Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KELOMPOK 2 B: Saufa Alfi Nadia Rizki Kintan J Wina Qanita Rr. Hanifa P

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KELOMPOK 2 B: Saufa Alfi Nadia Rizki Kintan J Wina Qanita Rr. Hanifa P"— Transcript presentasi:

1 http://www.free-powerpoint-templates-design.com KELOMPOK 2 B: Saufa Alfi18-097 Nadia Rizki18-098 Kintan J.18-099 Wina Qanita18-100 Rr. Hanifa P.18-101 Sofinatur R.18 -102 Isrofana F.W18-103 Fadhlan R.18-104 Dwiyatma F.18-105 Edwin Arif K.18-106 Yuli Dwi K18-107 Amelia Nur Ilahi18-108 M. Harist A.18-109 Tika Vienty18-110 Syifa Af Ida haffiz18-111

2 AGRICULTURAL POISON

3 PENGERTIAN Racun adalah zat atau senyawa yang masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara yang menghambat respons pada sistem biologis dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan, penyakit, bahkan kematian. Keracunan sering dihubungkan dengan pangan atau bahan kimia. Pada kenyataannya bukan hanya pangan atau bahan kimia saja yang dapat menyebabkan keracunan. Di sekeliling kita ada racun alam yang terdapat pada beberapa tumbuhan dan hewan.

4 RACUN PERTANIAN ORGANOKLORIN ORGANOFOSFAT CARBAMAT PIRETROID Developer

5 ALLPPT.com GOLONGAN ORGANOKLORIN ORGANOKLORIN merupakan racun terhadap susunan syaraf (neurotoxins) yang merangsang system saraf baik pada serangga maupun mamalia, yang menyebabkan tremor dan kejang-kejang Contoh : DDT, BHC, Chlordane, dan Endrin

6 Manifestasi klinis

7 Tanda-tanda keracunan senyawa organoklorin pada dosis rendah yaitu pusing-pusing, mual, sakit kepala, serta tidak dapat berkonsentrasi secara sempurna. Sedangkan tanda-tanda keracunan senyawa organoklorin pada dosis yang tinggi dapat menyebabkan kejang-kejang, muntah, dan dapat terjadi gangguan pada pernafasan.

8 PENATALAKSANAAN KERACUNAN ORGANOKLORIN

9 Penatalaksanaan Keracunan Organoklorin Tindakan pencegahan: Simpan pestisida di tempat aman. Saat menggunakan pestisida ikuti petunjuknya Hindarilah kontak ataupun menghisap pestisida. Saat menggunakan pestisida, hindari makan, minum dan merokok. Buah wadah pestisida yang sudah kosong Tergantung pada tingkat toksisitas-nya, apabila menggunakan pestisida maka maksimal adalah 5 jam

10 Tindakan penanggulangan Tindakan gawat darurat: Apabila keracunan lewat mulut, usahakanlah untuk muntah Pantaulah tanda-tanda vital. Berikanlah karbon aktif, yang diikuti dengan bilas lambung menggunakan air 2–4 liter lalu beri obat pencuci perut. Sedangkan pembersihan usus, juga bisa dilakukan dengan menggunakan 200ml larutan manitol sebanyak 20 % melalui pipa. Janganlah diberi lemak ataupun minyak. Apabila kulit juga terkena, bersihkanlah dengan air serta sabun.

11 Golongan organofosfat sering disebut dengan organic phosphates, phosphoris insecticides, phosphates, phosphate insecticides dan phosphorus esters atau phosphoris acid esters. Mereka adalah derivat dari phosphoric acid dan biasanya sangat toksik untuk hewan bertulang belakang. Golongan organofosfat struktur kimia dan cara kerjanya berhubungan erat dengan gas syaraf (Djojosumarto, 2008).

