Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehfikri mubarok Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
ARDS (ADULT RESPIRATORY DISTRESS SYNDROM) By Fikri Mubarok Departement Of Emergency Jombang General Hospital
2
Anfis Pernafasan
3
Pendahuluan... sering disebut sindroma gawat pernafasan akut dewasa, namun keadaan ini dapat juga terjadi pada anak-anak. Tanpa pengobatan yang tepat, 90% kasus berakhir dengan kematian. Bila pengobatan yang diberikan sesuai, 50% penderita akan selamat Px ARDS sangat memerlukan tindakan khusus dari perawatuntuk mencegah memburuknya kondisi kesehatan klien.
4
definisi ARDS adalah keadaan darurat medis yang dipicu oleh berbagai proses akut yang berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan kerusakan paru. (Aryanto Suwondo,2006 Gangguan paru yang progresif dan tiba-tiba ditandai dengan sesak yang sangat berat, hipoksemia, dan infiltrat yang menyebar di kedua belah paru.
5
Etiologi ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak langsung.
6
Faktor Resiko 1. Trauma langsung pada paru – Pneumoni virus,bakteri,fungal – Contusio paru – Aspirasi cairan lambung – Inhalasi toksin – Menghisap O 2 konsentrasi tinggi dalam waktu lama
7
Oxigen bar...
8
2. Trauma tidak langsung – Sepsis – Shock – DIC (Dissemineted Intravaskuler Coagulation)
9
– PIH (Pregnand Induced Hipertension) – Peningkatan TIK
10
– Uremia – Overdosis Obat – Idiophatic (tidak diketahui)
11
Manifestasi klinis Takipnea Dispnea dengan kesulitan bernafas Terdapat retraksi intercosta Hipoksemia Sianosis Auskultasi paru : Ronkhi basah wheezing Krekels
12
Penurunan kesadaran mental Takikardia
13
PENGKAJIAN DIAGNOSTIK Analisa Gas Darah a.Hipoksemia (PaO2 0,4 ) dan tidak ada respon terhadap peningkatan FiO2 dan terjadi kompensasi hipokapnia. b.Pada tahap awal terjadi alkalosis respiratory akibat hiperventilasi c.Pada tahap berikutnya, asidosis metabolik terjadi akibat peningkatan kerja pernafasan dan hipoksemia.
14
Pada X-Ray : infiltrat Diffuse & Bilateral.
15
Penatalaksanaan Tujuan Utama: 1.mengembangkan alveoli secara optimal untuk mempertahankan gas darah arteri 2.meminimalkan tekanan vascular paru untuk mencegah atau menghambat kebocoran cairan pada membrane kapiler alveolar.
16
Penatalaksanaan Medis 1. Ventilator Mekanik Penggunaan Positive End Expiratory Pressure ( PEEP ) Tujuan : – Memaksimalkan fungsi alveoli dan mencegah kolaps – Meningkatkan Fungsional Residual Capacity ( FRC ). Pada keadaan PCO 2 yang terlalu tinggi dapat diatasi dengan meningkatkan RR untuk mengeluarkan CO 2, RR maksimal 35 x/mnt. Pemberian sedatif dan muscle relaxan untuk mengurangi kerja nafas pasien, akibat kecemasan atau melawan siklus ventilator mekanik.
17
2. Pembatasan cairan diuretik Cairan diberikan secara adekuat tanpa menimbulkan kelebihan cairan atau oedem paru 3. Kortikosteroid diberikan pada pada kasus renjatan / syok septik 4. Terapi Vasopresor dengan Dobutamin. 5. Pengobatan Sesuai Penyebabnya
18
komplikasi Pneumothorak Emfisema subkutis Penurunan C.O
19
Prognosis Angka bertahan hidup sedikit meningkat ketika penyebab ARDS dapat ditemukan Pada ARDS berat Kematian mencapai 90% yang sembuh kerusakan paru permanent Pada ARDS ringan Kematian mencapai 50 % -60% paru sembuh setelah pengobatan berbulan bulan
20
Dx Kep....
21
Gangguan pertukaran gas : yang berhubungan dengan kebocoran interstitial pulmonal / alveolar Intervensi keperawatan : 1.Ventilasi mekanis dengan menggunakan PEEP 2.Kolaborasi diuretik 3.Monitor bunyi nafas 2-4 jam. 4.Monitor tanda distres pernafasan ; peningkatan frekwensi jantung, agitasi, berkeringat, sianosis. Kaji simetri dada. 5.Monitor haluan dan masukan, observasi efek diuresis dan pemberian cairan. 6.Berikan dan monitor terapi bronkodilator ( teofilin) sesuai indikasi.
22
Besihan jalan nafas tidak efektif : yang berhubungan dengan peningkatan produksi sekresi dan penurunan gerakan silia. Intervensi keperawatan : 1. kaji bunyi nafas tiap 2-4 jam dan bila perlu, 2. pertahankan posisi tepat pada trakeostomi / selang endotrakeal. 3. Hisap trakeostomi/selang endotrakeal, rongga mulut/nasal, gunakan teknik steril. Catat warna, jumlah, dan konsistensi sekresi. 4. Drainase postural dan perkusi dada bila tepat untuk mengeluarkan sekresi. 5. Posisi untuk mempermudah pertukaran gas baik tiap 2 jam. 6. Monitor tanda distres pernafasan. 7. Pertahankan tekankan manset adekuat/teknik kebocoran minimal untuk menghindari aspirasi sekresi dan nekrosis jaringan. 8. Tinggikan kepala tempat tidur selama memberi makan per selang.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.