Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehLanny Budiman Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
PEMBANGUNAN INFRASTUKTUR IRIGASI BERKELANJUTAN
1 JULI 2019 Oleh: Ir. ADI PRAWITO, MM, MT. Ketua INKINDO dan INTAKINDO Jatim
2
Pengertian Istilah-Istilah Irigasi
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 20 Tahun 2006 Irigasi Adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak Jaringan Irigasi Adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi Daerah Irigasi Adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi Sistem Irigasi Meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia
3
Klasifikasi Irigasi Jaringan irigasi dapat dibedakan ke dalam tiga
Jaringan Irigasi Sederhana Jaringan irigasi dapat dibedakan ke dalam tiga tingkatan Jaringan Irigasi Semi Teknis Jaringan Irigasi Teknis
4
Fungsi Irigasi Irigasi Berfungsi:
Mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani yang diwujudkan melalui keberlanjutan sistem irigasi. Keberlanjutan sistem irigasi dilakukan dengan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi. Pengembangan jaringan irigasi adalah pembangunan jaringan irigasi baru dan/ atau peningkatan jaringan irigasi yang sudah ada. Pengelolaan jaringan irigasi adalah kegiatan yang meliputi operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di daerah irigasi
5
Proses Pembangunan Irigasi
Proses Pembangunan Irigasi Secara Berurutan Untuk Mengidentifikasi Berbagai Tahapan Proyek Pembebasan Tanah Penyelidikan Operasi Land Acquisition Investigation Operation La S I D C O M Survey Design Construction Maintanance Pengukuran/Survei Perencanaan Teknis Pelaksanaan Pemeliharaan
6
Tahap Perencanaan Pembangunan Irigasi
1 Tahap Perencanaan Umum (Studi) Tahap Studi (Studi Awal) Tahapan Perencanaan Pembangunan Irigasi (Menyajikan Rincian S-I-D) Studi Identifikasi (Pola) Studi Pengenalan/ Prakelayakan (Masterplan) Studi Kelayakan 2 Tahap Perencanaan Teknis Tahap Perencanaan Pendahuluan Tahap Perencanaan Akhir
7
Studi Kelayakan Tujuan Utama Studi Kelayakan:
adalah untuk menilai kelayakan pelaksanaan untuk proyek dilihat dari segi teknis dan ekonomis. Jika perlu, Studi Kelayakan bisa didahului dengan Studi Prakelayakan yang bertujuan untuk menyaring berbagai proyek alternatif yang sudah dirumuskan dalam Studi Pengenalan berdasarkan perkiraan biaya dan keuntungan yang dapat diperoleh. Namun pada studi ini tidak diadakan pengukuran, hanya pemeriksaan lapangan saja. Ciri-Ciri Utama Tahap Studi Kelayakan
8
Studi Kelayakan Jaringan Irigasi
Kegiatan-kegiatan pada Tahap Studi Kelayakan Jaringan Irigasi
9
Studi Kelayakan Jaringan Irigasi
Aspek Ketersediaan Air Analisa Kelayakan Teknis Aspek Topografi Aspek Geoteknik Aspek Rasio Petani & Lahan Pertanian Aspek yang Dikaji pada Analisa Kelayakan Daerah Irigasi Aspek Mata Pencaharian Penduduk Analisa Kelayakan Sosioagro & Lingkungan Aspek Tanggapan Masyarakat terhadap Rencana Pengembangan Aspek Agronomis Aspek Perubahan Ekosistem Lingkungan Aspek BCR (Benefit Cost Ratio) Analisa Kelayakan Ekonomi Aspek NPV (Net Present Value)
10
Studi Kelayakan Jaringan Irigasi
Analisa Kelayakan Teknis 01 Berhubungan dengan hasil analisa hidrologi dan neraca air (analisa ketersediaan debit andalan dan kebutuhan air irigasi) pada daerah studi. Aspek Ketersediaan Air Analisa Neraca Air Muara Asa
