Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MODUL 1 ANALISIS HIDROLOGI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MODUL 1 ANALISIS HIDROLOGI"β€” Transcript presentasi:

1 MODUL 1 ANALISIS HIDROLOGI
PELATIHAN OPERASI WADUK MODUL 1 ANALISIS HIDROLOGI

2 Latar Belakang Terkait dengan kebijakan Pemerintah untuk berswasembada pangan, maka Pemerintah membangun waduk-waduk baru. Untuk mengoptimalkan fungsi waduk diperlukan tenaga kerja yang kompeten dalam bidang operasi dan pemeliharaan waduk.

3 Deskripsi singkat Mata pendidikan dan pelatihan ini membekali peserta dengan pengetahuan mengenai analisis hidrologi bendungan, yang meliputi analisis hujan kawasan, potensi ketersediaan air, debit andalan, kebutuhan air, dan neraca air yang disajikan dengan cara ceramah, studi kasus, dan tanya jawab.

4 Tujuan Pembelajaran Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pelatihan diharapkan mampu melakukan analisis hidrologi terkait dengan operasi waduk .

5 Tujuan Pembelajaran Indikator Keberhasilan
Setelah pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu: Menganalisis ketersedian air (debit andalan) Menganalisis kebutuhan air Menganalisis neraca air

6 Kegiatan Belajar dan Sub Kegiatan Belajar
Dalam modul analisis hidrologi ini akan membahas materi: a) Analisa data hujan wilayah b) Analisa frekuensi c) Neraca air: debit andalan, dan kebutuhan air .

7 Estimasi Waktu Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk mata pelatihan β€œAnalisis hidrologi” ini adalah 8 (delapan) jam pelajaran (JP) atau sekitar 360 menit.

8 Curah Hujan Wilayah Hujan Wilayah / Hujan Kawasan / Hujan DAS adalah curah hujan rata-rata pada suatu wilayah/kawasan/DAS tertentu berdasarkan beberapa pos penakar hujan yang berada di dalam suatu wilayah/kawasan/DAS dan/atau di sekitarnya.

9 Cara Perhitungan Hujan Wilayah
Ada 3 metode yang banyak digunakan: Rata-rata Aljabar (aritmatik) Poligon Thiessen Isohyet

10 Rata-rata Aljabar di mana : 𝑑 = tinggi curah hujan rata-rata
𝑅 = 𝑅 1 + 𝑅 2 +…+ 𝑅 𝑛 𝑛 = 𝑖=1 𝑛 𝑅 𝑖 𝑛 di mana : 𝑑 = tinggi curah hujan rata-rata d1, d2, dn = tinggi curah hujan pada pos penakar 1, 2, ….n

11 Poligon Thiessen 𝑅 = 𝐴 1 𝑅 1 + 𝐴 2 𝑅 2 +…+ 𝐴 𝑛 𝑅 𝑛 𝐴 1 + 𝐴 2 +…+ 𝐴 𝑛
𝑅 = 𝐴 1 𝑅 1 + 𝐴 2 𝑅 2 +…+ 𝐴 𝑛 𝑅 𝑛 𝐴 1 + 𝐴 2 +…+ 𝐴 𝑛 𝐴 𝑖 = Luas pengaruh dari stasiun pengamatan i A = Luas total dari DAS 𝑅 = Curah hujan rata-rata R1, R2,..,Rn = Curah hujan pada setiap titik pengukuran (stasiun)

12 Isohyet di mana : A = A1+A2+…+An (luas total area)
𝑅 = 𝑅 𝑅 𝐴 1 + 𝑅 1 +𝑅 2 𝐴 2 +…+ 𝑅 π‘›βˆ’1 + 𝑅 𝑛 2 𝐴 𝑛 𝐴 1 + 𝐴 2 +…+ 𝐴 𝑛 di mana : A = A1+A2+…+An (luas total area) 𝑅 = tinggi curah hujan rata-rata area R0, R1, Rn = curah hujan pada isohyet 0, 1, 2,…, n

13 Contoh Suatu daerah aliran mempunyai luas 99,10 km2, dipasang di dalam dan di sekitar daerah aliran tersebut 4 (empat) buah stasiun atau pos pengamatan curah hujan dengan curah hujan harian pada pos titik 1 tingginya curah hujan, R1= 156 mm/hari, R2 = `164 mm/hari, R3 = 174 mm/hari dan R4 = 168 mm/hari.