12 Organofosfat adalah senyawa kimia ester asam fosfat yang terdiri atas 1 molekul fosfat yang dikelilingi oleh 2 gugus organik (R1 dan R2) serta gugus (X) atau leaving group yang tergantikan saat organofosfat menfosforilasi asetilkholin. Gugus X merupakan bagian yang paling mudah terhidrolisis. Gugus R dapat berupa gugus aromatik atau alifatik. Pada umumnya gugus R adalah dimetoksi atau dietoksi. Sedangkan gugus X dapat berupa nitrogen, fluorida, halogen lain dan dimetoksi atau dietoksi (Darmono, 2010)

13 PENYEBAB Penyebab keracunan pestisida golongan organofosfat menurut Aristantyo, 2013 yaitu: 1.Pestisida masuk melalui penetrasi kulit Contoh: terjadinya pemaparan lansung oleh droplet atau drift pestida dan menyeka wajah dengan tangan, lengan baju, atau sarung tangan yang terkontaminasi pestisida. Selain itu juga kulit dapat terkena pestisida saat pencampuran dan saat mencuci alat aplikasi. 2.Terhisap melalui pernapasan Hal ini dapat terjadi saat melakukan penyemprotan pestisida, gas dan partikel pestisida yang sagat halus (kurang dari 10 mikron) dapat masuk ke paru-paru, sedangkanpartikel yang lebih besar (lebih dari 50 mikron) akan menempel di selaput lender atau kerongkongan. 3.Masuk melalui saluran pencernaan Keracunan lewat mulut dapat terjadi karena: makn dan minum saat bekerja dengan pestisida, pestisida terbawa angin masuk ke mulut, dan makanan terkontaminasi pestisida.

14 KLASIFIKASI Pestisida yang termasuk ke dalam golongan organofosfat antara lain : 1.Azinophosmethyl 2.Chloryfos 3.Demeton Methyl 4.Dichlorovos 5.Dimethoat 6.Disulfoton 7.Ethion 8.Palathion 9.Malathion 10.Parathion 11.Diazinon 12.Chlorpyrifos.

15 PATOFISIOLOGI Organophosphat adalah insektisida yang paling toksik diantara jenis pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada orang. Termakan hanya dalam jumlah sedikit saja dapat menyebabkan kematian, tetapi diperlukan lebih dari beberapa mg untuk dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa. Organofosfat menghambat aksi pseudokholinesterase dalam plasma dan kholinesterase dalam sel darah merah dan pada sinapsisnya. Enzim tersebut secara normal menghidrolisis asetylcholin menjadi asetat dan kholin. Pada saat enzim dihambat, mengakibatkan

16 Secara umum efek dari keracunan organofosfat dibagi.menjadi 3 kategori: 1. Kategori muskarinik meliputi salivasi yang berlebihan (hipersalivasi), kram bagian abdominal, muntah, diare, lakrimasi yang berlebihan, cyanosis, urinasi clan defekasi berkali-kali. 2. Kategori nikotinik adalah adanya stimulasi yang berlebihan dari muskulus secara umun sehingga terjadi perubahan pada muka, lidah, dan mata. 3ika akumulasi acetylcholin makin bertambah maka gejala makin parch dengan timbulnya hiperaktif yang kemudian diikuti paralisis (lumpuh). 3.Kategori gangguan sistim syaraf pusat menyebabkan terjadinya kejang-kejang, ataxia clan koma. PATOFISIOLOGI

17 Gejala Keracunan Organofosfat 1.Gejala awal adalah ruam dan iritasi pada kulit, mual/rasa penuh di perut, muntah, lemas, sakit kepala, dan gangguan penglihatan. 2.Gejala lanjutan, seperti keluar ludah berlebihan, keluar lendir dari hidung (terutama pada keracunan melalui hidung), berkemih berlebihan dan diare, keringat berlebihan, air mata berlebihan, kelemahan yang disertai sesak napas, dan akhirnya kelumpuhan otot rangka 3.Gejala sentral yang ditimbulkan adalah sukar bicara, kebingungan, hilangnya reflek, kejang dan koma. 4.Kematian Apabila tidak segera di beri pertolongan berakibat kematian dikarenakan kelumpuhan otot pernafasan

18 PENGOBATAN Segera diberikan antidotum Sulfas atropin 2 mg IV atau IM. Dosis besar ini tidak berbahaya pada keracunan organofosfat dan harus diulang setiap 10 – 15 menit sampai terlihat gejala-gejala keracunan atropin yang ringan berupa wajah merah, kulit dan mulut kering, dan takikardi.

