Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

OLEH : Wiwi Rahmadani Junaidi Reza DESIGN PELEDAKAN TEROWONGAN.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "OLEH : Wiwi Rahmadani Junaidi Reza DESIGN PELEDAKAN TEROWONGAN."— Transcript presentasi:

1 OLEH : Wiwi Rahmadani Junaidi Reza DESIGN PELEDAKAN TEROWONGAN

2 APA ITU TEROWONGAN...???? Struktur bawah tanah yang mempunyai panjang lebih dari lebar penampang galiannya, dan mempunyai gradien memanjang kurang dari 15%. TEROWONGAN

3 Tujuan Peledakan Terowongan gudang, jalan,saluran, terowongan pipa, dan lubang bukaan Meledakkan batuan dengan tujuan menghasilkanruangan (development (operasi penambangan). Untuk mengambil material

4

5 Tahapan – tahapan pembuatan terowongan PemboranPengisian lubang ledakPembersihan atapPemuatan dan pengangkutanPersiapan kegiatan selanjutnya

6 Pola Pemboran Tambang Bawah Tanah 1 Pola Lubang Tembak 2 Lubang “easer” dan Trimmer” 3 Sistem Kemajuan 4 Perimeter Blasting

7 Pola Lubang Tembak Peledakan didalam terowongan selalu dimulai dengan satu atau lebih peledakan pemula untuk menciptakan satu gua atau bolongan pada permukaan terowongan yang akan ditembus. Gua atau bolongan ini disebut “Cut” yang berfungsi sebagai bidang bebas terhadap paledakan berikutnya. “Cut” ini kemudian diperbesar dengan peledakan dua atau lebih susunan lubang tembak “easer”. Peledakan berikutnya atau yang terakhir adalah peledakan lubang “trimmer” yang menentukan bentuk dari terowongan.

8 Dalam memilih tipe “cut” yang sesuai maka pertimbangan harus didasarkan atas : 1 Kondisi batuan yang akan ditembus 2 Bentuk dan ukuran terowongan 3 Kemajuan yang ditargetkan

9 Jenis-jenis pola lubang tembak a. Drag Cut sesuai dipakai pada batuan yang mempunyai struktur bidang perlapisan. Lubang “cut” dibuat menyudut terhadap bidang perlapisan pada bidang tegak lurus, sehingga batuan akan terbongkar menurut bidang perlapisan “Cut” ini cocok untuk terowongan berukuran kecil

10 Pada “Fan Cut” lubang tembaknya dibuat menyudut dan berada pada bidang mendatar. Setelah “cut” diledakkan maka batuan yang ada diantara dua baris lubang “cut” akan terbongkar. Selanjutnya lubang- lubang “easer” dan “trimmer” akan memperbesar bukaan “cut” sampai kepada bentuk geometri daripada terowongan. Cut ini cocok dipakai pada batuan yang berstruktur berlapis-lapis. b. Fun Cut

11 “V-Cut” sering dipakai dalam peledakan didalam terowongan. Lubang tembak pada pola ini diatur sedemikian rupa sehingga tiap dua lubang membentuk V. Sebuah “Cut” dapat terdiri dari dua atau tiga pasang V, masing-masing pada posisi horizontal. Lubang-lubang tembak pada “cut” biasanya dibuat membentuk sudut 60 o terhadap permukaan terowongan. c. V- Cut

12 “Pyramid Cut” terdiri dari 4 buah lubang tembak yang saling bertemu pada satu titik ditengah terowongan. Pada batuan yang keras banyaknya lubang “cut” ditambah hingga menjadi 6 buah. d. Pyramid Cut

13 Pola ini berbeda dengan “cut” yang lain. Perbedaannya yaitu pada “cut” lain lubang cut membentuk sudut satu sama lain sedang dalam “burn cut” lubang “cut” dibuat sejajar satu sama lain dan tegak lurus terhadap permukaan terowongan. Pada pola ini beberapa lubang “cut” tidak diisi dengan bahan peledak yang berfungsi sebagai bidang bebas terhadap lubang “cut” yang diisi dengan bahan peledak. Lubang “cut” yang kosong dapat lebih dari satu dan ukurannya lebih besar dari lubang “cut” yang diisi. e. Burn Cut

14 Keuntungan dari pada “burn cut” adalah :  Kemajuan tidak lagi tergantung pada lebar terowongan karena semua lubang dibuat sejajar dengan sumbu terowongan  Proses pemboran menjadi lebih mudah.

15 Selanjutnya lubang – lubang ledak diatur dalam segi empat yang mengelilingi bukaan. Jumlah segi empat dalam ‘Cut’ dibatasi oleh ketentuan batuan ‘Burden’ dalam segi empat terakhir tidak melebihi ‘Burden’ dari lubang Stoping. f. Large Hole Cut Metode ini mirip dengan Burn Cut, terdiri dari satu atau lebih lubang kosong yang berdiameter besar, dikelilingi oleh lubang- lubang bor berdiameter kecil yang berisi bahan peledak. Burden antara lubang – lubang yang terisi dengan lubang kosong relatif kecil.