14 Rata-rata Aljabar/aritmatik
Tabel 2‑1 Perhitungan tinggi curah hujan kawasaan dengan cara aritmatik No Penjelasan Pos (Titik) Pengamatan Keterangan 1 2 3 4 Luas daerah aliran (A = km2) - 99,1 km2 Tingg curah hujan setiap pos,d (mm/hari) 156,00 164,00 174,00 168,00 662,00 Tingg curah hujan rata-rata,d= βˆ‘(di)/n (mm/hari) 165,50 mm/hari n = 4; βˆ‘(R1+R2+R3+R4)= 662,00 mm/hari Dari Tabel 2-1 terlihat bahwa tinggi curah hujan rata-rata,d = 165,50 mm/hari diperoleh dari βˆ‘( )/4=165,50 mm/hari.

15 Pos(Titik) Pengamatan
Poligon Thiessen Tabel 2-2. Perhitungan Tinggi Curah Hujan Rata-Rata Dengan Cara Thiessen Penjelasan Pos(Titik) Pengamatan Keterangan 1 2 3 4 Pembagian daerah aliran (Ai=km2) 27,40 26,50 14,60 30,60 99,10 Bobot,Wi= Ai/An (%) 27,65 26,74 14,73 30,88 100% Tingg curah hujan setiap pos,d (mm/hari) 156,00 164,00 174,00 168,00 Bobot * tinggi curah hujan = Ai/An * di (mm/hari) 43,13 43,85 25,63 51,87 164,50 Tingg curah hujan rata-rata=d (mm/hari) 164,50 mm/hari

16 Isohyet

17 Isohyet No. Penjelasan Garis Isohyet 1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6 Tinggi Curah Hujan Isohyet (mm) 135 145 155 165 175 185 195 Luas daerah aliran antara batas dan Isohyet 1 (A1) 6,90 Luas daerah aliran antara Isohyet 1 dan Isohyet 2 (A2) 19,50 Luas daerah aliran antara Isohyet 2 dan Isohyet 3 (A3) 21,50 Luas daerah aliran antara Isohyet 3 dan Isohyet 4 (A4) 23,50 Luas daerah aliran antara Isohyet 4 dan Isohyet 5 (A5) 20,50 7 Luas daerah aliran antara batas dan Isohyet 5 (A6) 7,20 8 Jumlah (Isohyet0+Isohyet1)/2*A1/A 9,75 9 Jumlah (Isohyet1+Isohyet2)/2*A2/A 29,52 10 Jumlah (Isohyet2+Isohye3)/2*A3/A 34,71 11 Jumlah (Isohyet3+Isohyet4)/2*A4/A 40,31 12 Jumlah (Isohyet4+Isohyet5)/2*A5/A 37,24 13 Jumlah (Isohyet5+Isohyet6)/2*A6/A 13,80 14 Tinggi Curah Hujan Rata-rata (mm), 165,33

18 RESUME HUJAN KAWASAN Data hujan 4 pos penakar hujan: R1 = 156 mm/hari,
R3 = 174 mm/hari, dan R4 = 168 mm/hari. Hasil perhitungan hujan kawasan: Metode Aritmatik = 165,50 mm/hari Metode Poligon Thiessen = 164,50 mm/hari Metode Isihyet = 165,33 mm/hari

19 NERACA AIR Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan (ketersediaan) dan keluaran (kebutuhan) air di suatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air tersebut kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit).

20 Ketersediaan Air Ketersediaan air disbut juga debit andalan di sungai dianalisis berdasar data yang cukup panjang dan handal, sehingga informasi keragaman debit terhadap waktu kejadian debit rendah dan tinggi dapat tercakup dan mewakili kejadian-kejadian tersebut. Pada sungai yang memiliki data pengukuran, ketersediaan airnya dapat ditentukan peluang terjadinya atau terlampauinya yang dapat dihitung dengan metode statistika.

21 Ketersediaan Air Menurut pengamatan dan pengalaman terdapat empat metode untuk analisa debit andalan (Montarcih, 2009) yaitu: Metode debit rata-rata minimum Metode flow characteristics Metode Tahun Dasar Perencanaan Metode Bulan Dasar Perencanaan

22 Ketersediaan Air Tergantung pada ketersediaan data, debit andalan melalui dua cara, yaitu: berdasar data debit, berdasar penurunan data debit dari data hujan

23 Ketersediaan Air Diagram alir penentuan air yang masuk (inflow) ke waduk (ketersediaan air)

24 Berdasar data debit data debit berupa debit harian rerata,
dicari debit rerata tengah bulanan, hitung probabilitas untuk menentukan debit tahun basah, sedang, dan kering, debit andalan bisa berbasis tahunan, bisa juga berbasis bulanan atau tengah bulanan.

