Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehEko Saputro Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
Pakan Ternak Ruminansia dan Unggas untuk Menghasilkan Daging Sehat Berkolesterol Rendah Oleh: Eko Saputro
2
Pendahuluan Masyarakat Indonesia mulai menyadari bahwa pola hidup sehat penting sehingga muali menjaga pola makan dan asupan menjaga asupan kalori dan mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang mengurangi makanan yang berkolesterol tinggi produk hewani mengandung lemak dan kolesterol yang relatif tinggi akan menyebabkan kenaikan kadar kolesterol dalam tubuh
3
Kadar asam lemak jenuh dan kolesterol daging sapi yang tinggi (70 mg/100 g) kandungan kolestreol daging itik pada bagian dada sebesar 166,910 mg/100 g dan pada bagian paha sebeasar 188,413 mg/100 g Sedangkan kadar kolesterol yang boleh dikonsumsi manusia adala 160-200 mg/100g Apabila dikonsumsi terus-menerus akan mengakibatkan produksi kolesterol yang berlebih dalam tubuh yang akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut atherosklerosis (penyempitan atau pengerasan pembuluh darah).
4
kelainan miokardium akibat ketidakcukupan aliran darah koroner karena atherosklerosis yang merupakan proses degeneratif (Li et al., 2005). Pembuluh darah menyempit dan mengeras akibat elastisitas berkurang menghambat transportasi darah ke jantung sehingga tekanan tinggi Frekuensi pernafasan, suhu tubuh, serta jumlah denyut jantung pun ikut meningkat, disebabkan karena energi berlebih dari asupan lemak yang dapat meningkatkan hormon adrenalin dalam memicu kerja jantung. Kondisi tingginya frekuensi denyut jantung serta terhambatnya aliran darah akibat penyempitan, merupakan suatu respon timbulnya gejala penyakit jantung.
5
usaha dilakukan untuk menghasilkan produk hewani yang rendah kandungan kolesterolnya. Salah satu usaha untuk menurunkan kadar kolesterol pada produk hewani dapat dilakukan dengan cara mengubah pola pakannya yaitu dengan menambahkan suatu bahan tertentu pada pakan ternak tersebut
6
Menurut Buehler (2000-2003), kolesterol, suatu senyawa C27, disintesis melalui jalur yang dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1)sintesis mevalonat, suatu senyawa C6 reduksi dari asetil- CoA. 2)aktivasi mevalonat menjadi isopentenil-PP (unit isopren), suatu prekursor C5 yang digunakan untuk elongasi rantai lipid menjadi skualen (squalene), suatu intermediat C30. 3)siklikasi dan demetilasi skualen oleh monooksigenase menjadi siklik C27, produk akhir kolesterol. Biosintesis Kolesterol
7
BIOSINTESIS KOLESTEROL 2. 3. 1.
8
BIOSINTESIS KOLESTEROL Tahap I Tahap II
9
Tahap III BIOSINTESIS KOLESTEROL
10
Squalene Synthesis (Cholesterol Synthesis)
11
conversion of cholesterol from squalene
12
Chen et al. (2008) mengungkapkan ada lima kemungkinan mekanise suatu bahan pangan/pakan menurunkan kolesterol: 1)melalui penghambatan enzim HMG-CoA reduktase yaitu enzim penting dalam sintesis kolesterol; 2)aktivasi reseptor LDL; 3)penghambatan Acyl Co-A cholesterol acyltransferase (ACAT) yang berperan penting dalam absorpsi kolesterol; 4)penghambatan penyerapan asam empedu; dan 5)penghambatan cholesteryl ester transport protein (CETP) yang menyebabkan peningkatan kadar HDL. Penurunan Biosintesis Kolesterol
13
Menurut Sitepoe (1993), terdapat beberapa faktor yang dapat menurunkan kolesterol dalam darah, diantaranya 1)penurunan kalori yang dikonsumsi, 2)penurunan konsumsi lemak jenuh dan lemak tidak jenuh, 3)penurunan konsumsi kolesterol, 4)pengaruh penurunan kadar lipoprotein, 5)pengaruh konsumsi serat pangan larut air (SDF) serta 6)akibat dari beberapa jenis bahan kimia. Beberapa bahan kimia yang diindikasikan memiliki potensi hipokolesterolemik tersebut adalah sitosterol, niasin, vitamin C, vitamin E dan karoten. Penurunan Biosintesis Kolesterol
14
Menurut Mayes (1996), penurunan biosintesis kolesterol dalam sel hati terjadi karena: 1)keluarnya kolesterol dari membran sel ke lipoprotein yang mengandung sedikit kolesterol khususnya HDL3 atau HDL nasen yang dirancang oleh enzim LCAT (Lecithin Cholesterol Acyltranferase); 2)esterifikasi kolesterol oleh enzim ACAT (acyl CoA: Cholesterol Acyltranferase); 3)penggunaan kolesterol untuk sintesis senyawa-senyawa steroid lainnya seperti hormon atau asam empedu di hati Penurunan Biosintesis Kolesterol