11
Studi Kelayakan Jaringan Irigasi
Analisa Kelayakan Teknis 02 Berhubungan dengan kondisi topografi di area bangunan utama dan daerah irigasi (sawah) seperti kemiringan lahan sawah sebaiknya > 5% (sesuai KP.05, hal.32), elevasi sawah terjauh dan tertinggi. Aspek Topografi Peta Situasi Daerah Irigasi Muara Asa yang di Overlay dalam Peta Rupa Bumi
12
Studi Kelayakan Jaringan Irigasi
Analisa Kelayakan Teknis 03 Berhubungan dengan kondisi geologi regional dan geologi teknik di lokasi as bangunan utama seperti lokasi bendung tidak berada pada daerah sesar dan patahan dan nilai SPT (Standart Penetration Test) di lokasi as bendung > 15 Aspek Geoteknik Profil Nilai N SPT Memanjang AS Bendung Muara Asa
13
Studi Kelayakan Jaringan Irigasi
Analisa Kelayakan Sosioagro & Lingkungan Menganalisis perbandingan luas lahan pertanian dengan jumlah petani penggarap. Asumsi yang digunakan adalah seorang petani penggarap idealnya dapat mengerjakan lahan 1 – 2 ha, dengan rasio perbandingan sebagai berikut: Rasio 1 – 2 = memenuhi Rasio < 1 dan > 2 = kurang memenuhi Aspek Rasio Petani & Lahan Pertanian 01 02 Berhubungan dengan mata pencaharian penduduk sekitar, apakah sesuai dengan rencana pengembangan yang akan di lakukan seperti Bertani, Berkebun, Nelayan, Pedagang ataupun pekerjaan lainnya. Aspek Mata Pencaharian Penduduk 03 Menganalisa tanggapan masyarakat terhadap rencana pengembangan atau pembangunan jaringan irigasi yang akan dilakukan seperti Menerima, Acuh Tak Acuh maupun Tidak Menenerima Aspek Tanggapan Masyarakat terhadap Rencana Pengembangan
14
Studi Kelayakan Jaringan Irigasi
Analisa Kelayakan Sosioagro & Lingkungan Dimana : S1 = Sangat Sesuai S2 = Cukup Sesuai S3 = Hampir Sesuai N1 = Tidak Sesuai Saaat Ini N2 = Tidak Sesuai Permanen Berhubungan dengan kesesuaian lahan pertanian berkaitan dengan kondisi tanah yang akan dijadikan sawah dan perlakuan tambahan untuk tanah jika kondisi tanah tidak begitu sesuai yang telah di syaratkan seperti pada tabel di samping ini. Aspek Agronomi 04 Penggolongan Kelas-kelas Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Padi Sawah
15
Studi Kelayakan Jaringan Irigasi
Analisa Kelayakan Sosioagro & Lingkungan Berhubungan dengan dampak lingkungan yaitu suatu perbedaan antara keadaan lingkungan yang diperkirakan akan ada tanpa adanya kegiatan pembangunan irigasi dengan keadaan lingkungan yang diperkirakan akan ada pada saat adanya kegiatan pembangunan irigasi. Menurut Permen Lingkungan Hidup RI No. 05 Tahun 2012 yaitu: Kegiatan budidaya tanaman pangan dengan atau tanpa unit pengolahannya dengan luas > 2000 ha wajib melakukan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Kegiatan budidaya tanaman pangan dengan atau tanpa unit pengolahannya dengan luas < 2000 ha tidak wajib melakukan AMDAL, namun wajin memiliki UKL-UPL atau surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup) Aspek Perubahan Ekosistem Lingkungan 05
16
Studi Kelayakan Jaringan Irigasi
Analisa Kelayakan Sosioagro & Lingkungan Aspek Perubahan Ekosistem Lingkungan 05 Jenis Dokumen Lingkungan Hidup menurut Permen LH RI No. 16 Tahun 2012
17
Studi Kelayakan Jaringan Irigasi
