Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehyoesrizal m.yoesoef Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
Judul Penelitian : MODEL KPM IAIN LHOKSEUMAWE DALAM ERA GLOBALISASI
2
Model KPM yang telah dilaksanakan oleh LPPM adalah sebuah bentuk (model) lama, yang belum mengevaluasi tentang kebutuhan daerah atau lokasi yang akan dituju oleh mahasiswa KPM. Lagi pula LPPM belum melakukan kerja sama, baik dengan Instansi pemerintahan seperti Bupati, Wali Kota dan Dinas maupun lembaga pendidikan tinggi lainnya, terkait dengan program yang akan diterapkan dalam kegiatan KPM.
3
Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Untuk mengetahui model (bentuk) program KPM IAIN Lhokseumawe; b) Untuk mengetahui Faktor –faktor yang mempengaruhi pembekalan materi terhadap mahasiswa KPM IAIN Lhokseumawe dalam era globalisasi; c) Untuk mengetahui implementasi pembekalan materi terhadap mahasiswa KPM IAIN Lhokseumawe.
4
Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Diharapkan dapat memberikan masukan dan khazanah baru kepada LPPM IAIN Lhokseumawe dalam merumuskan program pembekalan materi KPM dan aplikasinya di lapangan yg sesuai dgn era globalisasi. Agar dapat diterapkan secara praktis oleh Mahasiswa dan Panitia KPM IAIN Lhokseumawe.
5
Metode Penelitian 1. Metode Penelitian berjenis penelitian empiris/ dokrinan dengan pendekatan kualitatif mengkomparasikan antara field (lapangan) dan library (pustaka). 2. Sumber data a. Data primer 1.Panduan KPM IAIN 2015/2016,2016/2017 2. Laporan KPM Mhs 3. wawancara (ka.P3M, polsek, koramil, sekcam, (geuchik +Tuha 4+ketua pemuda Gp. Paloh, Keude,Ulee Tanoeh (Kec. Tanah Pasir) dan Gp.Paloh Lada, Ulee Pulo,Uteun Geulinggang (Kec.Dewantara). a. Data Sekunder 1. Buku Panduan KPM UGM, IPB, Univ.Ahmad DahlanIAIN
6
Hasil Penelitian A. Model (Bentuk) Program-program Kuliah Pengabdian Masyarakat IAIN Lhokseumawe Model (Bentuk) Program KPM IAIN Lhokseumawe yang ada disusun oleh tim panitia KPM dengan memuat panduan yang terdiri dari kondisi objektif lokasi KPM (berisi panduan penetapan lokasi, Penetapan Peserta KPM, Mekanisme Pendaftaran, Persyaratan Tambahan Mahasiswa KPM, Pembagian Lokasi Penempatan KPM di Dayah, Pembagian Lokasi Penempatan KPM di Gampong, Pelaksanaan Pembekalan, Tugas dan Fungsi Supervisor KPM, juga Evaluasi Program KPM, penetapan Kelompok Mahasiswa Tingkat Kecamatan dan gampong serta Penyusunan Program Kerja Lapangan. Selain itu juga memuat bidang garapan program kerja yang relevan dilaksanakan oleh mahasiswa IAIN Lhokseumawe selama KPM terdiri dari: 1. Bidang keagamaan; 2. Bidang sosial, ekonomi dan budaya; 3. Bidang pemerintahan.
7
SAM...... Setelah Program kerja yang telah disusun, selanjutnya dilakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui tokoh formal dan informal. Juga disebutkan mengenai Peranan Supervisor, Pemantauan (Perencanaan, Persiapan, Pelaksanaan Pemantauan Lapangan, Pelaporan dan Tindak Lanjut). Selanjutnya untuk Pelaksana Pemantauan maka ditunjuklah Supervisor, Pengelola KPM, Pimpinan IAIN Lhokseumawe dan Pemerintah Daerah. KPM IAIN Lhokseumawe juga memberikan sanksi, mulai dari peringatan Lisan hingga Peringatan secara tertulis "ditarik dari lokasi KPM dan gugur sebagai Peserta KPM". Jika ditemukan adanya pelanggaran mulai dari fase pendaftaran hingga Dalam Proses Pembuatan Laporan KPM. Selain itu, evaluasi hasil akhir KPM adalah merupakan gabungan dari : Evaluasi Latihan Pembekalan dan Evaluasi Kegiatan Lapangan.
8
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembekalan materi terhadap mahasiswa KPM IAIN Lhokseumawe dalam menghadapi era globalisasi adalah a) Adanya Prinsip-Prinsip KPM; b) Adanya motivasi untuk Mempersiapkan mahasiswa KPM dengan baik dan benar sehingga KPM dapat berjalan dengan maksimal; c) Menyikapi problema masyarakat, d) Analisis Faktor ; peneliti melihat pembekalan yang sudah dijalankan selama ini di IAIN dalam bidang keagamaan Islam sudah sesuai dan relevan bagi mahasiswa dalam menghadapi era globalisasi, begitu juga dengan pembekalan dalam bidang budaya hanya perlu ditingkatkan lagi pola pengajaran dan pembekalan agar lebih disukai dan mengena serta diikuti untuk kemudian diterapkan lebih kuat lagi ketika mereka berada di lokasi KPM.
