Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PEMILIHAN BIBIT DAN PENILAIAN TERNAK POTONG. KRITERIA PEMILIHAN BIBIT SAPI POTONG Pemilihan ternak sapi untuk di pelihara atau sebagai calon pengganti.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PEMILIHAN BIBIT DAN PENILAIAN TERNAK POTONG. KRITERIA PEMILIHAN BIBIT SAPI POTONG Pemilihan ternak sapi untuk di pelihara atau sebagai calon pengganti."— Transcript presentasi:

1 PEMILIHAN BIBIT DAN PENILAIAN TERNAK POTONG

2 KRITERIA PEMILIHAN BIBIT SAPI POTONG Pemilihan ternak sapi untuk di pelihara atau sebagai calon pengganti bibit, memerlukan keterampilan khusus, terutama untuk melatih pandangan serta penilaian akurat. Keberhasilan pemilihan ternak sapi yang akan di pelihara akan sangat menentukan keberhasilan usaha ternak walaupun semua bangsa dan tipe sapi bisa di jadikan bibit pengganti, namun agar diperoleh sapi hasil yang baik diperlukan  bangsa dan tipe sapi tertentu yang laju pertumbuhannya cukup dan mutunyapun bagus serta mempunyai adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya.

3 1. Bangsa dan Sifat Genetik Setiap peternak yang akan memelihara, membesarkan ternak untuk dijadikan calon bibit pertama-tama harus memilih bangsa sapi yang paling disukai atau telah popular, baik jenis import maupun lokal. Kita telah mengetahui bahwa setiap bangsa sapi memiliki sifat genetik yang berbeda satu dengan yang lain, baik Sehubungan pemilihan calon bibit ternak perlu mengetahui kriteria pemilihan sapi dan pengukuran sapi, sebab pada saat peternak melakukan pemilihan diperlukan pengetahuan, pengalaman dan kecakapan yang cukup diantaranya adalah:

4 2. Kesehatan Bangsa sapi baik sapi sebagai calon bibit ataupun sebagai penghasil daging harus di pilih dari sapi yang benar-benar sehat. Untuk mengetahui kesehatan sapi secara umum, peternak bisa memperhatikan : keadaan tubuh, sikap dan tingkah laku, pernapasan, denyut jantung, pencernaan dan pandangan sapi.

5 3. Seleksi calon bibit berdasarkan pengamatan/ penampilan fisik Bentuk atau ciri luar sapi berkorelasi positif terhadap faktor genetik seperti laju pertumbuhan, mutu dan hasil akhir (daging). Bentuk atau ciri sapi potong yang baik, sebagai berikut : a. Ukuran badan panjang dan dalam, rusuk tumbuh panjang yang memungkinkan sapi mampu menampung jumlah makanan yang banyak. b. Bentuk tubuh segi empat, pertumbuhan tubuh bagian depan, tengah dan belakang serasi, garis badan atas dan bawah sejajar. c. Paha sampai pergelangan penuh berisi daging. d. Dada lebar dan dalam serta menonjol ke depan. e. Kaki besar, pendek dan kokoh.

6 4. Penentuan Umur Sapi Potong Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 54/Permentan/OT-140/10/2006 tentang Pedoman Perbibitan Sapi Potong yang baik. Umur bibit Sapi potong (Bali, Peranakan Ongole, Sumba Ongole, Madura, dan Aceh) untuk Betina : umur 18 – 24 bulan, sedang Jantan : 24 – 36 bulan. Untuk mendapatkan informasi umur yang tepat dalam menentukan bibit Sapi Potong ditentukan dengan cara : - Pencatatan/Recording, - Menentukan lingkar pada tanduk, - Menentukan gigi geligi.

