Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehkurniaranna@gmail.com kurnia Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
Ranna Kurnia Pengujian Karakteristik Aspal
2
Jenis Pengujian Karakteristik Aspal (umum) Penetrasi Penetrasi Setelah TFOT Titik Lembek Titik Lembek Setelah TFOT Daktilitas Daktilitas Setelah TFOT Viskositas Viskositas Aspal Padat Viskositas Aspal Cair Kehilangan Berat (TFOT) Kehilangan Berat (RTFOT) Berat Jenis Berat Jenis Aspal Padat Berat Jenis Aspal Cair Kelarutan Jenis Pengujian Karakteristik Aspal (khusus) Uji Rheologi (DSR) Pressure Aging Vessel (PAV) Pengujian aspal dilaboratorium dilakukan untuk mengetahui sifat dan karakteristik aspal seperti kekerasan, kekentalan, berat jenis, kepekaan terhadap temperatur, elastisitas dan lainnnya. Setiap pengujian harus dilakukan secara duplo atau lebih untuk memperoleh hasil uji yang presisi sesuai standar.
3
Klasifikasi Aspal Keras Kelas Penetrasi (AASHTO)
4
Uji Penetrasi Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekerasan aspal yang dinyatakan dalam masuknya jarum dengan beban tertentu pada kurun waktu tertentu pada suhu ruang. Tingkat kekerasan ini menunjukkan klasifikasi aspal. Penetrometer PenetrasiDiameterKedalamKapasitas Dibawah 200 200 sampai 300 55 mm 70 mm 35 mm 45 mm 90. 175. Ukuran Cawan Beban Beban 100 ± 0.05 gram Beban 200 ± 0.05 gram Jarum Jarum dilepas 5 ± 0.1 detik Arloji Penetrometer Baca jarum arloji dalam satuan dmm
5
Contoh Hasil Uji Penetrasi Hasil Penetrasi0 – 4950 – 149150 - 249>200 Toleransi2468 No. Penetrasi pada 25 0 C, 100gr, 5 detik III 1.Pengamatan 185 2.Pengamatan 28884 3.Pengamatan 38684 4.Pengamatan 48182 5.Pengamatan 587 Rata-rata85,484,4 Nilai Penetrasi84,9 Aspal Pen 40/50 (Nilai Pen 40 – 59) Aspal Pen 60/70 (Nilai Pen 60 – 79) Aspal Pen 80/100 (Nilai Pen 80 – 99) Aspal Pen 100/120 (Nilai Pen 100 – 119) Aspal Pen 120/150 (Nilai Pen 120 – 150) 1 cm Hal yang harus diperhatikan: 1.Pembuatan sampel uji. 2.Temperatur pengkondisian sampel uji. 3.Jarum penetrasi harus menyentuh permukaan sampel uji. 4.Beban pemberat yang digunakan harus sesuai syarat. 5.Jarak 1 titik uji dengan titik yang lain berjarak ± 1 cm. Sampel Penetrasi
6
Uji Titik Lembek Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui suhu dimana aspal mulai lembek dengan menggunakan alat Ring and Ball. Suhu ini pun yang menjadi acuan dilapangan atas kemampuan aspal menahan suhu permukaan yang terjadi untuk tidak lembek sehingga dapat tidak mengurangi daya lekatnya. Bejana Gelas Bejana gelas dengan termometer, cincin kuningan, bola baja dan pengarah bola Dudukan Benda Uji Dudukan benda uji (duplo) Pengarah Bola Baja Pengarah bola baja (dudukan) Cincin Kuningan Cincin yang terbuat dari kuningan
7
Contoh Hasil Uji Titik Lembek Hal yang harus diperhatikan: 1.Kenaikan suhu 5 ⁰ C/menit, jika kenaikan suhu lebih ataupun kurang dari yang disyaratkan selama tiga (3) kali berturut-turut maka pengujian harus diulangi. 2.Temperatur awal pengujian 5 ⁰ C, oleh karena itu perlu dilakukan pengkondisian benda uji. 3.Apabila dari suatu pengujian duplo perbedaan suhu melebihi 2 ⁰ C maka pengujian harus diulangi. No Suhu yang diamati ( o C) WaktuTitik Lembek IIII 1.500 2.101‘ 55’’ 3.153’ 9’’ 4.203’ 55’’ 5.254’ 43’’ 6.305’ 47’’ 7.356’ 57’’ 8.407’ 53’’ 9.458’ 59’’ 10.509’ 55’’ 50 o C 11.5110’15’’51 o C
8