19 KARBAMAT Definisi

20 Karbamat merupakan insektisida yang bersifat sistemik dan berspektrum luas sebagai nematosida dan akarisida. Insektisida golongan karbamat yang banyak digunakan yang terdiri dari jenis karbofuran, karbaril dan aldikarb. Umumnya karbamat digunakan untuk membasmi hama tanaman pangan dan buah-buahan pada padi, jagung, jeruk, ubi jalar, kacang-kacangan dan tembakau.

21 KARBAMAT Penyebab

22 Penggunaan pestisida karbamat ini biasanya dilakukan para petani dengan cara penyemprotan. Petani yang tidak dilengkapi alat pelindung diri pada saat menggunakan pestisida, besar kemungkinan akan terpapar pestisida yang dapat memasuki tubuh baik melalui pernapasan, oral maupun kontak dengan kulit. Selain kecerobohan pada saat penggunaan pestisida di bidang pertanian, juga ketidaktahuan atau karena higiene perorangan masyarakat yang menggangap remeh dampak buruk terhadap kesehatan (Achmadi, 1993). Jika terjadi kesalahan dalam penggunaan karbamat selain keracunan, juga menyebabkan gangguan kesehatan pada hewan nontarget, pencemaran lingkungan dan residu pada produk pangan.

23 KARBAMAT Klasifikasi

24 Asam Karbamat merupakan turunan dari struktur amina R 2 NH + CO 2 → R 2 NCO 2 H Asam karbamat bersifat asam seperti asam asetat. Pada tahapan ini terjadi ionisasi dengan memberikan proton kepada anion karbamat yang akan menjadi basa terkonjugasi pada asam karbamat : R 2 NCO 2 H → R 2 NCO 2 - + H + Karbamat akan meningkat dengan proses hidrolisis dari chloroformaldehida dandilanjutkan dengan proses esterifikasi : R 2 NC(O)Cl + H 2 O → R 2 NCO 2 H + HCl Karbamat akan memberntuk pembentukan kembali curtius ketika terbentuk isosianat dari alkohol RNCO + R'OH → RNHCO 2 R'

25 KARBAMAT Patofisiologi

26 1.Karbamat masuk dalam tubuh 2.Mengikat enzim asetil kolinesterase (AChE), 3.AChE menjadi inaktif 4.Akumulasi asetil kolin. 5.Potensiasi aktifitas parasimpatik post ganglionic 6.Mengakibatkan kontraksi pupil, stimulasi otot saluran cerna, stimulasi saliva dan kelenjar keringat, kontaksi otot brochial, kontraksi kandung kemih, nodus sinus jantung dan nodus atrioventikular dihambat. 7.Depolarisasi yang menetap pada otot-otot rangka, sehingga mula-mula terjadi fasikulasi yang disusul dengan blok neuromuscular dan paralisis. Mula-mula stimulasi disusul dengan depresi pada sel SSP, sehingga menghambat pusat pernapasan dan pusat kejang. 8.Stimulasi dan blok yang bervariasi pada ganglion, sehingga tekanan darah dapat naik atau turun serta dilatasi atau miosis pupil. 9.Kematian disebabkan kegagalan pernapasan dan blok jantung.

27 KARBAMAT Manifestasi Klinis

28 Jika terjadi keracunan yang disebabkan oleh pestisida golongan karbamat, gejalanya sama seperti pada keracunan golongan organofosfat, tapi lebih mendadak dan tidak lama karena efeknya terhadap enzim kolinesterase tidak persisten. Meskipun gejala keracunan cepat hilang, tetapi karena munculnya mendadak dan menghebat dengan cepat maka dapat berakibat fatal jika tidak segera mendapat pertolongan yang disebabkan oleh depresi pernafasan.

