Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Visi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA:

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Visi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA:"— Transcript presentasi:

1 Visi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA:
“Program Studi Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA pada tahun 2020 menjadi salah satu Institusi pendidikan tinggi kesehatan masyarakat yang menghasilkan lulusan unggul di tingkat nasional yang memiliki kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, dan sosial. “ Rancangan Penelitian Capaian pembelajaran: Mahasiswa memahami tentang penelitian kuantitatif yang meliputi: Rancangan Penelitian (dimensi Waktu dan Dimensi deskriptif- Analitik) Metodologi Penelitian, Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA

2 Rancangan/ Disain penelitian
Pendahuluan Rancangan/ Disain penelitian Rencana & struktur suatu penelitian yg a/ m’bawa penelitian itu mendapatkan jawaban dari p’tanya’ penelitian yang ada secara (Kerlinger, 1986 dikutip oleh Suwandono dalam Jatisaputra, 1991): Valid Objektif Akurat Ekonomis

3 Memilih Rancangan Penelitian
Menentukan langkah2 secara sistematis & logis dalam menjawab tujuan penelitian Menetapkan struktur, macam/ jenis penelitian ttt yang akan dilaksanakan sebagai alat untuk: mencapai tujuan penelitian pedoman pelaks. Penelitian membantu peneliti untuk mengontrol variabel2 pengganggu & kesalahan2 pengukuran (kesalahan random dan bias)

4 Klasifikasi(umum) Rancangan Pendekatan Pengamatan (Observasi)
Deskriptif Survey Institusional Survey Masyarakat, SKRT (Survey Rumah Tangga-household survey) Analitik Studi Kohort Studi Kasus-Kontrol Studi Potong Lintang Percobaan (Eksperimen) Uji Coba (trial): Pre-experiment, true experiment, quasi experiment Percobaan Laboratorik

5 Klasifikasi(tipe penyelidikan)
Studi Kausal, bertujuan menggambarkan penyebab (cause) dari suatu masalah (eksperimen dan non eksperimen) Studi Korelasional, bertujuan untuk menggambarkan variabel-variabel yang penting yang berhubungan dengan suatu masalah Studi Komparatif, bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya mengenai satu atau beberapa variabel

6 Klasifikasi(tujuan) Studi eksplorasi  pemahaman yg lebih baik ttg masalah yang belum banyak diteliti Studi Deskriptif  mengetahui & m’gambar’ karakteristik dr variabel2 dalam suatu situasi/ fenomena Pengujian Hipotesis  menjelaskan suatu hub. Ttt/ menentukan perbedaan an/ kelompok/ independensi dari ≥ 2faktor dlm suatu situasi

7 Klasifikasi(horizon waktu)
Studi Cross Sectional  data hanya diambil satu kali, pada suatu periode waktu, untuk menjawab pernyataan penelitian atau hipotesis penelitian Studi Longitudinal mempelajari orang/ fenomena dalam beberapa titik waktu untuk menjawab penelitian

8 Ciri Rancangan Dasar (Kodim dlm Jatiputra & Yovsyah, 1991)
Ada informasi tentang faktor2 studi yang diamati Ada informasi tentang outcome yang diamati Ada informasi tentang hubungan/ asosiasi faktor2 studi dengan outcome pada tingkat individu

9 Studi Deskriptif Tidak ditujukan utk menguji hipotesis etiologik/ membuktikan penyebab Berbentuk Survey dari suatu sampel yg valid scr ilmiah (representatif) dr pop. rujukan Perhatian utama: penjelasan/ deskripsi dengan basis informasinya biasanya besar Memberikan kuantifikasi prevalensi dari perilaku, karakteristik, paparan dana penyakit pada satu titik waktu (satu periode waktu) di dalam suatu pop. yg didefinisikan

10 Studi Deskriptif Informasi yang diperoleh berguna untuk memahami lingkup permasalahan kesehatan yang ada, yang biasanya informasi berupa pola kejadian terkait dengan atribut: orang (misalnya: umur, sex, etnik) tempat (misalnya: negara, perkotaan) waktu (misalnya: Variasi waktu dari pola penyakit, bulan, tahun)

11 Data deskriptif dapat berupa:
Studi Deskriptif Data deskriptif dapat berupa: data vital stat. (catatan kelahiran/kematian) sistem surveillance survey tertentu/ studi nasional Bahan2 hasil studi deskriptif, misalnya survey prevalens yg mencakup unsur2 studi deskriptif, dapat memungkinkan timbulnya hipotesis, yg kemudian dpt diuji dg ranc. Analitik/ eksperimen

12 Teknik Studi Deskriptif
Mengandung pengumpulan, penyajian, serta analisis data Dapat m’gunakan metode kualitatif/ kuantitatif, dengan instrumen kuesioner, pedoman wawancara, pengamatan peserta yang menjelaskan masyarakat, kelompok, situasi, program, dan unit-unit individual atau lingkungan.