15
endoplasmik retikulum (RE) Biosintesis Kolesterol sitosol
16
Mekanisme Penekanan Sintesis Kolesterol Serat kasar Minyak atsiri Flavonoid Saponin Tanin Tembaga (Cu)
17
SERAT KASAR 1.meningkatkan gerak peristaltik usus sehingga makanan tidak terabsorbsi secara maksimal 2.menurunkan senyawa dasar untuk bahan pembentukan kolesterol di pembuluh darah jaringan, 3.dan memperbanyak kehilangan garam empedu di duodenum
19
LANJUTAN
20
1. pengikatan asam empedu (sequestration of bile acids) di dalam usus halus 2. penurunan absorbsi lemak dan kolesterol 3. penurunan laju insulin serum 4. penghambatan sintesis kolesterol oleh asam lemak rantai pendek
21
penelitian Ninaprilia et al. tahun 2013 terhadap kadar kolesterol darah tikus penggunaan flavonoid mampu menurunkan kadar kolesterol dengan cara menurunkan sintesis kolesterol dengan menghambat 3-hydroxy-3-methyl- glutary (HMG)- CoA reductase, menghambat sekresi triasilgliserol, dan meningkatakan HDL.
22
Hasil penelitian yang telah ada Flavonoid dapat bersifat sebagai antioksidan dengan cara menangkap radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh. Kandungan flavonoid yang cukup tinggi pada daun ubi jalar ungu mampu menurunan kolesterol baik LDL dan trigliserida dan peningkatan HDL. Ekstrak air dari daun ubi jalar ungu dapat memperbaiki profil lipid darah tikus putih, yang diberikan makanan tinggi kolesterol (Sumardika, 2012). Selain itu daun seledri dengan kandungan flavanoidnya mampu menurunkan kolesterol. Telah dilakukan beberapa penelitian mengenai seledri pada ayam dan itik, ternyata senyawa ini dapat mengeliminir produksi lemak dan kolesterol (Pagala et al., 2009). Selain itu daun seledri dengan kandungan flavanoidnya mampu menurunkan kolesterol. Telah dilakukan beberapa penelitian mengenai seledri pada ayam dan itik, ternyata senyawa ini dapat mengeliminir produksi lemak dan kolesterol (Pagala et al., 2009).
23
Saponin Berdasarkan analisis fitokimia ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) menunjukkan adanya alkaloid, flavonoid, tanin, saponin. Dalimartha, (2003) menyatakan saponin yang berkhasiat meningkatkan produksi dan sekresi empedu, meningkatkan partikel padat empedu untuk dikeluarkan, melancarkan metabolisme lemak sehingga mampu menurunkan trigliserida darah.
24
Tanin Tanin banyak ditemukan dalam tanaman salah satunya ampas teh. Tanin memiliki kemampuan dalam mengikat asam empedu di usus dan dibuang melalui feses. tanin dapat menghambat kerja HMG-CoA reduktase dan asil-koenzim A kolesterol asiltransferase (ACAT) yang merupakan enzim untuk mensintesis kolesterol dan absropsi kolesterol serta pelepasannya ke darah.
25
TEMBAGA (CU) Menurut Bakalli et al. (1995), Cu tidak langsung mengatur biosintesis kolesterol hati, tapi dengan menurunkan GSH dan meningkatkan glutation teroksidasi/oxidized glutathione (GSSG). GSH akan merangsang produksi HMG-CoA, oleh karena itu, jika suplementasi Cu menurunkan konsentrasi seluler GSH, maka akan menurunkan sintesis kolesterol.
26
Mekanisme Cu Menurunkan Kolesterol Enzim HMG-KoA reduktase Glutation Tereduksi (Reduced Glutathione/GSH) Suplementasi Cu
27
ternak kekurangan CuGSH hatinya meningkat penghambatan peptida oleh inhibitor spesifik (BSO) penurunan aktivitas HMG-CoA pengurangan sintesis kolesterol GSH akan merangsang produksi HMG-CoA jika suplementasi Cu menurunkan konsentrasi seluler GSH, maka akan menurunkan sintesis kolesterol
28
Berdasarkan ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa upaya manipulasi sintesis kolesterol kini telah banyak dilakukan dengan penambahan bahan-bahan aditif dalam pakan antara lain; serat kasar, minyak atsiri, flavonoid, saponin, tanin dan penambahan tembaga Cu. Tujuannya agar produk hasil ternak khususnya daging menjadi rendah kolesterol dan menekan angka penderita penyakit akibat hyperkolesterolemia KESIMPULAN
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.