29 Gejala yang spesifik meliputi : Gejala klinis akibat keracunan pestisida golongan karbamat, mula-mula penderita berkeringat, pusing, badan terasa lemah, dada sesak, kejang perut, muntah dan gejala lain seperti pada keracunan pestisida golongan organofosfat

30 KARBAMAT Penatalaksanaan

31 Tindakan darurat : 1.Berikan sulfas atropine dalam dosis tinggi. 2.Pernapasan buatan dan oksigen. Pernapasan buatan mulut kemulut tidak boleh dilakukan. 3.Kulit yang terkontaminasi dicuci dengan air dan sabun, dan dilakukan sebelum timbul gejala atau setelah gejala terkontrol dengan atropine. 4.Bilas lambung atau emetika. Bila gejala-gejala belum timbul, lakukan bilas lambung dengan air hangat atau induksi muntah dengan sirup ipekak. 5.Laksativa, magnesium sulfat 25 gr dalam 1 gelas air. Castrol oil merupakan kontaindikasi karena dapat mempermudah larutnya racun.

32 6.Pemberian antidotum : sulfas atropine, 2 mg IM dan diulang tiap 3-6 menit sampai timbul tanda atropinisasi (wajah merah, mulut kering, dilatasi pupil dan nadi cepat). Pertahankan atroinisasi dengan mengulang pemberian atropine 2 mg. Pemberian atropine sebanyak 12 mg dalam 2 jam pertama cukup aman. Terapi atropine yang terputus akan segera disusul dengan kegagalan pernapasan. Takaran sulfat atropine untuk anak-anak adalah 0,04 mg/kgBB. Bila timbul taki kardi hebat dapat diberi propanolol. 7.2-PAM harus diberikan secepatnya karena dapat timbul aging phenomen, yaitu keadaan dengan ikatan insektisida AChE telah mengalami dialkilasi sehingga 2- PAM tidak lagi dapat melepaskan ikatan tesebut. Hal ini berbahaya karena atropine tidak memperbaiki paralisis otot-otot pernapasan.

33 GolonganPiretroid  Insektisida dari kelompok piretroid merupakananalog dari piretrumyang menunjukkan efikasi yang lebih tinggi terhadap serangga Umumnya toksisitasnya terhadap  mamalia lebih rendah dibandingkan denganinsektisida lainnya.  Namun kebanyakan diantaranya sangat toksik terhadap ikan, tawon madu dan serangga berguna lainnya. Bekerjanya terutama secara kontak dan tidak sistemik 

34 MANIFESTASI KLINIS KERACUNAN PERITRIN

35 Efek muskarinik (DUMBELS) berguna untuk mengingat karena gejala dan tanda ini berkembang lebih awal, 12- 24 jam setelah ingestion. D Diare U Urinasi M Miosis (absent pada 10% kasus) B Bronchorrhoe/ bronkospasme/bradikardi E Emesis L lacrimasi S salivation dan Hipotensi

36 Efek Nikotinik a.Diaforesis, hipoventilasi, dan takikardi b.Fasikulasi otot, kram dan kelemahan yang menyebabkan flaccid muscle paralysis c.Efek CNS ansietas dan insomnia depresi nafas kejang dan koma

37 Pertolongan Pertama yang Dilakukan 1. Hentikan paparan dengan memindahkan korban dan sumber paparan, lepaskan pakaian korban dan cuci/mandikan korban 2. Jika terjadi kesulitan pernafasan maka korban diberi pernafasan buatan. Korban diinstruksikan agar tetap tenang. Dampak serius tidak terjadi segera, ada waktu untuk menolong korban 3. Korban segera dibawa ke rumah sakit atau dokter terdekat. Berikan informasi tentang pestisida yang memapari korban dengan membawa label kemasan pestisida 4. Keluarga seharusnya diberi pengetahuan/ penyuluhan tentang pesticida sehingga jika terjadi keracunan maka keluarga dapat memberikan pertolongan pertama.

