Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Adolescent
2
Kelompok 3 Desy Wulandary Gusti Gina M. M. Rizky Amelia Nadia Septiana P.
3
MATERI KASUS
4
REMAJA Masa perkembangan setelah masa anak-anak dan menuju masa dewasa, yang meliputi perkembangan fisik, kognitif, emosi, sosial, moral, dan kesadaran beragama.
5
Remaja Pertengahan (15-18 Tahun) Remaja Akhir (18-21 Tahun)
Batasan Usia Remaja Remaja Pertengahan (15-18 Tahun) Remaja Awal (12-15 Tahun) Remaja Akhir (18-21 Tahun)
6
Pertumbuhan Perkembangan
Perubahan yang bisa diukur, dilihat atau diraba Biasanya menyangkut fisik (bentuk dan ukuran) Misalnya : pertumbuhan tinggi badan, mulai tumbuh kumis, Rangkaian perubahan fisik dan mental Bersifat perasaan, minat, dan perhatian termasuk perkembangan nilai-nilai Misalnya : perhatian terhadap lawan jenis, rasa benci, cinta, cemburu
7
Ciri Perkembangan Remaja
Menurut Hurlock, masa remaja : sebagai Periode yang Penting sebagai Periode Peralihan sebagai periode perubahan sebagai usia bermasalah sebagai masa mencari identitas sebagai usia yang menimbulkan ketakutan sebagai masa yang tidak realistik sebagai ambang masa dewasa
8
Tugas Perkembangan Masa Remaja
Mampu menerima keadaan fisiknya; Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa; Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis; Mencapai kemandirian emosional; Mencapai kemandirian ekonomi; Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat;
9
Tugas Perkembangan Masa Remaja
Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua; Mengembangkan perilaku tanggung jawab social yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa; Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan; Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
10
Perubahan Fisik Selama Masa remaja
Perubahan Eksternal Perubahan Internal
11
Perubahan Eksternal
12
Perubahan Internal Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot di perut dan dinding usus menjadi lebih tebal dan lebih kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang. Sistem Peredaran Darah Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17 atau 18, beratnya 12 kali lipat berat waktu lahir, panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah matang. Sistem Pernapasan Kapasitas paru-paru anak permpuan hampir matang pada usia 17 thun;
13
Perubahan Internal Sistem Endrokin
Kegiatan gonad yang meningkat pada masa puber menyebabkan ketidak seimbangan sementara dari seluruh sistem endokrin pada masa awal masa puber.Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa. Jaringan Tubuh Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18. Jaringan selain tulang terus berkembang sampai tulang mencapai ukuran matang, khususnya bagi perkembangan jaringan otot.
14
Mimpi Basah Proses: Testis memproduksi sperma tiap hari
Sperma ditampung Saat penuh terjadi ejakulasi Sengaja (masturbasi) Tidak sadar (mimpi basah) Proses:
15
Menstruasi
16
Perkembangan kognitif
teori Piaget menyimpulkan bahwa remaja merupakan suatu periode dimana seseorang mulai berfikir secara abstrak dan logis Berbagai penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang konsisten antara kemampuan kognitif anak-anak dan remaja. Dibandingkan anak-anak, remaja memiliki kemampuan lebih baik dalam berfikir hipotetis dan logis.
17
Perkembangan kognitif
1. Tahap awal operasional formal Pemikiran Abstrak Logika Metakognisi Penalaran hipotesis 2. Tahap akhir Operasional Formal Penalaran Hipotesis
18
6 Karakteristik Ketidakmatangan berpikir
Idealisme dan mudah mengkritik Sifat argumentatif Sulit untuk memutuskan sesuatu Kemunafikan yang tampak nyata, Kesadaran diri Keistimewaan dan kekuatan
19
Perubahan pemrosesan informasi pada remaja
Terdapat dua kategori perubahan pada kognisi remaja, yaitu: Perubahan struktural Perubahan fungsional Perkembangan bahasa Pada usia tahun, orang-orang pada umumnya menguasai sekitar 80,000 kata (Owens, 1996). Dengan munculnya pemikiran formal, remaja dapat mendefinisikan beberapa kata abstrak seperti cinta, keadilan, dan kebijaksanaan
20
Perkembangan Moral Remaja
Mitchell telah meringkaskan lima perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan oleh remaja yaitu: Pandangan moral individu semakin lama semakin abstrak dan kurang konkret Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah. Penilaian moral menjadi semakin kognitif dan berani mengambil keputusan terhadap berbagai masalah moral yang dihadapinya. Penilaian moral menjadi kurang egosentris. Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal
21
Ada tiga tugas pokok remaja dalam mencapai moralitas remaja dewasa, yaitu:
Mengganti konsep moral khusus dengan konsep moral umum Merumuskan konsep moral yang baru dikembangkan ke dalam kode moral sebagai kode prilaku Melakukan pengendalian terhadap perilaku sendiri.