9
SAM........ Selain itu, peneliti melihat masih kurangnya penekanan dan pembekalan mengenai pelatihan kemampuan peserta KPM agar mereka mampu melakukan pelatihan masyarakat untuk bidang sosial (pembinaan dan pemeliharaan lingkngan sosial yang baik), bidang ekonomi meliputi pemberdayaan ekonomi masyarakat baik potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
10
Manakala Dalam bidang pembekalan tata kelola pemeintahan, peneliti melihat materi pembekalan yang selama ini disampaikan sudah sesuai dengan tantangan era globalisasi, hanya saja perlu penambahan pelatihan tata kelola keuangan yang khusus yang disampaikan oleh praktisi tatakelola keuangan disertai dengan banyak penugasan- penugasan kepada mahasiswa dalam membahas contoh studi kasus di desa-desa. Maka dalam hal ini perlu kerjaama dgn instansi terkait baik dri pemerintah maupun swasta.
11
C. Implementasi pembekalan materi terhadap mahasiswa KPM IAIN Lhokseumawe Dalam kenyataannya mahasiswa belum mampu mempraktekkan visi dan misi IAIN Lhokseumawe. Selain itu materi mengenai administrasi keuangan juga belum bisa dipraktekkan di Lokasi KPM, Hal ini dibuktikan dari realita kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KPM tidak ikut berperan langsung terhadap praktek administrasi keuangan, Manakala fakta di lapangan menujukkan juga bahwa andil mahasiswa KPM dalam membenahi manajemen desa masih jauh dari harapan, perwujudan aplikasi materi tentang manajemen desa ini masih kurang dalam aplikasinya
12
SAM......... Sedangkan penerapan materi penguatan keagamaan dalam hal ini misalnya Khutbah Jum’at/Ceramah yang dilakukan oleh mahasiswa KPM juga belum memadai, begitu juga membaca kitab Arab/Jawi fakta di lapangan menujukkan bahwa mahasiswa KPM lebih cenderung kepada mengajarkan metode Iqra’ kepada anak-anak dibandingan dengan pembelajaran membaca kitab Arab/Jawi,
13
SAM..... kemudian Tajhiz Mayat dan tata cara Tahlilan, dalam hal ini mahasiswa KPM belum mampu terjun sebagai pelopor terdepan dalam melaksanakan Tajhiz Mayat dan tahlilan, pada umumnya dari mahasiswa KPM hanya sebagai partisipan dalam kegiatan tersebut. Peneliti juga mendapati Penerapan materi tentang Pendampingan UU Desa di lokasi KPM belum sesuai sehingga belum bisa untuk diaplikasikan karena tingkat kemampuan mahasiswa belum memadai saat ini.
14
Saran 1) IAIN LHOKSEUMAWE perlu meningkatkan kemampuan Mahasiswa dengan cara memberikan kesempatan lebih kepada mereka untuk melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat. Oleh sebab itu, perlu ada kabijakan ketersediaan proporsi waktu pengabdian Mahasiswa. 2) IAIN LHOKSEUMAWE harus membuat kebijakan menyesuaikan program KPM dgn kebuthan lokasi KPM dgn cara: a. Mahasiswa disertakan dalam mencari lokasi dan program KPM yang sesuai dengan lokasi tersebut dengan bantan panitia LPPM (contoh: beberapa kampus swasta di Lhokseumawe dan ACUT) b. Penempatan Mahasiswa KPM sesuai dengan permasalahan dan disesuaikan dengan jrusan yang ada prioritas di suatu lokasi KPMyang sangat dibutuhkan (contoh: IPB membuat KPM-P(Kuliah Pengabdian Masyarakat berbasi Profesi), juga berdasar sran SEKCAM Dewantara, Drs. Muhammad Zaini),
15
Saran 3) IAIN LHOKSEUMAWE perlu bekerjasama dengan masyarakat dalam merencanakan, mengimplementasikan, menilai hasil, dan melaksanakan monitoring kegiatan pengabdian masyarakat. Disamping itu, IAIN LHOKSEUMAWE perlu me ncari dukungan dan bekerjasama dengan pihak lain termasuk unsur politik, ekonomi, sosial. Kerjasama de ngan pe rintah dae rah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) untuk mensosialisasikan hasil KPM termasuk sumber daya yang dimiliki oleh IAIN Lhoksemawe. hal ini perlu agar pemerintah daerah dapat memilih dan memanfaatkan hasil- hasil penelitian IAIN Lhoksemawe.
16
TIM PENELITI Ketua Tim : Kafrawi Anggota Tim : Yoesrizal Yoesoef Muhammad Diah Sri Harmaini Edi Muzammir Riky Iswandi Ahmad Muhajir
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.