25 Data debit tengah bulana di Jatibarang
Jan I Jan II Feb I Feb II Mar I Mar II Apr I Apr II Mei I Mei II Jun I Jun II Jul I Jul II Agt I Agt II Sep I Sep II Okt I Okt II Nov I Nov II Des I Des II 2003 3.77 3.18 5.47 7.62 5.39 4.36 3.58 3.44 3.31 2.57 2.22 2.44 2.07 1.82 1.80 1.69 1.74 2.26 3.66 2.80 2.62 3.57 3.12 8.23 2004 6.45 6.39 9.21 7.70 8.89 7.35 8.17 6.98 6.07 4.81 4.50 2.24 2.48 1.90 1.85 2.13 2.92 2.60 2.38 5.66 6.89 2005 7.78 7.75 5.76 5.35 6.79 6.12 9.63 8.16 6.78 4.26 3.80 4.74 2.84 2.34 1.81 1.57 1.56 1.92 2.88 3.00 3.70 4.99 6.08 2006 6.95 10.18 6.88 5.22 5.74 5.01 7.15 5.53 6.56 5.10 4.62 2.52 2.21 1.96 1.89 3.34 3.90 4.95 2007 1.32 1.62 3.17 2.33 4.44 2.68 2.47 2.06 1.48 1.33 1.36 1.28 1.06 0.90 0.98 0.89 0.74 0.72 0.87 2.31 2.96 18.74 2008 16.95 8.07 15.03 12.12 5.09 3.84 1.37 1.05 0.69 0.55 0.51 0.59 0.61 0.53 0.85 0.96 1.44 1.10 1.64 2.63 2009 2.30 5.78 2.81 0.56 1.00 0.47 0.43 1.54 0.32 0.80 0.19 0.36 0.15 0.13 0.14 0.07 0.17 0.26 2010 0.81 1.72 1.75 1.93 1.94 1.46 2.79 1.24 1.25 0.64 0.62 1.17 2.19 1.38 2.40 4.05 1.53 3.20 4.00 2011 3.53 4.80 4.34 6.71 5.91 4.87 3.85 2.78 2.46 2.41 0.79 0.48 0.34 0.09 0.00

26 Debit andalan berbasis tahunan
Jan I Jan II Feb I Feb II Mar I Mar II Apr I Apr II Mei I Mei II Jun I Jun II Jul I Jul II Agt I Agt II Sep I Sep II Okt I Okt II Nov I Nov II Des I Des II rerata tahunan 2003 3.77 3.18 5.47 7.62 5.39 4.36 3.58 3.44 3.31 2.57 2.22 2.44 2.07 1.82 1.80 1.69 1.74 2.26 3.66 2.80 2.62 3.57 3.12 8.23 3.447 2004 6.45 6.39 9.21 7.70 8.89 7.35 8.17 6.98 6.07 4.81 4.50 2.24 2.48 1.90 1.85 2.13 2.92 2.60 2.38 5.66 6.89 4.932 2005 7.78 7.75 5.76 5.35 6.79 6.12 9.63 8.16 6.78 4.26 3.80 4.74 2.84 2.34 1.81 1.57 1.56 1.92 2.88 3.00 3.70 4.99 6.08 4.660 2006 6.95 10.18 6.88 5.22 5.74 5.01 7.15 5.53 6.56 5.10 4.62 2.52 2.21 1.96 1.89 3.34 3.90 4.95 4.294 2007 1.32 1.62 3.17 2.33 4.44 2.68 2.47 2.06 1.48 1.33 1.36 1.28 1.06 0.90 0.98 0.89 0.74 0.72 0.87 2.31 2.96 18.74 2.543 2008 16.95 8.07 15.03 12.12 5.09 3.84 1.37 1.05 0.69 0.55 0.51 0.59 0.61 0.53 0.85 0.96 1.44 1.10 1.64 2.63 3.474 2009 2.30 5.78 2.81 0.56 1.00 0.47 0.43 1.54 0.32 0.80 0.19 0.36 0.15 0.13 0.14 0.07 0.17 0.26 0.830 2010 0.81 1.72 1.75 1.93 1.94 1.46 2.79 1.24 1.25 0.64 0.62 1.17 2.19 1.38 2.40 4.05 1.53 3.20 4.00 1.682 2011 3.53 4.80 4.34 6.71 5.91 4.87 3.85 2.78 2.46 2.41 0.79 0.48 0.34 0.09 0.00 2.299 Q(30%) 4.29 Q(60%) 2.54 Q(80%) 1.68