22
ada 3 tahap perkembangan moral
Tahap Penalaran Prakonvensional (4 – 10 Tahun) Tahap Penalaran Konvensional (10 – 13 Tahun) Tahap Penalaran Pascakonvensional (Awal masa remaja) Menurut Kohlberg ada 3 tahap perkembangan moral
23
Faktor – faktor yang mempengaruhi
Kurangnya perhatian dan pendidikan agama oleh keluarga Gagal dalam studi/ pendidikan Peranan media massa Pengaruh lingkungan yang tidak baik Perkembangan teknologi modern Tekanan psikologi yang dialami remaja
24
Merasa malu bila sadar terhadap penilaian buruk kelompoknya
Dampak dari perkembangan moral yang dialami oleh remaja sebagai berikut : Mempunyai standar moral yang diakui dan diyakini dirinya dan kelompoknya Merasa bersalah bila menyadari perilakunya tidak sesuai dengan standar moral yang diyakininya Merasa malu bila sadar terhadap penilaian buruk kelompoknya
25
Perkembangan Emosi pada Masa Remaja
Bentuk-bentuk Emosi pada Masa Perkembangan Remaja menurut Ali, M & Ansori, M2004 a) Cinta kasih sayang b) Gembira dan bahagia c) Kemarahan dan Permusuhan d) Frustasi dan Dukacita
26
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja
Perubahan jasmani Perubahan pola interaksi dengan orang tua Perubahan interaksi dengan teman sebaya Perubahan pandangan luar
27
KEADAAN EMOSI PADA REMAJA
Ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar Meningginya emosi terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru Mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku & harapan sosial yang baru
28
Ungkapan emosi remaja Letak pola emosi remaja POLA EMOSI PADA REMAJA
Rangsangan yang membangkitkan emosi dan pengendalian latihan individu terhadap ungkapan emosi mereka Letak pola emosi remaja Menggerutu Tidak mau berbicara Dengan suara keras mengkritik orang-orang yang menyebabkan amarah Iri hati Mengeluh Menyesali diri sendiri Suka bekerja sambilan agar dapat memperoleh uang untuk membeli barang yang diinginkan Ungkapan emosi remaja
29
KEMATANGAN EMOSI Tidak meledakkan emosinya dihadapan orang lain, tetapi menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengngkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih diterima. Remaja mampu menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional Memberikan emosi yang stabil, tidak berubah dari satu emosi/suasana hati ke suasana hati yang lain.
30
Di lingkungan kurang kondusif
Perkembangan Emosi Di lingkungan kurang kondusif Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka mengganggu dan lain-lain. b. Lari dalam kenyataan (regresif) : suka melamun, pendiam, senang menyendiri, mengkonsumsi obat penenang, minuman keras atau obat terlarang.
31
Di lingkungan kondusif
Perkembangan Emosi Di lingkungan kondusif Adukasi (ketepatan) emosi : cinta, kasih sayang, simpati, altruis (senang menolong), respek (menghormati,menghargai), ramah, dll. Mengendalikan emosi : tidak mudah tesinggung, tidak agresif, wajar, optimistik, tdk meledak-ledak, menghadapi frustasi secara sehat dan bijaksana.
32
Perkembangan Sosial pada Masa Remaja
Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan untuk Memahami orang lain (social cognition) Menjalin persahabatan Memilih teman yang memiliki sifat dan kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya (hobi, minat, sikap, nilai-nilai dan kepribadiannya.
33
Perkembangan Sosial 4. Secara bertahap melepaskan ketergantungannya pada orang tua 5. Untuk mendapatkan rasa aman biasanya dengan cara membuat kelompok dengan teman sebaya, 6. Mulai tertarik untuk bergaul dengan lawan jenis secara individual. 7. Penyesuaian terhadap norma pergaulan dalam lingkungan
34
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi perkembangan sosial
KELUARGA KEMATANGAN ANAK STATUS SOSIAL EKONOMI PENDIDIKAN KAPASITAS MENTAL, EMOSI, DAN INTELEGENSI
35
Proses Sosialisasi Ada tiga proses sosialisasi yaitu: Belajar berprilaku yang dapat diterima secara sosial Memainkan peran yang dapat diterima Perkembangan sikap social
36
kelompok-kelompok sosial pada remaja:
1. Kelompok Chums 2. Kelompok Cliques 3. Kelompok Crowds 4. Kelompok yang diorganisir 5. Kelompok Gangs
37
Perkembangan kepribadian Remaja
Secara bertahap, dimulai dengan menemukan identitas atau jati dirinya Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Tindakan untuk menemukan identitas diri ini karena remja ingin diakui keberadaannya dalam lingkungannya, sehingga remaja melakukan berbagai cara untuk menunjukan eksistensinya.