Penetration Index (PI) Catatan: 1.Nilai PI digunakan untuk mengetahui kepekaan aspal terhadap suhu. 2. Jika nilai penetrasi pada suhu titik lembek tidak diketahui, maka nilai penetrasi diasumsikan sebesar 800 dmm. 3.Nilai -1 < PI < 1 maka aspal baik digunakan dalam campuran. log PEN T 2 log PEN = AT + K log PEN T 1 log PEN ( dmm ) T ( o C) T2T2 T1T1 K A
9
Uji Daktilitas Pengujian ini bertujuan mengetahui kekenyalan / elastisitas aspal yang dinyatakan dengan panjang pemuluran aspal yang dapat tercapai hingga sebelum putus. Daktilitas ini tidak menyatakan kekuatan tarik aspal. Mesin Daktilitas Kecepatan tarik mesin 50 mm per menit (dengan toleransi 5%). Cairan yang digunakan adalah Methyl Alkohol dan Sodium Klorida sebanyak 10 liter. Cetakan Daktilitas Cetakan terbuat dari kuningan. Daktilitas pada 25° C, 5 cm per menitPembacaan pengkuran pada alat Pengamatan I Pengamatan II Pengamatan III. 107 cm.. 110 cm.. 112 cm. Rata-rata. 109.7 cm. Contoh Hasil Uji Daktilitas Hal yang harus diperhatikan: 1.Pada saat pengujian, apabila sampel menyentuh dasar mesin uji atau terapung pada permukaan air maka pengujian dianggap gagal dan tidak normal. Untuk menghindari hal semacam itu maka berat jenis air harus disesuaikan dengan berat jenis sampel dengan menambahkan Methyl Alkohol atau Sodium Klorida.
10
Uji Kehilangan Berat (TFOT) Pengujian ini bertujuan mengetahui kehilangan minyak pada aspal akibat pemanasan berulang. Pengujian ini pun juga dilakukan untuk mengukur perubahan kinerja aspal akibat kehilangan berat. Mesin TFOT Mesin terdiri dari pengatur suhu untuk memanasi sampai (180 ± 1)°C, piringan logam berdiameter 25 cm, menggantung dalam oven pada poros vertikal dan berputar dengan kecepatan 5-6 putaran per menit. Berat 1 sampel benda uji 50 ± 0,5 gram. Aspal Setelah TFOT Sampel TFOT dipanaskan kembali untuk dibuat sampe uji penetrasi, uji titik lembek dan uji daktilitas. RTFOT Perbedaan TFOT dan RTFOT adalah perbedaan sumbu putar (arah horizontal dan arah vertikal).
11
Contoh Hasil Uji Kehilangan Berat (TFOT) Sampel ISampel II Berat cawan + aspal keras =106,8255 gr169,353 gr Berat cawan kosong =21,1731 gr20.0415 gr Berat aspal keras=85,6524 gr95.8938 gr Berat sebelum pemanasan =85,6524 gr95.8938 gr Berat sesudah pemanasan =85,2781 gr95.2035 gr Berat endapan=0,374 gr0.6903 gr Kehilangan Berat=0,004%0.007% Rata-rata Kehilangan Berat =0,0055% Penetrasi pada 25 0 C, 100gr, 5 detik Penetrasi SEBELUM kehilangan berat Penetrasi SESUDAH kehilangan berat IIII Pengamatan 185 7170 Pengamatan 288847269 Pengamatan 386847068 Pengamatan 481827467 Pengamatan 587 7469 Rata-Rata85847269 No. Suhu diamati ( o C) SEBELUM kehilangan beratSETELAH kehilangan berat Waktu Titik lembek ° C Waktu Titik lembek ° C IIII I I 1.500 00 2.101‘55’’ 00 3.153’9’’ 48” 4.203’55’’ 1’43” 5.254’43’’ 2’43” 6.305’47’’ 3’35” 7.356’57’’ 4’24” 8.407’53’’ 5’25” 9.458’59’’ 6’45” 10.509’55’’ 49 6’45” 11.51 10’15’’ 517’39”7’31”5859
12
Uji Viskositas Pengujian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kekentalan (viskositas) aspal keras dengan menggunakan alat Saybolt dan aspal cair dengan menggunakan alat Engler. Alat Saybolt Furol Didalam mesin Saybolt Furol terdapat pemanas dan penampung oli, termometer dan pengatur suhu elektrik. Perhitungan: Viskositas Kinetik (cst) = SFS (detik) x FK SFS = kekentalan Saybolt Furol yang telah dikoreksi dalam detik FK = Faktor Koreksi, FK = 2,18 Temperatur Pencampuran 170 cst Temperatur Pemadatan 280 cst Pembacaan suhu Pengamatan Waktu-1 (detik) Viskositas Kinetik-1 (cst) Waktu-2 (detik) Viskositas Kinetik-2 (cst) 120 o C 140 o C 160 o C 180 o C 305,60 91,61 49,52 30,06 666,208 199,710 107,954 65,531 271,25 102,60 50,25 29,72 591,325 223,668 109,545 64,790 Contoh Hasil Uji Viskositas 170 cst 280 cst