13 Jenis Studi Deskriptif
Survey Rumah Tangga (Household survey): SKRT, SAKERTI Survey morbiditas Survey pendapat umum terhadap suatu program kesehatan yang menyangkut seluruh lapisan masyarakat Penelaahan kasus (case study) Case series Studi perbandingan Studi ekologik

14 Studi Analitik Disain yang menggunakan pendekatan berupa pengembangan hipotesis untuk menentukan penyebab suatu penyakit/ masalah dengan mencari hubungan antara keterpaparan (exposure) suatu risiko dengan kejadian penyakit (disease) dengan mengendalikan variabel2 luar yang menganggu (confounding variable) hubungan yang diamati.

15 Penelitian Cross-sectional (Prevalence Study/ Studi Potong Lintang)
Individu secara bersamaan dikelompokkan sakit atau tidak sakit & terpapar atau tidak terpapar pada satu waktu (at a single point in time) Hub. asosiasi an/ berbagai faktor risiko dg outcome ttt dilakukan dg m’bandingkan prevalens outcome pada kelompok yang terpapar/ sakit dgn faktor studi/ faktor risiko ttt & kelp. yg tdk terpapar/ tidak sakit

16 Penelitian Cross-Sectional (Prevalence Study/ Studi Potong Lintang)
Variabel outcome yang diamati bisa berupa: variabel kontinu/ kuantitatif (misalnya kadar gula darah, kadar kolesterol, tekanan darah) kualitatif/ kategorik (umumnya dua kategori/ dikotomi, misalnya: sakit/ tidak sakit)

17 Karakteristik Studi Pengamatan hanya dilakukan satu kali
Kasus prevalens (tidak ada periode pengamatan, tidak mengenal adanya perubahan status) Tidak mempunyai arah penelitian (undirectional design), karena baik faktor studi maupun outcome diukur pada saat bersamaan Studi ini lebih sesuai untuk mengukur hubungan antara ciri2 khas yang agak permanen pada individu2 dg peny.2 kronik atau kondisi2 yang stabil

18 Kelebihan Waktu pelaks lebih singkat, m’hemat biaya dibandingkan dengan studi2 prospektif Studi prevalens dpt diguna’ u/ m’identifikasi kasus & kontrol pd studi case-control & sbg dasar u/studi kohort prospektif selanjutnya (untuk penapisan/ screening out) Generalisasi studi kuat k/dimulai dg sampel random/ acak dari populasi rujukan dari mana kasus dan kontrol diambil Banyak diguna’ dl penel. sistem kes. (health system research), untuk menyusun program dan membuat kebijakan

19 Kelemahan Diperlukan subjek penelitian yang besar
Kesulitan dl m’beda’ var. yg mjd penyebab (antecedent) dan akibat (consequence) U/jenis peny. kambuhan (individu yg tdk dl masa terkena peny. kemungkinan dikelompokkan sebagai tidak sakit) Hub. asosiasi/ korelasi antar peny./ efek dg faktor risiko kemungkinan a/ berbeda bila dibanding dg kasus insiden (kohort) Kesimpulan korelasi paling lemah dibanding rancangan epidemiologi yang lain

20 Evaluasi Outcome Nilai PR (Prevalens ratio) memberikan ukuran kekuatan hubungan antara variabel2 dikotomi exposure/ keterpaparan/ faktor risiko dan outcome/ efek (misalnya penyakit) Uji Chi-square dapat digunakan untuk mengevaluasi kebermaknaan hubungan secara statistik dari faktor risiko dan penyakit/ efek

21 Rancangan Ada E & D Ada E & tidak ada D Tidak Ada E dan Ada D
Ket: E = faktor risiko/ exposure D = disease/ peny/ efek Ada E & D Ada E & tidak ada D Populasi berisiko Sampel Tidak Ada E dan Ada D Tidak Ada E & tidak ada D

22 Mengukur Keeratan Keeratan hubungan antara faktor studi/ risiko dan outcome ditentukan dengan ukuran Rasio Prevalens (PR), yaitu rasio antara prevalens kelompok sakit dan tidak sakit Prevalens adalah perbandingan peluang untuk terpapar dibagi peluang untuk tidak terpapar baik pada kelompok yang sakit maupun yang tidak sakit

