau riskan ika dilakukan.  Tes diagnostik yang kita pilih sebaiknya yang paling akurat, yaitu Sn dan Spnya tinggi atau mendekati 100%, tetapi tidak arang susah untuk mendapatkannya.

14 3. Menilai kesahihan Sn dan Spesifitas  Hal lain yang penting adalah kesahihan nilai Sn dan Sp biasanya kita ambil dari artikel yang melaporkan hasil penelitian suatu tes diagnostik baik dari luar negeri maupun dalam negeri, yang mana tidak semua artikel itu sahih. 4. Pengolahan metode nilai prediksi Beberapa batasan pengolahan metode nilai prediksi yaitu :  Tes diagnostik- Probabilitas prates  Sensitifitas- Standar emas  Negatif palsu- Spesifisitas  Probabilitas pascates positif (PPP)- Positif palsu  Probabilitas pascates negatif (PPN)  Tes diagnostik- Probabilitas prates  Sensitifitas- Standar emas  Negatif palsu- Spesifisitas  Probabilitas pascates positif (PPP)- Positif palsu  Probabilitas pascates negatif (PPN)

15  Untuk menentukan terapi yang rasional kita harus memilih terapi lewat suatu artikel yang sahih.  kita harus melakukan telaah pada artikel penelitian tentang terapi, dan harus lolos dari kriteria berikut :  Apakah desain penelitian betul-betul acak (randomized clinical trial)?  Apakah outcomenya diukur secara obyektif?  Apakah drop out dari subyek yang mengikuti penelitian kurang 20%  Apakah obat atau terapinya available di tempat anda?  Apakah disamping secara statistik bermakna, secara klinis uga bermakna? Kuantifikasi Terapi

16 Kuantifikasi Prognosis  Pada kuantifikasi prognosis dilakukan perhitungan melalui suatu simulasi statistis yang disebut markoy modelling atau Markoy process, serta digunakannya perhitungan probabilitas yang kemudian salah satunya diterapkan pada decision tree.

17 `  Fletcher. 1988. Sari Epidemiologi Klinik.Gadjah Mada University Press: Jogjakarta  Soeparto, P dkk. 1998. Epidemiologi Klinis. Gramik. FK UNAIR: Surabaya DAFTAR PUSTAKA

18


Download ppt "Peranan Epidemiologi dalam pengelolaan penderita."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google