13
Uji Titik Nyala & Titik Bakar Pengujian ini bertujuan untuk mengukur suhu dimana aspal mulai dapat mengeluarkan nyala api dan terbakar akibat pemanasan dengan menggunakan Cleveland Open Cup. Suhu yang didapatkan ini adalah sebagai simulai terhadap suhu maksimum yang bisa terjadi pada aspal sampai aspal mengalami kerusakan permanen. Alat Cleveland Open Cup Nyalakan kompor dan atur pemanasan sehingga kenaikan suhu adalah 15 ⁰ C tiap menit sampai mencapai suhu 56ºC dibawah titik nyala yang diperkirakan untuk selanjutnya kenaikan suhu 5ºC sampai 6ºC/menit. Cetakan Kuningan Berat benda uji adalah contoh aspal 100 ± 1 gram.
14
Contoh Hasil Uji Titik Nyala & Titik Bakar No. o C di bawah titik nyala Waktu oCoCTitik Nyala 1.56 304 2.51 309 3.461’ 22’’314 4.412’ 26’’319 5.363’ 34’’324 6.314’ 30’’329 7.266’ 15’’334 8.217’ 50’’339 9.1610’ 10’’344Titik Nyala 10.1111’ 54’’349 11.614’ 12’’354Titik Bakar 12.1 359 Hal yang harus diperhatikan: 1.Tersedianya pelindung angin yang menjaga nyala api dari hembusan angin. 2.Kecepatan pemanasan dengan menggunakan bunsen (pengatur besar kecilnya api). 3.Pemberian api pemancing (pilot) dilakukan menjelang temperatur titik nyala perkiraan dengan memperhatikan jarak as api pilot terhadap benda uji + 10 mm. 4.Termometer harus bersih dan skalanya terbaca jelas, diupayakan memakai bantuan kaca pembesar dalam pembacaannya.
15
Uji Berat Jenis Aspal Pengujian ini bertujuan untuk mengukur berat jenis aspal dengan menggunakan piknometer serta berdasarkan perbandingan berat di udara dengan berat di dalam air. Piknometer Piknometer kapasitas 30 – 60 ml. Timbangan Elektrik Timbangan dengan ketelitian ± 0,01 gram. Hal yang harus diperhatikan: 1.Laporkan berat jenis aspal keras atau ter sampai tiga angka di belakang koma. Berat piknometer + air = 143.185 gr Berat piknometer = 44.781 gr Berat air/Isi piknometer = 98.404 gr Berat piknometer + contoh = 73.081.gr Berat piknometer = 44.781 gr Berat contoh = 28.300 gr Berat piknometer + air + contoh = 143.650 gr Berat piknometer + contoh = 73.081 gr Berat air = 70.569.gr Isi Bitumen = 27.8355.gr Berat Jenis = = = 1,0167.g/cm 3 Contoh Hasil Uji Berat Jenis Aspal
16
1.Aspal berfungsi sebagai bahan pengikat agregat dan bahan pengisi pori dan rongga antar agregat campuran. 2.Aspal bersifat termoplastis yaitu bentuk aspal akan melunak/melembek jika suhu naik dan mengeras jika suhu turun. 3.Aspal juga besifat viskoelastis yaitu kekentalannya dipengaruhi oleh temperatur. 4.Aspal yang baik digunakan dalam campuran adalah aspal yang memenuhi spesifikasi dan presisi uji aspal. 5.Spesifikasi uji aspal yang umum digunakan adalah SNI, AASHTO, dan ASTM. 6.Klasifikasi aspal saat ini terdiri dari 2 jenis yaitu kelas penetrasi (Penetration Graded) dan kelas kinerja (Performance Graded). 7.Komponen pengujian yang harus diperhatikan adalah alat uji, benda uji aspal, temperatur uji, metoda pengujian, dan repetisi pengujian. 8.Aspal dapat dicampur dengan bahan lain (modifier) untuk memperbaiki kinerja dan karakteristik aspal. Resume Pengujian Karakteristik Aspal
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.