27 Debit andalan berbasis tengah bulanan
Jan I Jan II Feb I Feb II Mar I Mar II Apr I Apr II Mei I Mei II Jun I Jun II Jul I Jul II Agt I Agt II Sep I Sep II Okt I Okt II Nov I Nov II Des I Des II 10% 16.95 10.18 15.03 12.12 8.89 7.35 9.63 8.16 6.78 5.10 4.62 4.74 2.84 2.34 2.22 2.21 2.92 3.66 2.88 4.05 5.39 18.74 8.23 20% 7.78 8.07 9.21 7.70 6.79 6.12 8.17 6.98 6.56 4.81 4.50 2.52 2.48 2.24 1.90 1.85 2.13 2.26 2.60 2.80 3.18 3.70 5.66 6.89 30% 6.95 7.75 6.88 7.62 5.74 5.01 7.15 5.91 6.07 4.26 3.80 2.46 2.41 1.81 1.69 1.74 2.19 2.40 3.00 3.57 4.99 6.08 40% 6.45 6.39 5.78 5.35 4.36 6.71 5.53 4.87 3.85 2.78 2.44 1.82 1.80 1.57 1.56 1.96 1.89 2.38 2.62 3.34 3.90 4.95 50% 5.76 5.22 5.09 4.34 3.58 3.44 3.31 2.79 2.07 0.90 0.98 1.17 1.92 1.38 2.57 2.96 3.20 4.44 60% 3.77 5.47 3.17 4.80 3.84 2.47 2.31 1.36 1.28 1.06 0.81 0.64 0.62 0.89 0.74 0.85 0.96 1.53 3.12 4.00 70% 1.32 2.30 3.53 2.81 2.68 2.33 2.06 1.48 1.54 1.24 1.25 0.87 0.79 0.51 0.59 0.61 0.53 0.72 1.44 1.10 1.64 2.63 80% 1.62 1.75 1.93 1.94 1.46 1.37 1.05 0.69 0.55 0.48 0.34 0.14 0.13 0.07 0.15 0.17 0.26 90% 0.47 0.56 1.72 1.00 0.43 1.33 0.32 0.80 0.19 0.36 0.09 0.00 Q(30%) Q(60%) Q (80%)

28 Debit Andalan (Q80%)

29 Berdasar penurunan data debit dari data hujan
Metode FJ Mock: data DAS: luas DAS, penutupan lahan, data iklim: temperatur udara, lama penyinaran matahari, kecepatan angin, data hujan harian, hitung hujan kawasan (jika pos hujan > 1 buah), hitung hujan tengah bulanan, jumlah hari hujan tengah bulanan, turunkan debit tengah bulanan dengan Metode FJ. Mock.

30 Diagram alir Metode FJ. Mock
Keterangan : SMC = kapasitas kelembaban tanah SMS = penyimpanan kelembaban tanah l = koefisien infiltrasi k = faktor resesi aliran air tanah PF = faktor aliran hujan lebat GS = keseimbangan air tanah