38
Perkembangan kepribadian Remaja
Usaha-usaha agar kepribadian remaja menjadi matang antara lain: 1. Menentukan cita-cita yang realistik yang mungkin tercapai. 2. Belajar menilai kelebihan dan kekurangan diri. 3. Harus mempunyai konsep diri yang stabil. 4. Harus bisa menghargai hal-hal yang telah dicapai dan memperbaiki kekurangan.
39
kegagalan dalam mencapai kepribadian yang ideal.
Hal ini disebabkan karena: 1. Pola kepribadian yang sudah dibentuk sejak anak-anak yang sudah mulai stabil dan cenderung menetap. 2. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi konsep diri (inti dari pola kepribadian) sering tidak terkendali. Pengaruh konsep diri remaja dari : Usia Kematangan Penampilan Diri Nama dan Julukan Kepatutan Seks Hubungan Keluarga teman Sebaya Kreativitas Cita-cita
40
Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan memelihara identitas diri.Tindakan antisipasi remaja akhir adalah: Berusaha bersikap hati-hati dalam berperilaku dan menyikapi kelebihan dirinya Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang diidamkan Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap teman-temannya Mengembangkan sikap-sikap pribadinya
41
Personality Disorder Paranoid Personality Disorder Schizoid Personality Disorder Schizotypal Personality Disorder Histrionik Narcissistic Antisosial Borderline Avoidance DependentObsesive-Compulsive Passive-Agressive dan Self-Defeating
42
Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan memelihara identitas diri.Tindakan antisipasi remaja akhir adalah: Berusaha bersikap hati-hati dalam berperilaku dan menyikapi kelebihan dirinya Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang diidamkan Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap teman-temannya Mengembangkan sikap-sikap pribadinya
43
Perkembangan Kesadaran Beragama Masa Remaja
Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang. Bagaimana perkembangan spiritual ini terjadi pada psikologi remaja? Sesuai dengan perkembangannya kemampuan kritis psikologi remaja hingga menyoroti nilai-nilai agama dengan cermat. Mereka mulai membawa nilai-nilai agama ke dalam kalbu dan kehidupannya
44
Kasus 1 Sheyna dan Dunianya Kasus 2 Aku Tanpa Emosi
45
Gambaran kasus Sheyna dan Dunianya Nama : Sheyna Usia : 13 tahun Penderita Bipolar Disorder Beberapa kali mencoba bunuh diri karena depresi Riwayat sakit mental dikeluarga dari nenek (pihak ibu) dan bibi (pihak ayah) Kondisi keluarga : Orang tua overprotective dengan 2 kakak laki-laki yang pembangkang. Kondisi keluarga tidak kondusif karena sering terjadi pertengkaran.
46
Gambaran kasus Sheyna dan Dunianya Sheyna insomnia sejak usia 10 tahun. Senang menyendiri di kamar. Kamar Sheyna rapi dan dindingnya dipenuh papernote tentang ide-idenya mengenai dorongan seksual dan spritualitas. Sheyna tertarik dengan politik dan memiliki pemikiran tersendiri tentang politik Ia percaya bahwa dirinya merupakan reinkarnasi dari seorang politikus Romawi di masa lalu.
47
Analisa Kasus Sheyna dan Dunianya
Bipolar Disorder yang diderita Sheyna merupakan masalah yang perlu penanganan hingga seumur hidup. Menurut Meilissa Meiguez dkk dalam jurnalnya Screening for bipolar disorder in adolescents with the Mood Disorder Questionnaire–Adolescent version (MDQ-A) and the Child Bipolar Questionnaire (CBQ) menyatakan bahwa Kemungkinan terjadinya gangguan bipolar (BD) pada usia muda sekarang telah diakui, dengan onset antara usia 15 dan 19 seperti yang telah ditunjukkan dalam ulasan pada awal prodrome dan pengakuan dari BD. 5,6 antara 15% dan 28% dan 50% dan 66% dari orang dewasa dengan BD dilaporkan usia onset sebelum 13 dan 19 tahun
48
Analisa Kasus Sheyna dan Dunianya Penelitian ini adalah salah satu beberapa penelitian yang berfokus pada deteksi dini BD kalangan remaja dalam pengaturan klinis. remaja pada risiko mengembangkan BD awalnya sering hadir dengan depresi atau psychopathologi non-spesifik lainnya. Secara fisiologis, salah satu faktor utama penyebab seseorang mengidap BD adalah karena terganggunya keseimbangan cairan kimia utama di dalam otak seperti hormon norepinephrin, dopamine, dan serotonine. Ada pula Central Nervous System (CNS) dam hypothalamus-pituitary-adrenal (HPA)
49
Analisa Kasus Sheyna dan Dunianya Sementara itu, secara psikologis, seseorang yang mengalami banyak tekanan dari dalam maupun luar dirinya akan dapat mengalami disstres berkepanjangan. Apabila tidak ditambah dengan strategi pemecahan masalah (coping) yang memadai, maka ia pun dapat menderita BD. Pola asuh orangtua yang neglectful dan abusive juga mempengaruhi perkembangan anak, di mana anak berkemungkinan untuk mengalami depresi yang disebabkan oleh stress.
