Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehyuni ashari Telah diubah "4 tahun yang lalu
1
FILSAFAT PENDIDIKAN IDEALISME, REALISME, MATERIALISME DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN KELOMPOK IV ANDI NITA AYUNINGSIH METAL MU.RIZAL UMAR
2
FILSAFAT PENDIDIKAN IDEALISME Herman Horne mengatakan idealisme merupakan pandangan yang menyimpulkan bahwa alam merupakan ekspresi dari pikiran, juga mengatakan bahwa subtansi dari dunia ini adalah dari alam pikiran serta berpandangan bahwa hal-hal yang bersifat materi dapat dijelaskan melalui jiwa. Senada dengan itu, Ahmad Tafsir mengemukakan bahwa dalam kajian filsafat, idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam ketergantungannya pada jiwa (mind) dan spirit (ruh). lstilah ini diambil dari "idea", yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa (Rusdi, 2013:237). Idealisme merupakan suatu aliran filsafat yang mempunyai pandangan bahwa hakekat segala sesuatu ada pada tataran ide. Realitas yang berwujud sebenarnya lebih dulu ada dalam realitas ide dan pikiran dan bukan pada hal-hal yang bersifat materi.
3
Pandangan Filosofi Idealisme ditinjau dari Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi Realitas Akal Pikiran (Kajian Ontologi) George Knight mengemukakan bahwa realitas bagi idealisme adalah dunia penampakan yang ditangkap dengan panca indera dan dunia realitas yang ditangkap melalui kecerdasan akal pikiran (mind). Kebenaran sebagai Ide dan Gagasan (Kajian Epistemologi) Kunci untuk mengetahui epistemologi idealisme terletak pada metafisika mereka. Ketika idealisme menekankan realitas dunia ide dan akal pikiran dan jiwa, maka dapat diketahui bahwa teori mengetahui (epistemologi)nya pada dasarnya adalah suatu penjelajahan secara mental menyerap ide-ide, gagasan dan konsep-konsep. Nilai-nilai dari Dunia Ide (Kajian Aksiologi) Aksiologi idealisme berakar kuat pada cara metafisisnya. Menurut George Knight, jagat raya ini dapat dipikirkan dan direnungkan dalam kerangka makrokosmos (jagat besar) dan mikrokosmos (jagat kecil). Dari sudut pandang ini, makrokosmos dipandang sebagai dunia Akar Pikir Absolut, sementara bumi dan pengalaman-pengalaman sensori dapat dipandang sebagai bayangan dari apa yang sejatinya ada. Dalam konsepsi demikian, tentu akan terbukti bahwa baik kriteria etik maupun estetik dari kebaikan dan kemudahan itu berada di luar diri manusia, berada pada hakikat realitas kebenaran itu sendiri dan berdasarkan pada prinsip- prinsip yang abadi dan baku
4
Aliran-Aliran Filsafat Idealisme Idealisme Subyektif Idealisme Obyektif Idealisme Absolut Idealisme Transendental (Idialisme Kritis) Idealisme Personal
5
Implikasi Filsafat Idealisme Dalam Pendidikan Peserta Didik atau Anak Didik Bagi idealisme, peserta didik dipandang sebagai suatu diri mikroskomis jagat kecil yang berada dalam proses "becoming" menjadi lebih mirip dengan Diri Absolut. Dengan kata lain bahwa diri individual, dalam hal ini peserta didik, adalah suatu eksistensi dari Diri Absolut. Pendidik atau Guru Guru menempati posisi yang sangat krusial, sebab gurulah yang melayani murid sebagai contoh hidup dari apa yang kelak bias dicapainya. Sang guru berada pada posisi yang lebih dekat dengan yang Absolut dibandingkan murid, karena ia mernpunyai pengetahuan lebih tentang dunia. Kurikulum Materi pembelajaran (subject matter) idealisme dapat dilihat dari sudut pandang epistemologinya. Jika kebenaran adalah ide gagasan, maka kurikulum harus disusun di seputar materi-materi kajian yang mengantar anak didik bergelut langsung dengan ide dan gagasan. Metode Pembelajaran Dalam proses pembelajaran, kata-kata tertulis maupun terucap merupakan metode yang digunakan oleh penganut idealisme. Melalui kata-katalah ide dan gagasan dapat beralih dari suatu akal pikir menuju akal pikir lainnya. Tujuan dan metode ini dapat dirumuskan sebagai penyerapan ide dan gagasan.
