Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehFanny Lesmana Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
Bagian 5 Etika Dalam Profesi Akuntansi materi ini dapat diunduh di www
Bagian 5 Etika Dalam Profesi Akuntansi materi ini dapat diunduh di
2
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Bidang akuntansi dapat diklasifikasi menjadi Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan. Fungsi utama akuntansi manajemen adalah menyajikan informasi berkualitas untuk kepentingan majerial sesuai dengan kebijakan manajemen, sedangkan fungsi akuntansi keuangan adalah menyajikan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Kedua bidang tersebut dilaksanakan oleh akuntan yang ada di dalam perusahaan.
3
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Akuntansi manajemen berisi informasi yang bersifat detil, untuk mendukung efektifitas manajerial, sedangkan akuntansi keuangan berisi informasi umum sesuai dengan standar akuntansi keuangan (SAK). Akuntansi keuangan adalah ringkasan dari akuntansi manajemen, yang disusun sesuai dengan SAK. Akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan sama-sama berpengaruh besar terhadap kinerja perusahaan, jangka pendek maupun jangka panjang.
4
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Investor, kreditur, pemerintah, manajemen, dan masyarakat, baik secara langsung atau tidak langsung, selalu menggunakan ukuran-ukuran keuangan dalam membuat perencanaan dan keputusan. Informasi akuntansi bisa digunakan sebagai alat untuk mempengaruhi perencanaan dan keputusan.
5
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Tugas profesional akuntan adalah memastikan bahwa informasi akuntansi bebas dari kesalahan signifikan yang bisa menyesatkan penggunanya. Mal praktik dalam bidang akuntansi bisa berakibat fatal dan masif bukan hanya terhadap perusahaan yang bersangkutan, tetapi juga terhadap perekonomian nasional.
6
Etika Dalam Profesi Akuntansi
ISB (the Independence Standards Board) menjelaskan tanggungjawab manajemen dalam praktik akuntansi sebagai berikut: Manajemen bertanggungjawab atas laporan keuangan, termasuk bertanggungjawab atas pilihan metode akutansi dan judgment dalam penyajian laporan keuangan. Tanggungjawab ini tidak bisa dialihkan kepada siapapun.
7
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Akuntan bertanggungjawab atas kebenaran dan kejujuran penyajian laporan keuangan, meskipun kebenaran dan kejujuran tersebut memberikan efek negatif terhadap perusahaan. Jadi meskipun akuntan dipekerjakan oleh perusahaan, tugas mereka adalah menyajikan informasi yang benar tentang potret keuangan perusahaan.
8
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Standards of Ethical Conduct for Practitioners of Management Accounting and Financial Management, yang merupakan bagian dari Institute of Management Accountants’ Code of Ethics, mendeskripsikan cakupan tanggungjawab sebagai berikut: Untuk menjaga standard etika profesi, praktisi akuntansi memiliki tanggungjawab kepada publik, kepada profesi, kepada organisasi yang dilayaninya, dan kepada dirinya sendiri.
9
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Contoh skandal akuntansi: Skandal emisi saham Volkswagen Skandal akuntansi WorldCom Skandal akuntansi Enron Skandal semacam ini merupakan bentuk kejahatan bisnis melalui manipulasi informasi akuntansi. Korban adalah para pihak yang dirugikan oleh informasi akuntansi yang menyesatkan.
10
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Etika profesi akuntansi paling tidak mencakup empat standard sebagai berikut: Kompeten (Competence). Akuntan harus menjaga pengetahuan dan keterampilan pada tingkat yang tepat; mematuhi hukum, aturan, serta standard teknis yang relevan; dan menyajikan laporan secara jelas dan lengkap berdasarkan informasi yang terpercaya dan relevan, yang telah dianalisis secara memadai.
11
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Kerahasiaan (confidentiality). Akuntan harus menjaga rahasia keuangan secara ketat, kecuali untuk tujuan pemenuhan kewajiban hukum. Integritas (Integrity). Akuntan harus menghindari konflik kepentingan, baik yang bersifat nyata maupun tidak nyata (actual or apparent), dan juga menghindari aktivitas yang bisa meragukan kemampuannya dalam melaksanakan tanggungjawab etika profesi.
12
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Akuntan harus menolak hadiah dan semacamnya, yang dapat mempengaruhi integritasnya, termasuk menghindari tindakan yang bisa mendeskreditkan reputasi profesi akuntan. Objektivitas (objectivity). Akuntan mengkomunikasikan informasi secara wajar (fairly), objektif (objectively), dan juga mengungkap secara penuh seluruh informasi relevan untuk menjamin pemahaman pengguna informasi akuntansi.
13
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Makna menyajikan informasi secara wajar (fairly) adalah: Tidak memihak. Jujur. Bebas dari prasangka. Sebatas penyajian informasi. Seimbang. Bebas dari kepentingan kelompok. Bebas dari konflik kepentingan.