16 Setelah bukaan atau cut terbentuk, maka stoping kearah cut dimulai. Lubang kontur (contour hole) yang terdiri atas: lubang atap (roof hole), lubang dinding (wall hole), dan lubang lantai (floor hole) dibuat agak diserongkan keluar dari kontur (look out), sehingga terowongan yang dihasilkan mempunyai bentuk seperti yang direncanakan. Cut dapat diletakkan di sembarang tempat pada muka terowongan tetapi harus diperhatikan bahwa letak cut mempengaruhi: lemparan, konsumsi bahan peledak, dan jumlah ledak dalam round. Apabila letak cut dekat dengan dinding mungkin dapat mengurangi jumlah lubang tembak dalam round, tetapi ada kelemahan- kelemahan lainnya.

17

18 Posisi penempatan cut hole  Dalam merencanakan suatu “cut” Parameter-parameter penting yang harus diperhatikan adalah : -Diameter lubang besar (kosong) -“burden” -“charge concentration”

19 Dari grafik terlihat supaya peledakan berhasil dengan baik (cleaned blast), maka jarak antara lubang ledak dengan lubang kosong tidak boleh besar dari 1,5 Φ lubang kosong. Apabila jaraknya hanya akan menimbulkan kerusakan (breakage) dan jika terlalu dekat ada kemungkinan lubang ledak bertemu lubang besar kosong.

20 Kemajuan per “round” sebagai fungsi kedalaman lubang ledak untuk berbagai diameter lubang ledak kosong

21 Dari grafik, dapat dilihat bahwa kemajuan kira-kira 90% akan didapat untuk kedalaman lubang ledak 4 m dan satu lubang kosong berdiameter 127 mm

22 Lubang Easer dan Trimmer Lubang “easer” dibuat mengelilingi “cut” untuk memperbesar bukaan “cut” sehingga lubang “trimmer” dapat membuat bentuk daripada terowongan. Untuk terowongan berukuran biasa, satu ronde peledakan terdiri dari sekitar 40 buah lubang tembak dimana setiap lubang tembak membuat bukaan seluas sekitar 0,25-0,5 m 2. Banyaknya lubang “easer” serta penempatannya tergantung kepada pola lubang “cut”. Pada pola “burn cut” penempatan lubang “easer” tidak boleh terlalu dekat pada “cut” untuk menghindari terjadinya ledakan premature daripada lubang easer. Disarankan untuk menempatkan lubang easer antara 30-50 cm dari “cut”. Lubang trimmer pada akhirnya akan membuat bentuk dari terowongan. Banyak dan posisi daripada lubang “trimmer” tergantung daripada ukuran terowongan, kekerasan batuan, dan fragmentasi yang disesuaikan dengan system pemuatan.

23 Sistem Kemajuan Pada prinsipnya pembuatan terowongan sama dengan shaft, hanya arahnya saja yang berbeda yaitu horizontal. Apabila pembuatan lubang bukaan sudah lebih besar daripada 45 o maka ini sudah dinamakan shift. Sistem kemajuan tergantung kepada alat bor yang tersedia, kondisi batuan dan sistem penyangga yang dipergunakan, tetapi cara yang umum dipakai dalam pembuatan terowongan terdiri dari dua system yaitu : - Cara “full face” - Cara “top heading and bench” Dalam cara “full face” seluruh permukaan lubang bukaan dibor dengan sistem pola pemboran tertentu dan kemudian sekaligus diledakkan, sedangkan cara pembuatan “bench method”, dimana lubang bukaan dibuat menjadi dua bagian dalam pemboran dan peledakan yaitu bagian atas dan bagian bawah. Pekerjaan peledakan dilakukan pertama pada bagian atas.

24 Perimeter Blasting proses peledakan yang dilaksanakan dengan sangat hati-hati. Untuk mendapatkan permukaan akhir lubang bukaan yang tepat dan kondisi batuan disekitar lubang tersebut tidak mengalami kerusakan. Maksud dari “perimeter blasting” tidak hanya untuk memperoleh permukaan bukaan yang rata tetapi juga untuk menjaga agar daerah disekitar permukaan tidak mengalami keretakan dan kerusakan selama bukaan tersebut digunakan. Perimeter Blasting adalah

25 Perimeter Blasting berguna untuk : Membuat rata permukaan terowongan Membuat agar permukaan terowongan lebih stabil Mengurangi “over break” Mengurangi pemakaian beton Mengurangi retakan dan masuknya aur tanah kedalam terowongan.


Download ppt "OLEH : Wiwi Rahmadani Junaidi Reza DESIGN PELEDAKAN TEROWONGAN."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google