23 Tabel 2x2 Faktor Risiko dengan Status Outcome
Status keterpaparan/ faktor risiko Status Outcome/ efek Sakit (efek positif) Tidak sakit (efek negatif) Terpapar a B Tidak terpapar c d Jumlah a+c b+d

24 Odd kelompok tidak sakit (efek negatif) = b/(b+d) ; d/(b+d) = b/d
Keterangan Odd kelompok sakit (efek positif) = a/(a+c) : c/(a+c) = a/c Odd kelompok tidak sakit (efek negatif) = b/(b+d) ; d/(b+d) = b/d Rasio Prevalens = a/c : b/d = ad/bc

25 Interpretasi Jika PR = 1, berarti tidak ada hubungan asosiasi, makin menjauhi nilai 1 hub. asosiasi makin erat Jika PR > 1, berarti faktor penyebab, menunjukkan prevalens (risiko) dari peny. lebih besar di antara mereka yang terpapar: hub. positif an/faktor risiko & penyakit Jika PR < 1, berarti faktor pencegah/ efek protektif: pengurangan prevalens (risiko) dari penyakit di antara mereka yang terpapar: hubungan yang negatif

26 Penelitian Kohort Metode penelitian analitik yang bersifat observasional dan penting untuk menguji hipotesis tentang penyebab penyakit. Terdapat dua jenis Kohort Prospektif (Prospective Study, Incidence Study, Folow-up Study, Longitudinal Study) Kohort Retrospektif (Historical Cohort, Nonconcurrent Cohort)

27 Kohort Prospektif Karakteristik:
Pemilihan kelompok individu yang diteliti berdasarkan status pemaparan/ exposure (ada/tidak ada atau tinggi/ rendah) dr satu pop./ pop. yg terpisah Adanya periode pengamatan/ observasi dimana kelompok tersebut diikuti (forward in time) untuk menentukan insiden penyakit yang terjadi selama periode pengamatan pada kedua kelompok yang dibandingkan

28 Disain/ skema Penelitian
Individu2 bebas peny. (pop. rujukan) sekarang Waktu yg akan datang Terpapar (E+) Terpapar (E-) D+ D-

29 Analisis Data Data exposure/ outcome = kontinyu  skala interval/ rasio Pengukuran kekuatan hub. An/ exposure dengan outcome  analisis korelasi / regresi (Knapp & Miller III, 1992) Kekuatan hub.  Relative Risk (RR) = m’band incidence rate/ cumulative rate. Ukuran hub. yg lain Attributable Risk (AR) = selisih perbedaan rate antara kedua kelompok

30 Attributable Risk Menunjukkan seberapa besar peny. dapat dicegah jika pemaparan dihilangkan Ukuran yang penting untuk mengetahui dampak upaya kesmasy

31 Tabel 2x2 Faktor Risiko dengan Status Outcome
Status keterpaparan/ faktor risiko Status Outcome/ efek Sakit (efek positif) Tidak sakit (efek negatif) Terpapar a B Tidak terpapar c d Jumlah a+c b+d

32 Interpretasi RR = [ a/(a+b)] / [c/c+d)] AR = [a/a+b] – [c/c+d] RR = 1, IR pada kedua kelp sama, artinya tidak ditemukan adanya hub/asosiasi antara faktor pemaparan dg penyakit yang diteliti. RR > 1 (hub positif): kelp terpapar > kmungkin’ m’dapat’ peny dp kelp tdk t’papar RR < 1 (hub negatif): kelompok terpapar < kemungkinannya mendapatkan peny dp kel tidak terpapar

33 Kelebihan Mrpkn satu-satunya jenis studi observasional yang m’hasil’ estimasi lgs risiko, artinya peluang bahwa individu yang sehat akan menjadi sakit di periode waktu tertentu Dpt meneliti bbrp outcome yg lain disebab’ o/ satu pemaparan/ faktor risiko yang sama Mp kemiripan dg studi eksperimen dlm hal disain, shg memperkecil bias, khususnya dalam penentuan faktor pemaparan (bias seleksi) Studi ini termasuk kategori yang kuat dalam menetapkan kausalitas, satu level di bawah studi eksperimen.