14
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Bill Vatter, dalam pengantar buku Managerial Accounting, tahun 1950, mengatakan sbb.: Salah satu fungsi dasar akuntansi adalah melaporkan informasi yang relevan dan tidak bias tentang aktivitas suatu entitas. Akuntan dapat menggunakan judgment (pertimbangan profesional) dengan kebebasan penuh, melalui proses observasi dan evaluasi secara objektif atas hasil operasi perusahaan.
15
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Delapan macam praktik manipulasi informasi akuntansi menurut Charles DiLullo, akuntan dan profesor akuntansi di the American College in Bryn Mawr, Pennsylvania: Pengakuan pendapatan lebih awal. Pengakuan pendapatan yang masih diragukan. Pengakuan pendapatan fiktif. Manipulasi penghentian aset atau investasi. Manipulasi distribusi biaya operasional. Manipulasi pelaporan utang. Manipulasi distribusi pengakuan pendapatan. Manipulasi pengakuan biaya operasional.
16
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Mengatasi Konflik Etika Anjuran “the Standards of Ethical Conduct for Practitioners of Management Accounting and Financial Management”: Ketika berhadapan dengan permasalahan etika yang serius, harus dicari solusi sesuai dengan kebijakan organisasi. Dalam hal kebijakan organisasi tidak mampu memberikan solusi, langkah yang harus ditempuh adalah:
17
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Mendiskusikan isu dengan atasan langsung, jika tetap tidak diperoleh solusi, maka problem didiskusikan dengan level manajemen yang lebih tinggi lagi. Klarifikasi permasalahan etika secara rahasia (confidential) dengan pihak-pihak yang memiliki otoritas dan kompetensi, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kemungkinan solusinya.
18
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Konsultasi dengan kuasa hukum tentang hak dan kewajiban legal sehubungan dengan problem etika yang sedang dihadapi. Jika problem tetap tidak bisa diatasi, dan eskalasinya semakin tinggi, solusi terakhir adalah mengundurkan diri.
19
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Whistle-Blowing Whistle-blowing adalah praktik pelaporan pelanggaran etika dan pelanggaran lain. Kapan whistle-blowing dapat dipraktikkan? Pada situasi hanya dengan whistle-blowing problem pelanggaran etika diduga kuat bisa diatasi.
20
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Kondisi-kondisi yang mendorong perlunya whistle-blowing: The proper motivation (tepat motivasi). Whistle-blowing harus dilakukan dengan tujuan moral yang tepat, bukan untuk tujuan persaingan atau balas dendam. The proper evidence (bukti yang tepat). Didasarkan pada bukti-bukti yang kuat tentang pelanggaran etika.
21
Etika Dalam Profesi Akuntansi
The proper analysis (analisis yang tepat). Hanya dilakukan setelah dilakukan analisis secara cermat tentang kerugian yang ditimbulkan oleh pelanggaran etika. The proper channel (saluran yang tepat). Harus dicari saluran komunikasi internal yang tepat sebelum menginformasikan ke publik. Sedapat mungkin pelanggaran moral dan etika terselesaikan secara internal.
22
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Persyaratan lain whistle-blowing: Terdapat kebutuhan (need), misalnya karena pelanggaran etika/moral tidak kunjung teratasi. Kemampuan (capability). Memiliki kemampuan untuk menyelamatkan keadaan. Kedekatan (proximity). Pelanggaran etika moral terjadi di lingkungan terdekat dengan tanggungjawabnya. Orang terakhir (last resort). Menjadi satu-satunya orang yang tahu dan memiliki kemampuan untuk menjadi whistle-blowing.
23
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Empat kondisi tersebut di atas adalah yang ditawarkan oleh Simon, Powers, dan Gunneman. Masih perlu ditambah satu kondisi lagi, yaitu kemungkinan keberhasilan (likelihood of success). Whistle-blower harus berpotensi sukses, jika tidak ada harapan memunculkan tekanan masyarakat, institusi, dan pemerintah, maka whilstle-blower akan menjadi sia-sia. Namun demikian harus diakui bahwa whistle-blower sangat memerlukan horoisme moral.
24
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Para profesional (termasuk profesional bidang akuntansi) harus menyadari bahwa untuk meningkatkan kualifikasi standar profesi memerlukan keberanian untuk menjadi whistle-blower. Akuntan memiliki tanggungjawab etika untuk melaporkan aktivitas ilegal atau aktivitas yang berpotensi menimbulkan kerusakan/kerugian. Kewajiban moral akuntan tersebut berangkat dari statusnya sebagai profesional dan juga sebagai tugas kemanusiaan di bawah kondisi: need, proximity, capability, dan the last resort.
25
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Jika para akuntan berkeinginan menjadi profesional yang sesungguhnya, akan datang suatu saat dimana dia harus menjadi whistle-blower, sesulit apapun situasi yang dihadapinya. Kesimpulan tanggungjawab akuntan: Melaksanakan tugas akuntansi apapun yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Menjalankan tugas dengan: objektif, jujur, dan integritas tinggi, serta berjuang untuk mengatasi tekanan bisnis dan intimidasi dari pimpinan. Kemungkinan akan berhadapan dengan situasi sulit untuk menjadi whistle-blower.
26
Terimakasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.