7 Pemilihan terhadap bibit sapi potong meliputi : Sifat kualitatif dan kuantitatif Sifat Kualitatif meliputi : - Warna bulu jantan dan betina - Bentuk tanduk jantan dan betina - Bentuk tubuh jantan dan betina

8 Sifat Kuantitatif meliputi : - Berat badan jantan dan betina - Tinggi gumba jantan dan betina - Umur jantan dan betina - Lingkar dada jantan dan betina - Lebar dada jantan dan betina - Panjang badan jantan dan betina - Lingkar skrotum jantan

9 Bibit Sapi potong merupakan salah satu sarana produksi budidaya ternak yang strategis dan sangat berpengaruh dalam meningkatkan produksi dan produktifitas ternak, sehingga perlu diusahakan tersedianya bibit yang berkualitas yang merupakan Visi Perbibitan, salah satu upaya untuk mendukung hal tersebut adalah pemilihan atau seleksi bibit ternak potong yang didukung oleh peningkatan mutu sumber daya manusia perbibitan sebagai pelaku.

10 Teknik penilaian eksterior pada sapi potong Judging, merupakan penilaian subyektif terhadap ternak, melalui pengamatan visual dipilih ternak yang diinginkan dari sekelompok ternak yang akan dipilih berpedoman pada nilai standar ideal. - - Penilaian perlu memiliki esensi kualitatif sebagai berikut : - - 1. Pemahaman pada bagian-bagian tubuh - - 2. Mengetahui kriteria ternak sapi yang sesuai dengan permintaan pasar - - 3. Mampu menilai secara akurat dan membuat keputusan berdasarkan fakta. - - 4. jujur dan netral disertai dengan alasan yang kuat dalam penentuan penilaian.

11 Penentuan BCS (Body Condition Score) Penentuan kondisi tubuh seekor ternak sapi dapat dilakukan dengan 2 cara : 1. 1. Pengamatan tulang rusuk 2. 2. Perabaan “tranverssus processus” dan tebal lemak di bawah kulit 1. Pengamatan tulang rusuk - kurus > sebagian besar tulang rusuk (lebih dari 8 bh) tampak membayang di bawah kulit. - sedang > bila hanya 4 – 5 tlg rusuk membayang di bawah kulit - Gemuk > Seluruh tlg rusuk tidak membayang di bawah kulit

12 2. Perabaan Tranverssus processus - Sangat kurus > tulang punggung menonjol dan TP teraba sangat runcing BCS 1 – 1.75 - kurus > TP dpt teraba oleh ibu jari tapi terasa ada sedikit perlemakan BCS 175 – 2.75 - Sedang > TP hanya dpt teraba jika ibu jari ditekankan BCS 2.75 – 3.5 - Gemuk > TP tidak dapat diraba walaupun di tekankarena perlemakan agak tebal BCS 3.5 – 4.5 - Sangat gemuk > TP tdk dapat diraba dan sangat terasa sekali terdapat perlemakan yang sangat tebal di bawah kulit. BCS 4.5 – 5.0

13 TEKNIK IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN TERNAK

14 PENGERTIAN IDENTIFIKASI TERNAK Ternak merupakan hewan yang dibudidayakan untuk menghasilkan sumber pangan hewani. Ternak yang baik adalah ternak yang memiliki asal-usul keturunan yang jelas. Asal-usul keturunan dapat diperoleh dari identifikasi ternak. Identifikasi ternak merupakan salah satu cara untuk memberikan keterangan tentang individu ternak sehingga dapat membantu peternak dalam mengambil keputusan yang sifatnya teknis dan ekonomis. Identifikasi ternak merupakan suatu bentuk recording yang harus dilakukan pada setiap ternak untuk memberikan keterangan identitas pada ternak. Identitas ternak dapat meliputi informasi mengenai nama ternak, nomor registrasi, tanggal lahir, jenis kelamin, tingkat kemurnian bangsa, nomor atau nama pejantan dan induk beserta asalnya dan nama pemilik serta alamatnya.

15 Metode identifikasi ternak dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu: Identifikasi permanen. Identifikasi permanen meliputi ear tag dan pemberian tato telinga. Identifikasi temporer. Identifikasi temporer meliputi pemberian kalung pada leher, pemberian gelang kaki, dan pemberian tanda pada punggung, panggul, dan ekor.