38 RACUN HEWAN 1.racun/bisa ular 2.Racun kalajengking

39 Ular adalah salah satu binatang reptilia yang tersebar luas di seluruh benua baik spesies yang berbisa ( berbahaya ) maupun spesies yang tidak berbisa ( tidak berbahaya ). Ular yang berbisa menghasilkan bisa untuk melemahkan musuh atau mangsanya serta sebagai alat untuk mempertahankan diri. Racun / bisa ular akan di injeksikan pada tubuh mangsanya melalui gigitan bila merasa terancam, ketakutan atau merasa terusik atau jika ular ingin melumpuhkan mangsanya. RACUN ATAU BISA ULAR

40 Ada 2 jenis Racun ular, yaitu 1. Neurotoksin : Dapat melumpuhkan sistim saraf pusat, melumpuhkan jantung dan sarah pernafasan. Racun jenis ini dimiliki oleh ular Kobra, ular Mamba, ular Laut, Krait, Ular Karang. 2. Hemotoksin: Dapat menyerang sistim sirkulasi darah dan sistim otot dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan, gangrene, kelumpuhan permanen kemapuan bergerak otot. Racun jenis ini dihasilkan oleh keluarga ular Viperidae misalnya Rattle Snake, Coppe head, dan Cotton mouth.

41 Beberapa Jenis enzim yang dimiliki ular berbisa: Cholinesterase : Neurotoksin dan dapat melumpuhkan mangsa Amino Acid Oxidase : Berfungsi mencerna mangsa dan memicu peran enzim lainnya. Hyaluronidase : Berfungsi untuk mempermudah penyerapan enzim lain kejaringan korban. Proteinase: Berfungsi untuk mencerna, mengahancurkan jaringan tubuh korban. Adenosin Triphospatase : Diduga neurotoksin yang bekerja sentral dan menyebabkan korban mengalami syok dan melumpuhkan mangsa. Phospodiesterase : Bekerja dengan cara mengganggu fungsi jantung dan menurunkan tekanan darah dengan cepat.

42 GEJALA KLINIS TERKENA GIGITAN ULAR BERBISA: Secara umum, akan timbul gejala lokal dan gejala sistemik pada semua gigitan ular. Gejala lokal: edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (kulit kegelapan karena darah yang terperangkap di jaringan bawah kulit). Gejala sistemik: hipotensi, otot melemah, berkeringat, menggigil, mual, hipersalivasi (ludah bertambah banyak), muntah, nyeri kepala, pandangan kabur

43 PENATALAKSANAAN KERACUNAN AKIBAT GIGITAN ULAR 1.Pertolongan pertama, harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitan ular 2.Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya 3.Pengobatan gigitan ular Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular

44 RACUN KALAJENGKING Racun kalajengkingRacun kalajengking telah mendapatkan perhatian sebagai sumber obat baru. Racun ini berisi campuran bahan kimia biologis yang disebut peptida, beberapa di antaranya diketahui memicu kematian sel dengan membentuk pori- pori dalam membran biologis. Racun ini dapat memiliki efek yang sangat kuat. Misalnya, satu peptida kecil tertentu, yang dikenal sebagai TsAP-1, diisolasi dari kalajengking kuning Brasil (Tityus serrulatus), memiliki sifat anti-mikroba dan anti-kanker.

45 Cara mengambil bisa kalajengking Di sejumlah negara seperti Kamboja, kalajengking diperjual belikan untuk dimakan. Di sejumlah tempat, kalajengking diternak untuk diambil racunnya guna pengobatan sengatan kalajengking, termasuk di sejumlah negara seperti Afrika. Pengambilan racun dilakukan dengan kejut listrik di ujung ruas-ruas ekor dengan hasil yang sangat sedikit. "Saat menghasilkan racun, proses fisiologinya sangat mahal untuk dibuat oleh binatang itu karena kaitan dengan makanan, bukan seperti kita menghasilnya keringat. Jadi prosesnya mahal dan energinya tinggi."

46 Thank You Insert the Sub Title of Your Presentation


Download ppt "KELOMPOK 2 B: Saufa Alfi Nadia Rizki Kintan J Wina Qanita Rr. Hanifa P"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google