34 Kelemahan Memerlukan waktu yang lama & biaya yang besar/ tidak efisien
Umumnya IR pada sebagian besar peny relatif rendah, sehingga insiden untuk penyakit yang jarang terjadi memerlukan kohort yang besar dan periode waktu yang lama. Terdapat potensi bias yang berasal dari masalah loss to follow up/ loss of subject/ drop out Dapat bermasalah secara etis untuk pemaparan dari individu terkait hazard/ bahaya kesehatan yang dicurigai

35 Kohort Retrospektif Subyek terpapar dan tidak terpapar berdasarkan riwayat/ past record dan diikuti “forward in time” untuk menentukan insiden penyakit saat ini/ sekarang Tergantung pada kesediaan data atau catatan yang memungkinkan penyusunan kembali (rekonstruksi) keterpaparan kohort terhadap suatu faktor risiko yang dicurigai dan pemantauan lanjut terhadap kematian/ kesakitan selama waktu ttt seakan2 peneliti ada saat masa penel

36 Disain/ skema Penelitian
sekarang akan datang E+ D+ D- dahulu E- Kohort Retrospektif Kohort Prospektif

37 Keuntungan & Kelemahan
Keuntungan: Lebih cepat dan lebih ekonomis dari kohort prospektif Kerugian: bergantung pada catatan medik yang ada. Jika tidak akurat atau tidak lengkap, kesimpulan dari studi ini perlu disetujui/ disepakati dulu bersama.

38 Penelitian Kasus Kontrol/ Riwayat Kasus (Retrospektif study, Case-Referent Study)
Menentukan sebab2 dari suatu penyakit dengan meneliti berbagai hub antara keterpaparan suatu faktor risiko dan terjadinya penyakit

39 Teknik/ Rancang Bangun
Menetapkan kelompok kasus dan kontrol yang akan diteliti Menetapkan besarnya sampel, biasanya dilakukan multiple control groups, karena sulit memperoleh perbandingan kelompok kasus dengan kontrol Mengobservasi dan mencatat data Analisis Data

40 Tidak ada masalah dalam drop out subyek
Kelebihan Paling praktis untuk penyakit yang jarang terjadi, misal kanker pada organ tubuh tertentu Lebih cepat dan lebih ekonomis dibanding kohort prospektif, karena sampel lebih sedikit dibanding kohort Tidak ada masalah dalam drop out subyek

41 Kelemahan Lebih rentan terhadap terjadinya bias, khusus’ dl penentuan kelp. kasus & kontrol Tidak mengukur secara langsung risiko Belum jelas sebab akibatnya, terutama bila waktu recallnya lama Hanya bisa meneliti satu penyakit. Berkson bias, karena biasanya dilakukan di rumah sakit/ klinik, atau pengaruh membeda-bedakan kebijaksanaan penerimaan dan biaya orang sakit (admission rate antar kelompok)

42 Disain Studi Eksperimen
Merupakan langkah penting dalam menentukan penyebab, namun seringkali terkendala dengan masalah etika atau kelayakan/ feasibility, khususnya jika percobaan dilakukan terhadap manusia yang dihadapkan pada faktor-faktor risiko (penyakit atau masalah kesehatan) Digunakan secara luas dalam bidang uji klinik dan lapangan untuk menguji obat- obatan baru atau program-program intervensi.

43 Kelebihan Kemampuan untuk memanipulasi atau mengatur variabel bebas, dengan cara acak/random atau matching/ pemadanan ke dalam kelompok-kelompok perlakuan/ treatment dengan kontrol. Kemampuan untuk mengendalikan sumber- sumber yang membuat rancu (confounding) dan memperkecil sumber-sumber hubungan yang membingungkan Kmamp u memasti’ mengenai waktu/temporality Kemampuan untuk mereplikasi temuan

44 Kelemahan Kurangnya realitas, artinya tidak mungkin mengacak semua faktor risiko kecuali faktor risiko yang diteliti. Untuk hal ini disain observasi/ pengamatan lebih realistik. Kesulitan dalam ekstrapolasi, khususnya dari percobaan pada binatang yang diekstrapolasikan pada manusia Masalah-masalah etik, khususnya dalam menilai ketepat-gunaan (efektivitas/ efisiensi) atau pengaruh perlakuan baru yang tanpa penilaian kritik dalam sekelompok manusia

45 Kelemahan Kesulitan dalam memanipulasi variabel independen, misalnya mengatur kebiasaan merokok secara acak pada kelompok percobaan dan kontrol Ketidak-representatifan sampel, karena biasanya percobaan dilakukan pada populasi yang dijaring atau sukarelawan yang tidak dapat secara persis mewakili populasi yang lebih besar.


Download ppt "Visi Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA:"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google