50
Analisa Kasus Sheyna dan Dunianya Cara terbaik untuk memberikan treatment kepada Sheyna adalah dengan memberikan pengobatan medis yang tepat Misalnya, mengkombinasikan pemberian obat antipsychotic (seperti: Seroquel) dan mood-stabilizer (seperti: Lithium),
51
Analisa Kasus Sheyna dan Dunianya Selain pengobatan medis juga harus ditambah psikoterapi seperti: terapi regulasi emosi, anger management untuk membantu Sheyna dalam mengatasi mania dan depresi yang muncul di dirinya
52
Gambaran kasus Aku Tanpa Emosi Nama : CD Usia : 15 tahun Usia 6 tahu menderita gangguan TIC Usia 14 tahun mulai merasakan gejala. Ibunya memiliki sejarah yang sama dengan gejala yang memerlukan pemeriksaan medis. CD mengeluh mengalami kesulitan mengingat suatu kesan yang sesuai di situasi umum. CD kehilangan emosinya. Penyakit : Psychasthenia
53
Analisis Kasus Aku Tanpa Emosi Psychasthenia adalah gangguan psikologis yang ditandai dengan fobia, obsesi, kompulsi, atau kecemasan berlebihan. Psychasthenia : gangguan neurotik Psychasthenia mirip dengan gangguan obsesif-kompulsif namun bukan konsep asli dari pengurangan tonus psikologis.
54
Analisis Kasus Aku Tanpa Emosi
Kondisi CD lebih mirip dengan obsesif kompulsif, meskipun ia memiliki karakteristik selain neurosis umum. Objek berpikir kompulsif bervariasi, dan tidak ada dicatat perilaku atau tindakan mental untuk menetralisir nya pemikiran kompulsif. Mereka mengatakan bahwa itu sulit untuk mempertahankan fungsi psikologisnya. mereka harus mengambil perhatian kompulsif mereka. Perbedaan yang paling karakteristik dengan skizofrenia adalah bahwa mereka memiliki rasa kenyataan, setidaknya secara lahiriah..
55
Analisis Kasus Aku Tanpa Emosi Seorang pasien dengan psychasthenia lebih suka untuk menarik diri dari teman-temannya dan tidak terkena situasi di mana kompleks abnormal kuat yang mampu merampas pikiran, memori, dan ketenangan. Pasien dengan psychasthenia kurang percaya diri dan rentan terhadap pikiran obsesif, tidak berdasar ketakutan, pengawasan diri, dan kebingungan.
56
Analisis Kasus Aku Tanpa Emosi
Ketika ia mengunjungi rumah sakit, ia mengatakan bahwa ia merasa bahwa otaknya lelah dan diperketat. Ketika ia merasakan ini , ia tidak dapat bertindak secara alami. Dia memiliki pemikiran kompulsif dalam berbagai situasi. Dia terobsesi dengan pernapasan, makan, berjalan secara alami, dan berbicara lancar. Dia mendorong dirinya untuk bertindak secara alami, tetapi hal itu tidak bekerja. Dia melakukan apa yang ingin ia katakan lebih dan lebih dari berpura-pura menjadi alami .
57
Analisis Kasus Aku Tanpa Emosi
CD disajikan dengan suasana hati yang depresif (CDI 27) dan pikiran obsesif (Y - BOCS 27). Di Laboratorium skrining hitung darah lengkap ( CBC ) hasil yang ditemukan tidak signifikan. Gejala psikotik mereda (CDI 14) dalam waktu 20 hari setelah ia memulai kembali terapi obat antidepresan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien dengan psychasthenia mengeluh mengenai penurunan yang terjadi karena pengurangan ketegangan psikologis atau upaya untuk memulihkan pengurangan ketegangan
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.