31 Perhitungan Evapotranspirasi Penmann
Dasar Unit Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 1 2 Suhu Udara C 30.75 30.90 30.73 26.18 29.82 Kelembaban Relatif % 76.00 76.07 76.56 84.20 73.06 73.93 77.03 73.13 71.71 75.30 75.35 3 Kecepatan Angin U2 m/dt 0.55 0.61 0.58 0.21 0.19 0.18 0.39 0.43 0.33 0.28 4 Penyinaran Matahari (8 jam); Q1 34.12 36.52 35.58 39.40 55.19 54.60 53.13 66.56 68.11 57.25 49.77 32.98 5 Lintang 7.00 6 Albedo 7 Transfer ke 12 jam 0,786 Q1+3,46 30.28 32.16 31.43 34.43 46.84 46.38 45.22 55.78 56.99 48.46 42.58 29.38 Perhitungan (prosida/Penman) 8 Tabel 2 dan (1) f(Tai) x 10-2 9.68 9.69 9.08 9.66 9.10 9.55 9 Tabel 2 dan (1) L-1 x 102 3.28 3.29 2.56 3.26 2.59 3.11 10 Tabel 2 dan (1) Pzwa.Jsa mmHg 33.33 33.52 25.31 33.14 25.60 31.46 11 Tabel 2 dan (1) 2.39 2.40 1.98 2.38 2.00 2.30 12 = (2) x (10) Pzwa 25.33 25.35 25.52 28.22 18.49 24.35 24.64 25.82 24.50 24.37 23.90 25.10 19.29 23.71 13 Tabel 3 dan (12) f(Tdp) 0.09 0.15 0.10 0.14 Β 0.00 0.16 0.11 14 = (10) - (12) Pzwa. Jsa - Pzwa 8.00 7.98 7.81 5.30 6.82 8.98 8.69 7.70 8.64 8.96 9.43 8.23 6.31 7.75 15 Tabel 4 dan (3) x f(U2) 0.13 0.12 16 = (14) x (15) 1.21 1.20 1.18 0.71 0.93 0.90 0.80 1.24 1.01 0.78 0.95 17 Tabel 5 dan (5) caHsh x 10-2 9.12 9.16 8.90 8.32 7.64 7.25 7.37 7.95 8.59 8.99 9.06 18 Tabel 6 dan (7) dan (5) ash x f(r) 0.32 0.36 0.40 19 = (17) x (18) 2.93 2.94 2.86 2.67 2.75 2.61 2.65 3.17 3.43 3.59 3.27 2.91 20 = (8) x { (7)} 6.75 6.57 6.64 6.35 4.83 5.15 5.19 5.31 4.27 4.16 4.99 5.56 6.43 6.74 21 =1.00-{(20)/10} 0.34 0.52 0.49 0.48 0.47 0.57 0.50 0.44 22 = (8) x (13) x (21) 0.29 0.51 0.00 0.76 0.72 0.56 0.67 23 = (19) - (22) 2.64 2.43 2.52 2.19 1.99 1.89 2.26 2.47 2.50 2.81 2.60 2.57 24 = (9) x (23) 8.65 7.97 8.26 7.21 8.79 5.09 6.52 6.19 7.43 8.11 8.52 8.20 9.22 8.54 6.23 7.99 25 = (16) x (24) 10.45 9.59 9.74 3.97 4.84 3.61 6.09 5.60 5.95 6.50 7.65 9.70 11.48 7.62 26 = (25 )/ (11) Eto mm/hari 4.37 4.01 4.08 1.65 2.02 1.82 2.55 2.34 2.48 2.71 3.22 4.06 4.80 3.62 2.42 3.31 27 Jumlah Hari 15.00 16.00 14.00 28 Evapotranspirasi (Eto) mm/2mg 65.59 69.97 56.20 61.16 65.24 24.81 30.25 27.36 40.79 35.13 37.17 43.32 48.24 51.46 60.86 72.02 76.82 54.25 36.25 53.02

32 Debit tengah bulanan Metode FJ. Mock

33 Kebutuhan Air Secara umum kebutuhan air yang diambil dari waduk dapat dikelompokkan menjadi: Kebutuhan Air Minum dan Kegiatan Perkotaan Kebutuhan Air untuk Industri Kebutuhan Air untuk Pemeliharaan Sungai Kebutuhan Air untuk Perikanan Kebutuhan Air untuk Peternakan Kebutuhan Air untuk Irigasi

34 Kebutuhan air perkotaan
Tabel 1. Proyeksi konsumsi air per orang per hari (l/o/h) Sumber: Pd T A Pedoman Pengoperasian Waduk Tunggal

35 Kebutuhan air perkotaan
Dimana: QMin (i) = kebutuhan air minum dan kegiatan perkotaan pada bulan I (m3 bulan-1) H(i) = jumlah hari dalam bulan i qk = konsumsi air per orang per hari untuk daerah perkotaan (liter orang-1 hari-1) qd = konsumsi air per orang per hari untuk daerah pedesaan (liter orang-1 hari-1) Pk = populasi di kota Pd = populasi di desa