16 Macam macam Identifikasi Ternak Teknik Tatto, tatto ditempelkan pada daun telinga bagian dalam (medial) atau di pangkal ekor sebelah dalam yang tidak berbulu.Teknik ini bersifat permanen dan kelemahannya adalah tattoo harus dilihat dari dekat.

17 Kalung Nomor, Peternak biasanya lebih senang menggunakan teknik identifikasi dengan kalung nomor. Kalung nomor tersebut berbentuk plat nomor dan terbuat dari logam aluminium atau logam yang tidak berkarat. Kelebihannya adalah mudah dilihat dan tidak menyakiti ternak. Kelemahannya adalah kalung tersebut sering terlepas, mudah rusak dan hilang.

18 Branding merupakan teknik identifikasi paling lama yang dikenal di kalangan peternak. Teknik ini menggunakan besi stempel yang dipanaskan atau didinginkan pada suhu beku. Teknik ini bersifat permanen mampu melukai kulit hewan ternak.

19 Ear Notching, Pada teknik ini daun telinga digunting sebagian (proximal, tengah dan distal) untuk memberikan kode. Teknik ini kurang disukai peternak karena menyakiti hewan ternak. Sering dipakai pada ternak sapi, domba dan babi.

20 Teknik Ear Tagging yaitu dengan cara pemasangan nomor yang terbuat dari plastik keras elastis seperti memasang anting pada manusia. Teknik ini permanen sehingga tidak bisa dihapus atau dicopot. Eartag dipasang didaun telinga agar mudah untuk dilihat. Tehnik ini banyak digunakan oleh para peternak karena memiliki kelebihan diantaranya ialah memudahkan dalam proses recording/pencatatan, sebagai penanda ternak yang awet dan tahan lama, mudah dalam proses pemasangan, dapat dibeli dengan harga yang murah, mudah dibaca dan tidak mudah lepas/ rusak.

21 FUNGSI IDENTIFIKASI TERNAK Berikut ini beberapa beberapa fungsi identifikasi ternak: Memudahkan pengenalan terhadap ternak, terutama recording yang terpasang langsung pada ternak ataupun di dekat ternak seperti ear tag, pengkodean ternak, penamaan, papan nama, foto, pemberian ciri-ciri pada ternak. Memudahkan dalam melakukan penangan, perawatan maupun pengobatan pada ternak, berdasarkan catatan- catatan yang dimiliki. Memudahkan manajemen pemeliharaan terutama jika ternak tersebut membutuhkan perlakuan khusus. Menghindari dan mengurangi kesalahan manajemen pemeliharaan, pengobatan, pemberian pakan ataupun produksi semen

22 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN IDENTIFIKASI TERNAK Adapun kelebihan dalam identifikasi ternak atau recording ternak adalah agar peternak mudah mengenal ternak yang di tandainya, sedangkan kekurangannya adalah ketika peternak memberikan tanda kepada ternaknya, ternak tersebut menjadi kesakitan dan mengamuk, tapi itu disebut dalam hal kewajaran, karena di lihat dari macam- macam recording ada yang dilakukan dengan cara besinya di panaskan atau di tato dan ada juga yang di lakukan dengan cara di sobek bahkan sampai di lubangi

23 Penanganan Ternak Penanganan adalah suatu proses yang pada kegiatan manusia melakukan pekerjaan terhadap ternak membutuhkan beberapa pengekangan atau penyesuaian diri ternak tersebut. Dalam penanganan ada yang disebut handling dan restrain. Handling adalah suatu cara atau teknik menangani ternak. Handling diperlukan untuk mempermudah penanganan ternak, baik di lapangan maupun di dalam kandang, menghindarkan kerugian yang disebabkan oleh ternak, menjamin keamanan ternak itu sendiri, mempermudah penanganan sehari – hari, seperti pemotongan kuku, ekor, tanduk, dan lain – lain. Pengetahuan yang berkaitan denga penanganan ternak (handling) yaitu menggunakan tali atau tambang, cara mengikat juga perlu diketahui dengan baik.