6
Filsafat Pendidikan Realisme Realisme adalah aliran filsafat yang memandang bahwa dunia materi di luar kesadaran adalah sebagai suatu yang nyata dan penting untuk kita kenal dengan mempergunakan intelegensi. Segala yang diamati oleh panca indera kita adalah suatu kebenaran. Yang menjadi orientasi aliran ini adalah kenyataan alam ini, bukan pada ide-ide atau jiwa
7
Pandangan Filosofi Realisme ditinjau dari Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi Kajian Ontologi Dalam pandangan realisme, realitas itu dipahami sebagai sesuatu yang sifatnya objektif, tersusun atas materi dan bentuk serta berdasarkan hukum alam. Sesuatu yang objektif adalah sesuatu yang berada di luar kesadaran manusia seperti keberadaan benda-benda. Seperti misalnya meja, kursi, binatang, pintu, pohon, air, matahari dan lain sebagainya. Benda-benda ini secara objektif juga mengikuti hukum alam, dimana benda-benda tersebut dapat rusak. Kajian Epistemologis Aliran realisme menyatakan bahwa pengetahuan seseorang diperoleh lewat sensasi dan abstraksi. Sensasi dalam hal ini adalah digunakannya panca indera manusia untuk menemukan pengetahuan bagi dirinya. Melalui panca inderanya maka manusia dapat menangkap berbagai macam objek riil di luar dirinya dan kemudian dilanjutkan dengan proses abstraksi, yaitu proses pengambilan kesan-kesan umum sehingga kesan ini kemudian disimpan dalam kesadaran seseorang (Sutono, 2013:4). Kajian Aksiologi Aspek aksiologis banyak berkaitan dengan bidang nilai. Pertanyaan-pertanyaan dasarnya adalah apakah nilai itu bersifat absolut ataukah justru bersifat relatif? Masalah nilai menjadi sangat penting dalam konteks filsafat pendidikan. Dalam pendidikan tidak hanya berbicara mengenai proses transfer pengetahuan, melainkan juga menyangkut penanaman nilai. Dalam kaitan dengan nilai, pandangan Realisme menyatakan bahwa nilai bersifat absolut, abadi namun tetap mengikuti hukum alam yang berlaku
8
Implikasi Filsafat Realisme dalam Pendidikan Realisme yang menekankan bahwa kemampuan dasar dalam proses pendidikan yang dialami lebih ditentukan perkembangannya oleh pendidikan atau lingkungan sekitar, karena empiri pada hakikatnya yang membentuk manusia. Dalam pandangan kaum Realis, pendidikan sebenarnya dimaksudkan sebagai kajian atau pembelajaran disiplin-disiplin keilmuan yang melaluinya kemudian kita mendapatkan definsi-definisi dan juga pengklasifikasiannya. Dalam mata ajar yang diberikan, kaum realis banyak menggunakan metode-metode yang memungkinkan siswa melakukan percobaan-percobaan sehingga pada gilirannya akan memperoleh pengetahuan.
9
Filsafat Pendidikan Materialisme Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi, bukan rohani, bukan spiritual, atau supranatural. Filsafat materialisme memandang bahwa materi lebih dahulu ada sedangkan ide atau pikiran timbul setelah melihat materi. Dengan kata lain materialisme mengakui bahwa materi menentukan ide, bukan ide menentukan materi. Contoh: karena meja atau kursi secara objektif ada, maka orang berpikir tentang meja dan kursi. Bisakah seseorang memikirkan meja atau kursi sebelum benda yang berbentuk meja dan kursi belum atau tidak ada.
10
Ciri-ciri filsafat materialisme; 1.Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi 2.Tidak meyakini adanya alam ghaib 3.Menjadikan panca-indera sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu 4.Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakkan hukum 5.Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlaq
11
Aliran materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme metafisik. Filsafat Materialisme Dialektika Materialisme dialektika adalah materialisme yang memandang segala sesuatu selalu berkembang sesuai dengan hukum-hukum dialektika: hukum saling hubungan dan perkembangan gejala-gejala yang berlaku secara objektif di dalam dunia semesta. Pikiran- pikiran materialisme dialektika inipun dapat kita jumpai dalam kehidupan misalnya, “bumi berputar terus, ada siang ada malam”, “habis gelap timbullah terang”, “patah tumbuh hilang berganti” dsb. Semua pikiran ini menunjukkan bahwa dunia dan kehidupan kita senantiasa berkembang. Filsafat Materialisme Metafisik Materialisme metafisik, yang memandang dunia secara sepotong-sepotong atau dikotak- kotak, tidak menyeluruh dan statis. Pikiran-pikiran materialisme metafisik ini misalnya: “sekali maling tetap maling”, memandang orang sudah ditakdirkan, tidak bisa berubah.
12
Implikasi Aliran Filsafat Materialisme untuk Pendidikan Priyanto (2016:6-7) Menurut Power (1982), implikasi aliran filsafat pendidikan materialisme, sebagai berikut: 1.Temanya yaitu manusia yang baik dan efisien dihasilkan dengan proses pendidikan terkontrol secara ilmiah dan seksama. 2.Tujuan pendidikan merupakan perubahan perilaku, mempersiapkan manusia sesuai dengan kapasitasnya, untuk tanggung jawab hidup sosial dan pribadi yang kompleks. 3.Isi kurikulum pendidikan yang mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan diorganisasi, selalu berhubungan dengan sasaran perilaku. 4.Metode, semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi (SR conditioning), operant condisioning, reinforcement, pelajaran berprogram dan kompetisi. 5.Kedudukan siswa tidak ada kebebasan, perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar, pelajaran sudah dirancang, siswa dipersiapkan untuk hidup, mereka dituntut untuk belajar. 6.Guru memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan, guru dapat mengukur kualitas dan karakter hasil belajar siswa.
13
THANK YOU
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.