36 Kebutuhan air untuk Industri
Industri Besar = 450 ∼ 500 liter/tenaga kerja/hari Industri Sedang = 100 ∼ 200 liter/tenaga kerja/hari Industri Kecil = 80 ∼ 100 liter/tenaga kerja/hari dimana, QInd (i) = kebutuhan air industri pada bulan I (m3 /bulan) H(i) = jumlah hari dalam bulan i qb = konsumsi air per tenaga kerja untuk Industri Besar (liter /orang/hari) qs = konsumsi air per tenaga kerja untuk Industri Sedang (liter /orang/hari) qk = konsumsi air per tenaga kerja untuk Industri Kecil (liter /orang/hari ) Pb = populasi tenaga kerja untuk Industri Besar Ps = populasi tenaga kerja untuk Industri Sedang Pk = populasi tenaga kerja untuk Industri Kecil

37 Kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai (penggelontoran)
Sesuai dengan Perencanaan Pengembangan Sumber Air Terpadu, Direktorat Jendral Pengairan, Dep. PU kebutuhan air penggelontoran untuk daerah perkotaan (urban) per orang per hari dapat dilihat pada Tabel 2. Sumber: Pd T A Pedoman Pengoperasian Waduk Tunggal

38 Kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai (penggelontoran)
Dimana: QPS (i) = kebutuhan air untuk penggelontoran pada bulan I (m3 bulan-1) H(i) = jumlah hari dalam bulan i

39 Kebutuhan air untuk perikanan
dimana, QPk (i) = kebutuhan air untuk perikanan pada bulan I (m3 bulan-1) H(i) = jumlah hari dalam bulan I qfp = kebutuhan air untuk kolam per hari (mm hari-1) Afp = luas kolam ikan (ha)

40 Kebutuhan air peternakan
Tabel 3. Konsumsi air ternak per kepala per hari Dimana: QPt (i) = kebutuhan air untuk ternak pada bulan I (m3 bulan-1) H(i) = jumlah hari dalam bulan i qKS = konsumsi air untuk kuda/kerbau/sapi per kepala per hari (liter kepala-1 hari-1) PKS = proyeksi populasi kuda/kerbau/sapi qKD = konsumsi air untuk kambing/domba per kepala per hari (liter kepala-1 hari-1) PKD = proyeksi populasi kambing/domba qB = konsumsi air untuk babi per kepala per hari (liter kepala-1 hari-1) PB = proyeksi populasi babi

41 Kebutuhan air untuk irigasi
Kebutuhan air irigasi dihitung dengan memperhatikan hal-hal berikut ini: Pola tanam Evapotranspirasi Crop consumptive use Persiapan lahan Perkolasi Hujan efektif Kehilangan air Kebutuhan air irigasi di sawah: 𝑁𝐹𝑅= 𝐸𝑇 𝑐 +π‘ƒβˆ’ 𝑅 𝑒 +π‘ŠπΏπ‘… ETc = penggunaan air komsumtif, mm/hari P = perkolasi, mm/hari Re = hujan efektif, mm/hari WLR = penggantian lapisan air, mm/hari

42 Kebutuhan air irigasi di sawah
Re ETc NFR WLR P

43 Kebutuhan air untuk irigasi
Kebutuhan air untuk irigasi dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: 𝑄𝐼𝑅(𝑖)= π‘žπ‘–π‘Ÿ(𝑖) 𝐴 𝐼𝑅 π‘₯1000 qir(i)= 𝐸𝑇 𝑐 +𝑃𝑑𝑛 +𝑃+π‘ƒπ‘™π‘Žβˆ’π‘…πΈ 𝑒 Dimana: qir (i) = kebutuhan air untuk irigasi persatuan luas pada bulan I (mm/bulan) e = efisiensi irigasi Etc = konsumsi air untuk tanaman : Eto x kc (mm/bulan) Eto = evapotranspirasi (mm/bulan) Kc = koefisien tanaman Ptn = kebutuhan air untuk persiapan tanah (mm/bulan) P = kehilangan air karena perkolasi (mm/bulan) Pla = air pengganti (mm/bulan) Re = hujan efektif (mm/bulan) QIR = kebutuhan air untuk irigasi (m3 /bulan) AIR = luas daerah irigasi (ha) Sumber: Pd T A Pedoman Pengoperasian Waduk Tunggal

44 NERACA AIR WADUK JATIBARANG

45 Sekian Terima kasih atas perhatiannya


Download ppt "MODUL 1 ANALISIS HIDROLOGI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google