24 Teknik Penanganan pada Ternak Pemotongan Kuku paya untuk menjaga agar kedudukan kuku tetap serasi, maka setiap 3-4 bulan sekali dianjurkan untuk melakukan pemotongan kuku secara teratur, terutama kuku kaki bagian belakang. Sebab kuku kaki depan lebih keras dibandingkan bagian belakang yang selalu basah terkena air kencing dan kotoran. Tetapi dari segi kecepatan pertumbuhan, kuku kaki belakang maupun kaki depan memiliki kecepatan tumbuh yang sama, sehingga baik kuku belakang maupun kuku kaki depan perlu dilakukan pemotongan secara teratur. Tujuan pemotongan kuku adalah untuk menanggulangi masalah penyakit kuku dan menjaga keseimbangan gerak ternak pada saat berdiri, istirahat, efisiensi penggunaan ransum, dan produktivitas ternak. Pemotongan kuku dapat dilakukan dengan cara merebahkan ternak terlebih dahulu atau dapat pula tanpa merebahkan. Pemotongan kuku tanpa merebahkan ternak biasanya kurang memuaskan. Sebab tidak semua bagian kuku yang hendak dipotong dapat terpotong dengan baik dan akan sulit mengerjakannya jika kurang terampil.

25 Teknik Merabahkan ternak Teknik Merebahkan Model 1. Setelah ditambatkan di batang pohon atau patok yang kokoh, tali yang telah disediakan diikatkan pada tali yang melingkar di leher. Kemudian ditarik hingga ke belakang punuk atau bagian belakang kaki depan. Tali dilingkarkan ke tubuh, disimpul di bagian samping kiri punggung. Ditarik ke belakang lagi hingga batas depan kaki bagian belakang, dilingkarkan ke tubuh, kemudian disimpul di bagian samping kiri punggung belakang. Dengan teknik model ini, hanya dibutuhkan satu orang saja untuk merebahkannya, dengan cara menarik tali dari belakang tubuh saja. Teknik Merebahkan Model 2. Model kedua adalah dengan melingkarkan tali di bagian depan punuk, menyilang ke bawah hingga di depan kedua kaki sapi. Tali ditarik ke bagianpunggung secara menyilang lagi, kemudian ditarik ke belakangmelalui selangkangan kaki belakang sapi. Model ini terkadang berisiko membuatkaki sapi menyepak ke belakang ketika ditarik melalui selangkangannya

26 Tujuan dan Keuntungan Penangan Ternak Meningkatkan produktivitas Menangani sapi dengan benar akan mengurangi stress pada sapi sehingga dapat memberikan hasil yang lebih baik. Sediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai. Contoh: lantai yang tidak licin dan tidak bersudut tajam, dapat mengurangi kemungkinan cedera seperti patah tulang, memar dan luka sobek yang akan berakibat pada berkurangnya selera makan sapi yang akan berpengaruh juga pada hasil produksi.

27 Meningkatkan Keamanan Kerja Sistem penanganan ternak yang baik akan mengurangi resiko anda dari terjangan sapi karena bisa dipastikan bahwa sapi akan bergerak dengan tenang, teratur dan rapi.

28 Menjaga Kesehatan ternak Dengan perlakuan yang lembut, pergerakan yang teratur, kemudahan dalam pemeliharaan dan pemantauan, sapi akan terhindar dari resiko cedera serta stress. Maka kesehatan sapi

29 SEKIAN


Download ppt "PEMILIHAN BIBIT DAN PENILAIAN TERNAK POTONG. KRITERIA PEMILIHAN BIBIT SAPI POTONG Pemilihan ternak sapi untuk di pelihara atau sebagai calon pengganti."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google