Analisa Kelayakan Sosioagro & Lingkungan Aspek Perubahan Ekosistem Lingkungan 05 Perkiraan Besarnya Dampak Terhadap Komponen/Parameter Lingkungan Yang Akan Terjadi Pada Setiap Tahap Kegiatan
18
Studi Kelayakan Jaringan Irigasi
Analisa Kelayakan Ekonomi Analisis BCR merupakan suatu analisis untuk melihat sejauh mana perbandingan antara Benefit (Keuntungan) dan Cost (Biaya) pada kondisi nilai present. Ini berarti bahwa jika nilai BCR pada suku bunga berlaku > 1, maka proyek dapat dibangun. Secara umum rumus untuk perhitungan BCR ini adalah : Aspek BCR (Benefit Cost Ratio) 01 NPV merupakan selisih antara Benefit (Keuntungan) dan Cost (Biaya) pada kondisi nilai present biaya, yang mana dalam analisis ini dapat digunakan sebagai indikator sejauh mana suatu proyek menguntungkan secara ekonomi, maupun finansial ditinjau pada berbagai suku bunga. Secara umum rumus untuk perhitungan nilai Present Value (PV) adalah sebagai berikut: Aspek NPV (Net Present Value) 02
19
Studi Kelayakan Jaringan Irigasi
Analisa Kelayakan Ekonomi EIRR merupakan nilai suku bunga, dimana pada kondisi ini NPV = 0 atau BCR = 1. Nilai EIRR sangat bermanfaat untuk menilai apakah dengan suku bunga pinjaman tertentu proyek tersebut layak atau tidak secara ekonomi. Nilai EIRR sangat penting diketahui untuk melihat sejauh mana kemampuan proyek ini dapat dibiayai dengan melihat nilai suku bunga pinjaman yang berlaku. Perhitungan nilai EIRR ini dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut: Aspek EIRR (Economic Internal Rate of Return) 03 Biaya OP & Pemeliharaan Biaya Perawatan/ Fasilitas Perawatan Komponen Analisa Kelayakan Ekonomi Cost (Biaya) Nilai Investasi/ RAB Biaya Honorarium/ Tenaga Benefit (Keuntungan) Analisa Usaha/ Produktivitas
20
CONTOH PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR IRIGASI
DATA TEKNIS JARINGAN IRIGASI DI MUARA ASA KABUPATEN KUTAI BARAT Daerah Irigasi Muara Asa adalah daerah irigasi relatif baru, yang memunyai luasan Ha Daerah Irigasi Muara Asa memperoleh sumber air dari Bendung Encalin yang membendung Sungai Encalin yang merupakan anak sungai dari Sungai Mahakam. Daerah Irigasi Muara Asa direncanakan untuk dapat mengairi areal irigasi seluas Ha dengan pola tanam padi-padi-polowijo. Data Teknis dari pekerjaan ini adalah Luas DAS Sungai Encalin = km² Panjang Sungai Utama = km Banjir Desain Q100 = m³/dt
21
DATA TEKNIS JARINGAN IRIGASI MUARA ASA
Data Teknis Jaringan Irigasi adalah Panjang Saluran (Intake Kiri) : Primer = 6725 m Total Sekunder = m Sekunder 1 = 2848 m Sekunder 2 = 1947 m Sekunder 3 = m Sekunder 4 = 3008 m Sekunder Rapak Oros Bahagia = 2047 m Sekunder Rapak Oros Bahagia 9 = 440 m Jumlah Bangunan Bangunan Utama = 1 bh Banguna Bagi = 1 bh Bangunan Bagi Sadap = 8 bh Bangunan Sadap = 23 bh Bangunan Muka = 3 bh Panjang Saluran (Intake Kanan) : Primer = 4756 m Total Sekunder = 2759 m Sekunder Geleo Asa 1 = 1024 m Sekunder Geleo Asa 2 = 1735 m Jumlah Bangunan Bangunan Utama = 1 bh Bangunan Bagi = - bh Bangunan Bagi Sadap = 5 bh Bangunan Sadap = 5 bh Bangunan Muka = - bh
22
PETA SITUASI DAERAH IRIGASI MUARA ASA
(Luas Area Ha)
23
SKEMA JARINGAN IRIGASI MUARA ASA
24
Terima Kasih Atas Perhatiannya
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.